You are on page 1of 19

KELAINAN LIDAH

ERRES TIFANI SEFTY ROHMA NINGRUM TRI AKBARISYAH DESI SRI ASTUTI DIAH TANJUNG PERMATA

04091004011 04091004012 04091004013 04091004014 04091004015

DOSEN PENGAJAR : Drg. Danica Anastasia

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2010

KELAINAN LIDAH

Lidah Berfisur (Scrotal Tongue) Lidah berfisur adalah variasi dari anatomi lidah normal yang terdiri atas satu fisura garis tengah, fisura ganda atau fisura multiple pada permukaan dorsal dari dua per tiga anterior lidah. Dorsum lidah pecah-pecah, lateral oblique, sagital, transversal. Ada berbagai pola, panjang, dan dalam dari fisura. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi lidah berfisur barangkali suatu proses perkembangan dan bertambah banyak dengan bertambahnya usia. Lidah berfisur kira-kira mengenai 1,5% penduduk. Kekerapan terjadinya adalah sama untuk kedua jenis kelamin. Lidah berfisur umumnya terjadi pada syndrome Down dan dalam kombinasi dengan lidah geografik. Ini adalah komponen dari syndrome Melkerson-Rosenthal (lidah berfisur, keilitis granulamatosa dan paralisis saraf fasialis unilateral). Fisura tersebut dapat terkena radang sekunder dan menyebabkan halitosis sebagai akibat dari penumpukan makanan, oleh karena itu dianjurkan menyikat lidah untuk menjaga agar fisura tetap bersih. Lidah berfisur adalah keadaan yang jinak.

Ankiloglosia (Tongue Tie) Frenulum lingualis normalnya melekat pada lidah dan tuberkel genial dari mandibula. Jika frenulum tidak melekat dengan tepat ke lidah dan tuberkel genial, tetapi melekat pada dasar mulut dari gusi lingual atau ujung ventral dari lidah, maka keadaan itu disebut ankiloglosia atau tongue tie. Keadaan congenital ini ditandai oleh frenulum lingualis yang pendek dan salah posisi, serta lidah yang tidak dapat dijulurkan atau ditarik masuk. Perlekatan dapat sebagian atau seluruhnya. Perlekatan sebagian lebih umum. Jika keadaan tersebut parah, maka dapat mengganggu bicara. Koreksi bedah (frenektomi) dan terapi wicara diperlukan jika bicaranya terganggu atau jika direncanakan pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan. Ankiloglosia terjadi dengan kekerapan yang diperkirakan satu kasus setiap 1000 kelahiran.

Varikositas lidah (phlebektasia) Varikositas lidah atau pelebaran vena adalah temuan umum pada orang tua. Penyebab pelebaran vaskuler ini adalah penyumbatan vena oleh benda asing internal seperti plak, atau hilangnya elastisitas dinding vaskuler sebagai akibat penuaan. Varikositas intraoral paling

umum timbul superficial pada permukaan ventral lidah dari dua pertiga anterior lidah dan dapat meluas ke tepi lateralnya. Varikositas bisa mengenai pria atau wanita secara seimbang. Varikositas tampak sebagai pertumbuhan noduler berfluktuasi, merah, biru, sampai ungu. Varises individual dapat menonjol dan melintir atau kecil dan berupa titik. Palpasi tidak menimbulkan sakit, tetapi dapat menyebarkan dari pembuluhnya, serta meratakan permukaannya. Jika banyak vena-vena lidah yang menonjol, maka keadaan itu disebut phlebektasia lingual atau caviar tongue. Bibir dan sudut bibir adalah daerah yang sering terkena phlebektasia. Tidak ada perawatan yang diperlukan untuk keadaan ini.

