You are on page 1of 1

Jakarta, Kompas - klan dan publikasi layanan kesehatan yang dinilai tidak etis, berlebihan, atau

menyalahi aturan kesehatan akan ditertibkan. Lembaga dan tenaga kesehatan yang melanggar
diancam sanksi pencabutan izin operasi atau izin praktik serta sanksi profesi.
Penilaian pelanggaran dilakukan oleh Tim Penilaian dan Pengawasan klan dan Publikasi
Pelayanan Kesehatan yang sedang dibentuk Kementerian Kesehatan, kata Direktur Jenderal Bina
Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Supriyantoro, Jumat (6/5) di Jakarta.
klan layanan kesehatan diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1787/Menkes/Per/
X/2010. Pelaksanaan aturan dimulai bertahap pada pertengahan tahun ini. Sasaran pertama
lembaga dan tenaga kesehatan asing yang beriklan di media massa ndonesia, sedangkan
operasionalnya di luar ndonesia. Aturan akan ditegakkan penuh tahun 2012.
Hal itu akan dilakukan dengan menjalin komunikasi dengan asosiasi lembaga atau tenaga
kesehatan di negara asal untuk menjatuhkan sanksi atau mengimbau terkait larangan beriklan.
Adapun pada media massa, pihak Kemkes akan menjalin komunikasi dengan Komisi Penyiaran
ndonesia dan Dewan Pers.
Tim juga akan berkoordinasi dengan berbagai lembaga penyelenggara kesehatan, organisasi
profesi kesehatan, farmasi, perusahaan penyedia alat-alat kesehatan, serta periklanan.
Pengaturan juga berlaku bagi iklan atau acara di televisi yang menawarkan pengobatan tradisional
dan pengobatan komplementer-alternatif. Berbagai teknik pengobatan alternatif ini banyak
ditayangkan di televisi mulai subuh hingga tengah malam.
Supriyantoro mengakui, pengaturan pengobatan tradisional ini menimbulkan dilema. Di satu sisi,
para pelaku penyembuhan tidak termasuk dalam kelompok profesi kesehatan. Di sisi lain, mereka
melakukan proses penyembuhan. Praktik kesehatan seperti ini akan ditertibkan perlahan-lahan
karena sudah terlalu lama tidak diatur, katanya.
Model iklan
Tenaga kesehatan, baik dokter, bidan, perawat, maupun yang lain, dilarang keras menjadi model
iklan obat, alat, atau perbekalan kesehatan, serta fasilitas pelayanan kesehatan. Mereka hanya
diperbolehkan menjadi model dalam iklan layanan masyarakat.
klan layanan masyarakat yang merupakan kerja sama antara tenaga kesehatan atau organisasi
profesi kesehatan dengan produk tertentu juga tidak boleh karena seolah-olah hanya produk itu
yang baik, kata Supriyantoro.
Mereka hanya boleh memublikasikan layanan atau penelitian kesehatan dalam majalah kesehatan
atau forum ilmiah profesi.
Kepala Bagian Bantuan Hukum, Biro Hukum dan Organisasi Kemkes Netty Pakpahan menyatakan,
sanksi awal bagi lembaga atau tenaga kesehatan yang melanggar aturan adalah perintah untuk
mengubah, menarik, atau menghentikan iklan dalam waktu tujuh hari sejak teguran. Jika tidak
dilakukan, Menkes atau kepala dinas kesehatan provinsi dalam 30 hari akan menjatuhkan sanksi
administrasi.
Sanksi administrasi itu dapat berupa pencabutan izin operasional, izin praktik, izin kerja, atau izin
profesi sementara maksimal satu tahun atau pencabutan berbagai izin tersebut untuk selamanya.
Sanksi bagi tenaga atau fasilitas pelayanan kesehatan dapat juga dijatuhkan oleh majelis
kehormatan etik atau disiplin profesi atau rumah sakit, katanya.(MZW)

You might also like