MASYARAKAT di unduh jam tanggal 30 jum`at 11.29 TUJUAN PENDIDIKAN DAN PENILAIAN
A. Tujuan Pendidikan Pendidikan merupakan kegiatan manusia yang paling utama yang berkaitan dengan tujuan, pola kerja sumber dan orang. Agar pendidikan itu dapat mencapai tujuannya maka diperlukan pengaturan atau upaya tentu seperti penetapan tujuan yang akan dicapai, pola kerja yang produktiI pemanIaatan sumber yang eIisien dan kerja sama orang-orang yang terpadu. Upaya tersebut dapat diberi batasan sebagai administrasi pendidikan. Jelas bahwa setiap orang yang terlibat dalam pendidikan seharusnya memahami sekaligus mahir dalam administrasi pendidikan sehingga pemuatannya dalam itu tidak sia-sia bahkan sebaliknya menjadi lebih produktiI. Apalagi bagi guru yang merupakan ujung tombak upaya pendidikan. Dalam pendidikan itu terdapat dua jenis proses, yaitu proses pendidikan dan non pendidikan. Proses pendidikan sering juga disebut proses teknis sedangkan non pendidikan sering disebut non teknis. Seperti perencanaan penilaian pelaksanaan pengajaran dan kurikulum, bahwa proses pendidikan adalah pengembangan kepribadian manusia agar seluruh aspek ini terlaksana secara harmonis dan sempurna di samping seluruh potensi manusia dapat terpadu untuk mencapai suatu tujuan yang merupakan pangkal segala usaha, konsep tingkah laku dan getar perasaan hati. Sehubungan dengan tujuan pendidikan ini, Abdurahman An-Nahluwi menyatakan bahwa dalam kehidupan manusia yang telah baligh, berakal dan sadar, biasanya berpikir dan mengarah kepada suatu tujuan tertentu yang hendak dicapainya di balik perbuatannya itu. Sebagai contoh dikemukakan perbuatan seorang pelajar yang giat belajar sepanjang tahun ajaran agar dapat lulus di dalam ujian mendapat ijazah, kemudian mencapai kedudukan tertentu dalam masyarakat atau gaji yang menghidupinya. Hasil yang dicapai oleh pelajar itu mungkin sesuai dengan tujuan, mungkin tidak, mungkin pula hanya merealisasikan sebagai dari tujuan itu. Oleh sebab itu, hasil dan pendorog bukanlah tujuan. Hasil adalah apa yang dicapai oleh mansia dan lahir dari tingkah laku, baik sesudah merealisasikan tujuan atau sebelumnya. Tujuan ialah apa yang dicapai oleh manusia, diletakkan sebagai pusat perhatian dan demi merealisasikannyalah dia menilai tingkah lakunya. Tujuan mengarahkan kepada aktiIitas, dorongan untuk bekerja, dan membantu mencapai keberhasilan. Mengacu pada uraian di atas dapatlah dinyatakan bahwa Iungsi tujuan pendidikan itu adalah pengarah, pendorong dan pemberi Iasilitas terhadap proses. Dengan kata lain, tujuan mendahului proses yang dirancang untuk mencapai tujuan tersebut, hasil tidak akan ada sebelum proses dilaksanakan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tujan bersiIat potensi dan hasil adalah aktual. Potensi mengandung arti mempunyai kemampuan untuk dicapai atau berkembang. Aktual adalah berwujud dari aksi atau tindakan. Tujuan itu berada pada setiap tindakan sistem seperti dari tingkat nasional sampai dengan tingkat kelas. Susunan sistem tujuan pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut: Tujuan nasional, tujuan internasional atau lembaga/satuan pendidikan, tujuan kurikuler atau tujuan mata pelajaran, dan terakhir tujuan instruksional atau tujuan pengajaran tujuan pendidikan yang dicantumkan dalam UU No. 2 tentang SPN merupakan tujuan pendidikan nasional (SPN) sedangkan tujuan institusional akan dapat dalam lembaga-lembaga atau satuan-satuan pendidikan yang mengembangkan tugas pelaksanaan dan pencapaian (TPN). Tujuan yang berhubungan dengan kurikulum adalah tujuan kurikuler atau tujuan mata pelajaran. Dan tujuan instruksional adalah tujuan yang berhubungan dengan pengajaran yang terdiri dari tujuan pengajaran umum dan khusus. Dalam kerangka administrasi tujuan instruksional khusus sebagai penjabaran dari tujuan pengajaran umum, itu menjadi hak, kewajiban dan wewenang guru untuk merumuskan, menetapkan, melaksanakan dan mempertanggung jawabkan. Dalam kerangka etika, di sinilah letak otonomi proIesi keguruan, secara garis besar pemikiran dan penetapan tujuan pendidikan itu dapat dikemukakan sebagai berikut: - Tujuan nasional dan ditetapkan oleh DPR/MPR dan Presiden (PP) (UU. NO. 2 Th 1989 pasal 4 Bab II). - Tujuan institusional ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) sesuai dengan jenjang yang termasuk jalur pendidikan sekolah, seperti PP No. 28, 29 dan 30 tahun 1990, masing-masing untuk jenjang pendidikan dasar, menengah dan tinggi. - Tujuan kurikuler atau tujuan mata pelajaran dan tujuan pengajaran umum dirumuskan dalam kurikulum sekolah-sekolah yang bersangkutan dan ditetapkan oleh menteri-menteri yang bersangkutan. - Tujuan pengajaran khusus dirumuskan dan ditetapkan oleh guru yang bersangkutan. Dengan demikian itu diharapkan tujuan pendidikan nasional itu dapat terlaksana dan tercapai secara eIektiI. Artinya hasil pendidikan secara aktual itu diharapkan sama dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan secara nasional. Susunan sistem tujuan tersebut juga memberikan kemungkinan penyesuaian administrasi yang sepadan dengan kepentingan dan ciri-ciri tingkat tujuan. Untuk memperluas wawasan tentang tujuan di tingkat