You are on page 1of 38

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan sistem akuntansi penjualan dalam siklus pendapatan pada PT.

Mutifa-Industri Farmasi Medan dan untuk mengetahui penerapan sistem akuntansi penjualan dalam siklus pendapatan yang ada pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan sudah efektif sehingga mendukung pengendalian intern penjualan. Penelitian ini dilaksanakan dengan Metode deskriptif analisis melalui pendekatan studi kasus yaitu metode yang memberikan gambaran secara sistematis dan akurat mengenai fakta,sifat dan hubungan antar fenomena yang diteliti dalam perusahaan. Teknik pengeumpulan data dilakukan untuk mencapai tujuan adalah melakukan penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Penelitian lapangan diperoleh dengan kuesioner, wawancara, observasi. Sedangkan penelitian kepustakaan diperoleh dari literatur dan buku-buku yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Hasil penelitian diperoleh, 1) Sistem informasi akuntansi dalam siklus pendapatan yang diterapkan pada perusahaan dilaksanakan secara komputerisasi; 2) Sistem informasi akuntansi dalam siklus pendapatan yang diterapkan perusahaan sebagian besar sudah tepat dan efektif karena sudah sesuai dengan teori sehingga dapat mendukung pengendalian intern penjualan dan penerimaan kas; dan 3) Pengendalian intern penjualan dan penerimaan kas pada perusahaan sudah cukup efektif karena telah terdapat empat unsur pengendalian intern dalam perusahaan. Kata Kunci: Penjualan Tunai, Penjualan Kredit, Sistem Pengendalian Intern Universitas Sumatera Utara6 ABSTRACT This Research aim to know applying of sale accounting system in earnings cycle at PT. Mutifa-Industri Farmasi Field and to know applying of sale accounting system in earnings cycle exist in PT. Mutifa-Industri Farmasi Field have effective so that support sale internal control This research is executed with analitis descriptive method.Analyze Descriptive method as activity covering data collecting in order to testing or replying question which is concerning situation when which is medium walk from fundamental a research. used by Data type that is primary data and secondary data. Technique data collecting use interview technique, bibliography technique, and observation technique. Result of research obtained 1) Accountancy information system in earnings cycle and cash inflow from applied by receivable at company executed computerized 2) Accountancy information system in earnings cycle and cash inflow from applied by receivable is company mostly have precisely and effective because have as according to theory so that can support sale internal control and cash inflow; and 3) Sale internal control and cash inflow at company have effective enough because have there are four internal control element in company Keyword: Cash Sale, Credit Sales, System Internal Control

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini dunia usaha dihadapkan pada situasi atau kondisi persaingan yang semakin ketat yang menuntut perusahaan untuk menjalankan usahanya dengan lebih efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan. Sebagian besar perusahaan menetapkan persoalan laba sebagai tujuan perusahaan, untuk dapat mencapai tujuan tersebut manajemen perusahaan harus dapat mengkoordinir secara rasional sumber-sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Sejalan dengan tingginya tingkat persaingan, perkembangan perekonomian dan kemajuan teknologi maka, peranan informasi menjadi sangat penting demi kemajuan perusahaan. Informasi yang cepat, akurat dan berdaya guna merupakan sarana bagi pihak manajemen dalam mengelola perusahaan dan sebagai pelaporan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Guna mendapatkan informasi ini diperlukan suatu sistem akuntansi berupa formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengelola data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis. Sistem akuntansi yang efektif memerlukan persetujuan dan dukungan dari semua tingkat manajemen. Untuk itu diperlukan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab agar efisiensi dapat tercapai dan tentunya dengan sistem akuntansi yang efektif dan akan memperkuat struktur pengendalian intern atas harta, hutang, modal, pendapatan dan beban perusahaan. 1 Universitas Sumatera Utara14 Perusahaan yang pendapatan utamanya berasal dari penjualan barang dagangan, maka antara fungsi penjualan dan fungsi akuntansi harus tercipta suatu hubungan yang saling mendukung untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan melalui catatan akuntansi. Penjualan yang dapat dilakukan oleh perusahaan terdiri dari penjualan tunai dan penjualan kredit biasanya karena persaingan yang ketat antara perusahaan baik yang sejenis maupun tidak sejenis akibat adanya keterbatasan pasar mengkondisikan perusahaan untuk menjual barang dagangannya secara kredit, hal ini berakibat timbulnya resiko seperti tidak tertagihnya piutang yang berarti kerugian bagi perusahaan. Sistem penjualan kredit yang baik memungkinkan pengendalian terhadap pemberian kredit kepada pelangggan dan menghindarkan terjadi kesimpangsiuran tugas, wewenang, dan tangggung jawab. Selain penjualan kredit penjualan juga dilakukan secara tunai, dimana melalui penjualan ini diperoleh kas secara cepat. Kas merupakan alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan besar nilai nominalnya untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Agar seluruh penjualan dan penerimaan kas dapat dicatat secara wajar maka diperlukan sistem akuntansi penjualan baik penjualan tunai, kredit maupun sistem akuntansi penerimaan kas, serta semua bidang yang terlibat dalam kegiatan penjualan dan penerimaan kas, sehingga perusahaan sedapat mungkin terhindar dari penyelewengan dan kesimpangsiuran operasinya. Objek penelitian dalam menyusun skripsi ini adalah PT. Mutifa-Industri Farmasi yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi dan distributor penjualan obat. Penjualan yang dilakukan PT. Mutifa-Industri Farmasi Universitas Sumatera Utara15 terdiri dari dari penjualan tunai dan kredit. Berdasarkan penelitian awal, ditemukan permasalahan yang berhubungan dengan sistem akuntansi penjualan, dalam sebuah siklus pendapatan tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya yang meliputi pengesahan transaksi yang meliputi kebijakan retur, pemisahan tugas yang memastikan bahwa tidak ada satu orang atau departemen yang melakukan semua proses secara keseluruhan, catatan akuntansi yang meliputi penomoran dokumen sumber, pengelompokan transaksi ke dalam jurnal khusus serta

pengendalian akses dan verifikasi independen yang belum memadai. Berdasarkan dari uraian di atas jelaslah bahwa proses siklus pendapatan dalam sistem akuntansi penjualan mempunyai keterkaitan yang erat. Dengan alasan ini penulis tertarik untuk mengadakan penulisan dalam bentuk skripsi dengan judul Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan pada PT MutifaIndustri Farmasi Medan. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa sistem akuntansi yang memadai perlu diterapkan khususnya pada siklus pendapatan. Untuk lebih memperjelas permasalahan sebagai dasar penyusunan skripsi ini, penulis merumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu : 1. Bagaimanakah pelaksanaan sistem informasi akuntansi penjualan dalam siklus pendapatan yang diterapkan pada PT.Mutifa-Industri Farmasi Medan? Universitas Sumatera Utara16 2. Apakah peranan sistem informasi akuntansi penjualan ada dalam PT.Mutifa-Industri Farmasi Medan sudah dilaksanakan secara efektif sehingga mendukung pencapaian pengendalian intern penjualan? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini dilaksanakan adalah : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan sistem informasi akuntansi penjualan dalam siklus pendapatan pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan. 2. Untuk mengetahui sistem informasi akuntansi penjualan dalam siklus pendapatan telah mampu menyajikan informasi yang dibutuhkan manajemen perusahaan sehingga mendukung pencapaian pengendalian intern. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk memperoleh pengetahuan lebih luas mengenai sistem informasi akuntansi penjualan dalam siklus pendapatan. 2. Bagi PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi perusahaan mengenai kelebihan dan kelemahan penerapan sistem informasi akuntansi penjualan dalam siklus pendapatan. Universitas Sumatera Utara17 E. Kerangka Konseptual PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan SUB SISTEM PENJUALAN TUNAI SUB SISTEM PENJUALAN KREDIT Gambar 1.1 Kerangka Konseptual SISTEM PENGENDALIAN INTERN Perusahaan menghasilkan pendapatan melalui aktivitas formal berupa siklus pendapatan. Siklus pendapatan dibagi menjadi dua subsistem yaitu sub sistem penjualan kredit dan sub sistem penjualan tunai. Sebagian besar organisasi menggunakan teknologi komputer dalam bentuk yang

berbeda satu sama lainnya dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut dan merupakan keharusan mempelajari secara manual terlebih dahulu sebelum mempelajari sistem yang berbasis komputer. Banyak organisasi yang mempunyai beberapa operasi yang masih dilakukan secara manual seperti fungsi penjualan, pergudangan dan pengiriman. Universitas Sumatera Utara18 Informasi yang diperlukan dapat menyebabkan terjadinya dan mendukung tugas-tugas yang pada dasarnya tidak bergantung pada teknologi yang mendasari sistem informasi. PT.Mutifa-Industri Farmasi Medan merupakan salah satu perusahaan yang berkembang mengikuti permintaan pasar, dimana perusahaan mencoba melakukan penerapan metode bisnis yang mengikuti permintaan kepuasaan pelanggan. Dalam hal ini perusahaan selalu mencoba mengikuti perkembangan dunia usaha khususnya dalam dunia farmasi. PT.Mutifa-Industri Farmasi Medan selalu mencoba menyajikan informasi yang akurat dalam menunjang pelayanan kepada masyarakat dunia farmasi. Berkat kerja keras dan dan metode yang selalu mengedepankan mutu dan pelayanan, maka perusahaan ini dapat berkembang mengikuti pangsa pasar yang selalu menginginkan perubahan dan menyajikan informasi yang akurat. Demikian halnya dalam mengolah data transaksi perusahaan menggunakan sistem yang dapat membantu meningkatkan penjualan dan penerimaan kas dalam kegiatan perusahaan. Dalam penulisan skripsi ini, penulis memilih kegiatan penjualan dengan alasan kegiatan ini merupakan sumber utama yang mengidupi perusahaan. Pengelolaan sistem penjualan tidak saja menyebabkan tercapainya sasaran penjualan tetapi juga mempengaruhi pendapatan yang seharusnya diterima perusahaan. Berdasarkan hasil pemikiran diatas, penulis menyimpulkan Hipotesis sebagai berikut : Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Dan Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Akuntansi a. Akuntansi Akuntansi merupakan bahasa dari bisnis sehingga setiap perusahaan menerapkannya sebagai alat komunikasi bisnis bagi pihak luar ( ekstern ) maupun pihak intern perusahaan. Secara klasik, akuntansi merupakan proses pencatatan (recording), pengelompokan (classifying), perangkuman (summarizing), dan pelaporan (reporting) dari kegiatan transaksi perusahaan. Menurut Bodnar (2003 : 1 ) mengemukakan akuntansi sebagai suatu sistem yang mengidentifikasikan, mengumpulkan dan mengkomunikasikan informasi ekonomis mengenai suatu badan usaha keberbagai pihak. Dari defenisi ini dapat dikatakan bahwa orang-orang yang terlibat dalam kegiatan akuntansi adalah orang-orang yang cukup kompeten dalam bidangnya agar informasi yang disajikan benar-benar mampu mencerminkan kinerja suatu perusahaan. Kedua uraian tersebut diatas menyatakan bahwa akuntansi menghasilkan informasi dan merupakan serangkaian usaha dan prosedur untuk menghasilkan informasi yang berupa laporan dan akan digunakan oleh pihak intern dan ekstern perusahaan. Informasi ibarat darah yang mengalir didalam tubuh suatu organisasi sehingga informasi menjadi sangat penting didalam organisasi. Suatu sistem yang kurang memperoleh informasi akan mengakibatkan sistem itu menjadi luruh, mengecil, 7 Universitas Sumatera Utara20 dan akhirnya berhenti. Oleh karena itu agar sistem terus berjalan maka sistem tersebut harus tetap memperoleh informasi yang cukup dan berguna. Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (events) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Data yang diperoleh dari satu bagian diperushaan akan menjadi informasi untuk bagian-bagian lain perusahaan tersebut, sebagai contoh data penjualan atas suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan yang dilakukan oleh bagian pemasaran dan penjualan akan menjadi informasi bagi bagian akuntansi dalam menghitung besarnya pendapatan yang akan diperoleh atas produk tersebut yang selanjutnya informasi ini akan diteruskan kemanajemen dalam menentukan langkahlangkah berikutnya yang harus diambil dalam pencapaian tujuan perusahaan. AICPA ( American Institute of Certified Public Accountants ), mendefenisikan akuntansi sebagai berikut : Accounting is a service activity. Its function is to provide quantitative information, primarily financial in nature, about economic activities that is intended to be useful in making economic decision, in making choices among alternative courses of action. Defenisi diatas disimpulkan bahwa akuntansi : bertujuan menghasilkan informasi yang digunakan oleh pihak-pihak di luar perusahaan (manajemen) dan berbagai pihak di luar perusahaan (pemegang saham, pemeriksa pajak, investor, kreditor ) yang mempunyai kepentingan terhadap kegiatan usaha tersebut. b. Sistem Sistem adalah suatu entity yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem dilihat sebagai suatu komponen yang Universitas Sumatera Utara21 menyeluruh bukam pada subsistem atau satu subsistem. Dengan berintegrasinya susistem akan mengefesiensikan proses dengan mengurangi pengulangan (duplikat) data yang tidak perlu, penyimpanan, pelaporan dan proses-proses lainnya. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian sistem. Suatu sistem tidak peduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen atau subsistem. Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu mempunyai komponen-

komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem, penghubung, masukan, keluaran dan sasaran atau tujuan. Elemen-elemen sebuah sistem menurut Hall (2001:5) mengemukakan sebuah sistem adalahsekelompok atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (Interrelated) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose) c. Sistem Informasi Informasi berarti hasil suatu proses yang terorganisasi, memiliki arti dan berguna bagi orang yang menerimanya. Ada kalanya dibedakan antara data dan informasi. Data berarti fakta acak yang diterima sebagai masukan atau input pada suatu sistem informasi. Data biasanya menunjukkan suatu observasi atau penguluran terhadap suatu kegiatan yang penting bagi suatu sistem informasi. Data yang sudah diproses menjadi informasi digunakan oleh pengambil keputusan untuk membuat keputusan yang lebih baik. Dalam memenuhi kebutuhan berbagai informasi baik bagi pihak manajemen perusahaan maupun pihak luar perusahaan maka disusun suatu sistem anggaran Universitas Sumatera Utara22 yang dapat mengumpulkan berbagai data yang diperlukan untuk diolah menjadi informasi. Berkembangnya kebutuhan informasi telah mendorong perkembangan akuntansi sebagai suatu sistem informasi. Perkembangan ini mengakibatkan perubahan beberapa istilah dan teknik yang digunakan. Jika sebelumnya pemrosesan data akuntansi disebut dengan sistem akuntansi, maka sekarang relevan dengan sebutan Sistem Informasi Akuntansi. Perubahan ini berkaitan erat dengan dengan penerapan teknologi pengolahan data yang lebih efisien dan dapat mengolah informasi yang lebih banyak. Perkembangan teknologi komputer sangat mempengaruhi perubahan cara kerja akuntansi dalam mengolah transaksi menjadi informasi. Pada masa sekarang ini sistem informasi yang didasarkan pada komputer dikenal dengan istilah sistem informasi akuntansi. d. Sistem Informasi Akuntansi Organisasi sangat tergantung pada sistem informasi agar selalu dapat kompetitif. Informasi merupakan sumber daya ( resouces ) yang arti pentingnya sama dengan pabrik dan peralatan. Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Sistem adalah kumpulan sumber daya yang berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Bodnar dan Hoopwood (2003 : 1) sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber-sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Romney dan Steinbart (2004 : 473) menyatakan bahwa Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sumber daya manusia dan modal dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk (1) persiapan informasi keuangan dan (2) informasi Universitas Sumatera Utara23 yang diperoleh dari mengumpulkan dan memproses berbagai transaksi perusahaan. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, bahwa sistem informasi akuntansi itu mempunyai unsur, yaitu: 1. Sumber daya, merupakan media yang menjadikan sebuah data, seperti manusia atau peralatan/mesin. 2. Pemrosesan, merupakan media yang mengolah data dari input menjadi output. Pemrosesanlah yang mengubah data menjadi informasi. 3. Informasi, merupakan hasil akhir dari pemrosesan suatu sistem. Informasi ini berbentuk dalam suatu format yang berisikan keterangan-keterangan yang dibutuhkan manajemen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi itu adalah sebuah sistem pemrosesan yang menghasilkan keluaran dalam bentuk informasi mengenai akuntansi dengan menggunakan masukan input (data atau transaksi) untuk memenuhi tujuan tertentu pihak

manajemen. Dalam pelaksanaannya sistem informasi akuntansi menerima input, disebut sebagai transaksi, yang kemudian dikonversi melalui berbagai proses menjadi output yang akan didistribusikan kepada pemakai informasi. Dalam hubungan dengan sistem informasi akuntansi, Hall (2001 : 9) memberikan pernyataan tentang transaksi yaitu : Transaksi dibagi menjadi dua kelas: transaksi keuangan dan transaksi non keuangan. Transaksi keuangan adalah sebuah peristiwa ekonomi yang mempengaruhi aktiva dan ekuitas suatu organisasi, direfleksikan dalam akun-akunnya, dan diukur dalam satuan moneter. Transaksi non-keuangan : termasuk dalam semua peristiwa yang diproses oleh sistem informasi organisasi yang tidak memenuhi defenisi sempit dari transaksi keuangan. Universitas Sumatera Utara24 Jadi dalam sistem informasi akuntansi tidak hanya mengolah data keuangan saja, data non keuangan juga diikutsertakan karena dapat pengambilan keputusan tidak hanya informasi keuangan saja yang diperlukan, informasi non keuangan tentang suatu kondisi dan keadaan juga dapat dipergunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan. 2. Komponen dan Pengukuran Sistem Informasi Menurut Romney dan Steinbart (2004 : 12), agar suatu sistem informasi akuntansi berguna sebagai informasi yang berdaya guna harus memperhatikan karakteristik informasi sebagai berikut: 1. Relevan, Informasi itu relevan jika mengurangi ketidakpastian memperbaiki kemampuan pengambil keputusan untuk membuat prediksi, mengkonfirmasi atau memperbaiki ekspektasi mereka sebelumnya. 2. Andal Informasi itu andal jika bebas dari kesalahan atau penyimpangan, dan secara akurat mewakili kejadian atau aktivitas di organisasi. 3. Lengkap Informasi itu lengkap jika tidak menghilangkan aspek-aspek penting dari kejadian yang merupakan dasar masalah atau aktivitas-aktivitas yang diukurnya. 4. Tepat waktu Informasi itu tepat waktu jika diberikan pada saat yang tepat untuk memungkinkan pengambil keputusan menggunakan dalam membuat keputusan. 5. Dapat dipahami Informasi dapat dipahami jika disajikan dalam bentuk yang dapat dipakai dan jelas. 6. Dapat diverifikasi Informasi dapat diverifikasi jika dua orang dengan pengetahuan yang baik, bekerja secara independen dan masing-masing akan menghasilkan informasi yang sama. Dengan demikian pada prinsipnya sistem informasi akuntansi mempunyai peranan penting dalam sebuah organisasi. Sistem informasi akuntansi memberikan bantuan dalam proses pengambilan keputusan. Kesimpulannya Universitas Sumatera Utara25

bahwa sistem informasi yang baik harus memiliki prinsip-prinsip kesesuaian desain sistem dengan tujuan sistem informasi dan organisasi. Jadi untuk menjadi sebuah sistem informasi yang baik dan berdaya guna, harus diketahui terlebih dahulu komponen-komponen apa saja yang perlu diperhatikan dalam sistem informasi akuntansi. Romney dan Steinbart (2004 : 3) menyatakan ada lima komponen sistem informasi akuntansi: 1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan berbagai fungsi. 2. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi. 3. Data tentang proses-proses bisnis organisasi. 4. Software yang dipakai untuk memproses data organisasi. 5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan pendukung (peripheral device), dan peralatan untuk komunikasi jaringan. Dengan demikian dalam membentuk suatu sistem informasi akuntansi tidak hanya dibutuhkan operator yang menjalankannya, karena pada dasarnya operator yang menjalankan sistem harus berpedoman pada prosedur-prosedur dan didukung oleh infrastruktur teknologi seperti software, komputer, dan peralatan pendukung lainnya. Tanpa itu semua sebuah sistem tidak akan berjalan dengan baik. Berbagai variabel yang mempengaruhi efektivitas sistem informasi telah dikemukakan oleh banyak peneliti. Antara lain dengan menggunakan system quality, information quality, sevice quality, system use, user satisfaction dan net benefits sebagai variabel-variabel yang menentukan efektivitas suatu sistem informasi. Universitas Sumatera Utara26 Model pengukuran keberhasilan sistem informasi yang dikemukakan oleh DeLone dan McLean, yang dikenal dengan the Reformulated D&M IS Succes Model (DeLone,2002 : 15) Model DeLone dan McLean terdiri dari enam variabel, yaitu : a. Information Quality, berkaitan dengan output sistem informasi b. System Quality, yang mengevaluasi sistem pengolahan informasi itu sendiri. c. Service Quality, untuk mengakses harapan konsumen dan persepsi mengenai kualitas pelayanan dalam organisasi retail dan jasa d. System Use, berkaitan dengan penggunaan output dari sistem informasi oleh penerima. e. User Satisfaction, berkaitan dengan respons penerima terhadap penggunaan output sistem informasi f. Net Benefits, suatu rangkaian kesatuan daari entitas individual sampai nasional yang dapat memberi dampak (impact) bagi aktivitas sistem. 3. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi dirancang dan dilaksanakan pada dasar untuk memberikan informasi kepada pihak manajemen perusahaan. Dari hasil sistem informasi akuntansi ini akan diperoleh mengenai informasi-informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan dalam mencapai tujuan perusahaan. Romney dan Steinbart (2004 : 3), menjelaskan tiga fungsi suatu sistem informasi akuntansi, yaitu: 1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang (review) hal-hal yang telah terjadi. 2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.

3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga asset-aset organisasi, termasuk data organsisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat dan andal. Universitas Sumatera Utara27 Uraian tentang fungsi sistem informasi akuntansi di atas terlihat bahwa sistem informasi akuntansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi manajemen. Informasi merupakan data yang telah tersusun dan telah diproses untuk memberikan arti bagi pihak yang membutuhkannya. Informasi dapat berupa laporan bentuk tercetak maupun dalam bentuk digital atau komputer. Selanjutnya Romney dan Steinbart (2004 : 38) menyatakan informasi yang disediakan sistem informasi akuntansi terbagi dalam dua kategori, yaitu laporan keuangan dan laporan manajerial. Laporan keuangan sebenarnya lebih menitik beratkan pada pengguna luar perusahaan dalam pengambil keputusan. Laporan manajerial merupakan laporan di luar laporan keuangan di mana prinsip dan kaitannya masih di dalam konteks akuntansi. Laporan manajerial dapat berupa informasi operasional terinci terutama kinerja organisasi dan laporan atas pelaksanaan anggaran. Fungsi sistem informasi akuntansi yang ketiga adalah menyediakan pengendalian internal yang memadai. Pengendalian dilakukan agar tujuan sistem informasi akuntansi dapat tercapai. Adapun tujuan sistem informasi akuntansi menurut Romney dan Steinbart (2004 : 42), antara lain: 1. Memastikan bahwa informasi yang dihasilkan oleh sistem dapat diandalkan. 2. Memastikan bahwa aktivitas bisnis dilaksanakan dengan efisien dan sesuai dengan tujuan manajemen, serta tidak melanggar kebijakan pemerintah yang berlaku. 3. Menjaga aset-aset organisasional, termasuk data. Setidaknya untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan dua model penting, yaitu menyediakan dokumentasi yang memadai atas seluruh aktivitas bisnis, serta memastikan pemisahan tugas yang efektif. Dokumen yang memadai atas semua transaksi bisnis adalah kunci akuntabilitas. Dokumen memungkinkan para Universitas Sumatera Utara28 manajer menverifikasi bahwa tanggung jawab yang diberikan telah dilakukan dengan benar. Pemisahan tugas yang memadai berkenaan dengan pembagian tanggung jawab ke beberapa pegawai atas bagian-bagian dari sebuah transaksi. Tujuannya adalah mencegah seorang pegawai memiliki pengendalian penuh atas seluruh aspek transaksi bisnis. 4. Manfaat dan Tujuan Sistem informasi Akuntansi Berdasarkan defenisi sistem informasi akuntansi maka tujuan dan manfaat sistem informasi akuntansi tersebut adalah sebagai pengolah transaksi (transaction processing) dan pengolah informasi (Information processing). a. Pemrosesan Transaksi Transaksi memungkinkan perusahaan melakukan operasi, menyelenggarakan arsip dan catatan yang up to date, dan mencerminkan aktivitas organisasi. Transaksi akuntansi merupakan transaksi pertukaran yang mempunyai nilai ekonomis. Tipe transaksi dasar adalah : (1) penjualan produk atau jasa, (2) pembelian bahan baku, barang dagangan, jasa, dan aset tetap dari suplier, (3) penerimaan kas, (4) pengeluaran kas kepada suplier, dan (5) pengeluaran kas gaji karyawan. Sebaga pengolah transaksi, sistem informasi akuntansi berperan mengatur dan mengopersionalkan semua aktivitas transaksi perusahaan. b. Pengolahan Transaksi Tujuan kedua sistem informasi akuntansi adalah untuk menyediakan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan yang dilaksanakan oleh aktivitas yang disebut pemrosesan

