You are on page 1of 4

AnA1CMl uAn llSlCLCCl MA1A

CAM8A8




Sklera merupakan dinding bola mata yang padat dan paling keras,
terdiri atas jaringan Iibrosa, tidak jernih, dan tampak berwarna putih. Tebal sklera rata-rata 1
mm, tetapi pada insersi otot rektur menebal menjadi 3 mm. Beberapa serabut jaringan sklera
melewati papil n. II, membuat bangunan seperti saringan yang disebut lamina cribrosa.
Sekeliling syaraI optik sklera ditembus oleh arteri siliaris posterior longa et brevis dan n.
siliaris longa et brevis. Sedikit di belakang ekuator, sklera ditembusi 4 vena vortikosa satu
tiap kwadran. Kira-kira 4 mm dari belakang limbus, 4 a.v siliaris anterior menembusi sklera
sedikit ke depan ke insersi otot rektus. Sklera mempunyai 2 buah lubang utama, yaitu :
1. Foramen skleralis anterior, tempat melekatnya kornea, dan
2. Foramen skleralis posterior, atau kanalis skleralis, merupakan pintu keluar nervus optikus.
Secara histologis, sklera terdiri dari banyak pita padat yang sejajar dan berkas-berkas
jaringan Iibrosa yang teranyam, yang masing-masing mempunyai tebal 10-16 m dan lebar
100-140 m. Struktur histologis sklera sangat mirip dengan struktur kornea. Alasan untuk
transparannya kornea dan opasitas sklera adalah karena kornea relatiI desturgens.
Permukaan luar sklera diliputi jaringan elastik tipis, namanya episklera, mengandung
banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi bagi sklera. Lapisan berpigmen coklat pada
permukaan dalam disebut lamina Iusca yang melanjut ke sklera dan ke koroid. Pada bidang
horizontal di lapisan yang paling dalam, melalui arah jam 9 dan jam 3, terdapat saluran
dangkal dari syaraI optik ke badan siliar yang berisi a. siliaris posterior longa dan siliaris
anterior longa. Sklera dipelihara oleh syaraI siliaris.


CORNEA : Kornea merupakan jaringan transparan dan avaskuler yang
ukuran dan strukturnya sebanding dengan kristal sebuah jam tangan kecil. Permukaannya
mempunyai lengkung teratur, mengkilap licin oleh air mata. Kornea dewasa rata-rata
mempunyai tebal 0,54 mm di tengah dan sekitar 0,65 di tepi. Diameter horisontalnya kira-
kira 12 mm dan diameter vertikal 11 mm. Kornea ke belakang melanjutkan diri sebagai
sklera dan perbatasan antara kornea dan sklera disebut limbus.
Kornea terdiri atas 5 lapis, dari luar ke dalam (anterior ke posterior) adalah :




1. Lapisan epitel
Merupakan lanjutan dari epitel konjungtiva bulbi. Tebalnya 50 m, terdiri atas 5-6
lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel
poligonal dan sel gepeng. Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda
ini terdorong ke depan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan
menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat dengan sel basal di sampingnya dan
sel poligonal di depannya melalui desmosom dan macula okluden; ikatan ini
menghambat pengaliran air, elektrolit, dan glukosa yang merupakan barier. Sel
basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi
gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren. Epitel berasal dari ektoderm
permukaan.
2. Membrana bowman
Terletak di bawah membran basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang
tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma. Lapisan
ini tidak mempunyai daya regenerasi.
3. Stroma (substansia propria)
Lapisan ini berkontribusi 90 terhadap ketebalan kornea. Terdiri atas lamella
yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan yang lainnya. Pada
permukaan terlihat anyaman yang teratur sedangkan di bagian periIer serat
kolagen ini bercabang. Terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu yang
lama terkadang sampai 15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea yang
merupakan Iibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga keratosit
membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau
sesudah trauma.
4. Membrana descemet
Merupakan membran aseluler dan merupakan suatu membran elastik tipis yang
jernih tersusun padat dari serabut Iibril. BersiIat sangat elastik dan berkembang
terus seumur hidup, mempunyai tebal 40 m.
5. Endothelium
Merupakan selapis sel kuboid yang melapisi bagian dalam dari kornea menghadap
ke bilik mata depan. Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal,
besar 20-40 m. Endotel melekat pada membran descemet melalui
hemidesmosom dan zonula okluden.

