You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Sejak kemerdekaan diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, maka secara
politis Indonesia telah menjadi negara yang merdeka dan berdaulat. Kemerdekaan
adalah suatu jembatan untuk membangun kembali masyarakat Indonesia yang telah
sekian lama dikendalikan oleh kekuasaan-kekuasaan asing dalam kehidupan politik,
ekonomi dan sosialnya. Sejak kemerdekaan dan selanjutnya, menjadi kewajiban yang
sangat penting bagi para pemimpin untuk membuat kemerdekaan itu menjadi berarti
bagi rakyat. Dengan tamatnya masa kolonial, maka kita dihadapkan pada masalah
mengubah dan membaharui Indonesia, yang berarti meruntuhkan tata tertib
masyarakat yang lampau dan menciptakan ukuran-ukuran baru berdasarkan
kebutuhan-kebutuhan nasional bagi bangsa Indonesia, disesuaikan dengan sayarat-
syarat hidup modern (Supomo, 1966:5).
Sesungguhnya nasionalisme yang sehat dan bersiIat membangun, harus
bergandengan tangan dengan internasionalisme yang sehat pula. Ini berarti bahwa tata
tertib sosial baru yang dibentuk mencantumkan dengan tepat warisan kebudayaan
pada proses modernisasi, yaitu mempertinggi taraI-taraI penghidupan yang harus
mendapat tempat pertama dalam program nasional. Walaupun tidak dapat dipungkiri
bahwa dalam proses modernisasi, ekspansi dunia Barat tetap memberi warna pada
corak dunia, sehingga dalam prakteknya sering diartikan sebagai memungut lembaga-
lembaga dan cita-cita Barat. Khususnya cita-cita Barat tentang kemajuan tanpa harus
meninggalkan kehormatan dan harga dirinya sendiri sebagai orang timur, yang tetap
akan mempertahankan kebudayaannya (Supomo, 1966:6).
Hukum Adat adalah tidak tertulis. Padahal, dalam sebuah negara hukum, berlaku
sebuah asas yaitu asas legalitas. Asas legalitas menyatakan bahwa tidak ada hukum
selain yang dituliskan di dalam hukum. Hal ini untuk menjamin kepastian hukum.
Namun di suatu sisi bila hakim tidak dapat menemukan hukumnya dalam hukum
tertulis, seorang hakim harus dapat menemukan hukumnya dalam aturan yang hidup
dalam masyarakat. Diakui atau tidak, namun Hukum Adat juga mempunyai peran
dalam Sistem Hukum Nasional di Indonesia.
Hukum adat merupakan nilai-nilai yang hidup dan berkembang di dalam
masyarakat suatu daerah. Walaupun sebagian besar Hukum Adat tidak tertulis,
namun ia mempunyai daya ikat yang kuat dalam masyarakat. Ada sanksi tersendiri
dari masyarakat jika melanggar aturan hukum adat. Hukum Adat yang hidup dalam
masyarakat ini bagi masyarakat yang masih kental budaya aslinya akan sangat terasa.
Penerapan hukum adat dalam kehidupan sehari-hari juga sering diterapkan oleh
masyarakat. Bahkan seorang hakim, jika ia menghadapi sebuah perkara dan ia tidak
dapat menemukannya dalam hukum tertulis, ia harus dapat menemukan hukumnya
dalam aturan yang hidup dalam masyarakat. Artinya hakim juga ha rus mengerti
perihal Hukum Adat. Hukum Adat dapat dikatakan sebagai hukum perdata-nya
masyarakat Indonesia.
Hukum adat salah satu unsur atau komponen dalam sistem hukum, yang
merupakan sumber hukum tidak tertulis, menjadi salah satu unsur yang mempunyai
peranan yang penting dalm rangka pembinaan hukum Nasional.
Hukum adat adalah aturan tidak tertulis yang hidup di dalam masyarakat adat
suatu daerah dan akan tetap hidup selama masyarakatnya masih memenuhi hukum
adat yang telah diwariskan kepada mereka dari para nenek moyang sebelum mereka.
Oleh karena itu, keberadaan hukum adat dan kedudukannya dalam tata hukum
nasional tidak dapat dipungkiri walaupun hukum adat tidak tertulis dan berdasarkan
asas legalitas adalah hukum yang tidak sah. Hukum adat akan selalu ada dan hidup di
dalam masyarakat.
. #:2:san Masalah
1. Bagaimana peranan Hukum Adat dalam pembuatan Undang-Undang?
2. Bagaimana peranan Hukum Adat dalam mewujudkan tujuan Negara?