transaksi. Sebagian dari keluaran yang diperlukan oleh pemroses transaksi disediakan oleh sistem pemrosesan transaksi. Namun sebagian Universitas Sumatera Utara29 besar diperoleh dari sumber lain, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. Pengguna utama pemrosesan transaksi adalah manajer perusahaan. Mereka mempunyai tanggungjawab pokok untuk mengambil keputtusan ynaag berkenaan dengan perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan. Pengguna output lainnya adalah para karyawan penting seperti akuntan, insinyur serta pihak luar seperti investor dan kreditor. c. Pertimbangan Perancangan Sistem Pemrosesan Konsep perancangan sistem seharusnya mencerminkan prinsip-prinsip perusahaan. Berikut ini dasar-dasar yang perlu diperhatikan dalam prioritas perancangan menurut Wilkinson (1993) 1. Tujuan dalam perencanaan sistem dan usulan proyek seharusnya dicapai untuk menghasilkan kemajuan dan kemampuan sistem yang lebih besar. 2. Mempertimbangkan trade-off yang memadai antara manfaat dari tujuan perancangan sistem dengan biaya yang dikeluarkan. 3. Berfokus pada permintaan fungsional dari sistem, 4. Melayani berbagai macam tujuan,dan 5. Perancangan sistem memperhatikan keberadaan dari pengguna sistem. B. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Pada umumnya pendapatan utama perusahaan berasal dari aktivitas penjualan, oleh karena itu penjualan merupakan salah satu aktivitas yang sangat penting dalam perusahaan. Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara tunai maupun secara kredit. Sistem penjualan baik tunai maupun kredit dapat dilakukan secara manual dan komputerisasi. Dan dalam bahasan ini penulis hanya menerangkan sistem penjualan secara manual. 1. Prosedur Penjualan Tunai Penjualan tunai oleh perusahaan dilaksanakan dengan mewajibkan pembeli membayar harga barang lebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan Universitas Sumatera Utara30 kepada pembeli, setelah uang diterima perusahaan lalu barang diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan. Menurut Mulyadi (2001 : 463) dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan tunai adalah : a. Faktur penjualan tunai b. Pita registrasi kas (cash register tape) c. Bukti setor bank d. Rekapitulasi harga pokok penjualan Keterangan : a. Faktur penjualan tunai merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai. b. Pita register kas merupakan dokumen yang dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara mengoperasikan mesin register kas. c. Bukti setor bank merupakan dokumen yang dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank. d. Rekapitulasi harga pokok penjualan merupakan dokumen yang digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode. Bukti memorial

juga merupakan dokumen yang digunakan sebagai dasar pencatatan harga pokok yang dijual selama satu periode. Transaksi penjualan tunai dicatat oleh perusahaan dengan menggunakan catatan akuntansi. Menurut Mulyadi (2001 : 468) catatan akuntansi yang digunakan yaitu : a. Jurnal penjualan b. Jurnal penerimaan kas Universitas Sumatera Utara31 c. Jurnal umum d. Kartu persediaan e. Kartu gudang Jurnal penjualan merupakan catatan akuntansi yang digunakan oleh bagian akuntansi untuk mencatat dan meringkas data penjualan. Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber. Jurnal umum digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok produk yang dijual. Kartu persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual, kartu persediaan ini diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mengawasi mutasi dan persediaan barang yang disimpan di gudang, sedangkan kartu gudang adalah catatan yang berisi data kuantitas persediaan yang disimpan di gudang. Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan tunai menurut Mulyadi (2001 : 469) yaitu : a. Prosedur order penjualan b. Prosedur penerimaan kas c. Prosedur penyerahan barang d. Prosedur pencatatan penjualan tunai e. Prosedur penyetoran kas ke bank f. Prosedur pencatatan penerimaan kas g. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan 2. Prosedur Penjualan Kredit Penjualan kredit oleh perusahaan dilaksanakan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Dalam setiap penjualan kredit biasanya selalu didahului dengan analisis terhadap kemampuan pembeli dalam melunasi hutangnya, ini bertujuan untuk menghindari tidak tertagihnya piutang. Universitas Sumatera Utara32 Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit menurut Mulyadi (2001 : 219) antara lain yaitu : a. Prosedur order penjualan b. Prosedur persetujuan kredit c. Prosedur pengiriman d. Prosedur penagihan e. Prosedur pencatatan piutang f. Prosedur distribusi penjualan g. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan

Dalam pelaksanaan jaringan yang membentuk sistem penjualan kredit melibatkan beberapa unit atau bagian dalam organisasi. Urutan kegiatan yang sekaligus merupakan fungsi dari tiap-tiap bagian yang terlibat dalam prosedur penjualan kredit adalah sebagai berikut : a. Bagian Order Penjualan Bagian ini bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas : 1) Menerima order dari pelanggan dan membuat surat order pengiriman rangkap 9 dan faktur rangkap 5, dengan distribusi. a) Lembar 1 : Tembusan pengiriman ke bagian gudang agar disiapkan barang yang akan dikirim. b) Lembar 2, 3, 4, 5 : Untuk bagian pengiriman c) Lembar 6 : Tembusan pemberitahuan kepada pelanggan bahwa pesannya sudah diterima dan kapan pengiriman akan dilakukan. d) Lembar 7 : Tembusan kredit ke bagian kredit untuk meminta persetujuan penjualan kredit. e) Lembar 8, 9 : Arsip bagian order penjualan menurut tanggal Universitas Sumatera Utara33 2) Surat order pengiriman lembar ke 7 yang telah diotorisasi diterima dan diarsipkan menurut abjad. 3) Menerima surat order pengiriman lembar ke 1 dan 2 dan bagian pengiriman setelah barang dikirim dan mencatat tanggal pengiriman dan jumlah yang dikirim dalam surat order pengiriman tersebut. 4) Mengirimkan surat order pengiriman lembar ke 1 dan 2 ke bagian penagihan 5) Mencatat tanggal pengiriman pada surat order lembar ke 9. b. Bagian Kredit

Bagian ini bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas: 1) Menerima surat order pengiriman lembar ke 7 dari bagian order penjualan. 2) Memeriksa status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan. 3) Menyerahkan kembali surat order pengiriman lembar ke 7 kepada bagian order penjualan setelah diotorisasi. c. Bagian Gudang

Bagian gudang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas : 1) Menerima surat order pengiriman lembar ke 1 dari bagian order penjualan dan segera menyiapkan barang-barang sesuai pesanan yang tercantum dalam surat order tersebut. 2) Mencatat kuantitas dan jenis barang yang diserahkan ke dalam kartu gudang. 3) Menyerahkan barang ke bagian pengiriman beserta dengan surat order pengiriman lembar ke 1. Universitas Sumatera Utara34 d. Bagian Pengiriman Barang

Bagian Pengiriman Barang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas : 1) Menerima surat order pengiriman lembar ke 1 beserta barang dari bagian gudang.

2) Menerima surat order lembar ke 2, 3, 4 dan 5 dari bagian order penjualan yang didistribusikan kepada : a) Lembar 1, 2 : Diserahkan kembali ke bagian order penjualan b) Lembar 3 : Diserahkan ke perusahaan angkutan umum beserta barang c) Lembar 4 : Arsip bagian pengiriman menurut nomor d) Lembar 5 : Tembusan barang yang ditempel pada pembungkus barang sebagai slip pembungkus. e. Bagian Penagihan Bagian penagihan bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas setelah bagian penagihan menerima surat order pengiriman lembar ke 1 dan 2 dari bagian order penjualan sebagai pemberitahuan bahwa pengiriman barang telah dilaksanakan maka bagian ini membuat faktur rangkap 5 dan didistribusikan sebagai berikut : 1) Lembar 1 : Tembusan untuk pelanggan 2) Lembar 2 : Dikirim ke bagian piutang bersama surat order pengiriman lembar ke 1 dan 2 3) Lembar 3 : Dikirim ke bagian kartu persediaan 4) Lembar 4 : Dikirim ke bagian akuntansi (jurnal) 5) Bagian 5 : Dikirim kepada wiraniaga f. Bagian Piutang Universitas Sumatera Utara35 Bagian Piutang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas: 1) Mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit ke dalam kartu piutang berdasarkan faktur lembar ke 2. 2) Mengarsipkan faktur penjualan lembar ke 2 bersama surat order pengiriman lembar ke 1 dan 2 menurut nomor urut faktur. g. Bagian Kartu Persediaan

Bagian Kartu Persediaan bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas: 1) Menerima faktur penjualan lembar ke 3 dari bagian penagihan. 2) Mencatat harga pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu persediaan berdasarkan faktur lembar ke 3. 3) Mengarsipkan faktur penjualan lembar ke 3 menurut nomor urut faktur. 4) Membuat rekapitulasi harga pokok penjualan secara periodik selama periode tertentu sesuai dengan data pada kartu persediaan. 5) Membuat bukti memorial berdasarkan rekapitulasi harga pokok penjualan dan bukti memorial yang dilampiri dengan rekapitulasi harga pokok penjualan diserahkan ke bagian akuntansi (jurnal) h. Bagian Akuntansi (Jurnal)

Bagian Akuntansi bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas: 1) Menerima faktur penjualan lembar ke 4 dari bagian penagihan dan mencatat transaksi penjualan kredit berdasarkan faktur tersebut ke dalam jurnal penjualan. 2) Mengarsipkan faktur penjualan lembar ke 4 menurut nomor urutnya. 3) Mencatat bukti memorial yang dilampiri dengan rekapitulasi harga pokok penjualan ke dalam jurnal umum. Universitas Sumatera Utara36 4) Mengarsipkan bukti memorial yang dilampiri rekapitulasi harga pokok penjualan berdasarkan nomor urutnya.

