Abu dan Ummu, sungguh memprihatinkan, penelitian lembaga swadaya masyarakat (LSM)
mendapati anak-anak SD mulai kecanduan situs porno!
Padahal, kecanduan pornograIi adalah kecanduan yang paling sulit untuk diobati, karena kecanduan ini menyerang 'jantung kemanusiaan. Hal ini disebabkan karena seksualitas merupakan pendorong utama dari kepentingan manusia. Layaknya kecanduan bahan kimia, pecandu pornograIi cenderung menggantikan sesuatu hal yang penting dengan seks atau bentuk lain dari pornograIi. Orang yang kecanduan pornograIi biasanya menggunakan media seperti majalah, video porno atau yang paling sering adalah internet. Kecanduan pornograIi sama saja dengan kecanduan bahan kimia yang dikategorikan sebagai penyakit otak. Selain itu, otak manusia ternyata bisa tidak berIungsi jika terlalu sering melihat sesuatu yang berbau porno. PornograIi dan kerusakan otak Abu dan Ummu, kecanduan pornograIi adalah perilaku berulang untuk melihat hal-hal yang merangsang naIsu seksual, dapat merusak kesehatan otak dan kehidupan seseorang, serta pecandu pornograIi tidak sanggup menghentikannya. Menurut ahli bidang kecanduan pornograIi, pornograIi dapat menyebabkan kerusakan pada lima bagian otak, terutama pada pre Irontal corteks (bagian otak yang tepat berada di belakang dahi). Sedangkan kecanduan narkoba menyebabkan kerusakan pada tiga bagian otak. Pada dasarnya orang yang kecanduan pornograIi merasakan hal yang sama dengan pecandu narkoba, yaitu ingin terus memproduksi dopamin dalam otak. Tapi pecandu pornograIi bisa memenuhi 'kebutuhan barunya itu dengan lebih mudah, kapan pun dan di manapun, bahkan melalui ponsel. Akhirnya, ini akan lebih sulit dideteksi dan diobati ketimbang kecanduan narkoba. Pada pecandu pornograIi, otak akan merangsang produksi dopamin dan endorIin, yaitu suatu bahan kimia otak yang membuat rasa senang dan merasa lebih baik. Dalam kondisi normal, zat-zat ini akan sangat bermanIaat untuk membuat orang sehat dan menjalankan hidup dengan lebih baik. Tapi dengan pornograIi, otak akan mengalami hyper stimulating (rangsangan yang berlebihan), sehingga otak tidak bekerja dengan normal bahkan sangat ekstrem, yang kemudian bisa membuat otak mengecil dan rusak. Bila bagian otak limbik selalu digunakan untuk pornograIi pada anak dan remaja, maka bagian otak yang bertanggung jawab untuk logika akan mengalami cacat, karena otak hanya mencari kesenangan tanpa adanya konsekuensi. Dengan rusaknya otak, maka anak dan remaja akan mudah mengalami bosan, merasa sendiri, marah, tertekan dan lelah. Selain itu, dampak yang paling mengkhawatirkan adalah penurunan prestasi akademik dan kemampuan belajar, serta berkurangnya kemampuan pengambilan keputusan.
Tanda-tanda kecanduan Abu dan Ummu, tanda-tanda anak atau remaja yang mengalami kecanduan pornograIi tidak sepenuhnya kasat mata. Para orang tua wajib mewaspadai tanda-tanda tersebut supaya dapat segera dilakukan penanganan dan pencegahan. Setidaknya ada delapan tanda seorang anak atau remaja yang keranjingan gambar, Iilm atau materi berbau pornograIi. Inilah ciri-ciri anak yang sudah kecanduan : 1. Suka menyendiri 2. Bicara tidak melihat mata lawan bicara 3. Prestasi di sekolah menurun 4. Suka berbicara jorok 5. Berperilaku jorok (menarik tali bra, menyenggol dengan sengaja bagian-bagian tubuh tertentu, dll) 6. Suka berkhayal tentang pornograIi 7. Banyak minum dan banyak pipis 8. Suka menonton, bila dihentikan akan mengamuk (tantrum). Dan yang paling kelihatan adalah nilai-nilai anak di sekolah akan mengalami penurunan. Sedangkan bahaya yang paling sering terlihat menyangkut hal ini adalah terjadinya penyimpangan perilaku seksual. Minimal jika kecanduan sudah parah, mereka akan melakukan hal yang sama seperti yang mereka lihat di Iilm. Perlu diketahui juga, Iaktor pendorong anak kecanduan selain berasal dari lingkungan juga berasal dari nature dan nurture di keluarga. Jadi, cara orang tua mendidik anak dan suasana di dalam keluarga akan sangat berpengaruh. Semoga sedikit inIormasi ini bisa meningkatkan penjagaan dan kewaspadaan Abu dan Ummu terhadap bahaya pornograIi bagi putra-putri Anda. (***) Lembar YaBunayya Jol 8 Ao 4, Majalah Aikah Sakinah