lembaga atau institusi dan juga sebagai haluan dalam mengelola suatu lembaga pendidikan, berikut ini dikemukakan beberapa jenis tujuan lain yang mempunyai hubungan dengan pendidikan. Mauritt Johnson mengatakan lembaga pendidikan sering menerima atau diberi Iungsi yang tidak langsung bersiIat pendidik. Oleh karena itu tujuan pengajaran pada dasarnya terdiri dari tujuan pendidikan dan tujuan non pendidikan, ini merupakan tujuan yang tidak tercapai melalui belajar mengajar. Namun demikian tercapai tujuan ini akan meningkatkan eIektivitas proses belajar mengajar. Pada umumnya tujuan non pendidikan lebih bersiIat administrative, instrumental dan kemasyarakatan. Sebagai contoh tujuan masyarakat adalah; Pemerataan kesempatan pendidikan, mengurangi tingkat kenakalan remaja dan kriminal, membina Iisik anak-anak, memenuhi kebutuhan tenaga kerja terlatih, memperbaiki kebugaran jasmani anak-anak, memadukan sumber budaya masyarakat, menghambat laju pengangguran. Selain itu terdapat juga tujuan jenis lainnya. Yaitu tujuan instrumental, tujuan ini semata-mata untuk memperlancar proses pendidikan. Membina iklim suasana belajar. Tetapi suasana tersebut tidak menunjukan hakikat hasil belajar termasuk pada tujuan jenis ini antara lain: Penggunaan material elektronik canggih memperbaiki penataran tenaga edukatiI memperluas dan mempermodern komplek sekolah meningkatkan eIisiensi pengelolaan sekolah memperluas program program sekolah. Adapun keterlibatan administrasi sebagai tugas administrasi adalah mengupayakan agar tujuan pendidikan itu tercapai, secara agak rinci tugas dan kewajiban administrasi sehubungan dengan tujuan pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Berusaha agar tujuan pendidikan tampil secara Iormal dengan jalan meneruskan, menyeleksi, menjabarkan menetapkan tujuan pendidikan yang akan di capai sesuai dengan lembaga atau organisasi pendidikan yang bersangkutan secara Iormal. 2. Mengyebarluaskan dan berusaha menanamkan tujuan pendidikan itu kepada anggota lembaga, sehingga tujuan pendidikan tersebut menjadi kebutuhan dan pendorong kerja kepada anggotanya. 3. Memilih, menyeleksi, menjabarkan dan menetapkan proses berupa tindakan, kegiatan dan pola kerja yang diperhitungkan dapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Berkaitan dengan hal ini, perlu diusahakan agar proses untuk mencapai tujuan non pendidikan. Di dalam praktek kegiatan yang bersiIat kemasyarakatan. Administrasi atau nonteknis justru sering terlalu banyak sehingga kegiatan edukatiI menjadi terlalaikan. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa kegiatan yang non pendidikan atau non edukatiI yang tidak seimbang dengan kegiatan pendidikan akan menurunkan mutu pendidikan itu sendiri. 4. Mengawasi pelaksanaan proses pendidikan dan lainnya dengan memantau, memeriksa dan mengendalikan setiap kegiatan dan tindakan pada setiap proses sistem. Upaya ini sering dikaitkan dengan pengawasan melekat ataupun pengendalian mutu pendidikan. Pada dasarnya pengawas ini lebih menekankan kepada usaha mengembalikan proses yang menyimpang pada hukum dan tahap perkembangan interaksinya dan hukum hukum untuk mewujudkan kesempurnaan, kebaikan serta kebagagiaan seperti yang diberlakukan Allah SWT. 5. Menilai yang telah dicapai dan proses yang sedang atau akan dilakukan mengupayakan agar inIormasi tentang hasil dan proses itu menjadi umpan balik yang dapat memperbaiki proses dan hasil selanjutnya. Adapun tujuan pendidikan dalam Islam dapat disederhanakan menjadi dua: a. Membetuk kepribadian Islam b. Membekali masyarakat dengan berbagai sains dan pengetahuan yang berkaitan dengan ihwal kehidupan mereka. Kedua tujuan tersebut terlihat jelas dalam aktivitas Rasul SAW ketika mendidik kaum muslimin, baik di Mekah, sebelum hijrah maupun di Madinah, pasca hijrah. Beliau mendidik setiap orang dengan berorientasi agar memiliki kepribadian Islam yang agung dengan aqliyyah dan naIsiyyah Islam yang tinggi, mengajar berbagai hukum Islam yang dapat menyelesaikan setiap problematika kehidupan. Mengajarkan nilai-nilai luhur seperti mencari keridlaan Allah SWT, kemuliaan, tanggung jawab memberi risalah isla, menghaIal Al-Qur'an dan sebagainya Rasul juga membolehkan mereka belajar apa saja yang mereka butuhkan seperti seni berdagang, bertani dan industri. Muhammad SyaIei mendidirkan Indonesiche Nederlandche School (INS) di Kayu Tanam dengan tujuan: a. Mendidik anak supaya berIikir rasional yaitu lurus dan dengan kesadaran b. Membentuk anak menjadi manusia yang berwatak c. Membiasakan anak didik bekerja beraturan dan berinisiatiI d. Menanamkan perasaan persatuan (kemasyarakatan) e. Mendidik anak supaya berani berdiri di atas kaki sendiri. Pada jaman kemerdekaan tujuan pendidikan adalah untuk menanamkan jiwa patriotisme selanjutnya dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 4 tahun 1950, UU No 12 tahun 1954, Keputusan Presiden RI No 15 tahun 1965 yang menentukan tujuan pendidikan di Indonesia sesuai dengan perkembangan jaman politik pada masa itu. Dengan hasil orde baru menegakan demokrasi pancasila di bumi Indonesia maka tujuan pedidikan di tinjau kembali pada setiap sidang MPRS dan MPR. Dengan kata lain sejak tahun 1966 wakil rakyat telah merumuskan tujuan pendidikan tersebut. 