Dalam transaksi penjualan tidak semuanya penjualan berhasil mendatangkan pendapatan bagi perusahaan, adakalanya pembeli melakukan pengembalian barang yang telah dibelinya kepada perusahaan. Transaksi pengembalian barang ini ditangani perusahaan melalui sistem return penjualan. Pengembalian barang oleh pelanggan harus diotorisasi oleh bagian penjualan dan diterima oleh bagian penerimaan barang di perusahaan. Pada umumnya informasi yang dibutuhkan oleh manajemen dari kegiatan penjualan kredit adalah : a. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu. b. Jumlah piutang setiap debitur dari transaksi penjualan kredit. c. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu. d. Nama dan alamat pembeli e. Kuantitas produk yang dijual f. Nama wiraniaga yang dilakukan penjualan g. Otorisasi pejabat yang berwenang. 3. Prosedur Penerimaan Kas Menurut Standar Akuntansi Keuangan (IAI : 2004 : 319.06), "Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro". Atau kas merupakan alat pembayaran yang siap digunakan sebesar nilai nominalnya untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Kas dapat meliputi uang kertas, uang logam, cek, wesel. Penerimaan kas dapat diperoleh dari berbagai sumber, antara lain Universitas Sumatera Utara37 penerimaan dari piutang, penjualan tunai, ataupun penerimaan kas yang berasal dari penjualan aktiva tetap perusahaan. Pada bagian ini penulis hanya akan menguraikan sistem akuntansi penerimaan kas yang berasal dari penjualan kredit atau piutang, karena sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai telah diuraikan sebelumnya pada pembahasan sistem akuntansi penjualan tunai. Sistem akuntansi penerimaan kas dari piutang dimulai dari pesanan pelanggan baik melalui telepon atau datang langsung ke perusahaan. Jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang maka untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai piutang kepada pelanggannya. Pada tanggal jatuh tempo piutang perusahaan akan menagih piutang tersebut. Fungsi penagihan akan melakukan penagihan kepada debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang yang ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi. Menurut Mulyadi (2001 : 489) dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang 1. Surat Pemberitahuan 2. Daftar Surat Pemberitahuan 3. Bukti Setor Bank 4. Kwitansi Keterangan 1. Surat Pemberitahuan merupakan dokumen yang dibuat oleh debitur untuk memberitahukan maksud pembayaran yang dilakukan, surat pemberitahuan biasanya berupa tembusan bukti kas keluar yang dibuat oleh debitur, yang disertakan dengan cek atau uang yang dikirimkan oleh debitur melalui penagihan. Universitas Sumatera Utara38 2. Daftar surat pemberitahuan merupakan rekapitulasi penerimaan kas yang dibuat oleh fungsi sekretariat atau fungsi penagihan. Penerimaan kas dari piutang yang dilaksanakan melalui

penagih perusahaan, pembuatan daftar surat pemberitahuan dilakukan oleh fungsi penagihan. Daftar surat pemberitahuan dikirimkan ke fungsi kas untuk kepentingan pembuatan bukti setor bank dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen pendukung bukti setor bank dalam pencatatan penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas. 3. Bukti setor bank merupakan dokumen yang dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas yang diterima dari piutang ke bank. 4. Kwitansi merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahaan bagi para kreditur yang telah melakukan pembayaran hutang mereka. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan kredit atau piutang yaitu: 1. Jurnal penerimaan kas 2. Kartu piutang Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari piutang, menurut Mulyadi (2001 : 487) antara lain, yaitu : 1. Fungsi sekretariat 2. Fungsi penagihan 3. Fungsi kas 4. Fungsi akuntansi 5. Fungsi pemeriksa intern Keterangan : 1. Fungsi sekretariat, dalam sistem penerimaan kas dari piutang fungsi ini bertanggung jawab dalam penerimaan cek dan surat pemberitahuan dari para Universitas Sumatera Utara39 debitur perusahaan dan juga membuat daftar surat pemberitahuan yang diterima bersama cek dari debitur. 2. Fungsi penagihan, fungsi ini melakukan penagihan piutang langsung kepada debitur berdasarkan daftar piutang yang dibuat oleh fungsi akuntansi. 3. Fungsi kas, bertanggung jawab atas penerimaan cek atau uang tunai dari fungsi sekretariat dan menyetorkan segera kas yang diterima dalam jumlah penuh. 4. Fungsi akuntansi, bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas, dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang. 5. Fungsi pemeriksa intern, dalam sistem penerimaan kas dari piutang fungsi ini bertanggung jawab dalam melaksanakan perhitungan kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik dan juga bertanggung jawab dalam melakukan rekonsiliasi bank, untuk mengecek ketelitian catatan kas yang diselenggarakan fungsi akuntansi. Dalam pelaksanaan jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari piutang melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan, urutan kegiatan yang sekaligus merupakan fungsi dari tiap-tiap bagian yang terlibat dalam prosedur penerimaan kas dari piutang adalah sebagai berikut: 1. Bagian Piutang, bertanggung jawab melaksanakan tugas: a. Membuat Daftar Piutang yang Ditagih (DPD) rangkap 3 dan mendistribusikannya kepada :

1) Lembar 1 : Kepada bagian penagihan 2) Lembar 2 : Kepada bagian kasir (kasa) Universitas Sumatera Utara40 3) Lembar 3 : Arsip bagian piutang menurut nomor urut b. Menerima Daftar Surat Pemberitahuan (DSP) lembar ke 2 dan Surat Pemberitahuan (SP) dari bagian penagihan. c. Mencatat mutasi (berkurangnya) piutang ke dalam kartu piutang menurut surat pemberitahuan dan daftar surat pemberitahuan lembar ke 2. d. Mengarsipkan DSP lembar ke 2 dan SP menurut urut nomor. 2. Bagian Penagihan, bertanggung jawab melaksanakan tugas: a) Menerima daftar piutang yang ditagih lembar ke 2 dari bagian piutang b) Melakukan penagihan ke debitur berdasarkan daftar piutang yang ditagih tersebut. c) Menerima cek atau uang tunai dan surat pemberitahuan dari debitur. d) Membuat daftar surat pemberitahuan rangkap 2 dan mendistribusikannya kepada : 1) Lembar 1 : Diserahkan ke bagian kasa beserta cek atau uang tunai yang diterima. 2) Lembar 2 : Diserahkan ke bagian piutang beserta surat pemberitahuan. e) Mengarsipkan Daftar Piutang yang Ditagih (DPD) menurut nomor urut. 3. Bagian Kasa (Kasir), bertanggung jawab melaksanakan tugas : a. Menerima Daftar Piutang yang Ditagih (DPD) lembar ke 2 dari bagian piutang. b. Menerima cek atau uang tunai dan surat pemberitahuan dari bagian penagihan. Universitas Sumatera Utara41 c. Membandingkan DPD lembar ke 2 dengan cek atau uang tunai dan surat pemberitahuan apakah sesuai. d. Membuat bukti setor e. Menyetorkan cek atau uang tunai ke bank f. Menyerahkan bukti setor, Daftar Piutang yang Ditagih (DPD) lembar ke 2 dan daftar surat pemberitahuan lembar ke 2 ke bagian akuntansi (jurnal). 4. Bagian Akuntansi (Jurnal), bertanggung jawab melaksanakan tugas : a. Menerima bukti setor bank, DPD dan DSP dari bagian kasa b. Mencatat penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti setor, DPD dan DSP. Dengan jurnal : Kasxxx Piutang Usahaxxx c. Mengarsipkan bukti setor ke bank, DPD, dan DSP menurut nomor urut. Universitas Sumatera Utara42 Staf Administrasi Staf Administrasi Staf Pembukuan A Bagian Penjualan Bagian Gudang Sumber : Romney, Marshal B dan Paul J Steinbart, 2004 Gambar 2.1 Arus Dokumen Sistem Penerimaan Kas dari Piutang Universitas Sumatera Utara43 Staff Pembukuan B Staff Pembukuan C Staff Administrasi Nraca Saldo Dari bank

Laporan bank Merekonsiliasi laporan bank Menyimpan cek setiap minggu Jurnal penjualan Cek dari pelanggan Jurnal penerimaan kas Buku besar Buku pembantu piutang usaha Membuat neraca saldo Dimasukkan kedalam jurnal penerimaan kas Cek yang menunggu deposisi Menyelidiki cek mundur dan cek yang memiliki kesalahan Segera mencaphanya untuk disimpan (For deposit only) Dan daftar semua cek Faktur Penjualan 3 Pesanan Penjualan 1 Berdasarkan nomor faktur penjualan Dimasukkan dalam jurnal penjualan Dimasukkan dalam jurnal penjualan

Faktur Penjualan 2 Pesanan Penjualan yang Telah disetujui 2 Pemberitahuan Pengiriman 1 Faktur Penjualan 3 Berdasarkan pelanggan Mencocokkan dan Melakukan klarifikasi dokumen yang telah diberi nomor sebelumnya Gambar 2.2 Arus Dokumen Sistem Penerimaan Kas dari Piutang ( Lanjutan ) Sumber : Romney 2004 Universitas Sumatera Utara44 C. Pengendalian Intern dan Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengendalian Intern Penjualan dan Penerimaan Kas Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuranukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen. Defenisi di atas menekankan tujuan yang hendak dicapai dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut. Dengan demikian pengertian pengendalian intern tersebut di atas berlaku baik dalam perusahaan yang mengolah informasinya secara manual, dengan mesin pembukuan, maupun dengan komputer. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (IAI : 2001 : 319.06), Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain dalam entitas yang disediakan untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, (c) kepatuhan terhadap hukum yang berlaku. Menurut Mulyadi (2001 : 164) unsur pokok pengendalian intern adalah : 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. 3. Praktek sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab. Sistem pengendalian intern dalam perusahaan yang menggunakan sistem manual dalam akuntansinya lebih menitikberatkan pengendalian di tangan manusia, yang dicapai dengan pembagian tanggung jawab dalam pelaksanaan transaksi ke beberapa orang atau bagian, dengan adanya pembagian tanggung

Universitas Sumatera Utara45 jawab ini diharapkan tercipta adanya cek silang dan spesialisasi pekerjaan klerikal. 1. Unsur sistem pengendalian intern penjualan tunai Sesuai dengan unsur pokok pengendalian intern yang dijelaskan di atas maka unsur-unsur pengendalian intern penjualan tunai antara lain : a. Struktur organisasi 1) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas. 2) Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi 3) Transaksi penjualan tunai harus dilakukan oleh fungsi penjualan, fungsi pengiriman dan fungsi akuntansi. b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan 1) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai. 2) Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cap "lunas" pada faktur penjualan tunai dan menempelkan pita register kas pada faktur tersebut. 3) Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit. 4) Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara membubuhkan cap "sudah diserahkan" pada faktur penjualan tunai. 5) Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai. c. Praktek yang sehat 1) Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya Universitas Sumatera Utara46 dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan. 2) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan atau hari kerja berikutnya. 3) Perhitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksaan intern. 2. Unsur sistem pengendalian intern penjualan kredit antara lain : a. Struktur organisasi 1) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit. 2) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit 3) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas 4) Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kredit, fungsi pengiriman, fungsi penagihan dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi penjualan kredit yang dilaksanakan secara lengkap hanya satu fungsi saja. b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan 1) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir surat order pengiriman. 2) Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan membubuhkan tanda tangan pada credit copy (yang merupakan tembusan surat order pengiriman) 3) Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara menandatangani dan membubuhkan cap "sudah dikirim" pada copy surat order pengiriman. Universitas Sumatera Utara47

4) Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang, dan potongan penjualan berada di tangan direktur pemasaran dengan penerbitan surat keputusan mengenai hal tersebut. 5) Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan. 6) Pencatatan ke dalam kartu piutang dan ke dalam jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda tangan pada dokumen sumber (faktur penjualan, bukti kas masuk dan memo kredit). 7) Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur penjualan yang didukung dengan surat order pengiriman dan surat muat c. Praktek yang sehat 1) Surat order pengiriman urut tercetak dan pemakaiannya dapat dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan 2) Faktur penjualan bernomor urut cetak dan pemakaiannya dapat dipertanggungjawabkan oleh fungsi penagihan. 3) Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan fungsi tersebut. 4) Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol piutang dalam buku besar. 3. Unsur pengendalian intern penerimaan kas dari penjualan tunai telah dijelaskan dalam unsur pengendalian intern penjualan tunai di atas. Universitas Sumatera Utara48 4. Unsur sistem pengendalian intern penerimaan kas dari piutang a. Struktur organisasi 1) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penagihan 2) Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar piutang yang harus ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi. c. Praktek yang sehat 1) Hasil perhitungan kas direkam dalam berita acara perhitungan kas dan disetorkan penuh ke bank dengan segera 2) Para penagih dan kasir harus diasuransikan 3) Kas dalam perjalanan (baik di tangan kasir maupun di tangan bagian penagih) harus diasuransikan 2. Ciri-Ciri Pengendalian Intern yang Baik Pengendalian dan sistem informasi akuntansi difokuskan pada siklus pendapatan. Ada beberapa proses pengawasan terhadap sistem informasi yang berbasis komputer yaitu : a) Otorisasi Tujuan dari transaksi adalah untuk memastikan bahwa hanya transaksi yang valid yang akan diproses. Bagian kredit bagian yang bertugas untuk melakukan pengesahan dari pesanan penjualan dan memastikan bahwa kebijakan penjualan perusahaan dilaksanakan dengan baik. Universitas Sumatera Utara49 b) Pemisahan Tugas

