Gugusan superIicialis berjalan mengikuti vena superIicialis dan gugusan proIunda
berjalan mengikuti arteria atau seringkali mengikuti vena proIunda. Gugusan superIicialis membentuk suatu lingkaran pada perbatasan leher dan kepala dinamakan lingkaran pericervicalis atau cervical Collar, meliputi l.n occipitalis, l.n mastoideus, (l.n. retro auricularis), l.n.preauricularis (l.n. paratideus superficialis), l.n.paratideus profundus, l.n. submandibularis dan l.n.submentalis. L.N Occipitalis Terletak pada serabut-serabut cranialis M.Trape:ius, oleh V. Occipitalis, kira-kira 2,5 cm di sebelah inIero-lateralis inion. Menerima aliran limIe dari bagian belakang kepala dan mengirimkannya kepada lymphonodi cervicales profundi dengan melewati bagian proIunda M.Sternocleidomastoideus. L.n.pre-auricularis terletak pada glandula parotis sepanjang vena temporalis superIicialis dan vena Iacialis transversa. Menerima pembuluh aIIeren dan kepala, auricula, palpebra dan pipi. Dan mengirim pembuluh aIIerent menuju l.n.cervicalis superficialis. L.N.Submentalis berada diantara kedua venter anterior m.digasticus, pada permukaan inIerior dari m.mylohyoideus, membawa limIe dari lidah bagian tengah (juga apex lingua) dan dari labium inIerius. L.n.submandibularis biasanya dikelompokkan pada gugusan superIicialis, meskipun membawa drainase dari lidah dan glandula submandibulare. Lymphonodus ini terletak pada vena Iacialis di sebelah caudal dari mandibula, dimana vena ini menerima v.retromandibularis, pembuluh eIIeren membawa aliran limIe menuju l.n.cervicalis profundus pars cranialis. Masih ada limIonodus lainnya yaitu l.n.facialis yang merupakan perluasan ke cranialis dari l.n.submandibularis dengan mengikuti vena Iacialis, berada pada Iascies. L.n. cervicalis anterior berada sepanjang v.jugularis anterior, menerima limIe dari bagian tengah (linea mediana) leher dan mengalirkan limIenya menuju ke l.n.cervicalis proIundus` gugusan ini dapat dianggap menerima aIIeren dari l.n.submentalis. L.n.cervicalis superIicialis berada sepanjang v.jugularis eksterna. Menerima aliran limIe dari kulit pada angulus mandibulae, regio parotis bagian caudal dan telinga, dan membawa aliran limIenya menuju l.n.cervicalis profundus. Semua limIonodi akan memberi aliran limIenya kepada l.n.cervicalis profundus. Dimana gugusan superIicial dan gugusan proIunda terdapat gugusan intermedis, yang terdiri atas
L.n.infrahyoideus yang berada pada membrana thyreohyoidea, menerima aIIeren yang berjalan bersama-sama dengan a.laryngea superior dan berasal dari larynx dibagian cranialis plica vocalis. L.n.prelaryngealis yang berada pada ligamentum cricothyreoideum, menerima limIe dari larynx di bagian cranialis plica vocalis, berada pada vasa thyroidea superior. L.n.parathrachealis yang berada pada celah di antara trachea dan oesophagus. Menerima lymIe dari glandula thyroidea dan struktur disekitarnya, pembuluh eIIerennya mengikuti casa thyroidea inIerior menuju ke l.n.cervicalis proIundus (dan l.n.mediastinalis superior). L.n cervicalis profundus terletak di sebelah proIunda m.sternocleidomastoideus sepanjang carotid sheath. Terdiri atas banyak limIonodus, berada pada vena jugularis interna, mulai dari basis cranii sampai di sebelah cranialis clavicula dan dibagi oleh venter inIerior m.omohyoideus menjadi gugusan superior dan gugusan inIerior. Gugusan superior atau l.n.cervicalis profundus pars superior tgerletak