You are on page 1of 6

NAMA :WINA APRIYENI KELAS;2-4

PEMERIKSAAN VISUS MATA

Visus adalah : Kemampuan seseorang untuk mengenal/ menterjemahkan suatu objek terkecil yang diletakkan pada jarak baku. Pemeriksaan dilakukan satu persatu ketajaman penglihatan mata kiri & kanan tidak selalu sama. Tajam penglihatan mata kanan : AVOD (Acies Visus Okulo Dextra) Tajam penglihatan mata kiri : AVOS (Acies Visus Okulo Sinistra)

OPTOTYPE (Tes Objek) Optotype : Objek yang digunakan untuk menentukan/mengu-kur tajam penglihatan Macam Optotype : - Simbol - Huruf - Angka - Gambar Dasar Pemeriksaan Visus : Kepada pasien diperlihatkan optotype dengan ukuran berbeda pada jarak baku. Pasien diminta untuk mengenalinya hingga ukuran yg paling kecil Pada Optotype, akan tertera : d : Jarak pemeriksaan yg hrs digunakan D : Besarnya jarak (sejauh mana) orang yg berpenglihatan normal.

NOTASI PENULISAN Tajam penglihatan jauh : Notasi Metrik Notasi Decimal Notasi Feet : 5/5, 6/6 : 1,00 : 20/20

Tajam Penglihatan Dekat : Jaeger

PERSIAPAN PEMERIKSAAN VISUS : Alat : Senter, Reading tes, E. chart-Alat tulis, Snellen Chart Kamar periksa : Jarak minimal 5 meter, bila jarak < 5 m Digunakan cermin. Penerangan :

Normal : Bila memakai snellen Chart, uji hitung jari & gerakan tangan. Redup : Bila menggunakan chart projector

TEHNIK PEMERIKSAAN VISUS DGN OPTOTYPE Anamnesa ; Keluhan pasien Pasien duduk menghadap optotype dengan jarak 6/5 meter Tutup salah satu mata (dimulai dengan mata kiri) dengan telapak tangan kiri tanpa menekan bola mata, jangan mengintip dari mata yg ditutup. Dengan mata kanan pasien yg terbuka, perawat minta kpd pasien untuk mengenali optotype mulai dari objek yang paling besar. Catat sampai sejauh mana pasien dapat mengenali opthotype

UJI HITUNG JARI Apabila pasien tidak mampu mengenali Snellen Chart yang paling besar, maka gunakan hitungan jari untuk menekan visusnya, dimana D dari hitungan jari = 60 Perlihatkan jari tangan kita dan minta pasien untuk menghitung jari tangan kita yang ditentukan padanya. Apabila pasien dapat mengenali dengan baik dan benar hitungan jari yang kita tunjukkan kepadanya pada jarak 3 meter, ini berarti visus pasien tersebut 3/60

GERAKAN TANGAN/LAMBAIAN TANGAN Apabila pasien tidak mengenali jari tangan yang kita tunjukkan kepadanya walu pada jarak yang dekat (<50cm), maka untuk menentukan tajam penglihatannya kita gunakan gerakan/lambaian tangan dari arah atas ke bawah atau dari kiri ke kanan dimana D dari gerakan tangan = 300. Kita gerakkan tangan di depan mata pasien dengan jarak 1 meter dan apabila pasien mengenali suatu gerakan maka visusnya = 1/300

UJI PROYEKSI SINAR Apabila pasien tidak dapat mengenali gerakan tangan kita, maka untuk menentukan tajam penglihatan kita gunakan senter Apabila pasien tidak dapat mengenali adanya cahaya dari lampu senter, dan dapat menyatakan posisi dari sumber cahaya dengan benar, maka visusnya = 1/~ Apabila pasien tidak dapat menyatakan adanya sumber cahaya, maka visusnya = 0 (buta total)

PEMERIKSAAN FISIK MATA A. Pemeriksaan Tajam Penglihatan (VISUS) Media refraksi adalah media dalam mata yang mempengerahui atau merubah arah sinar yangmasuk ke dalam mata, yaitu kornea dan lensa. Media optik adalah media yang dilalui oleh sinar dari luar untuk sampai ke retina, yaitu kornea, bilik mata depan, pupil, lensa, dan badan kaca. Jarak pemeriksaan antara pasien dengan kartu Snellen pada refraksi adalah refraksi : 6 M, 5 M, dan 3 M (memakai kaca pantul ) Media refraksi termasuk media optik, akan tetapi tidak semua media, Alat2 yang dibutuhkan untuk refraksi adalah : a. Kartu Snellen, bisa berupa Echart, Alphabet, dan gambar binatang. Ada 3 jenis : - Kertas - Elektrik - Proyektor b. Lensa coba (Trial Lens Set) c. Gagang coba Trial (Frame) Untuk pemeriksaan visus bila penderita tidak bisa membaca kartu Snellen maka dilakukan dengan : a. hitung jari b. goyangan tangan c. Cahaya gelap / terang B. Pemeriksaan fisik mata Meliputi : 1. Pemeriksaan Segmen Anterior a. Palpebra (kelopak mata) b. Konjungtiva (selaput lendir mata) c. Kornea (selaput bening mata) d. Bilik mata depan e. Iris dan pupil f. lensa mata. 2 Pemeriksaan segmen posterior

Menggunakan Oftalmoskop (pemeriksa menggunakan mata kanan, sedangkan yang diperiksa juga mata kanan) Badan kaca dan retina

