Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Prinsip-prinsip gaya gesek dan modulus elastisitas telah banyak diterapkan manusia
seperti peristiwa pengereman, pengangkutan barang, pembuatan jembatan dan lain lain.
Prinsip-prinsip tersebut telah dirumuskan secara sistematik dan percobaan ini dilakukan
untuk menerapkan kembali rumusan/teori yang telah ada dalam kasus-kasus yang
sederhana agar praktikan lebih cepat memahami rumusan atau teori tadi.
1.3 Permasalahan
Bagaimana cara menentukan percepatan benda, koefisien gesek statis dan kinetis,
menyimpulkan hubungan keduanya dan membuat grafik µs sebagai fungsi g/(g-a) serta
Laporan ini secara umum terdiri atas 5 bab. Selain itu laporan ini juga
Bab pertama adalah “Pendahuluan” yang berisi tentang latar belakang, tujuan,
Bab kedua adalah “Dasar Teori” merupakan ringkasan teori dan rumus yang berkaitan
Bab ketiga adalah “Cara kerja dan Peralatan” merupakan panduan tentang alat yang
Bab kelima adalah “Kesimpulan” berisi tentang kesimpulan dari pembahasan yang
DASAR TEORI
Suatu benda yang bergerak pada suatu permukaan benda lain akan mendapat
gaya yang arahnya berlawanan dengan arah benda. Gaya ini terjadi akibat gesekan kedua
permukaan benda dan disebut sebagai gaya gesek. Bukti adanya gaya gesek adalah
peristiwa pengereman pada mobil atau ketika kita mendorong sebuah buku dilantai
dengan gaya tertentu dan buku bergerak maka buku tersebut akan berhenti di satu titik.
Gaya gesek ini selanjutnya dibagi menjadi dua yaitu gaya gesek statis dan kinetis.
Perbedaan itu terjadi pada harga koefisien geseknya. Koefisien gesek statis (µs) pasti
lebih besar daripada harga koefisien kinetisnya karena itu besar gaya gesek statis pasti
lebih besar daripada gaya gesek kinetis (terhadap sistem yang sama). Hal ini dapat kita
buktikan ketika kita mendorong sebuah mobil. Ketika mobil masih diam lalu kita dorong
tepat akan bergerak ( berlaku gaya gesek statis ) akan terasa lebih berat daripada setelah
mobil bergerak. Untuk kasus tersebut dapat pula dimodelkan sebagai berikut :
Dari gambar diatas jika gaya F lebih kecil atau sama dengan gaya gesek statis
(fs = µs . N)
maka benda A tidak bergerak (a = 0). Tapi bila gaya F sedikit saja lebih besar dari gaya
gesek statis (fs) maka benda akan bergerak dengan percepatan (a) dan menimbulkan
gaya gesek kinetis (fk) yang lebih kecil dari fs tapi tetap sebanding dengan gaya normal
(fk = µk . N).
Koefisien gesek (statis dan kinetis) itu sendiri merupakan suatu konstanta yang
kasar suatu permukaan maka makin besar pula koefisien geseknya, harga koefisien gesek
Tegangan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu regangan tertentu bergantung pada
regangan menghasilkan apa yang disebut modulus elastisitas. Makin besar modulus
elastisitas suatu benda maka makin besar pula tegangan yang diperlukan untuk tiap satu
satuan regangan. Sehingga dapat diktakan bahwa modulus Elastisitas (E) adalah
E=P/e
E = ( F /A)
( ∆L / L )
E=(F.L)
( ∆L . A )
dimana : P = tegangan ;
e = regangan ;
∆L = pertambahan panjang ;
L = panjang awal ;
gaya F dan panjang L dan berbanding terbalik dengan pertambahan panjang dan luas
benda.
Untuk gambar diatas besarnya lenturan/regangan yang terjadi pada titik tengah batang
tersebut adalah :
∆ = w . L3
4 E b h2
h = tebal batang
Pada batas proporsional tertentu jika belum melampaui batas modulus elastisitas
benda tersebut, perbandingan antara besarnya tegangan dan regangan adalah konstan.
Oleh karena itu pada kondisi seperti itu berlaku hukum Hooke yang menyatakan bahwa
modulus elastisitas suatu benda adalah konstan dan hanya tergantung pada sifat benda itu
sendiri.
BAB III
3.1 Peralatan
2. Stop Watch
tertentu.
(100 gr, 150 gr) sehingga sistem bergerak dengan percepatan a. Mencatat posisi
C. Modulus elastisitas
3. Memberi beban (anak timbangan) pada tempat beban ditengah tumpuan satu per
4. Kurangi beban satu per satu dan catat kedudukan skala pada tiap pengurangan
beban.
BAB IV
Pada bagian ini akan dihitung ralat dari data pada percobaan koefisien gesek kinetis.