Tak cukup waktu seribu tahun untuk memahami wanita? Setidaknya, itulah ungkapan para pakar kejiwaan barat seperti Freud, misalnya. Tapi terkadang kata maaI, cukup bagi wanita untuk mengubah diri dari sosok 'kucing yang jinak. Itulah uniknya wanita, dan demikianlah uniknya manusia. Membangun Toleransi dengan ~Maaf Tanpa toleransi, tak pernah niscaya. Kita harus membangun toleransi dalam jiwa kita untuk berdamai dengan kedukaan, bersapa akrab dengan kepedihan, berbaur nyaman dengan kegembiraan, dan tak menjadi takabur segala kelebihan. Bila itu ada pada jiwa kita, demikian juga terhadap orang lain. Bayangkanlah kepenatan hidup ketika setiap kemarahan orang menjadi bencana bagi kita, kebobrokan moral orang menjadi kiamat dalam hidup kita. Ketika kepasrahan memaksa orang berdamai dengan bencana, maka kesadaran manusiawi seharusnya memaksa kita bertoleransi terhadap segala kekurangan orang lain. Itulah makna sejati dari sebuah kata singkat yang mukjizat.: 'MAAF. Maka Allah berIirman, 'Maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhya Allah menyukai orang- orang berbuat baik.` (al-Maidah : 13) 'Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.` (al-Hijr : 85) 'Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguh-Nya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.` (al-Baqarah : 109) Allah bahkan menyandingkan kata 'maaI dengan peringatan terhadap kiamat. Betapa kata maaI erat sekali hubungannya dengan perjalanan seorang muslim menuju akhirat. Artinya, tanpa menjadi pribadi yang pemaaI, seorang muslim tak akan dapat memasuki Surga yang begitu luhur dan mulia. Surga adalah tempat bagi kaum pemaaI. Aisyah rodhiyallohu anha menceritakan, 'Rasulullah shollallohu alaihi wa sallam bukanlah orang yang kasar dan suka berkata keji, bukan orang yang suka berteriak-teriak di pasar-pasar, tidak suka membalas kejahatan, namun justru suka memaaIkan dan toleran. |1| Bila rumah tangga bertabur maaI, ia akan tumbuh dengan aura toleransi yang memberi kenikmatan pada setiap anggotanya. Istri akan sangat berbahagia di sisi suami yang pemaaI dan mudah bertoleransi. Begitu pula sebaliknya. Anak-anak akan hidup dalam damai, karena segala kekurangan mereka 'dikoreksi, tanpa 'diadili. Bila pun harus diadili, mereka tak akan diberi sanksi, kecuali sebatas sanksi itu berIungsi baik membangun kebaikan pada diri mereka. Bila budaya toleransi dibangun baik dalam hidup, maka udara kehidupan akan terasa sejuk, dan nilai-nilai kebajikan akan tumbuh subur laksana jamur di musim hujan. Apa itu berarti membiarkan kemungkaran berseliweran (lalu lalang) dalam kehidupan rumah tangga tanpa dicegah dan dikoreksi? Saya yakin pembaca tahu, bahwa bukan itu maksudnya. Karena seorang muslim lebih wajib bertoleransi dengan keridhaan Allah, ketimbang keridhaan umat manusia, sepenuh dunia sekali pun. ntara Memberi dan Meminta Maaf Syekh Ibrahim bin al-Hamd, saat menjelaskan kewajiban suami memenuhi kebutuhan istri menegaskan, 'Bukan berarti suami dapat terus-menerus melalaikan hak-hak istrinya. Sebaliknya, ia harus memperhatikannya dan mohon maaI jika ia lalai dalam memenuhi haknya serta mengingatkan pahala yang akan ia terima atas kesabarannya. |2| Menjalankan kewajiban, lalu meminta maaI bila melakukan kekurangan. Itu intinya. Seperti memberi maaI, meminta maaI pun butuh dibiasakan. Toleransi dengan maaI adalah perpaduan antara bertoleransi dengan mudah memberi maaI, dan bertoleransi untuk mudah meminta maaI. Keduanya harus seimbang. Tak cukup seseorang banyak memberi maaI kepada siapa pun tanpa ia mudah meminta maaI atas segala kekeliruannya, atau atas segala kemungkinan di mana ia bisa saja keliru tanpa ia menyadarinya. Kita akan menjadi pribadi yang didekati orang, bila kita bertabur maaI. Orang senang berdekatan dengan kita. Karena kemarahan