HAIRY TONGUE
1. Definisi Sindrom lidah berambut (Hairy Tongue Syndrome) dalam literatur medis terdapat berbagai istilah yaitu brown tongue, lingua nigra, lingua villosa, lingua villosa nigra, melanoglossia, melanotrichia linguae dan nigrities linguae yang mana merupakan suatu kondisi dimana ada pertumbuhan papila filiformis berlebih pada permukaan dorsal lidah. Keadaan ini harus dibedakan dengan pseudoblack hairy tongue yang merupakan diskolorasi lidah akibat permen, buah, obat-obatan, dan pigmentasi akibat dekomposisi dari darah. 2. Etiologi Penyebab utama dari hairy tongue merupakan hipertrofi papilla filiformis pada bagian dorsal lidah, umumnya disebabkan kurangnya stimulus mekanis dan pembersihan. Kondisi ini sering nampak pada masyarakat dengan oral hygiene yang buruk ( misalnya jarang menyikat gigi ). Selain itu hairy tongue dapat terjadi pada perokok, peminum kopi dan teh, pengguna obat kumur, diet lunak dengan sedikit serat, antibiotik (penicillin, cephalosporin, chloramphenicol, streptomycin, dan tetrasiklin), kortikosteroid, NSAID dan psikotropika, kanker lidah, dan terapi radiasi pada kepala dan leher. 3. Patogenesis Iritasi pada lidah umumnya disebabkan oleh minuman panas atau makanan

yang kasar. Oleh karena itu, permukaan lidah dilapisi oleh sebuah lapisan protektif terhadap selsel mati yang disebut keratin . Keratin pada lidah merupakan kandungan yang sama yang membentuk rambut dan kuku. Keratin yang terbentuk pada permukaan lidah umumnya ditelan dan dibuang ketika kita mengkonsumsi makanan. Dalam kondisi lidah normal, jumlah keratin yang diproduksi sebanding dengan keratin yang dibuang. Namun, keseimbangan ini dapat terganggu. Kelainan lidah ini dapat disebabkan oleh keratin yang tidak dapat dibuang dengan cepat, seperti yang terjadi pada orang yang mengkonsumsi diet lunak misalnya pada pemakai gigi tiruan. Hal ini juga dapat terjadi karena keratin yang diproduksi lebih cepat dibandingkan keratin yang ditelan atau dibuang. Peningkatan produksi keratin ini umumnya disebabkan iritasi pada permukaan lidah yang dikarenakan meminum minuman panas atau merokok. Pada hairy tongue, akumulasi keratin yang terjadi menyerupai rambut yang tumbuh pada permukaan dorsal lidah. 4. Gambaran Klinis Semua kasus hairy tongue ditandai dengan hipertropi papilla filiformis disertai sedikit jumlah deskuamasi normal. Papila filiformis normal berukuran 1 mm, sedangkan pada hairy tongue panjang papilla filiformis berkisar lebih dari 3 mm. Hairy Tongue umumnya ditemukan pada pria, terutama pada kalangan perokok dan peminum kopi atau teh. Diskolorasi pada hairy tongue tergantung pada 2 faktor yaitu faktor ekstrinsik (rokok, kopi, teh atau makanan) dan faktor intrinsik ( flora normal pada rongga mulut). 5. Diagnosis dan Perawatan Biopsi tidak diperlukan dalam menentukan diagnosis. Pengobatan Hairy Tongue tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Jika memiliki kebersihan mulut yang sangat buruk maka dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter gigi, sehingga dapat didiagnosis dan diobati sejak awal. Namun, jika kondisi ini ringan dan tanpa gejala maka yang terbaik adalah melakukan perawatan gigi dan mulut, seperti menggunakan pembersih lidah dan menggosok permukaan dorsal lidah serta obat-obat anti jamur topical dapat mencegah akumulasi partikel makanan dan bakteri di wilayah ini dan akan menghilangkannya. Selain itu pasien dihimbau agar menghindari faktor predisposisi yang dapat menyebabkan

kondisi ini seperti merokok, mengunyah tembakau, menghisap permen untuk jangka waktu lama dan lain-lain. Biasanya lidah tetap tanpa gejala, tetapi dalam kasus yang parah dapat menjadi tidak nyaman karena gatal-gatal. Umumnya hairy tongue hanya mengggangu secara kosmetik. Dalam kasus yang sukar sembuh, endokrinopati yang melatarbelakanginya seperti Diabetes Mellitus harus dicari. Gambar Hairy Tongue

SCALLOPED TONGUE (CRENATED TONGUE)

