You are on page 1of 10

OBAT PASCA PENCABUTAN GIGI ANAK 1.

OBAT ANALGESIK PARACETAMOL 500MG ~ GOLONGAN ~ INDIKASI ~ PERHATIAN ~ EFEK SAMPING ~ KEMASAN ~ DOSIS : Generik : Menghilangkan rasa sakit & penurun panas. : Pasien alkoholik. : Reaksi kulit, hematologis, reaksi alergi yang lain. : Kotak isi 100 tablet. : >> Dewasa : 3-4 kali sehari :1-2 tablet >> Anak : 6-12 tahun : - 1 tablet tiap 4 - 6 jam >> Anak : 2-5 tahun : - tablet tiap 4 - 6 jam PARACETAMOL 120 mg/ 5ml SIRUP ~ INDIKASI ~ EFEK SAMPING ~ DOSIS : Mengurangi rasa sakit kepala,sakit gigi dan menurunkan panas. : Reaksi hipersensitif, dosis tinggi merusak hati. : >> 0 1 tahun : sendok takar (2,5 ml) / 3 4 kali sehari >> 1 2 tahun : 1 sendok takar (5 ml) / 3 4 kali sehari >> 2 6 tahun : 1 2 sendok takar (5-10 ml) / 3 4 kali sehari >> 6 9 tahun : 2 3 sendok takar (10-15 ml) / 3 4 kali sehari >> 9 12 tahun : 3 4 sendok takar (15-20 ml) / 3 4 kali sehari ~ KEMASAN : Botol 60 ml.

~ KONTRA INDIKASI : Gagal ginjal & hati.

2. Obat ANTIBIOTIK AMOXICILLIN ~ KOMPOSISI : - Tiap kapsulmengandung Amoxicillin Anhidrat 250 mg - Tiap kaplet mengandung Amoxicillin Anhidrat 500 mg ~ CARA KERJA OBAT : Amoxicillin adalah senyawa Penisilina semisintetik dengan aktivitas antibakteri spektrum luas yang bersifat bakterisid, efektif terhadap sebagian besar bakteri gram positif dan beberapa gram negatif yang patogen. Bakteri patogen yang sensitif terhadap Amoxicillin

antara lain : Staphylococci, Streptococci, Enterococci, S. pneumoniae, N. gonorrhoeae, H influenzas, E. coli, dan P. mirabiiis. Amoxicillin kurang efefktif terhadap species Shigella dan bakteri penghasil beta laktamase. ~ INDIKASI :

Infeksi yang disebabkan oleh kuman-kuman gram positif dan gram negatif yang peka terhadap Amoxicillin, seperti infeksi pada saluran pernapasan bagian atas, otitis media, bronchitis akut dan kronik, pneumonia cystitis, urethris, pyelonephritis, gonorhea yang tidak terkomplikasi, infeksi kulit dan jaringan lunak. ~ DOSIS :

Disesuaikan dengan jenis dan beratnya infeksi >> Anak-anak dengan berat badan kurang dari 20 kg : 20-40 mg/kg berat badan per hari dibagi dalam 3 dosis. >> Dewasa dan anak dengan berat badan di atas 20 kg : sehari 750-1500 mg dalam dosis terbagi, diberikan tiap 8 jam sebelum makan. >> Pada infeksi yang lebih berat digunakan dosis yang lebih besar atau menurut petunjuk dokter. >> Untuk gangguan ginjal dengan kreatinin klirens 10 ml/menit, dosis tidak boleh lebih dari 500 mg tiap 12 jam. >> Untuk gonorhea yang tidak terkomplikasi Dewasa : 3 gram Amoxicillin dosis tunggal. Anak-anak pra pubertas : 50 mg/kg BB Amoxicillin + 25 mg /kg BB Probenecid diberikan bersama dalam dosis tunggal. ~ PERINGATAN DAN PERHATIAN : >> Penggunaan dosis tinggi dalam jangka lama dapat menimbulkan super infeksi (biasanya disebabkan Enterobacter, Pseudomonas, S. aureus, Candida) terutama pada saluran gastro intestinal. >> Pemakaian pada wanita hamil belum diketahui keamanannya dengan pasti. >> Hati - hati pemberian pada wanita menyusui karena dapat menyebabkan sensitifitas pada bayi. >> Pada kasus gonorhea : hati-hati penggunaan pada anak-anak karena probenecid dikontra-indikasikan untuk anak-anak dibawah 2 tahun.