kita, tak membuat kita 'menyegel derajat orang di depan kita. Karena emosi kita, tak membuat kita merasa patut berlaku zhalim pada siapa pun. Bahkan kezhaliman orang terhadap kita pun tak lantas membuat kita layak melakukan kezhaliman serupa terhadapnya. Berbahagialah orang yang hidup dekat dan berinteraksi rapat dengan orang yang punya segudang maaI di hatinya. Tapi, akan buyar segala penghormatan manusia terhadap orang dengan kekayaan maaInya, bila orang itu selalu merasa pantang memohon maaI bahkan atas kesalahan Iatalnya sekali pun terhadap orang lain. Ia hanya pandai memberi, tanpa lihai menawarkan diri. Mudah memberi maaI, tapi sulit meminta maaI. Cobalah amati Iirman Allah berikut, 'Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik.` Di akhir ayat, Allah menegaskan, 'Barangsiapa yang melampui batas sesudah itu maka baginya siksa yang sangat pedih.` (al- Baqarah 178) Meminta maaI dalam Islam disebut tahillah. Proses sederhananya sebenarnya ada dalam konsep tobat, bila terkait dengan hak orang lain. 1. Menyesali perbuatan dosa yang dilakukan. 2. Meninggalkan dosa tersebut. 3. Bertekad tak mengulanginya lagi 4. Mengembalikan hak orang lain, atau meminta dihalalkan atas kesalahannya. Bila seseorang banyak menggunjing orang lain misalnya, maka taubatnya hanya diterima bila ia menyesali kenapa ia sampai menggunjing sahabatnya itu. Lalu ia tinggalkan kebiasaan menggunjingnya. Setelah itu tanamkan tekad tak akan mengulanginya. Baru sesudah itu, minIa maaI. Haruskan maaI itu dilaIalkan di hadapan orang yang kepadanya kita meminta dimaaIkan atau dihalalkan kekeliruan kita? Ada dua kemungkinan. !ertama, itu wajib bila diyakini meminta maaI tak menimbulkan kekisruhan dan kemudaratan yang lebih besar. Contohnya, tak dikhawatirkan orang itu malah mengamuk, memukul, atau memutuskan hubungan persaudaraan keislaman misalnya. Kedua, tak perlu bahkan tak boleh diucapkan bila kemungkinan mudharat dan bahaya lebih besar itu terlihat nyata. Maka, permohonan maaI itu dapat diganti dengan memperbaiki sikap kita di hadapan orang tersebut, memberinya hadiah, membantu dia keluar dari kesulitan hidup, dan banyak-banyak membicarakan kebaikan orang tersebut di hadapan siapa saja. Karakter yang seolah-olah sudah dibunuhnya selama ini, hendaknya dihidupkan kembali secara lebih nyata. Itu singkatnya. Kenapa ini perlu saya tegaskan? Karena ada muslim yang berpandangan bahwa Islam mengajarkan kita memberi maaI, tapi tidak untuk meminta maaI. Itu keliru. Karena meminta dan memberi maaI, masing-masing memiliki keutamaan. Bahkan orang tak layak disebut utama, bila ia hanya bisa memberi maaI tanpa bisa memintanya, atau selalu meminta maaI tapi begitu payah dalam memberi maaI. Yang terakhir ini bahkan lebih parah lagi. Karena orang yang banyak meminta maaI tanpa mudah memberi maaI adalah orang egois dalam makna yang paling menyebalkan. Sebagai penutup, harus pula kita ingatkan bahwa segala sesuatu tidaklah boleh berlebihan. Begitu juga meminta atau memberi maaI. Tak boleh memberi maaI hingga pada batas melalaikan amar ma`ruI nahi munkar. Tak apik seseorang terlalu banyak meminta maaI sampai-sampai ungkapan itu hanya menjadi pemoles bibir saja. Banyak meminta maaI, lalu berbuat kekeliruan yang sama lebih banyak lagi. Orang seperti itu tak butuh diingatkan untuk banyak mengumbar permintaan maaI, tapi cukup diberi penyadaran bahwa meminta maaI pun ada konsekuensinya. Jangan cuma minta maaI, tapi yang penting kesalahan itu jangan diulangi lagi! (***) atatan kaki: |1| Dikeluarkan oleh at-Tirmidzi dalam al-Birr, no. 2017. Diriwayatkan oleh Thayalisi (2423), Ahmad (VI : 174, 236, dan 246) sanad-nya shahih, bagian pertama darinya dikuatkan oleh beberapa syahid pada Ab Syekh, hal. 37). |2| Lihat: Min Akhtha al-Azwaj, Ibrahim al-Hamd, hlm. 45-49. Dalam buku ini, terdapat hadits yang menjelaskan tentang kelalaian suami terhadap istrinya dari sisi ini beserta cara mengatasinya. Rubrik Fikih Keluarga, Majalah Nikah Sakinah, Juli 2010