Merupakan suatu keadaan yang umum, ditandai oleh lekukan-lekukan pada tepi lateral lidah. Keadaan tersebut biasanya bilateral, tetapi dapat unilateral atau terisolasi pada daerah dimana lidah berkontak erat dengan gigi-gigi. Tekanan abnormal dari gigi-gigi pada lidah mencetak pola tertentu, yang tampak sebagai oval-oval cekung yang dibatasi tepi seperti kerang yang putih dan menimbul. Penyebabnya meliputi keadaan-keadaan yang menyebabkan tekanan abnormal pada lidah seperti gerakan gesek dari lidah terhadap gigi dan diastema, kebiasaan menjulurkan lidah, menghisap lidah dan lidah yang membesar. Scalloped tongue dapat dijumpai dalam kaitan dengan kelainan sendi temporomandibular, keadaan-keadaan sistemik seperti akromegali dan amiloidosis serta kelainan-kelainan genetic seperti sindrom down dan juga pada pasien yang normal. Keadaan tersebut sama sekali tidak berbahaya dan tanpa gejala. Perawatan seringkali diarahkan untuk menghilangkan kebiasaan.

MAKROGLOSIA
Merupakan istilah yang dipakai untuk menunjukkan lidah yang membesar secara abnormal. Untuk menilai ukuran lidah, maka lidah harus sama sekali beristirahat. Tinggi normal dari dorsum lidah harus sama dengan bidang oklusal dari gigi-gigi bawah; tepi lateral dari lidah harus berkontak, tetapi tidak menumpuk dengan tonjol lingual gigi-gigi baah. Lidah yang melebar melebihi dimensi ini disebut membesar. Makroglosia dapat congenital maupun dapatan. Makroglosia congenital dapat disebabkan oleh hipertrofi otot-otot idiopatik, hemihipertrofi otot-otot, tumor jinak, hamartoma atau kista. Hipertrofi otot idiopatik seringkali berkaitan dengan defisiensi mental atau dapat merupakan

bagian dari suatu sindrom seperti sindrom Bechwith Wiedemann. Makroglosia dapatan dapat merupakan akibat dari pembesaran pasif lidah jika gigi-gigi bawah hilang. Dalam kasus ini pembesaran dapat setempat atau difus, tergantung pada ukuran daerah tak bergigi. Penyakit sistemik seperti akromegali, kretinisme dan amiloidosis atau neoplasma ganas yang menutup aliran limfatik dan membuat lidah bengkak dapat menyebabkan makroglosia. Indicator dari lidah membesar adalah kesulitan bicara, gigi-gigi yang menggeser, maloklusi atau scalloped tongue. Seringkali daerah lidah yang bersangkutan menunjukkan papilla-papila fungiformis yang membesar. Jika lidah membesar tersebut menggangu fungsi, maka dianjurkan untuk menghilangkan penyebab utamanya dan/atau koreksi secara bedah.

HAIRY LEUKOPLAKIA
Leukoplakia adalah suatu temuan benar-bener mirip leukoplakia yang menunjukan infeksi dan immunosupressi dari human immune deficiency virus (HIV-HTL V-III). Lesi ini terutama terletak pada tepi lateral lidah, tetapi dapat meluas menutupi permukaan dorsal dan ventralnya. Rupa-rupanya berasal dari virus karena virus virus epstein barr telah diidentifikasi ada di dalam sel-sel epitel yang terkena. Dinamakan hairy leukoplakia karena kupasan seperti rambut dari lapisan permukaan parakeratotik terbukti ada secara histologis. Candida albicans seringkali dihubungkan dengan lesi ini. Hairy leukoplakia menimbulkan lipatan-lipatan tegak vertikal yang putih pada sisi lateral lidah. Pada awalnya lesi-lesi tersebut mempunyai lipatan-lipatan agal putih dan lekuk-lekuk

merah muda disekitarnya yang saling bergantian sehingga membuatnya tampak seperti bak cucidengan lirik putih vertikal yang khas. Lirik-lirik tersebut akhirnya bergabung untuk membentuk plak-plak putih yang khas atau bercak-bercak berkerut putih tebal yang luas. Lesilesi besar biasanya tidak mempunyai gejala . tepi-tepinya tidak berbatas jelas dan tidak hilang dengan gosokan. Kejadian bilateral adalah biasa, tetapi lesi-lesi unilateral juga mungkin. Lesi hairy leukoplakia telah tercatat dijumpai dipalatum dan mukosa pipi. Obat-obatan antivirus dapat mengurangi ukuran lesinya, tetapi kurang membantu dalam mengubah proses HIV-nya.