>> Pengobatan dengan Amoxicillin dalam jangka waktu yang lama harus disertai dengan pemeriksaan terhadap fungsi ginjal, hati dan darah. ~ EFEK SAMPING :

>> Pada pasien yang hipersensitif dapat terjadi reaksi alergi seperti urticaria, ruam kulit, angioedema dan gangguan saluran cerna seperti diare, mual, muntah, glositis dan stomatitis. >> Kemungkinan reaksi anafilaksi. ~ KONTRA INDiKASI : >> Penderita yang hipersensitif terhadap Penicillin dan turunannya. >> Bayi baru lahir dimana ibunya hipersensitif terhadap Penicillin atau turunannya. >> Jangan digunakan untuk pengobatan meningitis atau infeksi pada tulang sendi karena Amoxicillin oral tidak menembus ke dalam cairan cerebrospinal atau sinovial. ~ INTERAKTIF OBAT : >> Probenecid memperiambat ekskresi Amoxicillin >> Penggunaan bersama-sama allopurinol dapat meningkatkan terjadinya reaksi kulit. ~ CARA PENYIMPANAN : Simpan di tempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya. ~ KEMASAN :

>> Amoxicillin kapsul 250 mg dus 10 strip @ 10 kapsul No. Reg. GKL 0007113501 A1 >> Amoxicillin kapiet 500 mg dus 10 strip @ 10 kaplet No. Reg. GKL 0007113604 A1

DHE
1. Usaha Kegiatan Gigi Sekolah (UKGS) UKGS adalah upaya kesehatan gigi sekolah yang ditujukan bagi anak usia sekolah di lingkungan sekolah dari tingkat pelayanan promotif, promotif-preventif, hingga pelayanan paripurna.UKGS menurut Depkes RI adalah bagian integral dari UKS yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara terencana, pada para siswa, terutama siswa Sekolah Tingkat Dasar (STD) dalam kurun waktu tertentu, diselenggarakan secara berkesinambungan melalui paket UKS yaitu paket minimal, paket standar dan paket optimal. Kegiatan UKGS dilakukan sesuai keadaan tenaga dan fasilitas di Puskesmas, dan dibagi dalam 3 tahap/paket, yaitu : 1. Tahap I atau paket minimal UKGS. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang belum terjangkau tenaga dan fasilitas kesehatan gigi. Kegiatan berupa : a. Pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan oleh para guru sesuai dengan kurikulum Departemen dan Kebudayaan 1994. b. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan melaksanakan kegiatan sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II, dan kelas III dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali/bulan. 2. Tahap II atau paket standar UKGS. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa SD/MI yang sudah terjangkau tenaga dan fasilitas kesehatan gigi namun sarananya masih terbatas. Kegiatan berupa : a. Pelatihan guru dan petugas kesehatan dalam bidang kesehatan gigi. b. Pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan oleh guru sesuai dengan kurikulum. c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan melaksanakan kegiatan sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II dan kelas III dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali/bulan. d. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I. e. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit. f. Pelayanan medik gigi dasar atas pemintaan. g. Rujukan bagi yang memerlukan. 3. Tahap III atau paket optimal UKGS.

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang sudah terjangkau tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang sudah memadai, dipakai sistem inkremental dengan pemeriksaan ulang setiap 2 (dua) tahun untuk gigi tetap. Kegiatan berupa : a. Pelatihan guru dan petugas kesehatan dalam bidang kesehatan gigi terintegrasi. b. Pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan oleh guru sesuai dengan kurikulum Departemen Pendidikan Nasional. c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan melaksanakan kegiatan sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II dan kelas III dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali/bulan. d. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I. e. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit. f. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada murid kelas I-VI (care of demand). g. Pelayanan medik gigi dasar pada kelas terpilih (kelas VI) sesuai kebutuhan (treatment need). h. Rujukan bagi yang memerlukan. Tujuan UKGS yaitu : 1. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak-anak sekolah dengan jalan mengadakan usaha preventif dan promotif. 2. Mengusahakan timbulnya kesadaran dan keyakinan bahwa untuk meningkatkan taraf kesehatan gigi perlu pemeliharaan kebersihan mulut (oral hygiene). 3. Mengusahakan agar anak-anak sekolah dasar itu mau memelihara kebersihan mulutnya di rumah (habit formation). 4. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak-anak sekolah dasar dengan menjalankan usaha kuratif apabila usaha prevensi gagal melalui sistem selektif. 5. Meningkatkan kesadaran kesehatan gigi dengan suatu sistem pembiayaan yang bersifat praupaya (prepayment system). Sasaran UKGS di lingkungan Sekolah Dasar Tingkat (SDT) mempunyai sasaran semua anak sekolah tingkat pendidikan dasar (6-14 tahun) sampai usia 18 tahun. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut diberikan pada anak usia sekolah agar mendapatkan generasi yang sehat dan bangsa yang kuat. Dalam wilayah kerja Puskesmas, program UKGS harus meliputi sasaran sebagai berikut :

