You are on page 1of 5

Ageng Tirtayasa dari Banten

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari Sultan Ageng Tirtayasa (Banten, 1631 1683) adalah putra Sultan Abdul Ma'ali Ahmad dan Ratu Martakusuma yang menjadi Sultan Banten periode 1640-1650. Ketika kecil, ia bergelar Pangeran Surya. Ketika ayahnya wafat, ia diangkat menjadi Sultan Muda yang bergelar Pangeran Ratu atau Pangeran Dipati. Setelah kakeknya meninggal dunia, ia diangkat sebagai sultan dengan gelar Sultan Abdul Fathi Abdul Fattah. Nama Sultan Ageng Tirtayasa berasal ketika ia mendirikan keraton baru di dusun Tirtayasa (terletak di Kabupaten Serang). Ia dimakamkan di Mesjid Banten.

[sunting] Riwayat Perjuangan


Sultan Ageng Tirtayasa berkuasa di Kesultanan Banten pada periode 1651 - 1683. Ia memimpin banyak perlawanan terhadap Belanda. Masa itu, VOC menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan Kesultanan Banten. Kemudian Tirtayasa menolak perjanjian ini dan menjadikan Banten sebagai pelabuhan terbuka. Saat itu, Sultan Ageng Tirtayasa ingin mewujudkan Banten sebagai kerajaan Islam terbesar. Di bidang ekonomi, Tirtayasa berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan membuka sawah-sawah baru dan mengembangkan irigasi. Di bidang keagamaan, ia mengangkat Syekh Yusuf sebagai mufti kerajaan dan penasehat sultan. Ketika terjadi sengketa antara kedua putranya, Sultan Haji dan Pangeran Purbaya, Belanda ikut campur dengan bersekutu dengan Sultan Haji untuk menyingkirkan Sultan Ageng Tirtayasa. Saat Tirtayasa mengepung pasukan Sultan Haji di Sorosowan (Banten), Belanda membantu Sultan Haji dengan mengirim pasukan yang dipimpin oleh Kapten Tack dan Saint-Martin.

[sunting] Silsilah Sultan Ageng Tirtayasa


.Sultan Ageng Tirtayasa @ Sultan 'Abdul Fathi Abdul Fattah bin .Sultan Abul Ma'ali bin .Sultan Abul Mafakhir bin .Sultan Maulana Muhammad Nashruddin bin .Sultan Maulana Yusuf bin .Sultan Maulana Hasanuddin bin

.Sultan Syarif Hidayatullah @ Sunan Gunung Jati Cirebon [sembunyikan]


lbs

Pahlawan nasional Indonesia


Abdul Halim Achmad Soebardjo Adam Malik Adenan Kapau Gani Alimin Andi Sultan Daeng Radja Arie Frederik Lasut Djoeanda Kartawidjaja Ernest Douwes Dekker Fatmawati Ferdinand Lumbantobing Frans Kaisiepo Gatot Mangkoepradja Hamengkubuwana IX Herman Johannes Idham Chalid Ida Anak Agung Gde Agung Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono I Gusti Ketut Pudja Iwa Koesoemasoemantri Izaak Huru Doko Djatikoesoemo J. Leimena Johannes Abraham Dimara Kusumah Atmaja Mangkunagara I Maskoen Soemadiredja Mohammad Hatta Mohammad Husni Thamrin Moewardi Teuku Nyak Arif Nani Wartabone Oto Iskandar di Nata Rasuna Said Saharjo Samanhudi Soekarno Sukarjo Wiryopranoto Soepomo Soeroso Soerjopranoto Sutan Syahrir Syafruddin Prawiranegara Tan Malaka Tjipto Mangoenkoesoemo Oemar Said Tjokroaminoto Wahid Hasjim Zainul Arifin Abdul Haris Nasution Andi Abdullah Bau Massepe Basuki Rahmat Tjilik Riwut Gatot Soebroto Harun Thohir Hasan Basry John Lie R.E. Martadinata Marthen Indey Tengku Rizal Nurdin Soedirman Suprijadi Oerip Soemohardjo Usman Janatin Yos Sudarso Moestopo