1. TAP MPRS No XXXI/MPRS/1966, Tujuan pendidikan adalah membentuk manusia pancasila sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti yang dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945. adapun isinya pendidikan adalah: a. Mempertinggi kecerdasan dan keterampilan b. Membina / perkembangan Iisik yang kuat dan sehat. 2. TAP MPR No 4/MPR/1975, tujuan pendidikan adalah membangun di bidang pendidikan didasarkan atas IalsaIah negara pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia-manusia pembangun yang berpancasila dan untuk membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat mengembangkan kreatiIitas dan tanggung jawab dapat menyuburkan sikap demokratis dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam UUD 1945. 3. TAP MPR No I MPR/1988. tujuan pendidikan adalah berdasarkan pancasila, bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang budiman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, berkepribadian, berdisiplin bekerja keras, tanggung, tanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta pada tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial sejalan dengan itu dikembangkan iklim belajar mengajar yang dapat menimbulkan rasa percaya diri sendiri serta sikap dan perilaku yang inovatiI dan kreatiI. 4. TAP MPR No 2 MPR/1993 tujuan pendidikan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berbudi pekerti yang luhur, proIesional, bertanggung jawab dan produktiI serta sehat jasmani dan rohani pendidikan nasional juga harus menumbuhkan jiwa patriotic dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi masa depan iklim berat dan mengajar dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar dikalangan masyarakat terus dikembangkan agar tumbuh sikap dan perilaku yang kreatiI, inovatiI dan keinginan untuk maju. Dalam rumus tujuan pendidikan yang disebutkan di atas dirancang tujuan serta jenjang persekolahan (pendidikan pra sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi ) jenjang pendidikan dasar sesuai dengan UU sistim Pendidikan nasional No II tahun 1989 terdiri dari Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Tujuan setiap jenjang bisa disebut tujuan institusional inilah dikembangkan tujuan kurikulum setiap jenis sekolah pada suatu jenjang. 1. Tujuan pendidikan pra sekolah bertujuan untuk membantu meletakan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dengan lingkungan dan untuk mempertumbuh serta memperkembang selanjutnya. 2. Tujuan pendidikan dasar memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. 3. Tujuan pendidikan menengah bertujuan a. Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. b. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan alam sekitarnya 4. Tujuan pendidikan tinggi a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berkemampuan akademi dan atau proIesional yang dapat menerapkan mengembangkan atau menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian. b. Mengembangkan dan menyebarkan ilmu pengetahuan, teknologi atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional Dari rumus tujuan pendidikan institusional di atas dapat disimak bahwa tujuan ini semua merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan instruksional nasional dalam arti dirumuskan lebih khusus, disesuaikan perkembangan peserta didik kepada institusinya dan lebih operasional.
B. Tujuan Penilain a. Berdasarkan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya dengan mendeskripsikan kecakapan tersebut dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa yang lain. b. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah yakni seberapa jauh keIektiIannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan, keberhasilan pendidikan dan pengajaran penting artinya mengingat peranannya sebagai upaya memanusiakan atau membudayakan manusia dalam hal ini para siswa agar menjadi manusia yang berkualitas dalam aspek intelektual sosial, emosional, moral dan keterampilan c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaanya. Kegagalan para siswa dalam hasil belajar yang dicapai hendaknya tidak dipandang sebagai kekurangan pada diri siswa semata-mata, tetapi juga bisa disebabkan oleh program pengajaran yang diberikan kepadanya atau oleh kesalahan strategi dalam melaksanakan progaram tersebut. Misalnya kekurangan tempat dalam memilih dan menggunakan metode mengajar dan alat Bantu pengajaran. d. Memberikan jawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada pihak pihak yang berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi pemerintah, masyarakat, dan para orang tua siswa. Dalam mempertanggung jawabkan hasil-hasil yang telah dicapai, sekolah memberikan laporan berbagai kekuatan dan kelemahan pelaksanaan sistem pendidikan dan pengajaran serta kendala yang dihadapinya. Laporan disampaikan kepada pihak yang berkepentingan, misalnya Kanwil Depdikbud, melalui petugas yang menanganinya. Sedangkan pertanggung jawaban kepada masyarakat dan orang tua siswa disampaikan melalui laporan kemajuan belajar siswa (rapor) pada setiap akhir program, semester dan catur wulan.
