You are on page 1of 15

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN BINH THUAN

I. SEKILAS TENTANG VIETNAM Ibu kota Bahasa resmi Pemerintahan Mata uang : Hanoi : Vietnam : Negara komunis : Dong (VND) Gambar 1. Bendera Vietnam I.1 Kondisi geografis Luas Vietnam kurang lebih 331.688 kilometer persegi (128.066 sq mi). Bagian Vietnam yang berbatasan dengan batas-batas internasionalnya seluas 4.693 km (2.883 mi). Topografinya terdiri atas bukit-bukit dan gunung-gunung berhutan lebat, dengan dataran rendah meliputi tidak lebih dari 20%. Pegunungan berkontribusi sebesar 40% dari total luas Vietnam, dengan bukit-bukit kecil berkontribusi sebesar 40% dan hutan tropis 42%. Bagian Utara kebanyakan terdiri atas pegunungan dan Delta Sungai Merah. Phan Xi Pang, berlokasi di propinsi Lao Cai, adalah gunung tertinggi di Vietnam setinggi 3.143 m (10.312 ft). Selatan dibagi menjadi datran rendah tepi pantai, puncak Annamite Chain, hutan-hutan luas dan tanah yang buruk. Terdiri dari 5 plato tanah basalt yang rata-rata rata, pegunungan berkontribusi sebesar 16% bagi tanah arable (= tanah yang cocok untuk pertanian seperti jagung dan gandum) Vietnam dan 22% dari total lahan berhutan Vietnam. I.2 Populasi penduduk Sensus tahun 1999 memperkirakan populasi Vietnam sekitar 76.3 juta dan perkiraan terkini memperkirakan melebihi 86 juta. Orang-orang Vietnam membentuk kelompok etnis terbesar, dan juga disebut Viet atau Kinh. Populasi mereka terkonsentrasi pada delta-delta endapan dan dataran rendah di tepi pantai. Kelompok sosial yang homogen, orang Kinh mempengaruhi kehidupan nasional melalui kontrol mereka dalam urusan-urusan politik dan ekonomi dan peran mereka sebagai purveyor (orang yang menyediakan) kebudayaan yang dominan. Kontrasnya, kebanyakan etnis minoritas seperti orang Muong, etnis yang paling dekat hubungannya dengan orang Kinh,

kebanyakan ditemukan di dataran tinggi yang meliputi dua pertiga luas keseluruhan negera. Orang Hoa (etnis Tionghoa) dan Khmer Krom kebanyakan tinggal di dataran rendah. I.3 Ekonomi Perang Vietnam sangat menghancurkan bagi perekonomian Vietnam. Pada saat pengambilalihan kekuatan, pemerintah menciptakan sebuah ekonomi terencana, mirip apa yang dilakukan Indonesia di zaman Orde Baru lewat Rencana Pembangunan Lima Tahun. Kolektivisasi pertanian, pabrik-pabrik dan modal ekonomi diterapkan, dan jutaan orang diperkerjakan pada program-program pemerintah. Untuk beberapa dekade, ekonomi Vietnam terganggu oleh ketidak efisien-an dan korupsi dalam program-program negara, kualitas buruk dan di bawah target produksi dan pembatasan pada kegiatan perekonomian dan perdagangan. Vietnam juga menderita akibat embargo perdagangan oleh Amerika Serikat dan kebanyakan negara-negara Eropa setelah Perang Vietnam. Setelah itu, partner-partner perdagangan dengan blok-blok Komunis mulai surut. Pada 1986, Kongres Partai Keenam memperkenalkan reformasi ekonomi penting dengan elemen-elemen ekonomi pasar sebagai bagian dari paket reformasi ekonomi luas yang disebut Doi Moi (Renovasi). Kepemilikan swasta digenjot dalam bidang industri, perdagangan dan pertanian. Dalam satu pihak, Vietnam berhasil mencapai pertumbuhan GDP tahunan sebesar 8% dari tahun 1990 hingga 1997 dan berlanjut sekitar 7% dari tahun 2000 hingga 2005, membuat Vietnam sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat kedua di dunia. Pada saat yang bersamaan, investasi asing tumbuh tiga kali lipat dan simpanan domestik tumbuh empat kali lipat. Manufaktur, teknologi informasi dan industri teknologi canggih membentuk bagian besar dan tumbuh dengan cepat daripada ekonomi nasional. Vietnam secara relatif adalah pemain baru dalam bisnis perminyakan, tetapi sekarang Vietnam adalah produser minyak terbesar ketiga di Asia Tenggara dengan nilai produksi 400.000 barel per hari. Vietnam adalah salah satu negara Asia yang memiliki kebijakan ekonomi paling terbuka; neraca perdagangan mencapai sekitar 160% GDP, lebih dari dua kali rasio yang dimiliki Cina dan lebih dari empat kali rasio India. Vietnam secara umum masih tergolong negara miskin dengan GDP US$280,2 miliar (estimasi 2006). Ini menandakan kemampuan daya beli sebesar ~US$3.300 per kapita (atau US$726 per kapita berdasarkan market exchange rate). Tingkat inflasi diperkirakan 7.5% per tahun pada 2006. Daya beli publik meningkat dengan pesat. Kemiskinan, berdasarkan jumlah penduduk yang hidup dengan pendapatan di bawah $1 per hari, telah menurun secara drastis dan sekarang lebih sedikit daripada di Cina, India dan Filipina.