LIDAH GEOGRAFIK
Lidak geografik adalah suatu keadaan peradangan jinak yang disebabkan oleh pengelupasan keratin superfisial dan papila-papila filiformisnya. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diperkirakan stres emosional, defisiensi nutrisi dan heriditer. Keadaan ini biasanya terbatas pada dorsal dan tepi-tepi lateral 2/3 anterior lidah dan hanya mengenai papila filiformis sedangkan fungiformis tetap baik. Lidah geografik ditandai bercak-bercak gundul merah muda sampai merah, tunggal atau multipel dari papila filiformis yang dibatasi atau tidak dibatasi oleh pinggiran putih yang menimbul. Dapat disertai dengan lirik peradangan merah ditepi lesinya. Jika ada peradangan, maka rasa sakit seringkali merupakan suatu gejala. Lesinya terus menerus beruba pola dan berpindah dari suatu daerah ke daerah lain; karenanya nama sunonimnya adalah glosotis migratory jinak, eritema migran dan wandering rash Lidah geografik adalah umum dan mengenai kira-kira 1-2% penduduk. Paling sering mengenai wanita dan orang-orang dewasa usia muda sampai pertengahan. Keadan tersebut dapar timbul tiba-tiba dan menetap selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Terlihat hilang spontan dan kambuh kembali. Lidah geografik kadang-kadang dijumpai dalam kaitan dengan mukosa yang sesuai, areata eritema migran ( migratory mucositis, stomatitis geografik, lidah gegrafik ektopik) dan lidah berfisur. Erytema migrans, jika tanpa gejala adalah tidak membahayakan sekali dan tidak memerlukan perawatan. Kadang-kadang saja suatu eritema migrans mengakibatkan bercak-bercak anular merah dengan rasa terbakar. Obat anestesi topikal atau steroid topikal dapat diberikan pada pasien-pasien dengan gejala. Secara histologis lesi-lesi

ini mirip psoriasis; tetapi telah diterima secara umum bahwa kedua kondisi ini sesungguhnya berbeda, meskipun kadang-kadang dapat ada yang sama.

ANEMIA
Anemia adalah suatu keadaan terganggunya pengiriman oksigen kejaringan-jaringa tubuh yang diakibatkan oleh defisiensi dalam sel-sel darah merah, hemoglobin atau volume darah total. Dasar penyebab dari anemia meliputi bertambahnya kerusakan sel-sel darah merah akibat dari hemolisis, bertambahnya kehilangan darah akibat dari pendarahan, dan berkurangnya produksi sel-sel darah merah akibat dari keadaan defisiensi nutrisi dan supresi sumsum tulang. Anemia bukanlah suatu diagnosis akhir, tetapi merupakan suatu tanda dari penyakit yang menjadi dasarnya. Jadi penyebab dari anemia harus selalu dicari. Defisiensi besi adalah tipe anemia yang paling umum, seringkali mengenai wanita usia pertengahan dan anak-anak usia belasan tahun. Defisiensi vitamin B12 dan asam folat juga akan menyebabkan anemia dan memberi tandatanda oral dari keadaan tersebut. Anemia menimbulkan perubahan-perubahn khas dalam penampilan membran mukosa mulut. Manifestasi-manifestasi ini, meskipun mengarahkan ke anemia, tetapi tidak membantu membedakan tipe anemia yang menyebabkan tanda-tanda yang terlihat tersebut. Analisis morfologis sel darah merah dianjurkan untuk dapat diagnosis yang lebih akurat. Manifestasi intraoral dari anemia paling menonjol pada lidah. Dorsum lidah pada awalnya tampak pucat dengan papila-papila filiformis yang rata. Atrofi yang berlanjut dari papila mengakibatkan suatu permukaan tanpa papila-papila, yang tampak licin, kering, dan mengkilat. Keadaan ini ini secara umum disebut sebagai bald tongue. (lidah gundul). Pada tahap akhir tampak lidah yang seperti daging atau merah padam, mungkin disertai dengan aphthae oral. Penderita anemia mungkin mengeluh bahwa lidahnya terasa sakit (gliosodinia) atau terbakar (glosopirosis). Bibir dapat menjadi tipis dan tegang, sedangkan lebar mulut dapat tampak sempit. Tanda-tanda klinis yang lain berkaitan dengan anemia mencakup keilitis angularis, ulserasi aphtosa, difagia, erytema, dan erosi mukosa, pucat, napas pedek, letih, pening, dan nadi yang tak teratur. Penderita defisiensi vitamin B12 dapat mengeluh turunya berat badan, lemah, gangguan neurologik seperti kebas dan pegal pada ekstremitas-ekstremitas adn sulit