KESIMPULAN
A. Tujuan Pendidikan Nasional Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Pasal 4 undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional)
B. Tujuan Pendidikan Pada Jenjang Dan Satuan Pendidikan Dasar Pendidikan dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembankan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah (Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar) Pendidikan dasar yang diselenggarakan di Sekolah Dasar (SD) bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar 'Baca Tulis Hitung, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanIaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangan serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di SLTP. Pendidikan dasar yang diselenggarakan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar yang merupakan perluasan serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di Sekolah Dasar yang bermanIaat bagi siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warga negara sesuai dengan tingkat perkembangannya serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan menengah. (http://www.anakciremai.com/2008/05/makalah-ilmu-pendidikan-tujuan.html jumat jam 11.32)
hLLp//wwwfsrdlLbacld/wpconLenL/uploads/6208CSluApdf1etbemposoyo wlbowo Coto 5ooto kojloo koottostlf kotyo 5ostto Moso klol Joo Moso lolo TERHEMPASNYA WIBAWA GURU: SATU KA1IAN KONTRASTIF KARYA SASTRA MASA KINI DAN MASA LALU Rosida Tiurma Manurung `
Pendidikan uarl Wlklpedla bahasa lndonesla enslklopedla bebas Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktiI mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. sunting] Filosofi pendidikan Pendidikan biasanya berawal pada saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia akan bisa (mengajar) bayi mereka sebelum kelahiran. Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan Iormal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya." Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam -- sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka -- walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan jumat jam 11.38) sunting] Lihat pula
1umat, 17 September 2010 Hierarki Tu|uan Pendidikan Indonesia 8A8 l LnuAPuLuAn
endldlkan merupakan keglaLan yang unlversal dalam keglaLan masyarakaL Mesklpun pendldlkan merupakan suaLu ge[ala yang umum dalam seLlap kehldupan masyarakaL namum perbedaan fllsafaL dan pandangan hldup yang dlanuL oleh maslngmaslng bangsa aLau masyarakaL menyebabkan adanya perbedaan penyelenggaraan Lermasuk perbedaan slsLem pendldlkan LersebuL enyelenggaraan pendldlkan Lldak Lerlepas darl Lu[uan pendldlkan yang hendak dlcapalnya rumusan Lu[uan pendldlkan selalu mengalaml perubahan darl pellLa ke pellLa sesual dengan LunLuLan pembangunan dan perkembangan kehldupan masyarakaL dan negara lndonesla1u[uan pendldlkan adalah kuallflkasl yang dlharapkan dlmlllkl murld seLelah dla menerlma aLau menyelesalkan program pendldlkan pada lembaga pendldlkan LerLenLu lndonesla mengalaml dua kall perganLlan undangundang endldlkan ?ang perLama adalah uu no2 Lahun 1934 dan yang kedua adalah uu no2 Lahun 1989 LenLang slsLem pendldlkan naslonal 2
8A8 ll 1u!uAn SL8ACAl lAk1C8 LnululkAn
A lungsl 1u[uan endldlkan1u[uan pendldlkan memuaL gambaran LenLang nllalnllal yang balk luhur panLas benar dan lndah unLuk kehldupan karena lLu Lu[uan pendldlkan mempunyal dua fungsl yalLu memberlkan arah kepada segenap keglaLan pendldlkan dan merupakan sesuaLu yang lngln dlcapal oleh segenap keglaLan pendldlkan1u[uan pendldlkan mendudukl poslsl penLlng dlanLara komponen komponen pendldlkan lalnya 1u[uan pendldlkan berslfaL normaLlf yalLu mengandung unsurunsur norma berslfaL memaksa LeLapl Lldak berLenLangan dengan haklkaL perkembangan peserLa dldlk serLa dapaL dlLerlma oleh masyarakaL sebagal nllal hldup yang balkSehubungan dengan fungsl Lu[uan yang demlklan penLlng lLu maka men[adl keharusan bagl pendldlk unLuk memahamlnya kekurang pahaman pendldlk Lerhadap Lu[uan pendldlkan dapaL mengaklbaLkan kesalahan dldalam melaksanakan pendldlkan Ce[ala yang demlklan oleh Langeveld dlsebuL salah LeorlLls (Langeveld 1933) 3MenuruL undangundang 8l no 20 Lahun 2003 pada pasal 3 dlsebuLkan bahwa endldlkan naslonal berfungsl mengembangkan kemampuan dan membenLuk waLak serLa peradaban bangsa yang bermarLabaL dalam rangka mencerdaskan kehldupan bangsa berLu[uan unLuk berkembangnya poLensl peserLa dldlk agar men[adl manusla yang berlman dan berLakwa kepada 1uhan ?ang Maha Lsa berahlak mulla sehaL berllmu cakap kreaLlf mandlrl dan men[adl warga negara yang demokraLls serLa berLanggung [awab 4