di sebelah cranialis catrilago throidea, menerima aIIeren dari cavum cranii, regio pterygoidea, l.n.parotideus dan l.n.submandibularis, radix lingua, pers cranio-lateralis glandula thyroidea, larynx dan pharynx bagian caudal. Mengirimkan eIIerennya menuju l.n.cervicalis profundus pars inferior. Terdapat perluasan dari l.n.cervicalis profundus pars superior menuju ke arah medial membentuk l.n.retropharyngealis (berada dalam spatium retroIaringeum), menerima limIe dari nasoIaring, tuba auditoria dan dari vertebra cervicalis, mengirimkan limIenya menuju kepada l.n.cervicalis profundus pars superior dengan mengikuti vena Iaringealis. l.n.cervicalis profundus pars superior dan juga dari l.n.cervicalis superficialis, pars caudalis glandula tiroidea, larings bagian caudal, trakea pars cervicalis dan oesophagus. Pembuluh- pembuluh eIIeren membentuk sebuah pembuluh besar ()jugular trunk dan bermuara ke dalam ductus thoracicus (bagian kiri) serta ductus lymphaticus dexter (bagian kanan). Pada tempat persilangan antara m.digastricus dan vena jugularis interna terdapat l.nfuguladigastricus. Gugusan limIonodus yang terletak di sebelah cranialis venter inIerior m.omohyoideus pada saat otot ini menyilangi v.jugularis interna membentuk l.n.fuguomohyoideus. Limfatikus Terbungkus kapsul Iibrosa yang berisi kumpulan sel-sel pembentuk pertahanan tubuh dan merupakan tempat penyaringan antigen (protein asing) dari pembuluh-pembuluh getah bening yang melewatinya. Pembuluh-pembuluh limIe akan mengalir ke KGB sehingga dari lokasi KGB akan diketahui aliran pembuluh limIe yang melewatinya. Oleh karena dilewati oleh aliran pembuluh getah bening yang dapat membawa antigen (mikroba, zat asing) dan memiliki sel pertahanan tubuh maka apabila ada antigen yang menginIeksi maka kelenjar getah bening dapat menghasilkan sel-sel pertahanan tubuh yang lebih banyak untuk mengawasi antigen tersebut sehingga KGB membesar. Pembesaran KGB dapat berasal dari penambahan sel-sel pertahanan tubuh yang berasal dari KGB itu sendiri seperti limIosit, sel plasma, monosit, dan histiosit atau datangnya sel-sel radang (neutroIil) untuk mengatasi inIeksi di KGB (limIadenitis), inIiltrasi sel-sel ganas atau timbunan penyakit metabolit (gaucher disease). Sistem limIatik adalah seperangkat sambungan jaringan dan organSistem limIatik terkait erat dengan darah dan sistem sirkulasi, adalah sistem drainase yang luas yang membawa air dan protein dari berbagai jaringan ke aliran darah. Ini mencakup jaringan saluran, yang digambarkan sebagai pembuluh getah bening atau limIatik, Ini adalah jaringan saluran yang membawa cairan jernih yang disebut getah bening. Struktur juga terdiri dari semua komposisi yang untuk pertukaran dan penciptaan limIosit, yang mencakup limpa, timus, sumsum tulang dan jaringan limIoid yang berhubungan dengan sistem pencernaan. Fungsinya: 1. Mengumpulkan dan mengembalikan cairan interstisiil, termasuk protein plasma ke darah, sehingga membantu mempertahankan keseimbanngan cairan (Iluid balance). 2. Mempertahankan tubuh terhadap penyakit dengan memproduksi limIosit (Anonim, 2009) 3. Menyerap lemak dari intestinum dan membawanya ke darah. 4. Mengeluarkan zat-zat toksik dan debris seluler dari jaringan setelah inIeksi atau kerusakan jaringan 5. Sistem limIatik mengendalikan kualitas aliran cairan dengan cara menyaring melalui nodus-nodus limIe sebelm mengmbalikanya ke sirkulasi (Anonim, 2008).
