You are on page 1of 7

Laporan Patient Encounter

BLOK 13 PREGNANCY AND BIRTH

disusun oleh :

Arinda Calvine Santoso 0907101010038 A-10

PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH 2010

LAPORAN PERSONAL 1. LAPORAN KASUS Identitas Pasien Nama Umur : Anita Sri Alfina : 28 tahun

Pekerjaan : Perawat Alamat i. : Tungkop

Riwayat Kehamilan Sekarang (Status Obstetri) Riwayat Haid : Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) Usia Kehamilan Taksiran Tanggal Persalinan Identifikasi Kehamilan : : 10 Januari 2011 : 33 minggu : 17 Oktober 2011

Keluhan Umum : ada cairan yang sering merembes dari liang kemaluan pasien seminggu terakhir. Cairan berbau. Pasien sempat jatuh dari motor 2 hari sebelum cairan itu keluar. Pasien masih merasakan gerakan dari bayi yang kuat ketika datang.Tidak ada nyeri yang dirasakan pasien. Pasien juga tidak mengalami demam. Tidak ada perdarahan. Hasil pemeriksaan darah dan urin Hb 9, 4 gr %, ph 7. ii. Riwayat Persalinan yang Dulu I. Lahir prematur, pervaginam, 7 bulan. Pasien mengaku kerja terlalu berat, 2 hari berikutnya ketuban pecah dan 2 jam kemudian melahirkan. Berat bayi 1700 gr. II. Lahir Prematur, 7 bulan, pervaginam, pasien mengaku ketuban di pecahkan oleh bidan, sebelumnya ada sakit pinggang, berat bayi 1600 gr.

iii.

Penyakit-Penyakit yang Pernah Dialami Hipertensi (-), DM (-)

iv.

Riwayat ANC Pasien Pasien memeriksakan kehamilannya setiap bulan pada bidan, dan selama kehamilan terakhir sudah 3 kali ke puskesmas.

v.

Hasil Pemeriksaan Fisik Keadaan umum : terlihat sehat, pucat (-) Vital Sign TB BB Kepala LEOPOLD I. II. III. IV. TFU : 23 cm Bagian terbesar tahanan janin (punggung janin di kiri) Bagian terbawah janin kepala Masuknya bagian terbawah janin ke Pintu Atas Panggul (PAP) 2/5 bagian : TD 130/90 mmHg, N 102x menit : 150 cm : 51 kg : conjunctiva (-/-) edema palpebra (-/-)

vi.

Masalah-Masalah Kehamilan yang Dialami Pasien Keterlambatan pemeriksaan setelah mengalami pecah ketuban. Pasien juga mempunyai riwayat persalinan prematur.

vii.

Keterkaitan Hasil Observasi dengan Masalah Pasien Pasien mengalami ketuban pecah dini. Jika pasien tidak terlambat melakukan pemeriksaan kemungkinan untuk persalinan di pertahankan sampai waktu aterm masih bisa mungkin di lakukan. Namun karena pasien terlambat melakukan pemeriksaan, di duga pasien sudah mengalami infeksi, karena ph urin yang ditemukan juga sudah mencapai nilai 7.

2. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Pengertian Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda mulai persalinan dan ditunggu satu jam sebelum terjadi inpartu. Ketuban pecah dini merupakan pecahnya selaput janin sebelum proses persalinan dimulai. 1. 2. KPD saat preterm (KPDP) adalah KPD pada usia <37 minggu KPD memanjang merupakan KPD selama >24 jam yang berhubungan

dengan peningkatan risiko infeksi intra-amnion Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intra uterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan mambran disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina serviks. (Sarwono Prawiroharjo, 2002) Ketuban pecah dini atau sponkaneous/ early/ premature rupture of the membrane (PROM) adalah pecahnya ketuban sebsalum partu : yaitu bila pembukaan pada primigravida dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm. (Rustam Mochtar 1998)

Etiologi Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks. Selain itu ketuban pecah dini merupakan masalah kontroversi obstetri. Penyebab lainnya adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Serviks inkompeten. Ketegangan rahim berlebihan : kehamilan ganda, hidramion. Kelainan letak janin dan rahim : letak sungsang, letak lintang. Kemungkinan kesempitan panggul : bagian terendah belum masuk PAP

(sepalo pelvic disproporsi).

