You are on page 1of 5

Hindawi Publishing Corporation International Journal of OtolaryngologyVolume2009, Article ID 396523, 4 pagesdoi:10.

1155/2009/396523G Efektifitas dari program penurunan berat badan konservatif dalam managemen jangka panjang dari obstruksi kronis jalan nafas atas

Ryan C. Case and John Schweinfurth Department of Otolaryngology, The University of Mississippi Medical Center, Jackson, MS 39216, USA Correspondence should be addressed to John Schweinfurth, jschweinfurth@ent.umsmed.edu Received 18 September 2008; Revised 21 May 2009; Accepted 30 June 2009 Recommended by Charles Monroe Myer

ABSTRAK Tujuan Obesitas merupakan kontribusi yang signifikan untuk kebutuhan oksigen dan obstruksi jalan napas . Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan keberhasilan tindakan konservatif dalam mengatasi obstruksi saluran nafas atas dengan penurunan berat badan. Metode Dengan mengikutkan pasien dengan obstruksi lesi sekunder dan sleep apnea .Dengan

menyediakan konseling, dan memulaI program penurunan berat badan. Hasil pengurangan terlihat pada BMI dan penurunan berat badan. Hasil Dari empat belas pasien, sepuluh yang bergantung pada trakeostomi tetap dan empat memiliki lesi tinggi dengan potensi untuk perbaikan kebutuhan oksigen dan jalan napas dinamis dengan penurunan berat badan. Periode rata-rata tindak lanjut adalah 25 bulan. Perubahan berarti di BMI adalah peningkatan sebesar 1,4 kg/m2 per pasien. Kesimpulan

SYARIFAH ISRA (1102007272)

Page 1

Hindawi Publishing Corporation International Journal of OtolaryngologyVolume2009, Article ID 396523, 4 pagesdoi:10.1155/2009/396523G Perhitungan konservatif saja tidak efetikf dalam mencapai penurunan berat badan di studi populasi. Ini merupakan hubungan dengan komorbid dan kompliasi kemiskinan. Dan janji dekanulasi merupakan insufisiensi motivator independent untuk penguranga berat badan di studi ini.walaupunsecara teori keuntungan dari penurunan berat badan mendukung rekomendasi berkelanjutan,rerata sukses jangka panjang dari perhitungan konservatifnya rendah. Lebih agresif intervensi fasilitasi termasuk farmakoterapi dan operasi bariatric bisa dipikirkan awal-awal pada alur pengobatan komplikasi penyakit jalan nafasoleh obesitas.

1.Pengenalan Manfaat penurunan berat badan pada pasien obesitas pada dasarnya mempengaruhi setiap

sistem tubuh, khususnya jangka panjang. Banyak manfaat seperti menurunkan tekanan darah, mengontrol lemak dan mengontrol glukosa . Tapi kebanyakan pasien tidak merasakan efeknya dalam jangka pendek sehingga kembali ke pola hidup sebelumnya. Penelitian telah menunjukkan bahwa penurunan berat badan pada pasien obesitas dengan jalan gangguan jalan nafas dapat mengurangi dispnea. Hubungan antara obesitas dan pernafasan kronis penyakit ini menjadi lebih nyata. Kelebihan berat badan memberikan kontribusi obstruksi jalan napas bagian atas baik melalui peningkatan massa faring, penyempitan saluran napas atas, dan peningkatan kerja pernapasan dan kebutuhan oksigen. Obesitas dapat meningkatkan kebutuhan oksigen selama berolahraga. Studi terbaru menunjukkan bahwa obesitas juga meningkatkan kebutuhan oksigen saat istirahat . Mekanisme ini dikarenakan meningkatnya beban sirkulasi yang ditimbulkan oleh jaringan adiposa yang berlebih. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa penurunan berat badan dapat memperbaiki gejala pada pasien dengan penyakit pernapasan. Pasien dengan obstruksi jalan nafas , mengakibatkan penurunan kebutuhan oksigen sistemik. Penurunan berat badan yang efektif sulit untuk banyak pasien. Aspek sosial dan psikologis pasien yang

berpengaruh sehingga pasen tidak mampu mencapai berat badannya dalam jangka panjang. Tidak ada studi yang menentukan apakah kehilangan berat badan dapat memperbaiki gejala pernapasan obstruksi jalan napas. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apa benar menghilangkan obesitas dapat menurunkan gejala obstruksi saluran nafas atas.
SYARIFAH ISRA (1102007272) Page 2