berjalan. Terapi harus

diarahkan untuk mengoreksi penyebab dasarnya. Perbaikan sesudah

terapai tercermin pada perubahan- perubahan dalam penampilan mulutnya.

SEROSTOMIA Terganggunya fungsi saliva sehingga menyebabkan mulut menjadi kering. Manifestasi berkurangnya saliva dapat ringan dan tanpa keluhan atau bahkan parah dengan banyak keluhan dari pasien . serostomia dapat disebabkan oleh factor usia, anemia, avitaminosis, dehidrasi, diabetes, stress emosional, halangan mekanis, pembedahan, penyakit kolagen vascular, dysplasia ektodermal, parotitis, penyakit mikulizc, skelerosis multiple, sindrom sjorgen, AIDS, dan radiasi kepala dan leher. Banyak obat terutama antihistamin, antidepresi, antihipertensi, jantung, dekongestan dan obat yang memblokir ganglion dan penenang juga akan menyebabkan serostomia. Serostomia ringan bebas gejala dan tampak normal. Pada kasus moderat, lidah kering ,merah, pucat, dan atrofi dengan permukaan dorsal lidah berkerut dan licin. Pada keadaan parah lidahnya dapat tanpa kehilangan papilla, pecah-pecah dan meradang. Mukosanya tampak kering, mengkilat dan lengket,sedangkan bibir tampak pecah-pecah. Dapat juga dijumpai rasa terbakar, perubahan dalam pengecapan. Melanjutnya serostomia dapat menyebabkan halitosis, lesi karies multiple, kesulitan bicara, pengunyahan dan retensi gigi tiruan pun ikut terganggu.serostomia kronis memerlukan dukungan multiphase jangka panjang seperti pelembab, saliva buatan, pilocarpine, perawatan flourida, intruksi OH, dan konseling nutrisi.

Xerostomia pada pasien sindrom sjorgen MEDIAN RHOMBOID GLOSSITIS Pada awalnya median rhomboid glossitis ini merupakan cacat pertumbuhan dari turunya tuberkulum impar yang tidak tuntas. Tapi, seiring perjalanan waktu median rhomboid glossitis ini dipercaya sebagai suatu akibat akhir dari menetapnya infeksi candida albicans dalam kaitannya dengan factor lain, seperti merokok dan perubahan pH dalam mulut. MRG ini seringkali mengenai pria dewasa usia pertengahan dan jarang terjadi pada anak-anak. Pasien diabetic, supresi imun dan pasien yang baru saja selesai mendapat antibiotic spectrum luas mempunyai prevalensi lebih tinggi terhadap MRG. MRG adalah bercak licin, gundul, merah, seperti daging tanpa papilla filiformis. Lama kelamaan lesi tersebut menjadi bergranula, bulat menonjol dank eras. Lokasi yang paling sering terjadi MRG adalah bagian tengah dorsum lidah, tepat dianterior papilla sirkumvalata. Ukuran dan bentuk lesi MRG ini bervariasi, tetapi sering tampak oval dan belah ketupan 1 2,5 cm, berbatas jelas dengan tepi tidak teratur, tetapi bulat. Keadaan ini umumnya tanpa gejala. Kadang dijumpai lesi kandidal eritematosa palatum diatas lesi lidah tersebut. Perawatan dari MRG ini dengan obat-obatan anti monilia . MRG tahap akhir biasanya tanpa gejala tapi sulit sembuh dengan antifungal.