Gambar 2. Grafik GDP Vietnam II. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN BINH THUAN 30 MW Di daerah provinsi Binh Thuan negara Vietnam akan dibangun sebuah wind farm atau kebun angin untuk dijadikan sebagai proyek pembangkit listrik tenaga angin. II.1 Latar belakang pembangunan Lebih dari 50% pembangkit di Vietnam menggunakan fossil fuel Pertumbuhan kebutuhan energi listrik pertahun (2006 - 2010) sebesar 2,700 MW dan tren kenaikan kebutuhan batu bara per tahun 20% (sampai 2010) Baru 94,33% listrik yang tersambung ke commune dan 87,39% listrik yang tersambung ke rumah tangga, diharapkan tahun 2010 97% listrik bisa tersambung ke commune dan 95% ke rumah tangga Secara pangsa pasar, listrik yang dihasilkan oleh PLT angin ini di jual ke pemerintah (EVN) sehingga tidak ada persaingan harga. Beban puncak mencapai 13000 MW sedangkan kapasitasnya hanya 11000 MW, sehingga terjadi power shortage (pemadaman pada saat beban puncak). Sesuai study AAEP yang dilakukan word bank menyatakan bahwa kondisi angin di vietnam bagus excellent

Tabel 1. Kondisi angin POOR <6 m/s Land area % Of total land area Potensial (MW) 197342 60.60% NA FAIR 6-7 m/s 100361 30.80% 401444 GOOD 7-8 m/s 25679 7.90% 102716 VERY GOOD 8-9 m/s 2187 0.70V 8748 EXCELLENT >9 m/s 113 NA 452

Gambar 3. Kondisi angin di dunia

Tabel 2. Kecepatan angin di Negara Vietnam

II.2 Sumber energi listrik di Vietnam

Gambar 4. Presentase pembanglit listrik di Vietnam

Tabel 3. Pembangkit tenaga listrik di Vietnam

II.3 Data beban histories

Gambar 5. Grefik produksi dan penjualan tenaga listrik Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa: Permintaan listrik tumbuh 15% tiap tahun selama 1995- 2005 Pertumbuhan GDP: 8% - 9% selama 2006 2015 Permintaan listrik diramalkan tumbuh 17% - 20% tiap tahun selama 2007 2015

II.4 Lokasi pembangunan Di daerah provinsi Binh Thuan negara Vietnam akan dibangun sebuah wind farm atau kebun angin untuk dijadikan sebagai proyek pembangkit listrik tenaga angin. Proyek yang diusulkan, terletak pada di daerah pantai selatan Vietnam di Tuy Phong. Rencananya turbin angin akan ditempatkan di koordinat 10840'30" sampai 10841'00" bujur timur dan 1112'30" sampai 1113'10" lintang utara.

Gambar 6. Peta Vietnam Rencananya proyek tersebut mampu menghasilkan energi listrik sebesar 30 MW dan setiap tahunnya menghasilkan 91,571 MWH, dengan suatu faktor pembebanan 37.1%. Semua listrik yang dihasilkan dari lokasi proyek akan dijual kepada EVN (Perusahaan Listrik Vietnam). Tahap yang pertama proyek akan dibangun instalasi lima turbin dengan total 7.5 MW (1.5 MW tiap turbin) dan direncanakan dapat dioperasikan pada bulan september 2008. Tahap yang kedua dibangun instalasi lima belas turbin dengan total 22.5 MW dan direncanakan bulan maret 2009 dapat beroperasi. Sedangkan penjualan listrik yang pertama sebesar 7.5MW direncanakan pada bulan januari 2009, untuk 22.5MW akan memulai penjualan listrik di bulan maret 2009. II.5 Perencanaan tekno ekonomis Tabel 4. Rincian dana PLT Angin Bin Thuan Installed Generation Capacity Yearly Electricity Production Base Electricity Tariff Subsidy Electricity Tariff Construction Capital Costs Operation & Maintenance Costs II.6 Tujuan 30MW 91,571MWh 720 VND/kWh 480 VND/kWh 798,723,113 (103 VND) 21,136,928 (103 VND/yr)