BAB II
PEMBAHASAN
1. Peranan H:k:2 Adat dala2 pe2-:atan Undang-Undang
a. Pengertian H:k:2 Adat
Hukum Adat adalah hukum yang berlaku dan berkembang dalam lingkungan
masyarakat di suatu daerah. Ada beberapa pengertian mengenai Hukum Adat.
Menurut M.M. Djojodiguno Hukum Adat adalah suatu karya masyarakat tertentu
yang bertujuan tata yang adil dalam tingkah laku dan perbuatan di dalam masyarakat
demi kesejahteraan masyarakat sendiri. Menurut R. Soepomo, Hukum Adat adalah
hukum yang tidak tertulis yang meliputi peraturan hidup yang tidak ditetapkan oleh
pihak yang berwajib, tetapi ditaati masyarakat berdasar keyakinan bahwa peraturan
tersebut mempunyai kekuatan hukum. Menurut Van Vollenhoven Hukum Adat
adalah keseluruhan aturan tingkah laku positiI dimana di satu pihak mempunyai
sanksi sedangkan di pihak lain tidak dikodiIikasi. Sedangkan Surojo Wignyodipuro
memberikan deIinisi Hukum Adat pada umumnya belum atau tidak tertulis yaitu
kompleks norma-norma yang bersumber pada perasaan keadilan rakyat yang selalu
berkembang meliputi peraturan tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari,
senantiasa ditaati dan dihormati karena mempunyai akibat hukum atau sanksi. Dari
empat deIinisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Hukum Adat merupakan sebuah
aturan yang tidak tertulis dan tidak dikodiIikasikan, namun tetap ditaati dalam
masyarakat karena mempunyai suatu sanksi tertentu bila tidak ditaati. Dari pengertian
Hukum Adat yang diungkapkan diatas, bentuk Hukum Adat sebagian besar adalah
tidak tertulis. Padahal, dalam sebuah negara hukum, berlaku sebuah asas yaitu asas
legalitas. Asas legalitas menyatakan bahwa tidak ada hukum selain yang dituliskan di
dalam hukum. Hal ini untuk menjamin kepastian hukum. Namun di suatu sisi bila
hakim tidak dapat menemukan hukumnya dalam hukum tertulis, seorang hakim harus
dapat menemukan hukumnya dalam aturan yang hidup dalam masyarakat. Diakui
atau tidak, namun Hukum Adat juga mempunyai peran dalam Sistem Hukum
Nasional di Indonesia.
-. ed:d:kan dan peranan H:k:2 Adat
1. Hukum adat merupakan salah satu sumber yang penting untuk memperoleh
bahan-bahan bagi Pembangunan Hukum Nasional, yang menuju Kepada
UniIikasi pembuatan peraturan perundangan dengan tidak mengabaikan
timbul/tumbuhnya dan berkembangnya hukum kebiasaan dan pengadilan dalam
pembinaan hukum.
2. Pengambilan bahan-bahan dari hukum adatadalam penyusunan Hukum
Nasional pada dasarnya berarti:
- Penggunaan konsepsi-konsepsi dan azas-azas hukum dari hukum adat untuk
dirumuskan dalam norma-norma hukum yang memenuhi kebutuhan
masyarakat masa kini dan mendatang dalam rangka membangun masyarakat
yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar.
- Penggunaan lembaga-lembaga hukum adat yang dimodernisir dan disesuaikan
dengan kebutuhan zaman tanpa menghilangkan ciri dan siIat-siIat kepribadian
Indonesianya.
- Memasukkan konsep-konsep dan azas-azas hukum adat ke dalam lembaga-
lembaga hukum dari hukum asing yang dipergunakan untuk memperkaya dan
memperkembangkan Hukum Nasional, agar tidak bertentangan dengan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
3. Didalam pembinaan hukum harta kekayaan nasional, hukum adat merupakan
salah satu unsur sedangkan di dalam pembinaan hukum kekeluargaan dan
hukum kewarisan nasional merupakan intinya.
4. Dengan terbentuknya hukum nasional yang mengandung unsur-unsur hukum
adat, maka kedudukan dan peranan hukum adat itu telah terserap di dalam
hukum nasional.
.. H:k:2 Adat dala2 Per:ndang-Undangan
1. Hukum Adat, melalui perundang-undangan, putusan hakim, dan ilmu hukum
hendaknya dibina ke arah Hukum Nasional secara hati-hati.
2. Hukum Perdata Nasional hendaknya merupakan hukum kesatuan bagi
seluruh rakyat Indonesia dan diatur dalam Undang-Undang yang bersiIat luwes
yang bersumber pada azas-azas dan Jiwa hukum adat.
3. KodiIikasi dan UniIikasi hukum dengan menggunakan bahan-bahan dari
hukum adat, hendaknya dibatasi pada bidang-bidang dan hal-hal yang sudah
mungkin dilaksanakan pada tingkat nasional. Bidang-bidang hukum yang diatur
oleh hukum adat atau hukum kebiasaan lain yang masih bercorak lokal ataupun
regional, sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 serta tidak menghambat pembangunan masih diakui berlakunya
untuk kemudian dibina ke arah uniIikasi hukum demi persatuan bangsa.
4. Menyarankan untuk segera mengadakan kegiatan-kegiatan uniIikasi hukum
harta kekayaan adat yang tidak erat hubungannya dengan kehidupan spirituil
dan hukum harta kekayaan barat, dalam perundang-undangan sehingga
terbentuknya hukum harta kekayaan nasional.
5. Menyarankan agar dalam mengikhtiarkan pengarahan hukum kekeluargaan
dan hukum kewarisan kepada uniIikasi hukum nasional dilakukan melalui
lembaga peradilan.
6. Hendaklah dibuat Undang-undang yang mengandung azas-azas pokok
hukum perundang-undangan yang dapat mengatur politik hukum, termasuk
kedudukan hukum adat.