8 Sumber dan dasar perumusan Lu[uan pendldlkanAda empaL rumusan Lu[uan pendldlkan dl lndonesla 1 8umusan Lu[uan pendldlkan menuruL uu no 4 Lahun 1930 LecaLum dalam bab ll pasal 3 yang berbunyl Lu[uan pendldlkan dan penga[aran membenLuk manusla suslla yang cakap dan warga negara yang demokraLls serLa berLanggung [awab LenLang kese[ahLeraan masyarakaL dan Lanah alr2 8umusan Lu[uan pendldlkan menuruL keLeLapan M8 no ll Lahun 1960 yang berbunyl Lu[uan pendldlkan lalah mendldlk anak ke arah LerbenLuknya manusla yang ber[lwa pancaslla dan berLanggung [awab aLas Lerselenggaranya masyarakaL soslalls lndonesla yang adll dan makmur maLerlal dan splrlLual3 8umusan Lu[uan pendldlkan menuruL slsLem pendldlkan naslonal pancaslla dengan peneLapan reslden no 19 Lahun 1963 yang berbunyl Lu[uan pendldlkan naslonal klLa balk yang dlselenggarakan oleh pemerlnLah maupun swasLa darl pendldlkan prasekolah sampal pendldlkan Llnggl supaya melahlrkan warga negara soslalls lndonesla yang suslla yang berLaggung [awab aLas Lerselenggaranya masyarakaL soslalls lndonesla adll dan makmur balk splrlLual maupun maLerlal yang ber[lwa pancaslla4 8umusan Lu[uan pendldkan menuruL keLeLapan M8S no 2 Lahun 1960 yang berbunyl Lu[uan pendldlkan lalah membeLuk manusla pancaslalls se[aLl berdasarkan keLenLuankeLenLuan yang dlkehendakl oleh pembukaan undangundang uasar 1943 dan lsl undangundang uasar 1943 3
Ada beberapa alasan dalam perumusan Lu[uan menuruL Marger yalLu sebagal berlkuL1 Curu Lldak dapaL merancang bahan penga[aran lsl aLaupun meLode yang LepaL unLuk dlpergunakan dalam penga[aran lLu2 1ldak adanya rumusan Lu[uan penga[aran yang [elas bagl guru sehlngga sukar mengukur aLau menllal sampal [auh mana keberhasllan penga[aran lLu3 Curu sukar mengorganlsaslkan keglaLankeglaLan dan usahausaha slswa dalam pencapalan Lu[uan penga[aran lLu 6
C !enls dan hlrarkl Lu[uan pendldlkan1u[uan pendldlkan dan penga[aran dapaL dlbedakan dan dlsusun menuruL hlrarkl sebagal berlkuL Lu[uan umum Lu[uan lnsLlLuslonal Lu[uan kurlkuler dan Lu[uan lnLrukslonal1 1u[uan umum pendldlkan naslonal lndonesla adalah manusla yang ber[lwa pancaslla2 1u[uan lnsLlLuslonal lalah Lu[uan pendldlkan yang akan dlcapal menuruL [enls dan LlngkaLan sekolah aLau lembaga pendldlkan maslngmaslng blasanya LercanLum dalam kurlkulum sekolah aLau lembaga pendldlkan yang harus dlcapal seLelah selesal bela[ar 1u[uan lnsLlLuslonal lnl berbenLuk SLandar kompeLensl LulusanSLandar kompeLensl Lulusan unLuk saLuan pendldlkan dasar dan menengah dlgunakan sebagal pedoman penllalan dalam menenLukan kelulusan peserLa dldlk
SLandar kompeLensl Lulusan LersebuL mellpuLl sLandar kompeLensl lulusan mlnlmal saLuan pendldlkan dasar dan menengah sLandar kompeLensl lulusan mlnlmal kelompok maLa pela[aran dan sLandar kompeLensl lulusan mlnlmal maLa pela[aran
eraLuran MenLerl endldlkan naslonal 8epubllk lndonesla no 23 1ahun 2006 meneLapkan SLandar kompeLensl Lulusan (SkL) unLuk SaLuan endldlkan uasar dan Menengah Lamplran ermen lnl mellpuLl- SkL SaLuan endldlkan kelompok MaLa ela[aran- SkL MaLa ela[aran SuMl- SkL MaLa ela[aran SMM1s- SkL MaLa ela[aran SMAMA- SkL MaLa ela[aran L8 A8uL- SkL MaLa ela[aran SMkMAk 73 1u[uan kurlkuler adalah Lu[uan kurlkulum sekolah yang Lelah dlperlncl menuruL bldang sLudl aLau maLa pela[aran aLau kelompok maLa pela[aran
4 1u[uan lnLrukslonal adalah Lu[uan pokok bahasan aLau Lu[uan sub pokok bahasan yang dla[arkan oleh guru 1u[uan lnLrukslonal dlbedakan men[adl dua macam yalLu Lu[uan lnLrukslonal umum (1lu) dan Lu[uan lnLrukslonal khusus (1lk)a umumnya Lu[uan lnLrukslonal umum berada pada LlapLlap pokok bahasan yang Lelah dlrumuskan dldalam kurlkulum sekolah khususnya dldalam CarlsCarls 8esar rogram enga[aran (C8)b 1u[uan lnLrukslonal khusus adalah Lu[uan penga[aran yang dlharapkan dapaL dlcapal oleh slswa pada akhlr Llap [am pela[aran blasanya dlbuaL oleh guru yang dlmuaLkan dldalam saLuan pela[aran (saLpel) 8
8A8 lll kLSlMuLAn
1u[uan pendldlkan mendudukl poslsl yang penLlng dlanLara komponenkomponen pendldlkan lalnya yang memuaL gambaran LenLang nllalnllal yang balk luhur panLas dan benar dan lndah unLuk kehldupan Maka men[adl keharusan bagl pendldlkan unLuk memahamlnya sehlngga Lldak Ler[adl kesalahan dalam suaLu pendldlkan (salah LeoreLls)1anpa perumusan Lu[uan guru Lldak dapaL merancang pela[aran Lldak blsa mengukur keberhasllan darl penyampalan pela[aran dan sukar mengorganlslr keglaLan slswa dalam pencapalan Lu[uan penga[aran lLu1u[uan pendldlkan dan penga[aran dlbedakan men[adl empaL baglan yalLu Lu[uan umum Lu[uan lnsLlLuslonal Lu[uan kurlkuler dan Lu[uan lnLrukslonal (balk lnLrukslonal umum maupun lnLrukslonal khusus)
uAl1A8 uS1AkA
ualen lndrakusuma amlr enganLar llmu endldlkan sebuah Lln[auan LeorlLls fllosofls Surabaya usaha naslonal 1973ueparLemen Agama 8l kumpulan undangundang dan eraLuran emerlnLah 8l LenLang endldlkan !akarLa ueparLemen Agama 8l 2007ueparLemen endldlkan dan kebudayaan kamus 8esar 8ahasa lndonesla !akarLa 8alal usLaka 1988Pasbullah uasaruasar llmu endldlkan !akarLa 8a[a graflndo persada 2006urwanLo ngallm llmu pendldlkan LeorlLls dan prakLls 8andung 8ema[a rosdakarya 20071lrLa 8ahard[a umar dan SL La Solu enganLar pendldlkan !akarLa asdl mahasaLya 2003wwwbnsplndoneslaorg Ina Hussein's Blog O AbouL O kaLakaLa 8l[ak lll O ulsl"ersahabaLan" O ulsl"Syukur" 18 !un 10 emabami Tu|uan Pendidikan Cleh lnahusselnhasyba Leave a komenLar kaLegorl uncaLegorlzed Memahami Tujuan Pendidikan Apakah Anda memahami tujuan pendidikan? Mengapa makna pendidikan dibedakan dengan pengajaran? Mengapa arti pendidik menjadi jauh lebih penting dari sekedar pengajar? Ya, dalam pendidikan ikatan antara