1. 100% SD melaksanakan pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut sesuai kurikulum Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Minimal 80% SD/MI melaksanakan sikat gigi masal. 3. Minimal 50% SD/MI mendapatkan pelayanan medik gigi dasar atas permintaan (care on demand). 4. Minimal 30% SD/MI mendapatkan pelayanan medik gigi dasar atas kebutuhan perawatan (treatment need). Fasilitas dan Peralatan Fasilitas dan peralatan perlu juga diperhatikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Tempat dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan, baik di dalam maupun di luar ruangan. Alat bantu pelaksanaan UKGS dapat berupa poster mengenai bentuk gigi, gambargambar dan alat-alat peraga yang menarik seperti model gigi, sikat gigi dan lain-lainnya sehingga penyuluhan itu tidak berkesan membosankan. Tenaga Pelaksana UKGS dijalankan oleh:
-

tim kesehatan gigi dan mulut seperti dokter gigi, perawat gigi (tenaga inti) dibantu oleh wakil masyarakat sekolah yaitu kepala sekolah, guru kelas dan orang tua murid.

Kerjasama dengan kepala sekolah sangat diperlukan karena kegiatan UKGS dilaksanakan pada jam-jam sekolah dan seharusnya sudah dijadwalkan pada awal tahun pelajaran. Peran serta guru kelas dan kepala sekolah besar artinya dalam keberhasilan UKGS tersebut. Pelaksanaan Pelaksanaan program UKGS dapat melalui upaya promotif dan preventif. Upaya promotif lebih diarahkan pada pendekatan pendidikan kesehatan gigi. Upaya ini biasanya dilakukan oleh guru setelah guru sekolah memperoleh pegangan/pedoman hasil dari penataran, mereka dapat menjalankan program penerangan pendidikan kesehatan gigi dengan jalan memasukkan pelajaran tentang kesehatan gigi dan mulut. Upaya preventif meliputi upaya pembersihan karang gigi, sikat gigi massal dan pemberian fluor. Pembersihan karang gigi dilakukan secara selektif kepada anak-anak yang membutuhkan. Usaha pencegahan penyakit gigi dan mulut terutama ditujukan kepada murid-murid sekolah, antara lain melalui program UKGS untuk mencegah atau mengurangi karies gigi atau penyakit gigi lainnya.