Pemisahan tugas memastikan bahwa tidak ada satu orang atau satu bagian pun yang melakukan semua proses secara keseluruhan. Dalam siklus pendapatan, bagian kredit terpisah dari seluruh proses, jadi secara formal transaksi pemberian persetujuan merupakan aktivitas independen. c) Supervisi (pengawasan) Beberapa perusahaan mempunyai karyawan terlalu sedikit untuk dapat dilakukan pemisahan fungsi. Dengan melakukan supervise kepada karyawan yang mempunyai potensi untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai, perusahaan dapat melakukan antisipasi pada sistemnya. Supervisi dapat juga menyediakan kontrol yang terpisah pada sistem. d) Catatan akuntansi Penomoran dokumen sumber (nomor tercetak pada dokumen) seperti pada peranan penjualan, surat jalan, bukti pembayaran, dan lain-lain, secara berurutan diberi nomor yang unik pada setiap transaksi. e) Pengendalian akses Pengendalian akses mencegah dan mendeteksi akses yang tidak disetujui dan terlarang ke aktiva perusahaan. f) Verifikasi Independen Tujuan verifikasi dilakukan secara independen adalah untuk meningkatkan dan memverifikasi kebenaran dan kelengkapan dari prosedur yang dilakukan oleh sistem lainnya. Sistem pengendalian intern perusahaan terdiri dari kebijakan dan prosedurUniversitas Sumatera Utara50 prosedur yang ditetapkan untuk memberikan jaminan tercapainya tujuan tertentu perusahaan. Struktur pengendalian intern terdiri dari 5 komponen (lima) yaitu : a.) Lingkungan pengendalian b) Penilaian resiko c) Aktivitas pengendalian d) Informasi dan Komunikasi e) Pengawasan Konsep ini didasarkan pada 2 (dua) premi utama yaitu tanggung jawab dan manajemen yang memadai.

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode deskriptif. Metode deskriptif sebagai kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. Dalam hal ini penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data-data penelitian yang diperoleh dari PT.Mutifa-Industri Farmasi Medan dan literatur-literatur lainnya kemudian menguraikannya secara rinci untuk mengetahui permasalahan penelitian dan mencari penyelesaiannya. B. Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian dalam hal ini PT.Mutifa-Industri Farmasi Medan, melalui hasil wawancara dengan kepala bagian akuntansi. 2. Data Sekunder, yaitu data yang bersumber dari perusahaan, yaitu data mengenai sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, flowcart perusahaan, prosedur penjualan dan penerimaan kas serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan sistem penjualan dan penerimaan kas. 39 Universitas Sumatera Utara52 C. Penentuan Responden Untuk mendukung penelitian ini penulis memilih responden yang sesuai dengan perumusan masalah yang terkait yang telah dittetapkan sebelumnya. Alat yang digunakan untuk mengukur data yang dihasilkan dari responden adalah kuesioner. Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu. Berdasarkan hipotesis yang dikemukakan penulis maka responden yang berkaitan dengan penelitian ini adalah individu-individu yang berkaitan dengan peranan sistem informasi akuntansi penjualan dalam siklus pendapatan yang ada sudah efektif sehingga mendukung pencapaian pengendalian intern penjualan. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1. Teknik wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak tertentu dalam perusahaan, dalam hal ini pihak manajemen yang berhubungan dengan penjualan dan penerimaan kas. 2. Kuesioner, Mengajukan daftar pertanyaan untuk mengetahui peranan sistem informasi akuntansi dalam proses penjualan dalam mendukung pencapaian pengendalian intern. 3. Teknik kepustakaan, yaitu mengumpulkan informasi yang diperlukan melalui buku-buku, literatur-literatur, artikel-artikel, dan lain-lain yang berkaitan dengan sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas. 4. Teknik observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas kantor. Universitas Sumatera Utara53 E. Operasionalisasi Variabel Operasionalisasi Variabel adalah cara untuk mengatur suatu konsep dan bagaimana caranya sebuah konsep diukur, sehingga terdapat variable-variabel yang dapat menyebabkan masalah lain dari suatu variable yang situasi dan kondisinya tergantung oleh variabel lain. Sesuai dengan hipotesis yang penulis kemukakan yaitu Sistem Informasi Akuntansi dalam menunjang pencapaian efektivitas pengendalian intern penjualan, maka penulis menggunakan dua variabel, yaitu : 1. Independent Variabel ( variabel bebas ) Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel satu dengan yang tidak bebas. Dalam hubungan dengan

hipotesis, berdasarkan rumusan masalah yang penulis kemukakan diatas, yang dimaksud dengan variabel bebas adalah Peranan Sistem Informasi Akuntansi, karena variabel ini dapat berdiri sendiri dan dapat mempengaruhi efektivitas pengendalian internal penjualan. 3. Dependent Variabel ( variabel terikat ) Yaitu variabel yang dipengaruhi variabel lain. Berdasarkan rumusan masalah yang penulis kemukakan, maka Efektivitas Pencapaian Pengendalian Intern Penjualan disebut variabel terikat, karena variabel ini dapat dipengaruhi oleh variabel analisis sistem informasi akuntansi. Universitas Sumatera Utara54 F. Variabel dan Skala Pengukuran Skala pengukuran yang digunkan dalam pengujian variabel independen adalah ordinal dengan instrumen survei berupa kuesioner , wawancara dan observasi. Skala pengukuran variabel dependen adalah ordinal dan rasio dengan instrumen kuesioner dan observasi Tabel 3.1 Indikator Variabel dan Skala Pengukuran Variabel Indikator Sub Indikator Skala Instrumen Variabel Pengukuran Independen Peranan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan yang memadai Dependen Efektivitas Pencapaian Pengendalian intern penjualan 1. Unsur-unsur sistem informasi akuntansi 2. Tujuan sistem informasi akuntansi 1. Unsur-unsur pengedaalian intern 1.Manusia 2.Alat (formulir, data, catatan, dan komputer). 3.Metode (sistem dan prosedur) 1.Mendukung operasi sehari-hari 2.Mendukung pengambilan keputusan 3.Memenuhi kewajiban berkenaan dengan pengamanan 1. Lingkungan pengendalian (Control Environment) 2. Aktivitas Pengendalian (ControlActivities) 3.Perkiraan resiko (Risk assesment) 4.Informasi dan Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner

Universitas Sumatera Utara55

2. Tujuan komunikasi (Information and Comunication) 5.Pengawasan (Monitoring) pengendalian 1.Eksistensi atau Keberadaan transaksi penjualan 2.Kelengkapan setiap Intern transaksi penjualan 3.Akuntansi penjualan 4.klasifikasi transaksi penjualan 5.Tepat waktu transaksi penjualan 6.Posting dan Pengikthisaran

G. Metode Analisa Data dan Pengujian Hipotesis Metode yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Analisis Deskriptif Kualitatif Penulis melakukan analisi mengenai informasiinformasi dan data yang berhasil diperoleh baik dilakukan dengan wawancara maupun observasi. 2. Analisis Statistik Pengujian data hipotesis merupakan suatu cara dalam statistik untuk menguji anggapan dasar yang masih bersifat sementara sehingga dapat ditarik kesimpulan statistik mengenai diterima atau ditolaknya hipotesis. Data yang dperlukan untuk mengetahui peranan sistem informasi akuntansi sudah dilaksanakan secara efektif sehingga mendukung pencapaian pengendalian intern penjualan. Adapun bentuk kuesioner yang penulis gunakan sebagai alat penelitian adalah close question( Universitas Sumatera Utara56 pertanyaan tertutup), yaitu daftar pertanyaan yang kemungkinan jawababnnya sudah ditentukan terlebih dahulu. Pilihan jawaban yang diberikan Ya dan Tidak, yang merupakan ukuran tingkat kesesuaian dengan kriteria yang ditetapkan. Pengujian hipotesis dan atas dasar hasil jawaban kuisioner dengan menggunakan perhitungan persentase. Untuk menghitung persentase ini digunakan rumus perhitungan sebagai berikut : Untuk kepentingan hasil perhitungan persentase, penulis akan menggunakan ketentuan yang dikemukakan berdasarkan rumusan Champion ( 1990 ; 302 ) dalam bukunya Basic Statistik For Social Research menyebutkan klasifikasi sebagai berikut : 1. 0,00 0,25 = no association or low association ( weak association ) 2. 0,25 0,50 = moderatelylowassociation ( moderately weak association) 3. 0,51 0,75 = moderately high association ( moderatelystrong association) 4. 0,76 1,00 = high association( strong association ) up toperfect association Pernyataan diatas dapat diartikan sebagai berikut : 1. 0 25%, berarti sistem informasi akuntansi terhadap efektivitas pengendalian intern penjualan. Universitas Sumatera Utara57 2. 26 -50%, berarti sistem informasi akuntansi penjualan cukup berpeeran terhadap efektivitas pengendalian intern penjualan. 3. 51 75%, berarti sistem informasi akuntansi penjualan berperan terhadap efektivitas pengendalian intern penjualan. 4. 76 100%, berarti sistem

informasi akuntansi penjualan sangat berperan terhadap efektvitas pengendalian intern penjualan. H. Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Pengajuan Proposal Skripsi X Bimbingan Proposal Skripsi X X Seminar Proposal Skripsi X Bimbingan dan penulisan Skripsi X X Penyelesaian Skripsi X Universitas Sumatera Utara58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian 1. Gambaran Umum PT.MutifaIndustri Farmasi Medan a. Sejarah Singkat Perusahaan Luas tanah berdirinya PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan(PT. MUTIFA) adalah 3.983 meter dengan asal usul tanah sebagai berikut : Pada mulanya tanah ini adalah milik Muhammad Achmad Yusuf atau lebih dikenal dengan nama Amir Yusuf, seorang pengusaha dimana pada waktu itu adalah sebagai Direktur CV. Barisan di Medan. Selanjutnya tanah tersebut dijual secara lelang yang kemudian jatuh ketangan Humola Toga Mulia Panggabean. Dengan surat izin bangunan No. 41/RKT/S/MBU/72/1975 dari Dinas Bangunan Kodati II Medan. Pada tahun 1975 H.T.M. Panggabean mendirikan bangunan diatas tanah tersebut sebuah bangunan pada tahun 1975, yang selanjutnya bangunan tersebut digunakan sebagai kantor dan pabrik farmasi sejati yang pada masa itu memproduksi anggur obat dengan merek siagogo. Kemudian pada bulan januari 1980, H.T.M. Panggabean menjual tanah tersebut serta bangunan diatasnya kepada Drs. Welsyn Hasoloan Siahaan, dengan akte jual beli No. 52 yang dibuat oleh notaris Walter Siregar seorang Notaris di Medan. 46 Universitas Sumatera Utara59 Dengan akte notaris No.112 tanggal 31 januari 1980 maka didirikan PT. Mutiara Mukti Farma yang aktenya dibuat oleh Malem Ukur Sembiring SH, Notaris di Medan, dengan Direktur Utamanya Drs. Welsyn Hasoloan Siahaan. Dengan surat keputusan Mentri Kesehatan R.I. No.0098/A/SKP/PAB/1/81 memutuskan memberi izin kepada PT. Mutiara Mukti Farma untuk mendirikan sebuah pabrik farmasi dengan memakai nama MUTIARA INDUSTRI FARMASI yang dapat memproduksi obat-obatan serta menjualnya. Sejak itu dengan Surat Izin Produksi Departemen Kesehatan RA c/q Direktur Jendral Pengawasan Obat dan Makanan No. 213/AA/III/1981, mulailah PT. Mutiara Mukti Farma memproduksi obat-obatan seperti sekarang. PT. Mutiara Farma didaftarkan pada Pengadilan Negeri Medan dengan No. 85/PT/1980 tanggal 10 juni 1980 dan atas Keputusan Menteri Kehakiman RI No. Y.A.5/289/1980 Tanggal 3 juni 1980 dan dicantumkan pada Tambahan Berita Negara RI No. 24 bulan Maret 1981 dengan merek/alamat : PT. Mutiara Industri Farmasi JL. Brigjen Katamso No. 200 Medan Kemudian dengan Akte No.35 yang dibuat Syahril Sofyan SH. Seorang Notaris di Medan, pada tanggal 29 Nopember 1988 diadakan akte perubahan atas pemegang saham serta manajemen perusahaan, kemudian diputuskan oleh Menteri Kehakiman RI No.C21134.M.T.OL98 tanggal 31 Januari 1989. Dalam Akte perubahan tersebut diatas, atas keputusan Dewan Komisaris serta para pemegang saham, ditetapkan bahwa yang menjadi penaggung jawab Universitas Sumatera Utara60