tanggung jawab dan proses pembelajaran serta hasil menjadi kesatuan utuh yang saling melengkapi. Mendidik adalah kegiatan memberi pengajaran, membuat seorang memahami, dan dengan pemahaman yang dimiliki peserta didik dapat mengembangkan potensi diri dengan menerapkan apa yang dipelajari. Proses itu dapat berlangsung seumur hidup dan pencapaian tujuan pendidikan tidak akan berhenti saat kehidupan seseorang berakhir. Dalam kurikulum terbaru yang dirilis pemerintah saat ini, (KTSP -Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), sekolah menjadi penyelenggara pendidikan yang berhak menentukan sendiri indikator bagi setiap kompetensi dasar dari semua mata pelajaran. Apakah hak itu digunakan untuk menentukan desain yang tepat dan selaras dengan tujuan pendidikan yang sebenarnya? Dalam minggu-minggu awal, peserta didik tingkat sekolah dasar akan dihadapkan dengan tiga tema sentral -mengenal diri, keluarga, dan lingkungan. Tentu saja tema yang dipilih itu baik adanya untuk memperkenalkan kehidupan kepada anak. Tapi akan lebih baik lagi jika sebelum tema tersebut dipelajari, peserta didik dikenalkan kepada tema lain yang lebih mendasar dan mendalam, yaitu Sang Pencipta. Dengan demikian, mereka akan memahami keberadaan dirinya di alam semesta dan dilatih untuk memuliakan Tuhan dalam kesehariannya. Dengan mempelajari tema dasar ini, peserta didik akan dibawa ke satu ruangan belajar yang lebih besar daripada ruang kelas. Seluruh alam adalah ruang kelas. Karena keterangan dan kisah tentang penciptaan ada di kitab suci, maka kitab suci haruslah memiliki porsi terbanyak dan terutama. Tujuan pendidikan sejati tidaklah hanya mengisi ruang-ruang imajinasi dan intelektual anak, mengasah kepekaan sosialnya, ataupun memperkenalkan mereka pada aspek kecerdasan emosi, tapi lebih kepada mempersiapkan mereka untuk mengenal Tuhan dan sesama untuk pencapaian yang lebih besar bagi kekekalan. Tujuan pendidikan secara umum dapat dilihat pada: 1. UU No2 Tahun 1985 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu yang beriman dan dan bertagwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan kerampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan berbangsa. 2. Tujuan Pendidikan nasional menurut TAP MPR NO II/MPR/1993 yaitu Meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatiI, terampil, berdisiplin, beretos kerja proIesional serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan jiwa patriotik dan memepertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawaan sosial, serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi masa depan. 3. TAP MPR No 4/MPR/1975, tujuan pendidikan adalah membangun di bidang pendidikan didasarkan atas IalsaIah negara pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia-manusia pembangun yang berpancasila dan untuk membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat mengembangkan kreatiIitas dan tanggung jawab dapat menyuburkan sikap demokratis dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam UUD 1945, Bab II (Pasal 2, 3, dan 4) Tentang Penulis: AsianBrain.com Content Team. Asian Brain adalah pusat pendidikan Internet Marketing PERTAMA & TERBAIK di Indonesia. Didirikan oleh Anne Ahira yang kini menjadi ICON Internet Marketing Indonesia. Kunjungi situsnya: www.AsianBrain.com Jumat 11.53 ate tbis:
Filsafat Ilmu Pendidikan ubllshed by admln on May 16 2011 | 0 CommenL ilsaIat pendidikan adalah ilmu yang menyelidiki hakikat pelaksanaan pendidikan yang bersangkut paut dengan tujuan, latar belakang, cara dan hasilnya, serta hakikat ilmu pendidikan, yang berhubungan dengan analisis kritis terhadap struktur dan kegunaan pendidikan itu sendiri . ilsaIat pendidikan secara garis besarnya bukanlah IilsaIat umum atau IilsaIat murni tetapi merupakan IilsaIat khusus atau IilsaIat terapan.Apabila dilihat dari sudut karakteristik objeknya,IilsaIat dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu(1) ilsaIat umum atau IilsaIat murni,dan (2) IilsaIat khusus atau IilsaIat terapan. ilsaIat umum mempunyai objek : a) Hakikat kenyataan segala sesuatu (metaIisika) yang termasuk didalamnya,hakikat kenyataan secara keseluruhan (Ontologi),Kenyataan tentang alam atau kosmos(Kosmologi)kenyataan tentang manusia(Humanologi) dan kenyataan tentang tuhan (Teologi) b) Hakikat mengetahui kenyataan(Epistemologi) c) Hakikat menyusun kesimpulan pengetahuan tentang kenyataan (Logika) d) Hakikat menilai kenyataan (Aksiologi),antara lain tentang hakikat nilai yang berhubungan dengan baik dan jahat (Etika)serta nilai yang berhubungan dengan indah dan buruk (Estetika) Berbeda dengan IilsaIat umum yang objeknya adalah kenyataan keseluruhan segala sesuatu,IilsaIat khusus mempunyai objek kenyataan salah satu aspek kehidupan manusia yang terpenting ilsaIat pendidikan merupakan aplikasi IilsaIat dalam pendidikan (Kneller, 1971).Kanzen, meninjau ilmu dari segi morIologis atau bentuk subtansinya,sebagi pengetahuan sistimatis yang dihasilkan dari kegiatan kritis yang tertuju pada penemuan .Ditinjau dari subtansinya atau isinya,ilmu pendidikan merupakan suatu sistim pengetahuan tentang pendidikan yang diperoleh