You are on page 1of 11

BAB I LATAR BELAKANG

Terjadinya Joint Venture (perusahaan patungan), biasanya karena suatu perusahaan akan mengalami kebangkrutan yang dapat menyebabkan perusahaan itu tutup. Maka salah satu perusahaan mengambil alih hampir setengah saham perusahaan itu, supaya perusahaan itu dapat bertahan. Seperti yang dilakukan oleh perusahaan mobil Hyundai terhadap KIA Motors yang terjadi pada tahun 1998, karena Hyundai menganggap bahwa KIA Motors adalah perusahaan dengan industri otomotif yang kuat. Selain itu terjadinya Joint Venture karena suatu perusahaan ingin mencoba memperluas pasarnya secara global. Ini dilakukan oleh salah satu perusahaan RTM Group dimana mereka ingin memperluas pasar mereka ke Asia Pasifik. Negara yang mereka tuju adalah Hongkong, Singapura dan Pakistan setelah mereka mengadakan perluasan ke negara Timor Leste dan Bangladesh. Dimana kedua negara itu memberikan total pendapatan yang cukup berarti bagi RTM Group. Perluasan pasar yang dilakukan berupa bidang infrastuktur teknologi informasi (telekomunikasi), pertambangan, energi, keuangan dan pemerintahan. Selain yang terjadi pada kedua perusahaan itu, Joint Venture terjadi karena suatu perusahaan yang tidak bisa memenuhi permintaan pasar domestik. Seperti yang dilakukan oleh Pertamina dengan menjalin kerjasama Joint Ventura dengan Petronas yang berasal dari Malaysia. Penggabungan suatu perusahaan itu, memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak berdasarkan suatu perjanjian tertentu. Disamping keinginan Pertamina untuk menjual produk mereka ke luar negeri. Pertamina menganggap Petronas mampu untuk bekerjasama dengan mereka karena Petronas pernah bermain dengan pasar luar, jadi Pertamina ingin mencoba belajar dari Petronas. Bentuk kerjasama yang sudah dilakukan oleh Pertamina dan Petronas berupa pembangunan SPBU di Indonesia. Joint Venture bisanya mengalami kendala bagi kedua belah pihak berupa: selain melakukan penggabungan biasanya terjadi persaingan antara kedua belah pihak yang biasa disebut konflik intern dan pengendalian terhadap suatu perusahaan terbatas karena dikendalikan oleh kedua belah pihak. Selain itu Joint Venture juga memberikan keuntungan berupa: risiko bisnis ditanggung kedua belah pihak, terjadinya pengembangan

dan riset terhadap teknologi, dapat mengurangi biaya produksi, terjadinya efisiensi kerja, untuk memahami dan memenuhi kebutuhan pasar, menghadapi persaingan pasar dan pengembangan profit perusahaan. Joint Venture merupakan salah satu strategi pemasaran global yang dilakukan oleh investor lokal denagan investor asing dengan pembagian kepemilikan dan pengendalian.

BAB II PEMBAHASAN

I. KIA Bergandengan dan Bersaing dengan Hyundai. Seperti layaknya sebuah kawasan industri, tidak mudah untuk bisa masuk Pabrik Mobil KIA Motors. Apalagi lokasinya yang khusus, yakni di sebuah kawasan pantai yang secara khusus mereka reklamasi. Itulah pabrik mobil KIA yang berada di Hwasung, sekitar satu setengah jam dari ibu kota, Seoul.Hwasung merupakan salah satu dari tiga pabrik yang dimiliki KIA Motors. Dua lagi terletak di Kwangju dan Sohari. Pabrik di Hwasung, yang mempunyai tiga lines produksi, mampu memproduksi sekitar 600.000 unit mobil setiap tahunnya. Setelah berproduksi selama 11 tahun dan delapan bulan, sejak pabrik di Hwasung itu diresmikan tahun 1989, pada tanggal 27 Juli 2001, dari tempat itu dihasilkan mobil yang ketiga juta. Di tempat itu diproduksi mobil-mobil kelas atas dari KIA. Pabrik pertama menghasilkan jenis Sportage dan Carens, yang seluruhnya ditujukan untuk pasar dalam negeri. Pada pabrik kedua, khusus dihasilkan KIA jenis Sephia, Spectra, dan Carens untuk pasar ekspor. Sementara pabrik ketiga khusus memproduksi jenis Optima, Enterprise, dan Spectra Wing. Optima dan Enterprise merupakan mobil andalan KIA untuk bertarung di tingkat atas. Apabila kekhasan Enterprise terletak pada bagian interior, maka Optima memiliki kekhasan pada bagian bagasi. KIA sengaja menempatkan tungkai pembuka dari dalam bagasi. "Mobil ini kami sebut sebagai mobil anti-penculikan. Kami sengaja menyediakan tungkai pembuka dari dalam bagasi, agar ketika pemilik kendaraan diculik dan kemudian disembunyikan di dalam bagasi, ia bisa membuka dari dalam dan lari," kata Lee, petugas public relations KIA di Hwasung. Ada satu hal yang menonjol membandingkan KIA yang lalu lalang di Indonesia dengan KIA yang berseliweran di Korea Selatan. Perbedaan itu terletak pada logo yang digunakan. Apabila mobil-mobil KIA di Indonesia menggunakan logo huruf K-I-A dengan latar belakang warna merah, maka KIA di Korsel logonya adalah sapuan kuas seperti burung terbang dengan warna putih pada dasar biru. Lee menjelaskan bahwa logo yang ada di Korsel merupakan logo khusus untuk pasar dalam negeri. Logo itu hanya dipakai untuk mobil-mobil yang diproduksi tahun 2001 untuk menunjukkan bahwa itu merupakan