adalah Jacob dengan jabatan Direktur Utama, sampai batas waktu yang belum ditentukan. Tahun 1991 dibeli sebidang tanah seluas + 8600 m di Namorambe Kecamatan Delitua-Kabupaten Deli Serdang. Pada tahun 1992 dibangun pabrik baru sebagai pemindahn lokasi pabrik lama karena sesuai dengan keputusan pemerintah bahwa pabrik farmasi tidak dibenarkan di dalam kota. Lalu pada tahun 1994 tepatnya pada tanggal 24 juli 1994 lokasi industri PT.Mutifa secara resmi oleh Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan diresmikan pemakaian gudangnya di JL. Besar Namorambe No. 68 KM 8,5 sampai sekarang. b. Struktur Organisasi Perusahaan Dalam setiap badan usaha baik badan usaha pemerintah maupun badan usaha swasta yang mempunyai volume kerja yang banyak harus mempunyai sruktur organisasi untuk dapat menunjukkan pembagian kerja dan batas tanggungjawab dari masing-massing bagian. Manfaat dari struktur organisasi yaitu supaya ada ketegasan dan batas tanggungjawab dari bagian itu. Manfaat lainnya akan membawa setiap karyawan pada kewajiban dalam pelaksanaan tugas masing-masing dengan sebaik-baiknya. Untuk lebih jelasnya akan diberikan gambar dari sruktur organisasi PT.Mutifa Medan. Struktur organisasi pada PT.Mutiara Mukti Farma merupakan sruktur organisasi lini yang memperlihatkan wewenag dan tanggung jawab secara Universitas Sumatera Utara61 vertikal, yang berarti bahwa tiap-tiap orang dalam organisasi kecuali buruh mempunyai beberapa orang karyawan. Kekuasaan tertinggi berada pada rapat umum pemegang saham yang pelaksanaannya harus dipertanggungjawabkan oleh Direktur Utama. Untuk menjalankan aktivitas perusahaan, Direktur Utama. Untuk melimpahkan wewenang, tugas dan tanggungjawab kepada Direktur. Direktur membawahi 6 bagian dan masing-masing bagian dipimpin oleh seorang manajer yang langsung bertanggungjawab kepada Direktur. Masing-masing bagian membawahi sub bagian yang bertanggungjawab penuh kepada kepala bagiannya dalam melaksanakan tugas yang telah dibebankan kepadanya. Pembagian tugas dan tanggung jawab pada PT MUTIFA sebagai berikut : 1) Direktur Utama Direktur utama melaksanakan tugas kepemimpinan utama dalam bidang pengelolaan dan kemajuan perusahaan. Tanggung jawabnya yang paling penting yaitu dalam mengambil keputusan dan menentukan kebijakan perusahaan. Keputusan diambil berdasarkan laporanlaporan rutin dan informasi dari para manajer 2) Manajer Umum dan Akuntansi Tugas dan wewenang utamanya dalam bidang personalia dan akuntansi. Dalam bidang personalia yaitu membina kemampuan kerja karyawan, sedangkan dibiadang akuntansi yaitu membuat laporan keungan perusahaan setiap periode dan membuat laporan pajak perusahaan Universitas Sumatera Utara62 3) Manajer Keuangan Bertanggung jawab kepada Direksi dalam melaksanakan tanggung jawab keuangan perusahaan dan pelaksana fumgsi keuangan dalam pembayaran, penerimaan dan penyompanan uang perusahaan 4) Manajer Produksi

Bertanggung jawab atas terlaksananya pembuatan obat agar obat memenuhi persyaratan kualitas yang dititipkan bekerjasama dengan bagian perencanaan dan pengadaan dalam menyusun rencana produksi 5) Manajer Pengawasan Mutu Memimpin dan mengarahkan pelaksanaan tugas laboratorium kimia, mikrobiologi, pelaksanaan pengawasan dalam proses maupun pelaksanaan CPOB 6) Manajer Penelitian CPOB Membuat penelitian berusaha meningkatkan kualitas produk penelitian dan pengembangan kapasitas produksi Universitas Sumatera Utara63 STRUKTUR ORGANISASI PT. MUTIFA-INDUSTRI FARMASI MEDAN DEWAN KOMISARIS ` ADM Penjualan Spervisor Lab Penagihan Adm tagih Kasir ANALIST DIREKTUR DIREKTUR UTAMA Staff Teknik Managee Teknik KA. Unit Gudang Obat Jadi KA. Unit Gudang Bahan Baku KA. Sub. SIE

Pengemasan KA. Unit Produksi Kapsul KA. Unit Produksi Tablet KA. Unit Produksi Puyer KA. Unit Produksi Sirup ASS. Manager SEK. Perencanaan Produksi Manager.P. Mutu Manager Keuangan Kartu Stock Pengawasan Kasubag Pengawasan Kepala Sub Personalia Staff Produksi Staff R&D Staff QA Staff Akuntansi Manager Q A Manager R & D

Manager Penjualan Manager Produksi Manager Umum Manager Akuntansi Universitas Sumatera Utara64 2. Sistem Informasi Akuntansi PT.Mutifa-Industri Farmasi Medan PT. Mutifa Industri Farmasi Medan dalam kegiatan operasional sehari-harinya sangat memperhatikan sistem informasi akuntansi yang dijalankan perusahaan. PT.Mutifa-Industri Farmasi Medan menerapkan sistem informasi akuntansi dilakukan dengan proses manual dan komputerisasi ( semi komputerisasi ) yang bertaraf sesuai keadaan serta perkembangan perusahaan. 3. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas a. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai PT. MutifaIndustri Farmasi Medan sebuah perusahaan yang memproduksi obat, sehingga pengahasilan utamanya adalah berasal dari penjualan. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan, PT Mutifa-Industri Farmasi mempunyai pandangan bahwa sistem informasi yang dilakukan diperusahaan adalah sebagai alat untuk mempermudah pimpinan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas perusahaan dan dimanfaatkan manajemen dalam pengambilan keputusan terutama berkaitan dalam pengendalian intern penjualan. Berdasarkan hasil penelitian dari lapangan yang diperoleh oleh penulis dari hasil wawancara, dimana dalam PT.Mutifa-Industri Farmasi Medan sangat jarang ditemukan adanya transaksi penjualan tunai. Sehingga penulis tidak menguraikan prosedur penjualan tunai lebih lanjut, dimana transaksi yang terjadi dalam perusahaan tersebut adalah transaksi penjualan kredit. Universitas Sumatera Utara65 b. Sistem Informasi akuntansi Penjualan Kredit Penjualan kredit yang dilakukan perusahaanperusahaan adalah seluruh penjualan dimana pembayarannya memakai tenggang waktu sesuai dengan kesepakatan pelanggan dengan perusahaan yang mengakibatkan perusahaan mempunyai piutang untuk jangka waktu tertentu. Bagian-bagian yang terkait dalam prosedur penjualan kredit adalah: 1) Salesman 2) Pelanggan 3) Kepala Operation Department 4) Kepala Finance Department 5) Administrasi gudang 6) Bagian pengiriman 7) Administrasi tagih Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit adalah sales order dan faktur penjualan. Catatan-catatan akuntansi digunakan dalam sistem penjualan kredit adalah jurnal penjualan, kartu piutang, dan kartu gudang. Pelaksanaan prosedur penjualan kredit yang dilakukan perusahaan akan diuraikan sebagai berikut: 1) Pelanggan menghubungi perusahaan baik melalui telepon, atau salesman yang datang ke pelanggan, kemudian membuat sales order.

2) Sales order yang telah dibuat tersebut dibuat persetujuan dari kepala bagian keuangan. Apabila pesanan dari pelanggan disetujui maka kepala bagian keuangan akan menandatangani sales order tersebut. Universitas Sumatera Utara66 3) Copy sales order lambaran ke 4 diserahkan kepada kepala bagian keuangan yang telah disetujui, maka kepala bagian keuangan membubuhi tanda tangan dalam copy sales tersebut. Copy sales order tersebut yang telah ditandatangani dan diserahkan kembali kepada kepala operasi. 4) Sales order yang telah disetujui didistribusikan, lembar ke 1 diserahkan ke bagian administrasi tagih, lembaran ke 2 dan ke 3 diserahkan ke administrasi gudang untuk mempersiapkan barangnya, lembaran ke 4 untuk file. 5) Berdasarkan copy sales order, administrasi gudang akan membuat faktur dan membubuhi nomor faktur di sales order dan mengarsipnya. 6) Oleh kepala gudang faktur asli dan tiga copy faktur yang diterimanya dari bagian administrasi dicek dengan fisik atau barang yang telah disiapkan melalui sales order lembar ke 2 dan ke 3, sehingga apabila ada kesalahan dalam pembuatan faktur dapat segera diketahui dan dilakukan koreksi. 7) Setelah barang yang disiapkan sama dengan faktur, maka barang, faktur asli, dan tiga lembar copy serta lembar ke 2 sales order diserahkan ke bagian pengiriman. Kemudian bagian pengiriman memberi paraf pada copy sales order tersebut, lembar ke 3 untuk pertinggal di gudang. Administrasi gudang mencatat sales order untuk mencatat sales order ke dalam kartu gudang. 8) Barang yang sudah disiapkan, faktur asli dan tiga lembar copy faktur dan sales order lembar ke 2 dibawa pengantar barang ke pelanggan. Dalam hal ini sales order berfungsi sebagai tembusan surat perintah pengiriman atau surat pengantar barang. Barang diserahkan ke pelanggan, kemudian pelanggan Universitas Sumatera Utara67 menandatangani di faktur. Satu lembar copy faktur yaitu lembar ke 4 dan sales order diserahkan ke pelanggan. 9) Faktur asli dan dua lembar copy faktur yang sudah ditandatangani oleh pelanggan diserahkan ke administrasi untuk disortir dan diregistrasi. Faktur asli diarsip terpisah dengan faktur penjualan yang akan ditagih oleh juru tagih, dan faktur lembar ke 3 untuk administrasi tagih (pembukuan). 10) Oleh administrasi tagih, setiap hari faktur penjualan kredit yang diterimanya akan dicatat ke dalam kartu piutang, merupakan buku pembantu yang merinci perkiraan kontrol piutang, merupakan buku pembantu yang merinci perkiraan kontrol piutang dalam buku besar. 11) Berdasarkan copy faktur penjualan kredit administrasi tagih akan mencatat ke dalam buku jurnal penjualan setiap hari, yaitu: Piutang Dagang ............................ x x x Penjualan .................................... x x x c. Prosedur Penerimaan Kas dari Piutang Pada PT. Mutifa Industri Farmasi Medan, sumber utama penerimaan kas berasal dari kegiatan penjualan baik penjualan tunai maupun penjualan kredit, dari kedua kegiatan ini akan diperoleh kas yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan selain dana yang diperoleh dari kantor pusat. Sistem akuntansi penerimaan kas dilakukan oleh perusahaan secara manual. Bagian-bagian yang terkait dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari piutang antara lain yaitu: 1) Penagihan