TUMOR SEL GRANULAR (MIOBLASTOMA SEL GRANULAR) Merupakan tumor jaringan lunak jinak yang jarang terjadi , terdiri atas sel oval yang mempunyai sitoplasma granular yang ekstrem. Pada area oral sering terjadi di permukaan dorsal lateral lidah, dan jarang pada area ventral lidah. Tumor sel granular dapat terjadi pada semua usia dan ras, tetapi jarang pada wanita. Lesi ini biasanya terdiri atas nodula submukosa tanpa gejala, soliter, berbentuk kubah dan secara klinis ditutupi jaringan yang normal, kuning atau putih. Permukaanya berulserasi jika terkena trauma. Tumor sel granular seringkali tidak bertangkai, berbatas jelas, keras pada tekanan,. Pertumbuhannya sangat perlahan tanpa sakit. Lesi yang lebih besar dapat memperlihatkan daerah sentral yang sedikit cekung. Tumor sel granular ditandai dengan hyperplasia pseudo epiteliomatosa, dan secara histologist menyerupai karsinoma epidermoid dan epulis congenital. Eksisi local yang konservatif merupakan perwatan yang disukai dan membuat lesi ini tidak cenderung kambuh lagi.

TIROID LIDAH Definisi Suatu nodula tidak biasa dari jaringan tiroid yang dijumpai tepat di posterior foramen cecum pada sepertiga posterior lidah. Etiologi Jaringan embrionik dari tiroid tidak berpindah kepermukaan anterolateral dari trakea Prevalensi Jaringan tiroid yang menetap terjadi jauh lebih sering pada wanita daripada pria (dengan perbandingan 4:1) dan dapat terjadi pada usia berapapun. Jika jaringan sisa menjadi kistik, maka keadaan tersebut kista duktus triglosus. Gambaran klinis Massa yang menimbul tanpa gejala, yang biasanya ukuran diameternya kira-kira 2 cm. Terjadi penambahan vaskularisasi permukaan, perdarahan, disfagia, disfonia, dan gejala-gejala hipotiroidisme (jarang) sakit. Merupakan jaringan tiroid yang aktif.

Diagnosa Lesi tersebut dapat dibedakan dengan lesi-lesi yang sama dengan memastikan letaknya yang khas dipapilla sirkumvalata dan dengan memakai pengamatan radionuklid. Terapi Dengan Biopsi. Namun, biopsi harus ditunda sampai dipastikan bahwa ada sisa kelenjar tiroid dan berfungsi baik.

KISTA BLANDIN-NUHN Definisi Pembengkakan tanpa sakit yang relatif kecil pada pada kelenjar blandin nuhn. Blandin nuhn adalah kelenjar liur tambahan yang terdapat pada permukaan ventral dari lidah dan terdiri atas campuran elemen mukosa dan mukus. Etiologi Trauma pada ventral lidah, yang mengakibatkan ekstravasasi lir kedalam jaringan-jaringan disekitarnya. Dapat juga karena kongenital. Gambaran klinis

Tepi-tepinya menimbul dan berbatas jelas, permukaan mukosanya tampak merah muda-merah, dan lesinya lunak serta berfluktuasi. Jika superfisial kista tersebut mempunyai tanda-tanda seperti balon dan dasarnya bertangkai. Diameternya jarang melebihi 1 cm. Jarang kambuh setelah perawatan.

Perawatan Biopsi eksisi.

Referensi:

Lynch, Malcolm A. 1992. Oralmedicine:diagnosis and treatment. J.Blippincott company. Langlais, Robert P. 1994. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Hipokrates: Jakarta. Scully C. 1991. Atlas Bantu Kedokteran Gigi: Penyakit Mulut. Hipokrates: Jakarta.

You might also like