mobil_yang_diproduksi_di_milenium_baru.

....

........Menurut Lee, awal milenium baru ini ingin dipakai KIA Motors sebagai momentum untuk memasuki tantangan baru. KIA Motors ingin belajar dari kesalahan di masa lalu dan menghindari untuk mengulangi kesalahan tersebut di masa yang akan datang. KIA Motors pernah mengalami masa paling pahit di milenium lalu. Ketika krisis finansial melanda Asia tahun 1997, KIA Motors menjadi salah satu perusahaan yang mengalami nasib naas. Perusahaan yang dibangun tahun 1946 itu nyaris gulung tikar dan hanya selamat setelah diambil alih Hyundai pada bulan Desember 1998. Sekarang ini, Hyundai menguasai 54,50 persen saham KIA Motors. Sisa saham lainnya dipegang oleh bank kreditor sebesar 19,50 persen, asing 9,06 persen, yayasan karyawan 8,21 persen, dan pemegang saham minoritas 8,73 persen. Tidak usah heran apabila Presiden Komisaris KIA Motors dijabat oleh Chung Mong-hoo, yang merupakan salah seorang putra dari pendiri Hyundai.mendiang.Chung.Ju-yung. ............Kalaupun KIA Motors dipertahankan sebagai salah satu perusahaan otomotif Korsel sangatlah wajar, karena mereka mempunyai tradisi industrialisasi yang kuat. Mereka sudah memasuki era itu pada saat bangsa Korea belum paham soal industrialisasi. KIA memulai usahanya dengan membuat sepeda pada tahun 1946. Sekitar 15 tahun mereka berkutat dengan sepeda, sebelum bisa meluncurkan sepeda motor pada bulan Oktober 1961. Dari sanalah kemudian KIA mulai mencoba membangun industri otomotif. Dimulai memproduksi truk roda tiga yang mereka namakan K-360 pada bulan Januari 1962. Sekitar 10 tahun kemudian barulah memproduksi truk roda empat, diikuti dengan produksi mesin baik untuk bahan bakar bensin maupun solar. Tahun 1974, KIA mencoba membangun kendaraan penumpang yang diberi nama Brisca. Namun, KIA kemudian lebih mengembangkan diri dengan menjadi perusahaan perakitan bagi Peugeot 604 dan Fiat 132 pada.tahun.1979. ........... .Pengalaman menjadi perusahaan perakitan membuat KIA semakin berkembang sampai kemudian pada tahun 1984 memiliki Pusat Riset dan Pengembangan. Dua tahun kemudian KIA menggandeng Ford untuk membuat perusahaan patungan. Setelah itu KIA semakin berkembang dan hanya dalam waktu empat tahun, mereka bisa memproduksi satu juta mobil. KIA semakin melebarkan sayapnya apabila setelah tahun 1990 mengubah namanya menjadi KIA Motors Corporation. Mereka menjadi pemain dunia dengan membangun

perusahaan-perusahaan di Jepang, Amerika, Jerman, Australia, dan banyak lagi. Ambisi yang terlalu besar membuat KIA terantuk. Apalagi ketika tahun 1997, krisis finansial melanda Asia, tidak terkecuali Korsel. KIA Motors benar-benar kolaps dan harus diambil alih oleh Hyundai. SEJAK bulan Desember 1998, KIA Motors praktis menjadi bagian dari Hyundai. Saham mayoritas dimiliki oleh Keluarga Chung melalui Hyundai ..... Motor.dan.Hyundai.Capital.