5.

Infeksi yang menyebabkan terjadinya biomekanik pada selaput ketuban

dalam bentuk preteolitik sel sehingga memudahkan ketuban pecah. (Amnionitis/ Korioamnionitis). 6. Faktor keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin C rendah, kelainan

genetik) 7. laten a. b. Makin panjang fase laten, makin tinggi kemungkinan infeksi Makin muda kehamilan, makin sulit upaya pemecahannya tanpa Masa interval sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi disebut fase

menimbulkan morbiditas janin

Patofisiologi Banyak teori, mulai dari defect kromosom kelainan kolagen, sampai infeksi. Pada sebagian besar kasus ternyata berhubungan dengan infeksi (sampai 65%) High virulensi : Bacteroides Low virulensi : Lactobacillus Kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibroblast, jaringa retikuler korion dan trofoblas. Sintesis maupun degradasi jaringan kolagen dikontrol oleh system aktifitas dan inhibisi interleukin -1 (iL-1) dan prostaglandin. Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan aktifitas iL-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimerasi kolagen pada selaput korion/ amnion, menyebabkan ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan.

Komplikasi ketuban pecah dini 1. 2. 3. 4. Infeksi intrapartum (korioamnionitis) Persalinan preterm, jika terjadi pada usia kehamilan preterm Prolaps tali pusat Oligohidramnion

Pemeriksaan Diagnostik a. Ultrasonografi Ultrasonografi dapat mengindentifikasikan kehamilan ganda, anormaly janin atau melokalisasi kantong cairan amnion pada amniosintesis. b. Amniosintesis Cairan amnion dapat dikirim ke laboratorium untuk evaluasi kematangan paru janin. c. Pemantauan janin Membantu dalam mengevaluasi janin d. Protein C-reaktif Peningkatan protein C-reaktif serum menunjukkan peringatan korioamnionitis

Penatalaksanaan Perlu dilakukan pertimbangan tentang tata laksana yang paling tinggi mencapai well born baby dan well health mother. Masalah berat dalam menghadapi ketuban pecah dini adalah apabila kehamilan kurang dari 26 minggu karena untuk mempertahankannya memerlukan waktu lama. Bila berat janin sudah mencapai 2000 gram, induksi dapat dipertimbangkan. Kegagalan induksi disertai dengan infeksi yang diikuti histerektomi. Selain itu, dapat dilakukan pemberian kortikosteroid dengan

pertimbangan. Tindakan ini akan menambah reseptor pematangan paru, meningkatnya maturitas paru janin. Pemberian betametason 12 minggu dilakukan dengan interval 24 jam dan 12 minggu tambahan, maksimum dosis 24 minggu, masa kerjanya sekitar 2-3 hari. Bila janin setelah satu minggu belum lahir, pemberian berakortison dapat diulang lagi. Indikasi melakukan pada ketuban pecah dini adalah sebagai berikut : 1. Pertiimbangan waktu dan berat janin dalam rahim. Pertimbangan waktu

apakah 6, 12, atau 24 jam. Berat janin sebaiknya lebih dari 2000 gram.

2.

Terdapat tanda infeksi intra uteri. Suhu meningkat lebih dari 38c, dengan per rektal. Terdapat tanda infeksi melalui hasil pemeriksaan

pengukuran

laboratorium dan pemeriksaan kultur air ketuban.

DAFTAR PUSTAKA

3. EVALUASI a. Hal-hal Positif dan Menyenangkan yang Didapatkan Selama Kunjungan Banyak mendapatkan pelajaran langsung dari perawat yang ada di puskesmas, dan mendapatkan kasus yang pernah di pelajari. Banyak pasien yang datang memeriksakan kehamilan, sehingga setiap kelompok mendapatkan 1 pasien.

b.

Hal-hal Negatif Selama Kunjungan Pasien tidak mau dilakukan pemeriksaan oleh mahasiswa laki-laki, sehingga mahasiswa laki-laki hanya bisa melakukan anamnesa, tapi tidak bisa melakukan pemeriksaan Leopold pada pasien.

You might also like