Program ini meliputi pencegahan penyakit gigi dan perawatan, yaitu : 1. Pemeriksaan teratur. 2. Diagnosa untuk menentukan perawatan apa yang diperlukan. 3. Pembersihan rongga mulut. 4. Pemberian pendidikan kesehatan gigi di klinik. 5. Mempelajari cara memelihara kebersihan mulut. 6. Pengulasan Fluor untuk mencegah kerusakan gigi. 7. Pencabutan gigi susu dengan Chlor Acethyl. 8. Penambalan gigi tetap dengan amalgam. Lebih rincinya ada beberapa usaha pencegahan yang dapat dilakukan melalui program UKGS, yaitu : a). Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. Penyuluhan diberikan oleh dokter gigi dengan dibantu gambar-gambar dan alat-alat peraga yang menarik seperti model gigi dan lain-lainnya sehingga penyuluhan itu tidak berkesan membosankan, selain tentang kesehatan gigi, diberikan juga penyuluhan tentang bagaimana menjaga kesehatan mulut yang nantinya akan berpengaruh pada kesehatan gigi. Kerjasama dengan kepala sekolah sangat diperlukan karena penyuluhan ini dilaksanakan pada jam-jam sekolah dan seharusnya sudah dijadwalkan pada awal tahun pelajaran. Tujuan penyuluhan tersebut adalah agar siswa/i lebih sadar bagaimana seharusnya menjaga kesehatan gigi dan mulutnya masing-masing. Peran serta guru kelas dan kepala sekolah besar artinya dalam keberhasilan usaha kegiatan penyuluhan tersebut. Perawatan gigi dan mulut ditunjukkan dalam memperoleh pengobatan yang diperlukan, terutama pengobatan dalam menghilangkan rasa sakit, dan mencegah kerusakan gigi semakin parah. Sebaiknya sebelum dilakukan perawatan, terlebih dahulu diadakan pemeriksaan untuk membuat data setiap siswa/i. Pada tiap-tiap awal tahun pengajaran dilakukan pemeriksaan awal untuk dibuatkan kartu status tentang keadaan gigi geligi masing-masing juga tentang kesehatan mulut secara keseluruhan. Berdasarkan data-data tersebut, diperoleh gambaran mengenai berapa jumlah siswa/i yang memerlukan penambalan dan pencabutan diberikan surat untuk ditandatangani orang tuanya sebagai tanda persetujuan bahwa putra/i-nya diizinkan dirawat di sekolah. Mengingat UKGS bukanlah poliklinik, maka perawatan yang diberikan hanyalah penambalan tetap, pencabutan gigi susu yang sudah saatnya tanggal, pengobatan gigi untuk menghilangkan rasa sakit/pencegahan kerusakan lebih lanjut. b). Menyikat gigi dengan pasta fluoracil. Kegiatan ini dilakukan di tempat khusus yang sudah disediakan sekolah dan sebaiknya dilengkapi juga dengan cermin, sehingga mereka

dapat melihat sendiri pada saat mereka menyikat gigi. Cara sikat gigi yang baik dan benar diajarkan oleh perawat yang bertugas di lokasi sekolah tersebut. Untuk menguji apakah siswa/i telah menyikat gigi dengan bersih diberikan suatu larutan (disclosing solution) yang berwarna merah. Jika masih banyak sisa-sisa makanan/lapisan plak yang menempel akan terlihat banyak bagian gigi (email) yang berwarna merah. Kepada siswa/i yang belum menyikat giginya dengan bersih dianjurkan untuk melanjutkan kegiatan menyikat gigi ini. Dengan cara tersebut diharapkan setiap siswa/i mempunyai pengalaman dan latihan untuk mengetahui berapa lama seseorang harus menyikat gigi sampai bersih betul. Kegiatan sikat gigi bersama ini dapat dilakukan beberapa kali dalam satu bulan. c). Kumur-kumur dengan larutan fluor. Tujuannya adalah untuk mendapatkan lapisan gigi yang lebih tahan terhadap serangan asam. Asam merupakan hasil akhir dari sisa-sisa makanan terutama yang mengandung karbohidrat. Dengan lapisan email yang lebih tahan terhadap asam, diharapkan tidak akan cepat terjadi lubang pada gigi (karies). 2.2 Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid Status kesehatan gigi dan mulut murid sekolah ditentukan berdasarkan Indeks karies dan OHI-S. Status kesehatan gigi dan mulut pada anak kelompok usia 12 tahun merupakan indikator utama dalam kriteria pengukuran pengalaman karies gigi yang dinyatakan dengan indeks DMFT (Decay Missing Filling Tooth). Menurut WHO, anak usia 12 tahun adalah usia penting, karena selain anak akan meninggalkan bangku SD, juga merupakan usia gigi bercampur karena gigi permanen telah erupsi, kecuali gigi molar ketiga. Anak usia 12 tahun adalah sebuah sampel yang reliable, dan mudah diperoleh di sekolah. Menurut Departemen Kesehatan RI untuk mencapai Visi Program Kesehatan Indonesia Sehat 2010, di bidang kesehatan gigi dan mulut mengacu pada indikator derajat kesehatan gigi dan mulut antara lain untuk umur 12 tahun yang harus dicapai pada tahun 2010 adalah indeks DMFT < 2 dan 70% sekstan gusi sehat > 3.22 2.2.1 Karies Gigi Karies gigi merupakan penyakit kronis yang dapat dialami oleh setiap orang dan sering terjadi pada anak-anak. Karies gigi terdapat di seluruh dunia, tanpa memandang umur, bangsa ataupun keadaan ekonomi. Menurut penelitian di Negaranegara Eropa, Amerika dan Asia, termasuk Indonesia, ternyata 80-95% dari anakanak di bawah umur 18 tahun terserang karies gigi. Walaupun demikian, karies gigi