M1 = 0.05 kg
No M2 S t (detik) t - t' ( t - t' )2
(kg) (m)
1 0.15 0.6 0.81 -0.004 1.6E-05
2 0.15 0.6 0.84 0.026 6.760E-04
3 0.15 0.6 0.8 -0.014 1.96E-04
4 0.15 0.6 0.81 -0.004 1.60E-05
5 0.15 0.6 0.81 -0.004 1.60E-05
2
t' = 0.814 Σ ( t - t' ) = 9.2E-04
2
Σ ( t - t' ) = 9.20E-04 = 0.000046
n(n-1) 20
M1 = 0.05 kg
No M2 S t (detik) t - t' ( t - t' )2
(kg) (m)
1 0.1 0.5 0.94 0.012 1.44E-04
2 0.1 0.5 0.94 0.012 1.44E-04
3 0.1 0.5 0.94 0.012 1.44E-04
4 0.1 0.5 0.88 -0.048 2.304E-03
5 0.1 0.5 0.94 0.012 1.44E-04
2
t' = 0.928 Σ ( t - t' ) = 2.88E-03
2
Σ ( t - t' ) = 2.88E-03 = 0.000144
n(n-1) 20
Tabel 4.3
No M1 M2 M2/M1
(kg) (kg) (µs)
1 0.05 0.08 1.6
2 0.2 0.18 0.9
E = (w.l )/(4. ∆ b .h )
No M+/M- l B h ∆+
(kg) (m) (m) (cm) (m)
1 0.1 1 0.015 0.01 1.5E-04
2 0.1 1 0.015 0.01 2.500E-04
3 0.2 1 0.015 0.01 6.00E-04
4 0.2 1 0.015 0.01 9.50E-04
5 0.2 1 0.015 0.01 1.25E-03
E penambahan beban
E1 = 7.407E+09
E2 = 8.889E+09
E3 = 7.407E+09
E4 = 7.018E+09
E5 = 7.111E+09
E pengurangan beban
E1 = 7.407E+09
E2 = 7.407E+09
E3 = 7.407E+09
E4 = 6.667E+09
E5 = 7.111E+09
4.2 Pembahasan
Pada tabel 4.1 hingga tabel 4.4 telah dihitung nilai dari koefisien gesek statis(µ
kayu(E),sesuai dengan rumusan yang juga telah dituliskan didalam tabel-tabel tersebut.Untuk
1.Menghitung µs
tabel I : a = 1.811 m / s2
a = 1.811 + 0.0123 m / s2
tabel II : a = 1.1612 m / s2
a = 1.1612 + 0.0139 m / s2
Ma
µk1 = 2.2608
µk2 = 1.6445
E = ( w . L3 ) / ( 4 ∆ b h2 )
Penambahan beban
E5=7.111 x 109 kg / m2
Penambahan beban
E5=7.111 x 109 kg / m2
Tabel 4.5
No X Y X2 XY
1 1.2267 -2.5466 1.50479289 -3.12391422
2 1.1344 -1.731131 1.28686336 -1.963795006
Σx = 2.3611 Σy = -4.277731 Σx 2 = 2.79165625 Σxy = -5.087709226
B = (Σy-AΣx)/n = 8.291274564
Y = ( µk + 1)g/(g-a) + 8.291745
µk =
maka µk =
Grafik M2/M1 sebagai fungsi g/(g-a)
Berdasarkan perhitungan tersebut didapat bahwa nilai koefisien gesek baik koefisien
gesek statis maupun koefisien kinetis lebih besar dari 1 ,hal ini disebabkan tidak
tersebut(papan dan gantungan)jauh lebih besar dari pada massa beban itu sendiri.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasar hasil analisa data dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Besar koefisien gesek statis adalah 1.25 dan koefisien gesek kinetis adalah :
Perbedaan yang besar ini sangat mungkin terjadi karena tingkat keseksamaan data yang
tidak seimbang. Hal ini dimungkinkan terutama dalam pengambilan data yang kurang
teliti baik dari faktor praktikan maupun dari alat yang dipakai.
2. Besarnya modulus elastisitas untuk batang kayu berdasar urutan percobaan (dimensi
Penambahan beban
E5=7.111 x 109 kg / m2
Pengurangan beban
E5=7.111 x 109 kg / m2
3. Massa benda yang cukup besar tidak bisa diabaikan begitu saja dalam perhitungan gaya gesek ,Karena hal ini
menyebabkan kesalahan dalam perhitungan dari ketentuan yang sebenarnya(0 < koefisien gesek < 1).
DAFTAR PUSTAKA
3. Dosen-dosen FMIPA ITS, “FISIKA DASAR I”, edisi 1997, penerbit Yayasan Pembina
Jurusan Fisika