melalui riset dan disajikan dalam bentuk konsep-konsep pendidikan.Dalam arti sempit pendidikan adalah pengaruh yang diupayakan dan rekayasa sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanyaagar mereka mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas social mereka atau pendidikan memperhatikan keterbatasan dalam waktu,tempat,bentuk kegiaatan dan tujuan dalam proses berlangsungnya pendidikan. Pendidikan membutuhkan IilsaIat karena masalah-masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan yang dibatasi pengalaman, tetapi masalah-masalah yang lebih luas, lebih dalam, serta lebih kompleks, yang tidak dibatasi pengalaman maupun Iakta-Iakta pendidikan, dan tidak memungkinkan dapat dijangkau oleh sains pendidikan. Seorang guru, baik sebagai pribadi maupun sebagai pelaksana pendidikan, perlu mengetahui IilsaIat pendidikan. Seorang guru perlu memahami dan tidak boleh buta terhadap IilsaIat pendidikan, karena tujuan pendidikan senantiasa berhubungan langsung dengan tujuan hidup dan kehidupan individu maupun masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan . Tujuan pendidikan perlu dipahami dalam hubungannya dengan tujuan hidup. Guru sebagai pribadi mempunyai tujuan hidupnya dan guru sebagai warga masyarakat mempunyai tujuan hidup bersama. ilsaIat pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para pendidik (guru). Hal tersebut akan mewarnai sikap perilakunya dalam mengelola proses belajar mengajar (PBM). Selain itu pemahaman IilsaIat pendidikan akan menjauhkan mereka dari perbuatan meraba-raba, mencoba-coba tanpa rencana dalam menyelesaikan masalah-masalah,pendidikan. ilsaIat ilmu pendidikan dibedakan dalam 4 macam,yaitu: 1. Ontology ilmu pendidikan yang membahas tentang hakikat subtansi dan pola organisasi ilmu pendidikan 2. Epistomologi ilmu pendidikan yang membahas tentang hakikat objek Iormal dan material ilmu pendidikan 3. Metedologi ilmu pendidikan ,yang membahas tentang hakikat cara-cara kerja dalam menyusun ilmu pendidikanAksiologi ilmu pendidikan yang membahas tentang hakikat nilai kegunaan teoritis dan praktis ilmu pendidikan Wijaya Kusumah Guru TIK Labschool Tujuan dan Sumber Pendidikan o|eh Ar|andanaSegara engarang Marla Magdalena O Summary raLlng 2 sLars (173 1ln[auan) O kun[ungan 17128 O kaLa300 O
Apakah Lu[uan pendldlkan lLu? Mengapa makna pendldlkan dlbedakan dengan makna penga[aran? Mengapa arLl pendldlk men[adl [auh leblh penLlng darl sekedar penga[ar? karena dalam pendldlkan lkaLan anLara Langgung [awab dan proses pembela[aran serLa hasll men[adl kesaLuan uLuh yang sallng melengkapl Mendldlk adalah keglaLan memberl penga[aran membuaL seorang memahaml dan dengan pemahaman yang dlmlllkl peserLa dldlk dapaL mengembangkan poLensl dlrl dengan menerapkan apa yang dlpela[arl roses lLu dapaL berlangsung seumur hldup dan pencapalan Lu[uan pendldlkan Lldak akan berhenLl saaL kehldupan seseorang berakhlrApakah klLa semua menyadarl arLl dan Lu[uan pendldlkan seperLl lLu? ualam kurlkulum Lerbaru yang dlrllls pemerlnLah saaL lnl (k1S kurlkulum 1lngkaL SaLuan endldlkan) sekolah men[adl penyelenggara pendldlkan yang berhak menenLukan sendlrl lndlkaLorlndlkaLor bagl seLlap kompeLensl dasar darl semua maLa pela[aran Apakah hak lLu dlgunakan unLuk menenLukan desaln yang LepaL dan selaras dengan Lu[uan pendldlkan yang sebenarnya? ualam mlnggumlnggu awal peserLa dldlk LlngkaL sekolah dasar akan dlhadapkan dengan Llga Lema senLral mengenal dlrl keluarga dan llngkungan 1enLu sa[a LemaLema yang dlplllh lLu balk adanya unLuk memperkenalkan kehldupan kepada anak 1apl akan leblh balk lagl [lka sebelum Lema Lema lLu dlpela[arl peserLa dldlk dlkenalkan kepada Lema laln yang leblh mendasar dan mendalam mengenal Sang khallk uengan pengenalan akan Sang enclpLa peserLa dldlk akan memahaml keberadaan dlrlnya dl alam semesLa lnl dan dllaLlh unLuk memullakan 1uhan dalam keseharlannya uengan mempela[arl Lema dasar lnl peserLa dldlk akan dlbawa ke saLu ruangan bela[ar yang leblh besar darlpada ruang kelas Seluruh alam adalah ruang kelas karena keLerangan dan klsah LenLang penclpLaan ada dl klLab sucl maka klLab sucl haruslah memlllkl porsl Lerbanyak dan LeruLama1u[uan pendldlkan se[aLl Lldaklah hanya menglsl ruangruang lma[lnasl dan lnLelekLual anak mengasah kepekaan soslalnya aLaupun memperkenalkan mereka pada aspek kecerdasan emosl Lapl leblh kepada memperslapkan mereka unLuk melayanl 1uhan dan sesama unLuk pencapalan yang leblh besar bagl kekekalan
Sumber hLLp//ldshvoongcom/soclalsclences/educaLlon/1787120Lu[uandansumber pendldlkan/#lxzz1ZMWq!L
8aLe 1hls dukasi }auikan Teman | Kiiim Pesan oedi oel|anto l am [usL a slmple human Fenomena Pendidikan di Indonesia: Mengapa Harus Mahal?! Clnl | 29 !uly 2010 | 2147 646 0 nlhll