Universitas Sumatera Utara68 2) Kasir 3) Administrasi Tagih Dokumen yang digunakan dalam prosedur penerimaan kas dari piutang ini adalah: 1) Daftar tagihan 2) Faktur penjualan kredit 3) Daftar pemberitahuan penerimaan piutang 4) Bukti setor bank Pelaksanaan prosedur penerimaan kas dari piutang pada perusahaan akan diuraikan sebagai berikut: 1) Administrasi tagih mempersiapkan daftar tagihan yang dilengkapi dengan: a) Nomor urut pelanggan b) Nama dan alamat pelanggan c) Nomor faktur d) Jumlah yang ditagih 2) Daftar tagihan yang dibuat beserta faktur penjualan kredit yang disisipkan, diserahkan kepada penagih (collector). 3) Selanjutnya penagih membuat daftar pemberitahuan penerimaan piutang yang berupa formulir yang dicetak yang memuat informasi mengenai: a) Tanggal penagihan b) Nama pelanggan c) Alamat pelanggan d) Nomor bon/faktur Universitas Sumatera Utara69 e) Total bon/faktur yang dibayar f) Nomor cek/giro jika dibayar dengan cek/giro g) Nama bank yang tercantum dalam cek/giro h) Kontan jika dengan uang tunai Pada daftar pemberitahuan penerimaan piutang juga ditulis nama melakukan penagihan. Daftar pemberitahuan penerimaan piutang yang dibuat rangkap empat beserta uang kontan/cetak dan copy faktur penjualan diserahkan kepada kasir. 4) Kemudian kasir membandingkan dan menghitung uang dari hasil penagihan dengan daftar pemberitahuan penerimaan piutang serta faktur penjualan apabila cocok maka kasir menandatangani daftar pemberitahuan tersebut dan mencap lunas pada faktur penjualan tersebut. Kemudian daftar pemberitahuan penerimaan piutang didistribusikan, lembar ke 1 untuk kasir kemudian tiga lembar copynya bersama faktur penjualan kredit diserahkan ke administrasi tagih untuk disortir. Kemudian dibubuhi tanda tangan sebagai bukti bahwa faktur penjualan kredit telah ditagih atau dibayar dan diterima uangnya oleh kasir. Copy daftar penerimaan piutang lembar ke 4 dan copy faktur yang dicap lunas diarsipkan terpisah dengan faktur penjualan yang belum ditagih oleh collector. Kemudian copy daftar penerimaan piutang lembar ke 2 disimpan oleh administrasi tagih, dan lembar ke 3 diarsipkan untuk diperiksa oleh regional accounting, apakah seluruh piutang telah ditagih atau dilunasi sesuai dengan yang tercantum dalam daftar tagihan. Universitas Sumatera Utara70

5) Berdasarkan daftar penerimaan piutang lembaran ke 2, administrasi tagih akan mencatat penerimaan kas dari penagihan piutang ke buku kas. Pencatatan yang dilakukan oleh seksi akuntansi adalah: Kas ...................................... xxx Piutang dagang ......................................... xxx Penerimaan kas pada hari itu atau pada jam kerja hari berikutnya juga atau keesokan harinya langsung disetor ke bank. Kasir mengisi bukti setoran kas ke bank rangkap tiga, lembar ke 1 untuk kasir, lembar ke 2 diserahkan ke administrasi tagih untuk direkonsilisasi dengan daftar pemberitahuan penerimaan piutang kemudian mencatatnya ke jurnal penerimaan kas dan diposting ke buku besar, lembar ke 3 untuk bank. Bukti setoran kas ke bank tersebut disimpan untuk keperluan merekonsilisasi perkiraan kas pada catatan perusahaan dan kas di bank. d. Pengendalian Intern Penjualan dan Penerimaan Kas Untuk menjaga agar tidak terjadi penyimpangan dan ketidakefektifan aktivitas PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan, maka perusahaan melakukan pengendalian terhadap bagianbagian yang terkait dalam sistem penjualan dan penerimaan kas dan juga terhadap transaksinya. Resiko atau masalah yang biasanya terjadi dalam sistem penjualan dan penerimaan kas antara lain yaitu: 1) Penerimaan kas dari piutang atau penerimaan kas dari penjualan tunai yang tidak tercatat. 2) Kesalahan dalam membuat faktur penjualan. Universitas Sumatera Utara71 3) Pencurian dan penggelapan barang di gudang atau di pangkalan pengiriman. 4) Pencurian uang yang diterima dari pelanggan oleh orang yang terlibat dalam pemprosesan. 5) Bencana alam atau karena ulah manusia mengakibatkan kehilangan atau kerusakan uang tunai, persediaan barang dan catatan piutang dan lain sebagainya. Untuk menghindari semua ancaman-ancaman dan resiko yang mengganggu aktivitas kelangsungan perusahaan maka dilakukan pengendalian intern penjualan dan penerimaan kas yaitu: 1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Pada struktur organisasi PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan telah terlihat bahwa telah dilaksanakan pemisahan tugas dan tanggung jawab fungsional kepada masing-masing bagian dalam melakukan kegiatan pokok perusahaan. Dalam transaksi penjualan dan penerimaan kas telah dilakukan pemisahan tugas dan tanggung jawab yaitu: a) Bagian penjualan harus terpisah dari bagian kas (kasir) b) Kasir harus terpisah dari fungsi akuntansi (pada perusahaan ini dipegang oleh administrasi tagih) c) Bagian akuntansi harus terpisah dari bagian penjualan d) Bagian penjualan harus terpisah dengan bagian kredit e) Bagian akuntansi harus terpisah dari bagian penagihan Universitas Sumatera Utara72 2) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.

Pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan setiap transaksi hanya akan terjadi atas dasar otoritas dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut, oleh karena itu dalam organisasi dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otoritas atas terlaksananya setiap transaksi. Di dalam sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas yang dilaksanakan perusahaan sistem otoritas dan prosedur pencatatan antara lain yaitu:

a) Penerimaan order dari pelanggan terlebih dahulu harus diotorisasikan oleh kepala bagian operasi. b) Penerimaan kas harus diotorisasikan oleh kasir dengan mencap lunas pada faktur penjualan tunai. c) Pencatatan di dalam jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi (administrasi tagih) dengan memberikan tanda pada faktur penjualan tunai. d) Bagian penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar tagihan yang akan dibuat oleh administrasi tagih. e) Persetujuan pemberian kredit harus diberikan oleh kepala bagian keuangan dengan menandatangani sales order. f) Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur penjualan. 3) Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak Universitas Sumatera Utara73 diciptakan cara-cara untuk menjamin praktek yang sehat dalam pelaksanaannya. Cara yang ditempuh PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan yaitu pemeriksaan mendadak yang dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada pihak yang akan diperiksa, selain itu penggunaan formulir bernomor urut tercetak dan pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang dan dalam pelaksanaan sistem penjualan dan penerimaan kas praktek yang sehat ini dapat dilakukan seperti jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai. 4) Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab Bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, serta bagaimana cara yang diciptakan untuk mendorong praktek yang sehat semuanya sangat tergantung kepada manusia yang melaksanakannya. Karyawan yang jujur dan ahli dalam bidang yang menjadi tanggung jawabnya akan dapat melaksanakan pekerjaannya efektif dan efesien. Pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan, cara yang dilakukan antara lain yaitu seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut sesuai dengan bidang yang dibutuhkan. B. Analisis Hasil Penelitian a. Stuktur Organisasi Sistem Informasi Akuntansi dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, maka struktur organisasi harus dirancang dengan memnuhi prinsip internal control yang mensyaratkan terpisahnya fungsi operasional, fungsi pencatatan dan fungsi penyimpanan demi tercapainya tujuan internal cek, sehingga perusahaan terhindar Universitas Sumatera Utara74 dari penyimpangan-penyimpangan yang mungkin dilakukan dalam organisasi. Struktur organisasi yang tepat bagi suatu perusahaan belum tentu tepat bagi perusahaan lain. Perbedaan penetapan struktur organisasi yang berbeda disebabkan oleh beberapa hal antara lain : jenis perusahaan, besar kecilnya perusahaan, bidang operasi perusahaan dan lain-lain. Struktur organisasi merupakan struktur yang menggambarkan pola hubungan kerja antara dua bagian atau lebih dalam suatu susunan hierarki serta pertanggung jawaban dalam mencapai tujuan perusahaan. Telah diketahui bahwa struktur organisasi PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan

adalah struktur organisasi garis dan staf dimana wewenang berjalan dari jabatan yang tertinggi yaitu pimpinan cabang kepada tiap-tiap kepala bagian dan seksi-seksi yang didasarkan fungsi masing-masing anggota tersebut. Berdasarkan struktur organisasi perusahaan beserta tugas masing-masing bagian dalam prakteknya sudah memadai hal ini dapat dilihat dengan adanya bagian yang mempunyai pemisahan tugas. Dengan struktur organisasi pimpinan perusahaan dapat mengadakan pengendalian terhadap bawahannya sesuai fungsi dan wewenang yang mereka jalankan. b. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas Sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas pada perusahaan dilaksanakan secara komputerisasi dimana tanggung jawab dan pelaksana sistem sangat bergantung pada tanggung jawab setiap personil (karyawan) yang melaksanakannya. Pada saat ini karyawan perusahaan berasal dari gabungan perusahaan-perusahaan. Sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas secara Universitas Sumatera Utara75 keseluruhan belum terlaksana dengan efektif ini diakibatkan oleh terbatasnya sumber daya (manusia dan teknologi) yang dimiliki oleh perusahaan. a. Prosedur Penjualan Tunai Berdasarkanhasil penelitian yang diperoleh penulis dari perusahaan,bahwa transaksi penjualan tunai dalam PT.Mutifa-Industri Farmasi Medan sangat jarang terjadi,dimanakebanyakan transaksi yang terjadi adalah transaksi penjualan kredit. Sehingga penulis tidak menguraikan prosedur penjualan tunai lebih lanjut. Bedasarkan data yang diperoleh dari PT. Mutifa-Industri Farmasi catatan-catatan, dokumen-dokumen, bagian-bagian yang terkait, serta prosedur-prosedur dalam sistem akuntansi penjualan tunai dan dibandingkan dengan uraian teori mengenai sistem akuntansi penjualan tunai pada BAB II dapat diketahui bahwa sistem akuntansi penjualan tunai. Catatan-catatan dan dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan tunai oleh perusahaan juga telah sesuai dengan teori pada BAB II. Oleh karena itu menurut pendapat penulis bahwa sistem akuntansi penjualan tunai pada PT. Mutifa-industri Farmasi Medan sudah tepat dan efektif karena telah sesuai dengan teori yang diuraikan pada BAB II. b. Prosedur Penjualan Kredit Berdasarkan uraian pada BAB II pelaksanaan prosedur penjualan kredit yang efektif harus terdapat pemisahan tugas antara bagian-bagian yang terkait. Transaksi penjualan kredit yang baik harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kredit, fungsi pengiriman, fungsi gudang, fungsi penagihan, dan administrasi tagih. Dalam hal ini fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit, selain itu fungsi akuntansi yang melaksanakan fungsi pencatatan harus Universitas Sumatera Utara76 dipisahkan dari fungsi penjualan yang melaksanakan transaksi kredit, dan fungsi kredit yang bertanggung jawab untuk meneliti status kredit dalam memberikan kredit atau mengecek kemampuan pembeli dalam melunasi kewajibannya. Pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan, fungsi pemberian otoritas kredit berada di tangan bagian kredit yang dilakukan oleh kepala bagian keuangan. Fungsi penjualan kredit dilakukan oleh bagian penagihan dalam hal ini collector, fungsi gudang dilakukan oleh bagian gudang, fungsi pengiriman dilakukan oleh bagian pengiriman, fungsi akuntansi yang bertanggung jawab atas pencatatan piutang berada di tangan administrasi tagih. Hal ini menunjukkan bahwa dalam melaksanakan prosedur penjualan kredit dalam perusahaan sudah terdapat pemisahan tugas yang sudah sesuai dengan teori pada BAB II. Dengan adanya pemisahan tugas tersebut, catatan piutang dapat dijamin ketelitiannya dan