Tujuan utama dari pembangunan pembangkit listrik tenaga angin Binh Thuan ini ialah untuk mengurangi emisi gas yang dihasilkan oleh pembangkit listrik bahan bakar fossil yang telah berkembang sebelumnya di negara Vietnam. Dimana pembangkit tersebut yang mensuplai 50% dari kebutuhan listrik negara Vietnam. Dari pembangkit listrik bahan bakar fossil tiap tahunnya dihasilkan emisi sebesar 23.5 mtCO2e (data tahun 2005). Dengan dibangunnya proyek pembangkit listrik tenaga angin Binh Thuan diharapkan nantinya emisi tersebut dapat berkurang 59,043 tCO2e tiap tahunnya. Tabel 5. Perkiraan Pengurangan Emisi Selama 2009-2015

II.7 Spesifikasi Pembangkit Proyek pembangkit listrik tenaga angin terdiri dari 20 turbin masing-masing dengan kapasitas 1.5 MW yang jika semua 20 turbin dikombinasikan menjadi 30 MW. Turbin angin nanti yang digunakan dibuat oleh pabrikan Jerman, Fuhrlander, tipe FL-MD 77. Spesifikasi Turbin ditunjukkan Tabel 3. Masing-masing turbin diletakkan di suatu menara penyangga berbentuk pipa dengan tinggi 85m.

Tabel 6. Spesifikasi Turbin

Gambar 7. Kurva Daya Output Turbin

III PRINSIP KERJA TURBIN

Gambar 8. Bagian turbin Tekanan angin menyebabkan baling-baling bergerak. Gerakan baling-baling secara otomatis menimbulkan energi mekanis pada poros balingbaling Energi mekanis ditangkap oleh generator. Kemudian energi mekanis yang ditangkap, diubah ke dalam energi listrik oleh generator. Hasil konversi energi listrik dari generator kemudian diubah ke tegangan tinggi oleh trafo sebelum didistribusikan. IV. Indikasi Penghambat Pembangunan PLT Pengembangan kebijakan energi dan perundang-undangan pemerintah yang berkenaan dengan energi yang dapat diperbaharui dalam masa perencanaan. Ketiadaan perangsang investasi yang disebabkan oleh kebijakan energi yang masih dalam masa perencanaan. Pengembang harus mengimport teknologi. Vietnam sekarang ini tidak mempunyai tenaga terampil yang cukup untuk pememeliharaan peralatan.

V. DAMPAK LINGKUNGAN Selama periode pengerjaan maupun saat periode operasional proyek tentunya ada beberapa hal yang menyebabkan perubahan pada lingkungan. Perubahan pada lingkungan ini secara tidak langsung akan menimbulkan dampak lingkungan dan berpengaruh pada masyrakat sekitar proyek. V.1 Dampak lingkungan saat pengerjakan proyek Selama konstruksi sejumlah dampak akan diakibatkan oleh beberapa sebab diantaranya, penggunaan peralatan mekanis, peningkatan lalu lintas di lokasi proyek dan peningkatan populasi yang mendadak di area proyek. Berikut ini analisa mengenai dampak lingkungan yang ditimbulkan saat proses pengerjaan proyek. V.1.1 Polusi udara Polusi udara akan diakibatkan oleh daratan yang beraktivitas, transportasi material konstruksi, aktivitas konstruksi, instalasi peralatan, transportasi dan operasi permesinan. Aktivitas ini akan mengakibatkan dampak jangka pendek. Dalam rangka mengurangi dampak jangka pendek, maka akan dilakukan: Digunakan praktek transportasi dan permesinan modern Pencegahan pemuatan kapasitas pengangkutan yang berlebihan Perawatan rute pengangkutan Penyemprotan air, untuk mencegah debu

V.1.2 Polusi suara dan getaran Suara gaduh dan getaran keluar dari permesinan mekanis. Dalam rangka mengurangi hal tersebut, maka akan dilakukan: Hindari menggunakan permesinan selama waktu istirahat (mulai pukul 22:00 sampai 6:00) Mesin yang paling menimbulkan polusi suara akan diletakkan sedikitnya 50m dan sejauh mungkin dari wilayah hunian Mesin akan dilumasi secara teratur

V.1.3 Barang sisa Padat

Barang sisa padat seperti berikut: batu bata, sisa adukan semen, pasir, kayu dan bambu yang dirusakkan, paket yang dibuang dan barang sisa domestik. Ini dapat menyebabkan polusi lingkungan dan merusak pemandangan. Prosedur Manajemen berikut akan dilakukan untuk mengurangi dampak dari barang sis tersebut. Memperkecil barang sisa dengan mengoreksi kalkulasi konsumsi material. Menumbuhkan kesadaran para pekerja untuk memelihara material. Penggolongan Barang sisa Pesawat& Penyortiran Menjual barang yang bisa di daur ulang kepada perusahaan daur ulang.