!74ses 1alan Limfe dan Mekanisme Regulasinya Proses jalan limIe di mulai dari keluarnya cairan, yang disebut cairan interstisiil yang mengandung zat-zat makanan didalamnya keluar dari kapiler darah. Setelah keluar dari kapiler darah kemudian masuk ke dalam jaringan-jaringa disekelilingnya. Kemudian akan memberikan zat-zat makanan dari jaringan. Kemudian setelah itu cairan tersebut akan berkumpul di lekak-lekak jaringan yang kecil sekali. Dari lekak-lekak tersebut limIe mengalir melalui jalan-jalan limIe. Proses masuknya seperti pada susunan jalan darah, pertama limIe itu masuk kedalam kapiler. terus antara kapiler yang satu dengan yang lain bertemu dan akhirnya menjadi besar yaitu pembuluh limIe. Pada akhirnya jalan-jalan limIe akhirnya menjadi dua buah, yaitu ductus thoracicus dan ductus lymphaticus dexter. Pada ductus thoracicus. Ductus thoracicus ini dimulai dari sebuah perluasan yang dinamakn systerna cycli. pada ductus thoracicus ini menerima limIe dari isi badan dari seluruh pasangan belakang dari dinding dada, dinding perut, daerah bahu sebelah kiri, leher sebelah kiri dan kepala sebelah kiri. Sedangkan untuk truncus lymphaticus dexter, pangkalnya menreima limIe dari sebagian besar dinidng dada sebelah kanan, kepala sebelah kanan, leher sebelah kanan dan bahu sebelah kanan, kelenjar limIe yang ada ditempat semuanya itu berkumpul di kelenjar limIe sebelah kanan, yang tereltak didekat pintu masuk dada., dari perkumpulan tersebut terdiri dari 3-4 pangkal, dan akhirnya menjadi satu yaitu ductus lymphaticus dexter. Pembuluh limIe ini lebih kecil dan dindingnya lebih tipis dari pembuluh darah. Sebelum limIe dialirkan kedalam darah limIe ini akan disaring di nodus-nodus limIatikus. karena limIe saat di lekak-lekak jaringan dapat terdapat kuman penyakit dan benda-benda debu seperti zat arang. Jadi sebelum dialirkan kedalam pembuluh darah limIe-limIe tersebut disaring terlebih dahulu. Pembersihan tersebut terjadi di nodus limIatikus atau di kelenjar-kelenjar limIe. Dan kuman-kuman tersebut yang tertahan disana akan dimusnahkan oleh limIosit yang terdapat di kelenjar-kelenjar limIe. Terkadang terdapat kuman yang lebih kuat, hal demikina dapat terjadi, bila terdapat kuman-kuman nanah, dan akibatnya kelenjar tersebut akan bernanah. Dan kelenjar-kelanjar limIe juga bisa berwarna hitam bila terdapat seperti zat arang. Setelah masuk ke vasa darah, limIe tersebut pertama akan dibawa ke ren, dir en tersebut zat-zat yang ada di dalam cairan tersebut akan dikeluarakan. Didalam pembuluh limIe juga terdapat klep- klep sehingga cairan limIe tidak bisa kembali (Anonim, 2005) Kandungan cairan limIe: Air Glukosa Lemak Garam (Anonim, 2008) Protein 0,85 Cairan limIe bertemu dengan lymphocytes di dalam nodus limIe. Dan didalam perjalannya yang melawan gaya gravitasi, mekanisme sistem limIatik ini di Iasilitasi oleh: 1. Katup pembuluh limIe 2. Sistem syaraI simpatis 3. Mekanisme pompa otot 4. PernaIasan diaIragma 5. AktiIitas aktiI dan pasiI 6. Gerakan peristaltik organ-organ dalam (viscera)
ANATOMI, HISTOLOGI & FISIOLOGI KELEN1AR TIROID Seca7a anat4mi, tiroid merupakan kelenjar endokrin (tidak mempunyai ductus) dan bilobular (kanan dan kiri), dihubungkan oleh isthmus (jembatan) yang terletak di depan trachea tepat di bawah cartilago cricoidea. Kadang juga terdapat lobus tambahan yang membentang ke atas (ventral tubuh), yaitu lobus piramida. Kelenjar tiroid dialiri oleh beberapa arteri: 1. A. thyroidea superior (arteri utama). 2. A. thyroidea inIerior (arteri utama). 3. Terkadang masih pula terdapat A. thyroidea ima, cabang langsung dari aorta atau A. anonyma. Kelenjar tiroid mempunyai 3 pasang vena utama: 1. V. thyroidea superior (bermuara di V. jugularis interna). 2. V. thyroidea medialis (bermuara di V. jugularis interna). 