Hindawi Publishing Corporation International Journal of OtolaryngologyVolume2009, Article ID 396523, 4 pagesdoi:10.1155/2009/396523G

2.Methods Dari tinjauan Kelembagaan persetujuan dewan diperoleh pasien dengan BMI lebih besar 30 dari normal dengan obstruksi jalan napas yang saat ini membutuhkan trakeostomi dipilih untuk penelitian. Pasien obesitas dengan penyakit saluran napasmenerima tindak lanjut untuk pengukuran berat badan serta diberikan pendidikan arahan untuk konseling. Asosiasi Diabetes Amerika pedoman rekomendasi diet terdiri dari 1500 kkal untuk wanita dan 1800 kkal untuk pria termasuk rendah lemak dan mengontrol porsi. Pasien diberi sebuah latihan yang mencakup minimal 10 menit aktivitas berat setiap hari. Pasien dengan obstruksi jalan napas disebabkan kelumpuhan pita suara dan Stenosis subglottic

menerima intervensi bedah.Pasien diikuti secara berkala . Data yang tercatat untuk setiap pasien termasuk usia, jenis kelamin, BMI pada saat trakeostomi, alasan untuk trakeostomi, dan perubahan di BMI pada saat awal dan akhir penelitian. BMI dibandingkan untuk menganalisis statistik menggunakan t-test. Calon decannulation yang digabung ke # 4 Shiley (Tyco Inc, Pleasanton, California, Amerika Serikat), dan menjalani uji coba selama 14 hari capping sebelum tabung trakeostomi dilepas. 3.Hasil Sebanyak 15 orng, 5 laki-laki dan 10 perempuan, direkrut untuk penelitian, dimana 13 memiliki data yang cukup tersedia untuk penelitian. Usia pasien berkisar 26 - 58 tahun, dengan usia ratarata 44,5 tahun. Tidak boleh ada pasien diabetes mellitus tergantung insulin,retensi cairan kardiogenik, atau insufisiensi ginjal. Para pasien diikuti rata rata-rata 25 bulan, dengan standar 6 sampai 48 bulan. Rata-rata duri awal BMI ntuk kelompok penelitian adalah 43 kg/m2 - 44,4 kg/m2 terjadi penurunan 1,4 kg/m2. Penurunan berat badan yang signifikan 5% selama tiga puluh hari hanya dua pasien mengalami penurunan berat badan yang signifikan. Penyebeb sekunder adalah penyakit pencernaan. 4.Diskusi Obesitas mempengaruhi kelainan pada pernafasan. Jika terjadi peningkatan massa dalam tubuh
SYARIFAH ISRA (1102007272) Page 3

Hindawi Publishing Corporation International Journal of OtolaryngologyVolume2009, Article ID 396523, 4 pagesdoi:10.1155/2009/396523G akan menyebebkan obstruksi saluran nafas (sleep apnea) pada pasien dengan stenosis jalan nafas .Penurunan dinding dada akan memberikan tekanan negative pada respirasi. Obesitas dapat menurunkan fungsi kapasitas residu dan volume ekspirasi. Jaringanadiposa sangat berperan pada proses metabolism dan juga memiliki efek sistemik dan komplikasi ke penyakit kronis berupa diabetes mellitus, hipertensi dan dislipidemia. Juga akan mengekserbasi penyakit pernafasan dan menghasilkan mediator inflamasi. Obesitas berpengaruh pada hiperresponsif bronchial dan eksaserbasi pada refluks gastro esophageal dan factor resiko asma . Jaringan adipose berlebih berpengaruh terhadap metabolism dan menyebabkan penyakit respirasi. Obesitas membutuhkan oksigen perifer yang tinggi.

