You are on page 1of 3

D

uebu adalah serbuk halus (dr Lanah dsb) abu dull lebu ooqlo bettlop Joo betetbooqoo ke oJoto
(k88l)

Berdasarkan ukuran debu yang masuk ke paru-paru maka dapat di bagi atas 3 bagian yaitu :
1. &kuran 5-10 m akan mudah tersaring oleh rambut-rambut halus di dalam rongga
hidung
2. &kuran 2-5 m akan terendapkan di alveoli
3. &kuran 2 m akan mengikuti gerak Brown, sehingga mudah masuk ke salam
saluran respirasi dan mudah keluar kembali bersama udara ekspirasi
Partikel debu yang melayang dan terbawa angin akan menyebabkan iritasi pada mata dan
dapat menghalangi pandangan mata. Adanya serpihan logam beracun yang terdapat dalam
partikel di udara merupakan bahaya terbesar bagi kesehatan. &mumnya udara yang tercemar
hanya mengandung logam berbahaya sekitar 0.01 sampai 3 dari seluruh partikel di udara,
namun logam tersebut bersiIat akumulatiI dan kemungkinan akan terjadi rekasi sinergetik
pada jaringan tubuh. Logam yang terkandung di udara dan masuk ke dalam tubuh lewat udara
inspirasi mempunyai pengaruh lebih besar dibandingkan dengan dosis yang sama jika berasal
dari makanan atau air minum (Depkes, 1994).
Pneumoconiosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh adanya partikel
(debu) yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru. Pneumoconiosis terdiri atas
beberapa jenis, tergantung dari jenis partikel yang masuk atau terhisap ke dalam paru-paru.
Beberapa contohnya adalah :
1. $ilicosis
Penyakit ini disebabkan oleh debu silika bebas, berupa SiO
2
yang terhisap masuk ke dalam
paru-paru kemudian mengendap. Debu silika bebas ini banyak terdapat pada pabrik besi dan
baja, keramik, pengecoran beton, bengkel yang mengerjakan besi (mengikir,
menggerinda,dll).
$ilicosis ditandai dengan sesak naIas yang disertai batuk tidak berdahak. $ilicosis merupakan
penyakit yang terparah diantara semua pneumoconiosis, karena bersigat progresiI, yaitu jika
pajanan dihentikan maka pneumoconiosis tetap akan berlanjut (Yunus, 1997).
2. Asbestosis
Adalah penyakit kerja yang diakibatkan oleh debu atau serat asbes yang mencemari udara.
Asbes adalah campuran dari berbagai macam silikat, namun yang paling utama adalah
Magnesium silikat. Asbes dapat menyebabkan tumor pada pleura yang disebut mesotelioma.
Mesotelioma bersiIat ganas, tidak dapat disembuhkan dan biasanya terjadi setelah pemaparan
selama 30-40 tahun. Debu asbes banyak dijumpai pada pabrik dan industri yang
menggunakan asbes, pabrik beratap asbes, dsb.


3. issynosis
Adalah penyakit pneumoconiosis yang disebabkan oleh debu kapas atau serat kapas di udara
yang kemudian terhisap ke dalam paru-paru. Banyak dijumpai pada pabrik pemitalan kapas,
pabrik tekstil, perusahaan dan pergudangan kapas.
4. Anthracosis
Adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu karbon (anthracit). Anthracit
bersiIat inert dengan kata lain hampir tidak bereaksi dengan paru-paru (Antaruddin, 2003
dalam Wibawa, 2008). Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja-pekerja tambang batu
bara atau pada pekerja yang banyak melbatkan penggunaan batu-bara.


Pneumoconiosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh adanya partikel
(debu) yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru. Penyakit pnemokoniosis banyak
jenisnya, tergantung dari jenis partikel (debu) yang masuk atau terhisap ke dalam paru-paru.
Beberapa jenis penyakit pneumoconiosis yang banyak dijumpai di daerah yang memiliki
banyak kegiatan industri dan teknologi, yaitu Silikosis, Asbestosis, Bisinosis, Antrakosis dan
Beriliosis. 1. Penyakit Silikosis Penyakit Silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silika
bebas, berupa SiO2, yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap.
Debu silika bebas ini banyak terdapat di pabrik besi dan baja, keramik, pengecoran beton,
bengkel yang mengerjakan besi (mengikir, menggerinda, dll). Selain dari itu, debu silika juka
banyak terdapat di tempat di tempat penampang bijih besi, timah putih dan tambang batubara.
Pemakaian batubara sebagai bahan bakar juga banyak menghasilkan debu silika bebas SiO2.
Pada saat dibakar, debu silika akan keluar dan terdispersi ke udara bersama sama dengan
partikel lainnya, seperti debu alumina, oksida besi dan karbon dalam bentuk abu. Debu silika
yang masuk ke dalam paru-paru akan mengalami masa inkubasi sekitar 2 sampai 4 tahun.
Masa inkubasi ini akan lebih pendek, atau gejala penyakit silicosis akan segera tampak,
apabila konsentrasi silika di udara cukup tinggi dan terhisap ke paru-paru dalam jumlah
banyak. Penyakit silicosis ditandai dengan sesak naIas yang disertai batuk-batuk. Batuk ii
seringkali tidak disertai dengan dahak. Pada silicosis tingkah sedang, gejala sesak naIas yang
disertai terlihat dan pada pemeriksaan Iototoraks kelainan paru-parunya mudah sekali
diamati. Bila penyakit silicosis sudah berat maka sesak naIas akan semakin parah dan
kemudian diikuti dengan hipertropi jantung sebelah kanan yang akan mengakibatkan
kegagalan kerja jantung. Tempat kerja yang potensial untuk tercemari oleh debu silika perlu
mendapatkan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan yang ketat sebab
penyakit silicosis ini belum ada obatnya yang tepat. Tindakan preventiI lebih penting dan
berarti dibandingkan dengan tindakan pengobatannya. Penyakit silicosis akan lebih buruk
kalau penderita sebelumnya juga sudah menderita penyakit TBC paru-paru, bronchitis, astma
broonchiale dan penyakit saluran pernapasan lainnya. Pengawasan dan pemeriksaan
kesehatan secara berkala bagi pekerja akan sangat membantu pencegahan dan
penanggulangan penyakit-penyakit akibat kerja. Data kesehatan pekerja sebelum masuk
kerja, selama bekerja dan sesudah bekerja perlu dicatat untuk pemantulan riwayat penyakit
pekerja kalau sewaktu waktu diperlukan. 2. Penyakit Asbestosis Penyakit Asbestosis adalah
penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau serat asbes yang mencemari udara.
Asbes adalah campuran dari berbagai macam silikat, namun yang paling utama adalah
Magnesium silikat. Debu asbes banyak dijumpai pada pabrik dan industri yang menggunakan
asbes, pabrik pemintalan serat asbes, pabrik beratap asbes dan lain sebagainya. Debu asbes
yang terhirup masuk ke dalam paru-paru akan mengakibatkan gejala sesak napas dan batuk-
batuk yang disertai dengan dahak. &jung-ujung jari penderitanya akan tampak membesar /
melebar. Apabila dilakukan pemeriksaan pada dahak maka akan tampak adanya debu asbes
dalam dahak tersebut. Pemakaian asbes untuk berbagai macam keperluan kiranya perlu
diikuti dengan kesadaran akan keselamatan dan kesehatan lingkungan agar jangan sampai
mengakibatkan asbestosis ini. 3. Penyakit Bisinosis Penyakit Bisinosis adalah penyakit
pneumoconiosis yang disebabkan oleh pencemaran debu napas atau serat kapas di udara yang
kemudian terhisap ke dalam paru-paru. Debu kapas atau serat kapas ini banyak dijumpai pada
pabrik pemintalan kapas, pabrik tekstil, perusahaan dan pergudangan kapas serta pabrik atau
bekerja lain yang menggunakan kapas atau tekstil; seperti tempat pembuatan kasur,
pembuatan jok kursi dan lain sebagainya. Masa inkubasi penyakit bisinosis cukup lama, yaitu
sekitar 5 tahun. Tanda-tanda awal penyakit bisinosis ini berupa sesak napas, terasa berat pada
dada, terutama pada hari Senin (yaitu hari awal kerja pada setiap minggu). Secara psikis
setiap hari Senin bekerja yang menderita penyakit bisinosis merasakan beban berat pada dada
serta sesak naIas. Reaksi alergi akibat adanya kapas yang masuk ke dalam saluran pernapasan
juga merupakan gejala awal bisinosis. Pada bisinosis yang sudah lanjut atau berat, penyakit
tersebut biasanya juga diikuti dengan penyakit bronchitis kronis dan mungkin juga disertai
dengan emphysema. 4. Penyakit Antrakosis Penyakit Antrakosis adalah penyakit saluran
pernapasan yang disebabkan oleh debu batubara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada
pekerja-pekerja tambang batubara atau pada pekerja-pekerja yang banyak melibatkan
penggunaan batubara, seperti pengumpa batubara pada tanur besi, lokomotiI (stoker) dan juga
pada kapal laut bertenaga batubara, serta pekerja boiler pada pusat Listrik Tenaga &ap
berbahan bakar batubara. Masa inkubasi penyakit ini antara 2 4 tahun. Seperti halnya
penyakit silicosis dan juga penyakit-penyakit pneumokonisosi lainnya, penyakit antrakosis
juga ditandai dengan adanya rasa sesak napas. Karena pada debu batubara terkadang juga
terdapat debu silikat maka penyakit antrakosis juga sering disertai dengan penyakit silicosis.
Bila hal ini terjadi maka penyakitnya disebut silikoantrakosis. Penyakit antrakosis ada tiga
macam, yaitu penyakit antrakosis murni, penyakit silikoantraksosis dan penyakit
tuberkolosilikoantrakosis. Penyakit antrakosis murni disebabkan debu batubara. Penyakit ini
memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjadi berat, dan relatiI tidak begitu berbahaya.
Penyakit antrakosis menjadi berat bila disertai dengan komplikasi atau emphysema yang
memungkinkan terjadinya kematian. Kalau terjadi emphysema maka antrakosis murni lebih
berat daripada silikoantraksosis yang relatiI jarang diikuti oleh emphysema. Sebenarnya
antara antrakosis murni dan silikoantraksosi sulit dibedakan, kecuali dari sumber
penyebabnya. Sedangkan paenyakit tuberkolosilikoantrakosis lebih mudah dibedakan dengan
kedua penyakit antrakosis lainnya. Perbedaan ini mudah dilihat dari Iototorak yang
menunjukkan kelainan pada paru-paru akibat adanya debu batubara dan debu silikat, serta
juga adanya baksil tuberculosis yang menyerang paru-paru. 5. Penyakit Beriliosis &dara yang
tercemar oleh debu logam berilium, baik yang berupa logam murni, oksida, sulIat, maupun
dalam bentuk halogenida, dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan yang disebut
beriliosis. Debu logam tersebut dapat menyebabkan nasoparingtis, bronchitis dan
pneumonitis yang ditandai dengan gejala sedikit demam, batuk kering dan sesak napas.
Penyakit beriliosis dapat timbul pada pekerja-pekerja industri yang menggunakan logam
campuran berilium, tembaga, pekerja pada pabrik Iluoresen, pabrik pembuatan tabung radio
dan juga pada pekerja pengolahan bahan penunjang industri nuklir.

You might also like