dapat dicegah dan dirawat.23 Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (pit, fisur dan daerah interproksimal) meluas ke arah pulpa. Karies gigi yang disebut juga lubang gigi merupakan suatu penyakit dimana bakteri merusak struktur jaringan gigi (enamel, dentin dan sementum) sehingga menyebabkan lubang pada gigi.24,25 Indeks karies digunakan untuk mengukur pengalaman seseorang terhadap karies. Dalam hal ini, indeks karies yang dipakai adalah indeks yang diperkenalkan oleh Wim Van Palenstein. Semua gigi diperiksa kecuali gigi molar tiga karena biasanya gigi tersebut tidak tumbuh.26,27 Indeks karies terdiri atas komponen D, M, F dan P, U, F, A sebagai berikut : 1. Komponen D (decayed) meliputi gigi tetap dengan satu lesi karies yang belum mengenai pulpa. 2. Komponen M (missing) yaitu gigi tetap yang sudah dicabut. 3. Komponen F (filled) yaitu gigi tetap dengan lesi karies dan sudah ditambal dengan sempurna. 4. Komponen P (pulp involvement) yaitu gigi dengan karies yang telah mengenai pulpa. 5. Komponen U (traumatic ulceration) yaitu gigi dengan karies yang telah mengenai pulpa dan menyebabkan ulser traumatik pada jaringan lunak seperti lidah dan mukosa bukal. 6. Komponen F (fistula) yaitu gigi dengan karies yang mengenai pulpa disertai adanya saluran pus yang berhubungan dengan keterlibatan pulpa pada gigi. 7. Komponen A (abscess) yaitu gigi dengan karies yang mengenai pulpa disertai adanya pembengkakan yang mengandung pus. Karies gigi merupakan penyakit kronis yang dapat dicegah dan dirawat. Ada beberapa usaha pencegahan yang dapat dilakukan dalam menjaga kesehatan rongga mulut, yaitu menjaga kebersihan mulut, pengaturan makanan, serta terapi fluorida. 1. Menjaga Kebersihan Mulut Kebersihan mulut yang baik diperlukan untuk meminimalisir agen penyebab penyakit mulut dan membuang plak gigi. Plak tersebut mengandung bakteri. Karies dapat dicegah dengan pembersihan dan pemeriksaan gigi teratur. Salah satu cara menjaga kebersihan mulut yaitu dengan menyikat gigi secara teratur, kumur-kumur memakai alat semprot dimana sisa makanan setelah sikat gigi dan pemakaian benang gigi dapat dihilangkan dengan kumurkumur yang kuat, yaitu dengan cara menghisap-hisap cairan tersebut di antara gigi dan mulut dengan gerakan otot-otot bibir lidah dan pipi di mana gigi dalam keadaan tertutup 30 detik.29 Data SKRT 2001 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia (61,5%)

menyikat gigi kurang sesuai dengan anjuran gigi, yakni setelah makan dan sebelum tidur, bahkan 16,6% tidak menyikat giginya, padahal plak hanya dapat dihilangkan dengan menyikat gigi.30 2. Pengaturan Makanan Untuk kesehatan gigi, pengaturan konsumsi gula perlu diperhatikan. Gula yang tersisa pada mulut dapat memproduksi asam oleh bakteri. Pengonsumsian permen karet dengan xylitol dapat melindungi gigi. Efek ini mungkin disebabkan ketidakmampuan bakteri memetabolisme xylitol. Riset terkini menegaskan, kebiasaan mengunyah permen karet dengan pemanis xylitol sangat efektif mencegah kerusakan gigi. Xylitol mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans saat mengubah gula dan karbohidrat lain menjadi asam. Hal ini dapat dilakukannya mengingat xylito tidak dapat difermentasikan oleh bakteri tersebut. Oleh karena itu, pertumbuhan Streptococcus mutans menjadi demikian terhambat. 2 3. Terapi Fluorida Terapi fluorida dapat menjadi pilihan untuk mencegah karies. Cara ini telah terbukti menurunkan kasus karies gigi. Fluorida dapat membuat enamel resisten terhadap karies. Fluorida sering ditambahkan pada pasta gigi dan cairan pembersih mulut. 4. Oral Higiene

You might also like