Keberadaan hukum adat dalam tata hukum nasional di Indonesia akan tetap
eksis. Dalam hal ini ProI. Soepomo memberikan pandangannya sebagai berikut:
a. Bahwa dalam lapangan hidup kekeluargaan, hukum adat masih akan
menguasai masyarakat Indonesia.
b. Bahwa hukum pidana dari suatu negara wajib sesuai dengan corak dan
siIat-siIat bangsanya atau masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, maka
hukum adat pidana akan member bahan-bahan yang sangat berharga
dalam pembentukan KUHPidana baru untuk negara kita.
c. Bahwa hukum adat sebagai hukum kebiasaan yang tik tertulis akan tetap
menjadi sumber hukum baru dalam hal-hal yang belum / tidak ditetapkan
oleh undang-undang.
Hukum adat adalah aturan tidak tertulis yang hidup di dalam masyarakat adat
suatu daerah dan akan tetap hidup selama masyarakatnya masih memenuhi hukum
adat yang telah diwariskan kepada mereka dari para nenek moyang sebelum mereka.
Oleh karena itu, keberadaan hukum adat dan kedudukannya dalam tata hukum
nasional tidak dapat dipungkiri walaupun hukum adat tidak tertulis dan berdasarkan
asas legalitas adalah hukum yang tidak sah. Hukum adat akan selalu ada dan hidup di
dalam masyarakat.

. Penanan H:k:2 Adat dala2 Mew::dkan T::an Negara
Hukum adat salah satu unsur atau komponen dalam sistem hukum, yang
merupakan sumber hukum tidak tertulis, menjadi salah satu unsur yang mempunyai
peranan yang penting dalam rangka pembuatan hukum Nasional yang sesuai dengan
tujuan Negara.
Pembuatan Undang-Undang yang berasal dari hukum adat merupakan produk
hukum yang baik karena produk yang materinya sebanyak mungkin berasal diambil
dari kebiasaan atau macam-macam pergaulan yang terdapat dalam masyarakat
tersebut, yang timbul dari kebutuhan dan kegiatan masyarakat yang bersangkutan
tetapi diberikan wadah atau bentuk peraturan tertulis (Undang-Undang). Pembatasan
Hukum Adat dalam Undang-Undang apabila Hukum adat tersebut masih hidup dalam
masyarakat, tidak bertentangan dengan Sistem Hukum Nasional dan tidak
bertentangan dengan Pancasila sehingga Tujuan Negara dapat terwujud melalui
pembuatan peraturan perundang-undangan.
Dalam pembuatan Peraturan perundang-undangan menggunakan
budaya nasional yang asli. Dalam hal ini Iaktor pembentuk Undang-Undang Nasional
tidak menjadi penting. Namun yang terpenting ialah mengetahui lebih dahulu tata
budaya dan isi dari Kebudayaan Nasional yang bersangkutan. Pembentuk Undang-
Undang dan para pejabat-pejabat hukum di dalam masyarakat hanyalah mempunyai
Iungsi pembantu saja, yakni merumuskan bagaimana pastinya isi dari ketentuan yang
bersangkutan dan membantu memberikan kekuatan untuk dapat terlaksana dengan
sebaik-baiknya.
Selain itu pembuatan produk hukum sebagai bentuk untuk mewujudkan
tujuan Negara maka produk hukum yang bahan-bahannya diambil primair dari bahan-
bahan nasional, artinya dari tata budaya Nasional dengan tidak menutup pintu bagi
unsu-unsur luar, asal saja unsur-unsur luar tersebut diterima dan diolah dalam tata
budaya Nasional, sehingga merupakan unsur yang benar-benar hidup dalam
lingkungan kehidupan Nasional.















BAB III
PENUTUP
Hukum adat salah satu unsur atau komponen dalam sistem hukum, yang
merupakan sumber hukum tidak tertulis, menjadi salah satu unsur yang mempunyai
peranan yang penting dalam rangka pembuatan hukum Nasional yang sesuai dengan
tujuan Negara. Selain itu pembuatan produk hukum sebagai bentuk untuk
mewujudkan tujuan Negara maka produk hukum yang bahan-bahannya diambil
primair dari bahan-bahan nasional, artinya dari tata budaya Nasional dengan tidak
menutup pintu bagi unsu-unsur luar, asal saja unsur-unsur luar tersebut diterima dan
diolah dalam tata budaya Nasional, sehingga merupakan unsur yang benar-benar
hidup dalam lingkungan kehidupan Nasional.












DAFTA# PUSTAA

ProI. IGN Sugangga, S. H., Peranan hukum adat dalam pembangunan hukum
nasional Indonesia, FH- UNDIP
Lies Sugondo, S. H., Masyarakat hukum adat dalam kerangka hukum nasional,
Pusham, FH- UII
Bewa Ragawino, Pengantar dan asas-asas hukum adat Indonesia, FISIP- UNPAD

You might also like