You are on page 1of 3

Abstraksi PT. Telkom Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi.

SeJalan dengan adanya pembangunan di segala bidang, dan semakin banyaknya pelanggan atau pemakai Telekomunikasi, PT. Telkom Indonesia memiliki cabang di berbagai wilayah di antaranya adalah PT. Telkom Indonesia Kantor Daerah Telekomunikasi (Kandatel) Purwokerto yang terletak di Jalan Merdeka No.37 Purwokerto dengan Febry Famungkas, S.T., sebagai Manajer dari PT. Telkom Indonesia (Kandatel) Purwokerto tersebut. Selama berdiri hingga tahun 2010, PT.Telkom Indonesia (Kandatel) Purwokerto telah memiliki beberapa aset, di antaranya adalah berupa tanah dan bangunan villa yang terletak di Baturaden, bangunan berupa kantor,kantor lainnya yang seluruhnya seluas 25 hektar. Seiring dengan penggunaan aset berupa tanah dan bangungan villa, yang tidak profitable, maka dari itu PT. Telkom Indonesia (Kandatel) Purwokerto mengadakan Rencana untuk menjual aset berupa tanah dan bangunan berpa Villa yang terletak di Baturaden tersebut untuk mengurangi cost efficiency dan program peningkatan mutu pelayanan Telekomunikasi terhadap masyarakat umum. Untuk itu Febry Famungkas, S.T., berencana untuk menjual aset berupa tanah tersebut. Pada tanggal 1 Oktober 2010,Febry Famungkas, S.T., mengadakan pertemuan dengan Angga Mulki selaku wakil managerdan Dewan Direksi PT.Telkom Indonesia (Kandatel) Purwokerto lainnya untuk membahas perihal penjualan aset tanah tersebut, di Ruang Rapat Direksi Kantor PT. Telkom Indonesia (Kandatel) Purwokerto yang terletak di Jalan Merdeka No.37, Purwokerto. Kemudian, pada tanggal 2 Oktober 2010, Angga Mulki bertemu lham Akbar selaku Kepala Bagian Divisi Properti di Restauran Ayam Goreng Bu Cindy yang terletak di Jalan WR.Supratman, No.15, Purwokerto. Dalam pertemuan tersebut, Angga Mulki memerintahkan Ilham Akbar untuk menghubungi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang(KPKNL) Purwokerto yang bertempat di Jalan Jenderal Sutoyo,No.1, Purwokerto 53141, dan melakukan permohonan lelang. Selanjutnya, pada tanggal 4 Oktober 2010, KPKNL menunjuk Agus Triyantoro selaku Pejabat Lelang Kelas I untuk melaksanakan pelelangan berdasarkan SK Penunjukkan Pejabat Lelang No.17/Lelang/X/2010. Pada tanggal 7 Oktober 2010, KPKNL menetapkan jadwal lelang. Lalu pada tanggal 8 Oktober 2010 Agus Triyantoro memasang iklan di harian surat Kabar Purwokerto Post mengenai perihal pelelangan yang diterbitkan pada tanggal 9 Oktober 2010. Pada tanggal 17 Oktober 2010, Agus Triyantoro menemui Bella Cristalia yang merupakan pimpinan perusahaan PT. SEDJAHTERA, Tbk, yaitu sebuah perusahaan yang bergerak di bidang bisnis pariwisata dan perhotelan untuk menawarkan lelang aset berupa tanah 15 hektar, di ballroom Hotel Melati, Jalan Ki Hajar Dewantara No.22. Setelah itu, diadakan pertemuan kembali pada tanggal 21 Oktober 2010 bertempat di Hoka-Hoka Bento, Jalan Dewi Sartika No. 3, dimana Bella Cristalia menghubungi Agus Triyantoro untuk membahas lebih lanjut pelelangan yang ditawarkan, pada tanggal 25 Oktober 2010 bertemu di tempat yang sama untuk membahas negosiasi harga pokok lelang, dan pada tanggal 2 November 2010 Bella