Politik

Militer

Adisucipto Abdul Rahman Saleh Andi Djemma Bagindo Azizchan Halim Kemerdekaan Perdanakusuma Slamet Rijadi Iswahyudi I Gusti Ngurah Rai Robert Wolter Monginsidi Sam Ratulangi Supeno Ario Soerjo Sutomo (Bung Tomo) Revolusi Ahmad Yani Karel Satsuit Tubun Mas Tirtodarmo Harjono Katamso Darmokusumo Opu Daeng Risadju D.I. Pandjaitan Pierre Tendean Siswondo Parman Sugiono R. Suprapto Sutoyo Siswomiharjo Maria Walanda Maramis dr. Soetomo Wage Rudolf Soepratman Wahidin Soedirohoesodo Abdoel Moeis Agus Salim Amir Hamzah Mohammad Yamin Ali Haji bin Raja Haji Ahmad Ismail Marzuki Dewi Sartika Kartini Ki Hadjar Dewantara Ki Sarmidi Mangunsarkoro Pajonga Daeng Ngalie Karaeng Polongbangkeng Silas Papare Syarif Kasim II dari Siak

Pergerakan Sastra Seni Pendidikan Integrasi

Pers Pembangunan

Tirto Adhi Soerjo Moestopo Suharso Siti Hartinah Teuku Mohammad Hasan Wilhelmus Zakaria Johannes Ahmad Dahlan Albertus Soegijapranata Fakhruddin Haji Abdul Malik Karim Amrullah Hasyim Asyari Hazairin Ilyas Yakoub Mas Mansoer Muhammad Natsir Muhammad Isa Anshary Noer Alie Nyai Ahmad Dahlan Syech Yusuf Tajul Khalwati Abdul Kadir Achmad Rifa'i Ageng Tirtayasa dari Banten Andi Mappanyukki Pangeran Antasari Sultan Agung dari Mataram Teungku Chik di Tiro Cut Nyak Dhien Tjoet Nyak Meutia Pangeran Diponegoro Raja Haji Fisabilillah Hamengkubuwana I Sultan Hasanuddin Tuanku Imam Bonjol Iskandar Muda dari Aceh I Gusti Ketut Jelantik Kiras Bangun La Madukelleng Mahmud Badaruddin II dari Palembang Martha Christina Tiahahu Nuku Muhammad Amiruddin Nyi Ageng Serang Pakubuwana VI Pakubuwana X Pattimura Pong Tiku Radin Inten II Ranggong Daeng Romo Sisingamangaraja XII Tuanku Tambusai Teuku Umar Thaha Syaifuddin dari Jambi Untung Suropati Zainal Mustafa

Agama

Perjuangan

Portal Indonesia

Artikel bertopik biografi tokoh Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/w/index.php? title=Ageng_Tirtayasa_dari_Banten&oldid=4712449" Kategori:

Pahlawan nasional Indonesia Tokoh Indonesia Kelahiran 1631 Kematian 1683 Meninggal usia 52 Sultan Banten

Kategori tersembunyi:
Akun

Rintisan biografi Indonesia

Masuk log / buat akun

Ruang nama Varian Halaman

Halaman Pembicaraan

Baca Sunting Versi terdahulu

Tindakan

Pencarian

Navigasi

Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa terkini Halaman sembarang

Komunitas

Warung Kopi Portal komunitas Bantuan

Wikipedia

Tentang Wikipedia Pancapilar Kebijakan Menyumbang

Cetak/ekspor

Buat buku Unduh versi PDF Versi cetak

Peralatan

Pranala balik Perubahan terkait Halaman istimewa Pranala permanen Kutip halaman ini

Bahasa lain

English Basa Jawa Bahasa Melayu Halaman ini terakhir diubah pada 13.39, 7 September 2011. Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya. Kebijakan privasi Tentang Wikipedia Penyangkalan Tampilan seluler

You might also like