V.1.4 Dampak ke Masyarakat Dan Pekerja Dampak pada kepada para pekerja dan masyarakat diakibatkan oleh kecelakaan tempat pekerjaan dan keselamatan lokasi yang kurang selama masa pembangunan. Selama periode konstruksi, staff medis akan ditempatkan di lapangan mengawasi keselamatan tempat pekerjaan, perlindungan lingkungan dan menyediakan PPPK.. Penyemprotan anti bakteri tiap-tiap 2 4 minggu Penyediaan peralatan perlindungan pribadi untuk para pekerja Pemasangan sistem tanda kebakaran Mengingatkan para pekerja tentang praktek keselamatan tenaga kerja

V.2 DAMPAK PADA PERIODE OPERASIONAL Selain beberapa dampak yang telah dianalisa di atas, dampak serupa juga terjadi pada periode operasional proyek. Berikut analisa dampak yang terjadi pada periode operasional proyek. V.2.1 Dampak suara gaduh dan getaran Suara gaduh Dan Getaran akan diakibatkan oleh operasi turbin angin dan peralatan mekanis yang lain. Turbin Angin menghasilkan keluaran suara sebesar 104 dB. V.2.2. Barang sisa padat Barang sisa dari pekerja yang sehari-hari digunakan untuk aktivitas dapat menyebabkan polusi lingkungan. Untuk meminimalisir hal tersebut maka, barang-barang sisa itu akan dikumpulkan dan ditempatkan di tempat khusus

V.2.3 Dampak tambahan Dampak kesehatan dan keselamatan pekerja dan penduduk yang bisa diakibatkan oleh turbin yang roboh karena terkena badai. Untuk mengurangi resiko hal tersebut maka dilakukan: Turbin ditempatkan dengan pemeriksaan dan perhitungan yang sesuai, jauh dari wilayah hunian Perawatan tumbuh-tumbuhan di area proyek untuk mencegah erosi lahan

V.2.4 Dampak ekonomi, sosial dan budaya proyek Dampak positif Proyek mengembangkan suatu sumber energi yang dapat diperbarui dan memiliki dampak negatif yang kecil bagi lingkungan Proyek tidak berdampak pada wilayah permukiman Proyek akan membawa peluang kepada orang-orang yang tinggal di sekitar proyek Proyek akan meningkatkan taraf hidup, budaya dan standard pendidikan untuk orang-orang yang tinggal di sekitar proyek, tersedianya peluang untuk ketenagakerjaan dan meningkatnya kesadaran akan energi yang dapat diperbaharui, pemanasan global dan efek rumah kaca Akan membantu mempromosikan pengembangan infrastruktur daerah sekitar proyek Akan mempunyai suatu dampak positif untuk pariwisata Populasi padat pada lokasi proyek dapat mengakibatkan aktivitas negatif dan kejahatan sosial jika tidak diatur dengan baik. V.2.5 Dampak lingkungan proyek Dampak positif berkurangnya efek rumah kaca Proyek tidak mengakibatkan polusi secara angkasa, tidak sama dengan batubara, minyak tanah atau gas. Tidak akan ada barang sisa penuh resiko atau pencemaran lahan yang berhubungan dengan proyek.

Dampak negatif

Dampak negatif Dampak lingkungan akan terjadi sepanjang periode pembangunan Selama operasi, gangguan suara dari turbin akan menjadi dampak yang utama.

VI. JAMINAN MUTU Meter listrik akan distandarkan dengan standard EVN. Sebelum operasi, EVN akan mengesahkan instalasi meter dan dikalibrasi menurut standard yang sesuai. Meter akan ditempatkan, diletakkan di tempat yang terjamin dan aman, serta disegel untuk mencegah kerusakan. Pemeliharaan rutin meteran untuk memastikan bahwa data akurat. Penyediaan cadangan meteran.

VII. PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU Pemasangan meter sekunder dan pemberlakuan cek silang EVN dan REVN. Perekaman dan pemonitoringan data setiap bulan dengan arsip generasi yang diproduksi oleh EVN untuk membayar REVN. Pemasangan sistem pemberitahuan alarm yang dihubungkan ke personil REVN. Pemeriksaan manual mingguan oleh REVN. Memberi pelumas pada turbin untuk mengurangi suara gaduh dan getaran.

You might also like