Cristalia mengajak Agus Triyantoro bertemu di Lobi Hotel Cempaka, Jalan Gatot Subroto No.4, Purwokerto untuk menyepakati harga pokok lelang sebesar Rp. 20.000.000.000,- tetapi pada saat pelaksaan lelang Bella Cristalia meminta kepada Agus Triyantoro agar pembayaran resmi aset tersebut hanya sebesar Rp.15.000.000.000,- sesuai dengan harga limit aset dan Agus Triyantoro pun menyepakati tawaran yang diberikan oleh Bella Cristalia dan sekaligus membicarakan sistem pembayaran. Sebagai pembayaran uang jaminan atas lelang tersebut, pada tanggal 9 November 2010 Bella Cristalia memerintahkan Riki Sitorus selaku Bendahara Umum PT. SEDJAHTERA Tbk mendatangi Bank Makmur Jalan Mataram No.1, untuk mentransfer dana melalui RTGS (Real Time Gross Settlement) dari rekening PT. SEDJAHTERA Tbk, di Bank Makmur ke rekening Bendahara Penerima KPKNL di Bank Wijaya dengan nomor rekening 2376.9785.2854 sebesar Rp. 5.000.000.000,-.

Pada saat pelaksanaan lelang, tanggal 11 November 2010 bertempat di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang(KPKNL) Purwokerto yang bertempat di Jalan Jenderal Sutoyo,No.1, Purwokerto 53141, Agus Triyantoro memenangkan Bella Cristalia dengan harga pokok lelang sebesar Rp 20.000.000.000,- sesuai kesepakatan sebelumnya. Pada tanggal 13 November 2010, Agus Triyantoro memberikan Risalah Lelang palsu kepada Bella Cristalia, dimana pihak PT.SEDJAHTERA Tbk sebagai pemenang lelang dengan harga pokok Rp.20.000.000.000,-. Kemudian, pada tanggal 14 November 2010, Bella Cristalia memberikan kutipan risalah palsu dengan No. 21/K.LELANG/XI/2010 kepada dewan direksi PT.SEDJAHTERA Tbk. Kemudian pada tanggal 16 November 2010, Riki Sitorus mencairkan dana di Bank Makmur, sebesar Rp.15.000.000.000,- untuk melakukan pelunasan pembayaran yang dilakukan secara tunai kepada Agus Triyantoro. Pada hari itu uang tersebut dikirimkan oleh Agus Triyantoro ke dua rekening, yaitu: 1. Rekening Bendahara Penerima KPKNL untuk kemudia dikirimkan ke rekening dengan nomor 1090.0034.8565 di Bank Kusuma cabang Purwokerto Jalan Diponegoro No.2 atas nama PT. Telkom Indonesia (Kandatel) Purwokerto sebesar Rp. 15.000.000.000 sebagai uang pelunasan lelang bersama dengan uang jaminan lelang. 2. Rekening dengan Nomor 2061.3867.4103 di Bank Yustisia KC Cilacap Jalan Pulau Samosir No. 201 atas nama Agus Triyantoro sebesar Rp.5.000.000.000

Setelah terjadi transaksi keuangan di Bank Yustisia KC Cilacap yang terjadi pada tanggal 16 November 2010 dengan Nomor Rekening 2061.3867.4103 atas nama Agus Triyantoro sebesar Rp.5.000.000.000,- pihak Bank mulai curiga dengan adanya pemasukan dana tersebut dikarenakan nilai yang besar pada sekali penyetoran dana dan melihat latar belakang nasabah hanya sebagai pegawai negeri sipil.

Kecurigaan tersebut diperkuat setelah pada tanggal 25 November 2010, Agus Triyantoro kembali mentransfer uang sebesar Rp.2.500.000.000,- yang berada d Bank Yustisia KC Cilacap ke rekening dengan nomor 2374.3718.3943 di Bank Amelda Semerbak Jalan Pemuda-Pemudi No. 23 atas nama Bella Cristalia.

Atas dasar kecurigaan tersebut, kemudian pihak Bank melaporkan bahwa telah terjadi transaksi keuangan yang mencurigakan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Kemudian, PPATK mulai menganalisis laporan Bank Yustisia KC Cilacap yang selanjutnya hasil analisis laporan tersebut mengindikasikan adanya perbuatan melawan hukum pada transaksi tersebut . Terlebih lagi, pada tanggal 29 Desember 2010, tercatat Agus Triyantoro mentransfer uang sebesar Rp.1.000.000.000,- ke PT.MOBILINDO untuk pembayaran 1 unit mobil Hummer. Dua minggu kemudian pada tanggal 12 Januari 2011, ada transaksi serupa dengan jumlah Rp.850.000.000,- untuk pembelian 1 unit apartemen di Kelapa Gading Mansion, Jakarta Utara. Kemudian hasil analsis tersebut dilaporkan pihak PPATK ke penyidik dalam hal ini Kepolisian.

You might also like