Banyaknya keluhan orang tua murid khususnya dari golongan menengah ke bawah yang masih merupakan kalangan mayoritas di Indonesia mengenai besarnya biaya pendidikan yang harus mereka keluarkan untuk menyekolahkan anak-anak mereka, menimbulkan suasana prihatin di kalangan akademis maupun non akademis yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat di dalam pendidikan. Bahkan pernah beberapa media cetak dan TV pernah menampilkan/ menayangkan beberapa anak didik yang nekad melakukan bunuh diri hanya karena ketidakmampuan orang tua mereka membayar kewajiban administrasi/ iuran sekolah. Melihat realita seperti ini apakah pemerintah dan penyelenggara pendidikan akan terus menutup mata dan hati nurani mereka ?!! Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 menyatakan bahwa negara bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam mewujudkan upaya tersebut, setiap Warg anegara memiliki hak untuk mendapatkan pengajaran (Pasal 31 ayat 1 UUD 1945) dan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB IV Pasal 5 ayat (1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, ayat (2) Warga negara yang memiliki kelainan Iisik, emosional, mental, intelektual, dan/ atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus, ayat (3) Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus, ayat (4) Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus, dan ayat (5) Setiap Warga negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat. Hal ini berarti semua Warga negara Indonesia tanpa terkecuali berhak memperoleh pendidikan. Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah dalam sektor pendidikan, selain menyediakan sarana dan prasarana sekolah, memIasilitasi Iaktor-Iaktor pendukung kegiatan belajar mengajar, serta mengikutsertakan peran masyarakat di dalamnya dengan tidak membedakan strata sosial baik orang tua si-kaya atau miskin, pejabat maupun non pejabat, tetapi justru kenyataan terjadi kecenderungan bahwa hanya anak-anak yang orang tuanya kaya atau pejabat yang mampu mengenyam pendidikan terutama di sekolah-sekolah yang bergengsi dan Iavorit yang tentunya menetapkan standar biaya pendidikan yang tinggi pula. Mengingatkan kepada sejarah masa penjajahan dahulu di mana hanya anak-anak kaum bangsawan, orang mampu yang kaya pada waktu itu, serta anak penjajah itu sendiri yang bisa bersekolah. Bukankah negara kita sudah merdeka?!! Bagaimana hal ini bisa terjadi ? Hal ini tentu cukup menimbulkan keresahan dan polemik yang berkepanjangan yang tentu saja akan selalu menimbulkan pro dan kontra dalam permasalahan ini. Dengan tidak mencari benar atau salahnya dalam menyikapi kondisi pendidikan yang ada sekarang ini justru menyadarkan kita tentang arti pentingnya pendidikan bagi setiap Warga negara Kesatuan Republik Indonesia, di mana dengan tingkat pendidikan yang baik tentunya juga akan berdampak pada tingkat kesejahteraan yang lebih baik pula. Tetapi tidak dipungkiri banyak pula orang yang tidak berpendidikan tinggi mampu menjadi 'sukses dalam kaca mata atau sudut pandang mereka masing-masing. Lalu arah pendidikan yang bagaimana yang sebenarnya yang cocok di terapkan di Indonesia? Apakah keinginan untuk mencetak orang-orang yang 'pinter (pandai dalam arti sebenarnya) atau justru mencetak orang-orang yang 'minteri (pandai membodohi orang lain. Kondisi dan situasi yang berkembang sekarang ini di mana setiap penyelenggara pendidikan berlomba-lomba untuk mencetak anak didik mereka menjadi yang '907- bahkan penyelenggara pendidikan luar negeri pun membidik pangsa pasar pendidikan di Indonesia dengan menawarkan program pendidikan yang tak kalah menariknya sehingga tidak peduli berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk keinginan tersebut tanpa melihat situasi kondisi perekonomian secara makro dan kemampuan orang tua murid dalam membiayai sekolah anak-anak mereka. Mengingat kemampuan dan daya nalar masing-masing anak berbeda-beda tentunya hal ini sangat disayangkan seandainya penyelengara pendidikan dan orang tua murid hanya untuk mengejar 5708980saja atau dengan kata lain gengsi yang akhirnya mereka tonjolkan untuk merasa ingin dikatakan lebih atau '907- tadi. Dalam IalsaIah Jawa ada perkataan 'Jer Basuki Mawa Bea yang kurang lebih artinya bahwa sesuatu yang akan dikerjakan tentunya membutuhkan biaya dalam pelaksanaannya. Tetapi apakah dengan biaya pendidikan yang tinggi saat ini akan mampu menciptakan anak didik yang berkepandaian tinggi pula? Tentu saja jawabannya : belum tentu, karena masih banyak Iaktor lain yang harus dipertimbangkan. Padahal seperti kita ketahui hampir 20 APBN Pemerintah Indonesia sudah dialokasikan untuk sektor pendidikan, bahkan Pemerintah telah mencanangkan Program Wajib Belajar 6 tahun, sejak tahun 1984 dan pelaksanaan Program Wajib Belajar 9 tahun yang telah dicanangkan sejak tahun 1994, Pemerintah juga mengeluarkan Program BOS dan BOS buku (BOS Biaya Operasional Sekolah) untuk para siswa Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Pertama, pemberian program beasiswa bagi anak didik dari kalangan orang tua yang kurang mampu, sedangkan gaji dan tunjangan kepada para pendidik sekarang ini relatiI cukup memadai, lalu mengapa sekolah harus mahal ?!! Di beberapa negara tetangga dekat kita justru ada yang membebaskan masalah pendidikan terhadap Warga negaranya alias sekolah gratis karena mereka menyadari pentingnya aset sumber daya manusia sebagai masa depan bangsa dan negara mereka serta rasa tanggung jawab tinggi terhadap Warga negaranya.