Peningkatan oksigen diimbangi oleh aktivitas metabolism dan sel adipose. O2 dari otot skelet dalam olahraga menghasilkan ambang batas anaerob yang rendah. Adipose berlebih menyebabkan peningkatan kerja system muskuluoskeletal. Maniscalco mengklasifikasikan peningkatan performance pada pasien obesitas dengan bedah bariatric. Dapat meningkatkan efek sinergis system otot. Pada pasien dilakukan penelitian terdapat disfungsi jalan nafas harus dilakukan trakheostomi. Obesitas dapat menurunkan komplien dinding dada, meningkatkan kebutuhan oksigen dan meningkatkan metabolism

5.Kesimpulan Banyak tantangan bagi dokter dan pasien obesitas karena banyaknya penyakit dan pengobatan yang sulit. Keterbatasan sosial dan ekonomi juga dapat mempersulit penurunan berat badan, dan bahkan ketika pasien memiliki semua sumber daya yang tersedia dalam jangka panjang hasilnya masih sulit untuk dicapai. Pada akhirnya, membuktikan sulit bagi obat untuk mengatasi penyakit yang etiologi lebih kultural dari pada fisiologis. Oleh karena itu, perlunya pencegahan terjadinya kelebihan berat badan untuk mencegah terjadinya sumbatan jalan nafas.

SYARIFAH ISRA (1102007272)

Page 4

Hindawi Publishing Corporation International Journal of OtolaryngologyVolume2009, Article ID 396523, 4 pagesdoi:10.1155/2009/396523G Referensi

1. R. Weinsier, G. Hunter, P. Zuckerman, et al., Energy expenditure and free-living physical activity in black and white women: comparison before and after weight loss, American Journal of Clinical Nutrition, vol. 71, pp. 11381146, 2000. 2. M. Maniscalco, A. Zedda, C. Giardiello, et al., Effect ofbariatric surgery on the sixminute walk test in severe uncomplicated obesity, Obesity Surgery, vol. 16, no. 7, pp. 836841, 2006. 3. S. Guerra, D. L. Sherrill, A. Bobadilla, et al., The relation ofbody mass index to asthma, chronic bronchitis, and emphysema,Chest, vol. 122, no. 4, pp. 12561263, 2002. 4. M. Poulain, M. Doucet, G. C. Major, et al., The effect of obesity on chronic respiratory diseases: pathophysiology and therapeutic strategies, Canadian Medical Association Journal,vol. 174, no. 9, pp. 12931299, 2006. 5. A. Salvadori, P. Fanari, M. Fontana, et al., Oxygen uptake and cardiac performance in obese and normal subjects during exercise, Respiration, vol. 66, no. 1, pp. 2533, 1999. 6. J. P. Kress, A. S. Pohlman, J. Alverdy, and J. B. Hall, The impact of morbid obesity on oxygen cost of breathing at rest, American 4 International Journal of Otolaryngology Journal of Respiratory and Critical Care Medicine, vol. 160, no.3, pp. 883886, 1999. 7. T. Christiansen, J. M. Bruun, E. L. Madsen, and B. Richelsen,Weight loss maintenance in severely obese adults after an intensive lifestyle intervention: 2- to 4-year follow-up, Obesity,vol. 15, no. 2, pp. 413420, 2007. 8. L. Busetto, G. Enzi, M. Inelmen, et al., Obstructive sleep apnea syndrome in morbid obesity: effects of intragastric balloon,Chest, vol. 128, no. 2, pp. 618623, 2005.

SYARIFAH ISRA (1102007272)

Page 5

You might also like