kebenarannya. Dalam hal penjualan kredit catatan mutasi piutang harus didasarkan pada dokumen sumber yang lengkap dan telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Pencatatan ke dalam jurnal penjualan diotorisasi oleh bagian jurnal (akuntansi) dengan cara membubuhkan tanda tangan pada dokumen sumber tersebut. Pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan, pencatatan transaksi ke dalam jurnal penjualan juga didasarkan pada dokumen dasar yaitu faktur penjualan kredit yang telah diotorisasi oleh kepala bagian keuangan. Setiap transaksi terjadi dengan otorisasi dari pihak yang berwenang dan dicatat melalui prosedur pencatatan maka data akuntansi dijamin ketelitiannya dan keandalannya. Universitas Sumatera Utara77 Dalam transaksi penjualan kredit diperlukan pengecekan intern terhadap status kredit pembeli sebelum transaksi penjualan kredit dilaksanakan. Kepala bagian keuangan selaku fungsi kredit diberi wewenang untuk menolak atau menyetujui pemberian kredit kepada seorang pembeli atau pelanggan berdasarkan analisa terhadap riwayat pelunasan piutang yang dilakukan oleh pembeli tersebut di masa yang lalu. Dengan adanya fungsi kredit ini resiko tidak tertagihnya piutang dapat dikurangi. Pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan, fungsi kredit dilakukan oleh kepala bagian keuangan dimana kepala bagian keuangan mengotorisasi kredit berdasarkan banyaknya piutang tertagih. c. Prosedur Penerimaan Kas Berdasarkan uraian pada BAB II, dalam pelaksanaan prosedur penerimaan kas dari piutang, fungsi akuntansi harus dipisahkan dari fungsi penerimaan kas untuk menghindari kemungkinan penggunaan catatan akuntansi untuk menutupi kecurangan yang dilakukan kasir. Jika fungsi akuntansi digabungkan dengan fungsi penerimaan kas, timbul kemungkinan fungsi penerimaan kas menggunakan kas yang diterima dari debitur untuk kepentingan pribadinya dan menutupi kecurangan tersebut dengan memanipulasi catatan piutang kepada debitur. Kecurangan semacam ini disebut lapping. Pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan pemisahan tugas ini sudah sepenuhnya dilakukan dalam pelaksanaan prosedur penerimaan kas dari piutang dimana fungsi penagihan dari perusahaan dilakukan oleh orang yang berlainan yaitu collector, dalam hal ini collector melaksanakan peran dalam melaksanakan kegiatan penagihan. Berdasarkan uraian teoritis pada BAB II, setiap transaksi Universitas Sumatera Utara78 dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh masing-masing fungsi yang bertanggung jawab melaksanakan kegiatan tersebut fungsi yang berbeda tanpa ada campur tangan dari orang lain atau fungsi organisasi lain. Dengan kata lain, fungsi penagihan dipisahkan dari fungsi penjualan yang dilakukan collector. Fungsi penagihan melakukan penagihan berdasarkan daftar piutang yang dibuat oleh administrasi tagih. Fungsi penagihan hanya melakukan penagihan atas dasar daftar piutang yang telah jatuh tempo yang dibuat oleh fungsi akuntansi. Dengan demikian fungsi penagihan tidak mungkin melakukan penagihan untuk kepentingan pribadinya untuk jangka waktu tertentu. Pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan, collector melakukan penagihan berdasarkan daftar tagihan yang dibuat oleh administrasi tagih sesuai rekomendasi dari fungsi keuangan, setelah uang yang berasal dari tagihan diperoleh maka collector juga harus membuat daftar pemberitahuan penerimaan piutang dari debitur yang berisi informasi mengenai penagihan tersebut sehingga kemungkinan collector melakukan kecurangan kecil. Hal ini menunjukkan bahwa sistem otorisasi fungsi penagihan pada perusahaan telah efektif dan dapat meningkatkan pengendalian intern dalam penerimaan piutang. Pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan seluruh hasil yang diperoleh dari penagihan piutang harus disetorkan ke bank pada hari yang sama atau hari kerja berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pengendalian intern dalam mengurangi kecurangan yang dilakukan oleh kasir.

Universitas Sumatera Utara79 c. Pengendalian Intern Penjualan dan Penerimaan Kas Sistem akuntansi merupakan bagian dari sistem informasi dan komunikasi, dengan sistem informasi dan komunikasi tersebut merupakan salah satu unsur pengendalian intern, dengan kata lain sistem informasi berhubungan erat dengan sistem pengendalian intern. Oleh karena itu dalam menerapkan sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas harus memperhatikan unsur-unsur pengendalian intern sehingga tujuan pengendalian intern atas penjualan dan penerimaan kas dapat tercapai. Menurut pendapat penulis, catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang digunakan perusahaan, serta prosedur yang dilaksanakan oleh perusahaan sudah memadai karena dapat mendukung pengendalian intern dalam sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas. Dalam prosedur yang dilaksanakan telah terdapat pembagian tugas dan tanggung jawab fungsional antara lain bagian-bagian yang terkait, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan. Pembagian tanggung jawab fungsional perusahaan didasarkan pada prinsip yaitu fungsi operasi, fungsi pencatatan, dan fungsi penyimpanan harus dipisahkan. Dengan pemisahan fungsi pencatatan, dari fungsi operasi dan fungsi penyimpanan, catatan akuntansi yang diselenggarakan mencerminkan transaksi sesungguhnya yang dilaksanakan oleh unit organisasi yang memegang fungsi operasi dan fungsi penyimpanan. PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan telah melaksanakan unsur-unsur pengendalian intern penjualan dan penerimaan kas yang diuraikan dalam BAB II, seperti adanya struktur organisasi memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas seperti fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi penerimaan kas, dari Universitas Sumatera Utara80 fungsi pencatatan dan sebagainya. Begitu juga pemisahan fungsi telah sepenuhnya dilaksanakan oleh perusahaan. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, hutang, pendapatan telah dilaksanakan perusahaan harus adanya otorisasi penjualan oleh kepala bagian operasi. Seperti yang telah diuraikan dalam BAB II formulir adalah media yang digunakan untuk merekam penggunaan wewenang untuk memberikan otoritas terlaksananya transaksi dalam perusahaan, formulir juga dipakai sebagai dokumen dasar pencatatan transaksi dalam catatan akuntansi. Dalam perusahaan penggunaan formulir bernomor tercetak pemakaiannya dipertanggungjawabkan juga merupakan unsur pengendalian intern untuk mendorong adanya praktek yang sehat. Prosedur percetakan yang baik akan menjamin data yang direkam dalam formulir dicatat dalam akuntansi dengan tingkat ketelitian dan keandalan yang tinggi seperti fungsi akuntansi yang tinggi mencatat transaksi penerimaan kas berdasarkan bukti faktur penjualan dan bukti setoran bank yang berasal dari kasir, selain ketiga unsur pengendalian intern di atas perusahaan juga merekrut karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Jadi berdasarkan uraian pengendalian intern di atas dapat dikatakan pengendalian intern perusahaan sudah memadai. d. Analisis Pengujian Hipotesis Dalam BAB I penulis telah mengajukan hipotesis sebagai berikut : : Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan. Untuk menguji diterim atau ditolaknya hipotesis tersebut, Universitas Sumatera Utara81 penulis ingin menyampaikan hasil kuesioner yang penulis terima dari lima responden pada PT. Mutifa-industri Farmasi Medan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan kuesioner yang diperoleh dari lima responden adalah sebagai berikut : 1. Memisahkan yiap-tiap jawaban responden sesuai dengan jawaban yang diberikan, yaitu ya atau Tidak 2. Menjumlahkan berapa banyak jawaban Ya atau Tidak 3. Dari jawaban Ya, kemudian

dibagi dengan semua jumlah kuesioner kemudian dikali 100% Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner atas variabel independen yang diajukan kepada lima responden didapat jawaban sebagai berikut : Tabel 4.1 Hasil Jawaban Kuesioner variabel Independen Kriteria jawaban Responden Jumlah Ya Tidak 55 82 18

Jumlah

100

Sumber : Kuesioner Perhitungan sebagai berikut : Berdasarkan hasil 82% dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi penjualan pada PT. Mutifa-Industri Farmasi Medan telah disusun dan ditetapkan secara memadai untuk membantu pencapaian tujuan yang ditetapkan, karena Universitas Sumatera Utara82 sistem informasi akuntansi penjualan sangat berperan terhadap pengendalian internal penjualan. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner atas variabel dependen yang diajukan kepada lima responden didapat jawaban sebagai berikut : Tabel 4.2 Hasil Jawaban Kuesioner variabel dependen Kriteria jawaban Responden Jumlah Ya Tidak 55 126 14

Jumlah

140

Sumber : Kuesioner Perhitungan sebagai berikut : Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, pengendalian internal penjualan telah efektif. Dengan demikian maka akan diperoleh besarnya persentase analisis sistem informasi akuntansi dalam menunjang efektivitas tercapainya pengendalian internal penjualan sebagai berikut : Dari hasil perhitungan kuesioner tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan sistem informasi akuntansi dalam menunjang tercapainya pengendalian internal penjualan. Demikian hipotesis yang penulis kemukakan Universitas Sumatera Utara83 pada bab sebelumnya, yaitu Analisis Sistem Informasi Akuntansi dalam menunjang pencapaian efektivitas pengendalian intern penjualan, dapat diterima. Faktor-faktor yang mendukung diterimanya hipotesis tersebut adalah sebagi berikut : 1. Ada dan dilaksanakannya unsur-unsur sistem informasi akuntansi penjualan yang terdiri dari: 1) Manusia Pegawai bagian penjualan PT.Mutifa-Industri Farmasi Medan telah mampu mengoperasikan sistem informasi akuntansi penjualan sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan. 2) Alat (1) Komputer (2) Formulir (3) Catatan (4) Data (5) Laporan 3) Metode 2. Ada dan dilaksanakannya unsur-unsur Pengendalian internal penjualan yang terdiri dari : 1) Lingkungan Pengendalian ( control environment ) 2) Aktivitas Pengendalian ( control activities ) 3) Perkiraan Resiko (risk assesment )

Universitas Sumatera Utara84 4) Informasi dan Komunikasi (information and communication) 5) Pengawasan ( monitoring ) 3. Ada dan tercapainya tujuan pengendalian internal penjualan, yang terdiri dari : 1) laporan Keuangan yang Handal 2) Efektivitas dan Efisiensi yang diterapkan 3) Aktivitas penjualan yang efektif dan efisien 4) Tunduk kepada undang-undang dan kebijakan yang diterapkan 5) Pegawai PT. Mutifa-Industri Farmasi selalu mengikuti kebijakan yang ditetapkan pimpinan perusahaan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Universitas Sumatera Utara85 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisa yang dilakukan pada Bab IV, maka penulis menarik kesimpulan antara lain: 1. Sistem informasi akuntansi dalam siklus pendapatan yang diterapkan pada perusahaan dilaksanakan secara manual dan komputerisasi ( semi komputerisasi ) 2. Sistem informasi akuntansi dalam siklus pendapatan yang diterapkan perusahaan sebagian besar sudah tepat dan efektif karena sudah sesuai dengan teori pada BAB II sehingga dapat mendukung pengendalian intern penjualan dan penerimaan kas. Kesimpulan di atas ditarik dengan alasan-alasan berikut: a. Dalam sistem akuntansi penjualan kredit, pemberian otorisasi kredit dilakukan oleh kepala bagian keuangan (Finance Department) yang memberikan persetujuan kredit berdasarkan kepercayaan, dalam hal ini perusahaan tidak mempunyai kredit sendiri yang secara khusus benar-benar meneliti status pelanggan yang akan diberikan kredit. b. Dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari piutang, fungsi penagihan dilakukan oleh collector yang bersangkutan. Artinya collector memiliki tugas tersendiri dari fungsi penjualan, dengan adanya pemisahan tugas ini memungkinkan terjadinya penyelewengan kecil.

73 Universitas Sumatera Utara86 3. Pengendalian intern penjualan dan penerimaan kas pada perusahaan sudah cukup efektif karena telah terdapat empat unsur pengendalian intern dalam perusahaan, seperti pemisahan tugas fungsional, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan. Pelaksanaan pemisahan tugas dan sistem akan menjamin dihasilkannya dokumen-dokumen yang dapat dipercaya sehingga pencatatan akan menghasilkan informasi keuangan yang teliti dan dipercaya. B. Saran 1. Dalam pelaksanaan prosedur penjualan kredit, disarankan perusahaan membentuk suatu fungsi kredit ysng khusus meneliti status kredit dari pelanggan yang lama maupun yang baru. Bagian ini juga bertanggung jawab membuat kebijakan-kebijakan pemberi kredit yang memadai. 2. Perusahaan membentuk fungsi akuntansi tersendiri yang terpisah dari fungsi lainnya, karena perusahaan ini menganut sistem pencatatan sentralisasi dimana pelaporan keuangan dilakukan oleh pusat. Ini berguna menghindari peranan ganda oleh administrasi tagih selaku fungsi akuntansi.

You might also like