3. V. thyroidea inIerior (bermuara di V. anonyma kiri). Aliran limIe terdiri dari 2 jalinan: 1. Jalinan kelenjar getah bening intraglandularis 2. Jalinan kelenjar getah bening extraglandularis Kedua jalinan ini akan mengeluarkan isinya ke limfonoduli pretracheal lalu menuju ke kelenjar limIe yang dalam sekitar V. jugularis. Dari sekitar V. jugularis ini diteruskan ke limfonoduli mediastinum superior. PersaraIan kelenjar tiroid: 1. anglion simpatis (dari truncus sympaticus) cervicalis media dan inIerior 2. !arasimpatis, yaitu N. laryngea superior dan N. laryngea recurrens (cabang N.vagus) N. laryngea superior dan inferior sering cedera waktu operasi, akibatnya pita suara terganggu (stridor/serak). Seca7a hist4l4gi, parenkim kelenjar ini terdiri atas: 1. Folikel-Iolikel dengan epithetlium simplex kuboideum yang mengelilingi suatu massa koloid. Sel epitel tersebut akan berkembang menjadi bentuk kolumner katika Iolikel lebih aktiI (seperti perkembangan otot yang terus dilatih). 2. Cellula perifolliculares (sel C) yang terletak di antara beberapa Iolikel yang berjauhan. Sintesis dan Sekresi Hormon Tiroid: 1. odide Trapping, yaitu pejeratan iodium oleh pompa Na/K AT!ase. 2. odium masuk ke dalam koloid dan mengalami 48/,8. Kelenjar tiroid merupakan satu-satunya jaringan yang dapat mengoksidasi I hingga mencapai status valensi yang lebih tinggi. Tahap ini melibatkan enzim peroksidase. 3. odinasi tirosin, dimana yodium yang teroksidasi akan bereaksi dengan residu tirosil dalam tiroglobulin di dalam reaksi yang mungkin pula melibatkan en:im tiroperoksidase (tipe enzim peroksidase). 4. !erangkaian iodotironil, yaitu perangkaian dua molekul DIT (diiodotirosin) menjadi T4 (tiroksin, tetraiodotirosin) atau perangkaian MIT (monoiodotirosin) dan DIT menjadi T3 (triiodotirosin). reaksi ini diperkirakan juga dipengaruhi oleh en:im tiroperoksidase. 5. idrolisis yang dibantu oleh TSH (Thyroid-Stimulating ormone) tetapi dihambat oleh I, sehingga senyawa inaktiI (MIT dan DIT) akan tetap berada dalam sel Iolikel. 6. Tiroksin dan triiodotirosin keluar dari sel Iolikel dan masuk ke dalam darah. Proses ini dibantu oleh TSH. 7. MIT dan DIT yang tertinggal dalam sel Iolikel akan mengalami deiodinasi, dimana tirosin akan dipisahkan lagi dari I. En:im deiodinase sangat berperan dalam proses ini. 8. Tirosin akan dibentuk menjadi tiroglobulin oleh retikulum endoplasma dan kompleks golgi. Pengangkutan Tiroksin dan Triiodotirosin ke Jaringan Setelah dikeluarkan ke dalam darah, hormon tiroid yang sangat lipofilik secara cepat berikatan dengan beberapa protein plasma. Kurang dari 1 T3 dan kurang dari 0,1 T4 tetap berada dalam bentuk tidak terikat (bebas). Keadaan ini memang luar biasa mengingat bahwa hanya hormon bebas dari keseluruhan hormon tiroid memiliki akses ke sel sasaran dan mampu menimbulkan suatu eIek. Terdapat 3 protein plasma yang penting dalam pengikatan hormon tiroid: 1. TB (Thyroxine-Binding lobulin) yang secara selektiI mengikat 55 T4 dan 65 T3 yang ada di dalam darah. 2. Albumin yang secara nonselektiI mengikat banyak hormone lipoIilik, termasuk 10 dari T4 dan 35 dari T3. 3. TB!A (Thyroxine-Binding !realbumin) yang mengikat sisa 35 T4. Di dalam darah, sekitar 90 hormon tiroid dalam bentuk T4, walaupun T3 memiliki aktivitas biolorgis sekitar empat kali lebih poten daripada T4. Namun, sebagian besar T4 yang disekresikan kemudian dirubah menjadi T3, atau diaktiIkan, melalui proses pengeluaran satu yodium di hati dan ginjal. Sekitar 80 T3 dalam darah berasal dari sekresi T4 yang mengalami proses pengeluaran yodium di faringan perifer. Dengan demikian, T3 adalah bentuk hormon tiroid yang secara biologis aktiI di tingkat sel. Fungsi Fisi4l4gis H47m4n Ti74id: 1. Meningkatkan transkripsi gen ketika hormon tiroid (kebanyakan T3) berikatan dengan reseptornya di inti sel. 2. Meningkatkan fumlah dan aktivitas mitokondria sehingga pembentukkan ATP (adenosin triIosIat) meningkat. 3. Meningkatkan transfor aktif ion melalui membran sel. 4. Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan otak, terutama pada masa janin.