Sumber-sumber nutrisi untuk kornea adalah pembuluh-pembuluh darah limbus, humor akuos,
dan air mata. Kornea superIisial juga mendapatkan oksigen sebagian besar dari atmosIer yang
larut ke dalam air mata.
SyaraI-syaraI sensorik kornea didapat dari percabangan pertama (oItalmika) dari
nervus kranialis V (trigeminus). Di epitel kornea tersebar akhiran syaraI sensibel yang
telanjang. Bila kena paparan maka akan menghasilkan rasa sakit. Jumlah yang banyak dari
akhiran syaraI dan lokasinya yang tersebar akan peka walaupun dengan sentuhan/abrasi yang
halus pada epitel kornea. Kejernihan dari kornea terjadi karena keseragaman struktur,
avaskuler, dan deturgens.
Deturgens adalah keadaan dehidrasi relatiI. Situasi dehidrasi dari jaringan kornea ini
terjadi dan terjaga karena aktivasi 'pompa bikarbonat di endothelium serta integritas antara
epitel dan endotel kornea. Dalam mekanisme dehidrasi sangat penting.
Trauma atau penyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem pompa
endotel terganggu sehingga dekompensasi endotel dan terjadi edema kornea. Endotel tidak
mempunyai daya regenerasi.
Epitel kornea merupakan sawar yang andal bagi mikroorganisme yang akan masuk
kornea. Tetapi kalau epitel terkena trauma dan rusak, maka membrane Bowman menjadi
kultur yang sangat baik untuk bermacam-macam mikroorganisme, terutama Pseudomonas
aeruginosa. Membrana Descemet menahan mikroorganisme tetapi tidak kepada jamur.
Bakteri yang patogen terhadap kornea adalah pneumococcus, tetapi memerlukan trauma
untuk menimbulkan inIeksi. Beberapa bakteri yang berbahaya bagi kornea adalah Serratia
marcescens, Mycobacterium Iortuitum, Streptococcus viridans, dan Staphylococcus
epidermidis.

CHOROID : korold merupakan baglan uvea yang pallng luar LerleLak anLara
reLlna (dl sebelah dalam) dan sklera (dl sebelah luar) korold berbenLuk mangkuk yang Lepl depannya
berada dl clncln badan slllar korold adalah [arlngan vascular yang Lerdlrl aLas anyaman pembuluh
darah 8eLlna Lldak menlmpall (overlapplng) seluruh korold LeLapl berhenLl beberapa mllllmeLer
sebelum badan slllar 8aglan korold yang Lldak Lerselubungl reLlna dlsebuL pars plana


CILIARY BODY : Badan siliaris (corpus ciliare) merupakan terusan koroid
ke anterior yang terdapat processus ciliaris serta musculus ciliaris.

#$ : Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan kuantitas
cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata akan melebar jika kondisi ruangan
yang gelap, dan akan menyempit jika kondisi ruangan terang. Lebar pupil dipengaruhi oleh iris di
sekelilingnya.ris berfungsi sebagai diafragma. ris inilah terlihat sebagai bagian yang berwarna pada
mata.

PUPIL : ahaya yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil. Pupil
merupakan lubang bundar anterior di bagian tengah iris yang mengatur jumlah cahaya yang
masuk ke mata. Pupil membesar bila intensitas cahaya kecil (bila berada di tempat gelap),
dan apabila berada di tempat terang atau intensitas cahayanya besar, maka pupil akan
mengecil. Yang mengatur perubahan pupil tersebut adalah iris. Iris merupakan cincin otot
yang berpigmen dan tampak di dalam aqueous humor, karena iris merupakan cincin otot yang
berpigmen, maka iris juga berperan dalam menentukan warna mata. Setelah melalui pupil dan
iris, maka cahaya sampai ke lensa. Lensa ini berada diantara aqueous humor dan vitreous
humor, melekat ke otototot siliaris melalui ligamentum suspensorium.

RETINA :

You might also like