Cara Penilaiaan Pada Pemeriksaan Mata A. Penilaian tajam penglihatan Jika ditulis Visus 6/6, artinya angka 6 di atas (pembilang) menunjukkan kemampuan jarak baca penderita, sedangkan angka 6 di bawah menunjukkan kemampuan jarak baca orang normal Visus 6/60 artinya penderita hanya dapat menghitung jari pada jarak 6 meter, sedangkan pafa orang normal bisa menghitung dalam jarak 60 meter, begitu juga penilaian visus 5/60, 4/6, 3/60, 2/60, 1/60. Jika LP + berarti bisa membedakan gelap terang dan sebaliknya B. Penilaian Pemeriksaan segmen Anterior 1) Palpelbra Penderita melihat lurus ke depan maka pinggir palpebra atas akan menutupi limbus atas (pinggir kornea) selebar 1 2 mm. 2) Konjungtiva Normanya tidak berwarna dan tranparan 3) Kornea Normanya bening 4) Bilik mata depan (BMD) mata Normalnya mata cukup dalam dan jernih. 5) Iris dan pupil Normalnya pupil mata kiri dan kanan sama lebarnya dan letaknya simetris di tengah. Lebar pupil + 3 mm. Pemeriksaan ada 2 cara : LANGSUNG Disinari dengan sinar langsung, dan diamati mata yang disinari TIDAK LANGSUNG Disinari mata kanan, yang dilihat mata kiri. Pada orang buta tanpa kelainan syaraf, langsung -, tidak langsung + 6) Lensa mata Normalnya jernih. Kekeruhan lensa mata disebut katarak, kelainan lensa mata bisa terjadi Luksasio atau Subluksasio lensa. C. Penilaian segmen posterior mata Untuk melihat segmen posterior mata bisa memakai alat yang disebut Oftalmoskop langsung (direct) atau tak langsung (indirect) Pemeriksaan tambahan mata adalah 1) Tekanan bola mata (tonometri) - Digital (dengan jari) - Shiotz - Aplanasi (dgn fluorescen) - Non kontak tonometri 2) Pemeriksaan lensa mata dalam keadaan pupil lebar 3) Pemeriksaan fundius refleks. Pemeriksaan Mata Khusus 1. Tekanan Bola Mata, ada 3 cara : Tonometer Schiotz Tonometer Aplanasi Pemeriksaan secara digital dengan jari tangan 2. Pemeriksaan Slit Lamp

Dengan alat ini kita dapa t mengetahui segmen anterior dan segmen posterior mata secara detail. Mutlak harus dimiliki seorang spesialis mata 3. Pergerakkan Bola mata Ada 6 gerakan kardinal bola mata, yaitu medial lateral, medial atas bawah, lateral atas bawah . Pada mata palsu, biasanya < dari gerakan 4 mata. 4. Luas lapang pandang Diperiksa dengan 3 cara : - Goldman perimetri - Layar Tangen Screen. - Tes Konfrontasi, dengan menggunakan tangan pemeriksa dan tekhnik paling mudah. 5. Pemeriksaan Penonjolan Bola Mata Alatnya adalah Hertel Ophtalmometri 6. Pemulasan Fluorescen Hanya epitel kornea yg rusak yang bersifat menyerap fluorescen. Caranya tetes irigasi pada mata, penilaian : + warna hijau (kerusakan epitel kornea) Indikasi tes fluorescen : a. Adanya gejala trias (fotofobi, lakrimasi, dan blefarospasme). b. Riwayat trauma mata c. Mata merah d. Ada kekeruhan kornea. 7. Oftalmoskop Tak Langsung (Indirect) Dengan menggunaka kaca pantul dimana bagian retina akan terlihat lebih kecil dan terbalik 8. Kisi Kisi Amsler Menguji fungsi Makula 9. Tes Penglihatan warna Penglihatan warna normal membutuhkan fungsi makula dan N. Optikus yang normal. Tekhnik yang paling umum dipakai adalah memakai buku ISHIHARA. 10. Pemeriksaan Kelengkungan Kornea X Keratometer (manual atau computerized) adalah alat terkalibrasi yang mengukur radius kelengkungan kornea dalam dua meridian yang terpisah 90 derajat. Digunakan untuk lensa kontak atau operasi kornea dengan laser. X Jika kornea tidak bulat sempurna, maka kedua radius tersebut akan berbeda yang disebut Astigmatisme (juga bisa dilihat dengan alat yang disebut Placido) 11. Goniskopi Menentukan kedalaman sudut bilik depan. Pemeriksaan ini rutin dilakukan pada penyakit glaukoma. 12. Foto Fundus dan Fluorescen Fundus Angiopgrafi (FFA). Merekam rincian fundus okuli bagi kepentingan studi dan perbandingan dikemudian hari. Jika terjadi kebocoran pembuluh darah kembalinya bahan flurescen akan terlambat pada tes ini.

Pemeriksaan khusus lainnya : 1. Elektroretinogram (ERG) 2. Tes Schirmer kekeringan bola mata 3. Ultrasonografi (USG) ablasio retina, gangguan badan kaca, bengkak bola mata. 4. Oftalmodinamometri Menghasilkan perkiraan tekanan relatif dalam arteri sentralis retina. Hal ini berguna untuk evaluasi neurologik pada pasien yang mengeluh kebutaan (amaurosis fugak) pada satu mata. 5. CT Scan dan MRI Pemeriksaan khusus dimana kelainan mata juga disebabkan kelainan ditempat lain.

You might also like