.......Menarik melihat kepemilikan saham Hyundai di KIA Motors. Masalahnya, Hyundai sendiri memiliki divisi otomotif. Produk Hyundai tidak bedanya dengan KIA, sehingga pasarnya pun relatif sama. Namun, Keluarga Chung ternyata mempertahankan keduanya secara terpisah dan membiarkan kedua perusahaan itu bersaing di pasar. Kim Jong-do, salah seorang direktur dari Kelompok Hyundai, ketika ditanyakan mengenai hal itu, menjawab bahwa tidak ada yang salah dengan kebijakan tersebut. Setiap anak perusahaan justru dipaksa untuk menjadi lebih efisien agar bisa survive. "Cara seperti ini tidak hanya berlaku di Korea. Di Italia, hal seperti ini sudah sejak dulu berjalan. Perusahaan mobil di Italia, yang begitu banyak jumlahnya, praktis hanya dimiliki Keluarga Agnelli. Mereka dibiarkan untuk berjalan sendiri-sendiri dan bersaing untuk menjadi perusahaan yang paling efisien," kata Kim. Ia menambahkan bahwa persaingan itu bukan berarti lalu KIA dan Hyundai berjalan sendiri-sendiri dan saling mematikan. Tetap ada sinergi di antara keduanya seperti di bidang riset dan pengembangan. "Riset dan pengembangan di Ulsan ini misalnya, dipakai bersama oleh Hyundai dan KIA. Ini sinergi untuk mengurangi biaya, sehingga keduanya menjadi lebih efisien," kata Kim.

II. RTM Ekspansi ke Pasar Asia Pasifik. Kelompok usaha teknologi informasi lokal RTM Group menginvestasikan sekitar US$1 juta untuk memperluas bisnisnya di Asia Pasifik dengan menjaring mitra lokal. Presdir RTM Group Lasman Citra mengatakan kelompok usaha itu mengincar pasar solusi infrastruktur teknologi informasi di Hong Kong, Singapura dan Pakistan setelah menanamkan modalnya di Timor Leste dan Bangladesh. "Di setiap negara kami membentuk Joint Venture dengan mitra lokal karena merekalah yang lebih memahami kebutuhan dan persaingan pasarnya," katanya belum lama ini. Dia menjelaskan pasar luar negeri di Timor Leste dan Bangladesh menyumbangkan hingga 10% dari total pendapatan RTM Group selama 2002, sedangkan tingkat pengembalian modalnya diprediksikan tercapai dalam tiga hingga lima tahun. Tahun lalu, total pendapatan kelompok usaha itu dilaporkan mencapai sekitar US$30 juta setelah membidik sektor telekomunikasi, pertambangan dan energi, keuangan serta pemerintahan. Lasman belum dapat memperkirakan besarnya kontribusi pasar luar negeri setelah ekspansi ke tiga negara Asia Pasifik itu. Dia hanya mengatakan pendapatan dari luar negeri turut mendorong pertumbuhan RTM Group yang ditargetkan mencapai 40% pada tahun ini. Untuk menggarap pasar Asia Pasifik, kelompok usaha yang terdiri dari lima anak perusahan itu berfokus pada segmen perusahaan berskala besar -dengan menawarkan solusi e-banking- dan pemerintahan. Lasman mengungkapkan saat ini salah satu anak perusahaannya tengah menggarap proyek di Hong Kong dan Singapura. ............Salah satu solusi yang dirampungkan RTM Group di Bangladesh adalah flight information untuk bandar udara sedangkan di Timor Leste perusahaan itu menggarap sejumlah proyek e-government. Mengenai Joint Venture dengan mitra lokal di negara target, Lasman menjelaskan pola itu juga diterapkan untuk menggarap pasar tingkat daerah di dalam negeri. Sejauh ini pendekatan pasar dengan pola itu dinilainya cukup berhasil sehingga dikembangkan untuk meraih pasar di luar negeri. "Persaingan pasarnya sama saja dengan di dalam negeri namun kebutuhannya berbeda sehingga butuh mitra lokal sementara kami bertugas untuk memberikan dukungan teknis dan permodalan," tutur Lasman.

III. Pertamina Ingin Tetap Kokoh Sebagai Market Leader. Grand strategy yang dilakukan Pertamina adalah memperkuat company image. Antara lain dengan meningkatkan pelayanan dan penerapan Good Corporate Governance. Lalu kmengembangkan produk-produk unggulan berstandar internasional dan berwawasan lingkungan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan konsumen yang terus berkembang. Pertamina juga akan mengembangkan pola usaha dan pola kemitraan agar posisi sebagai pemimpin pasar tetap kokoh. Dan Pertamina juga siap mengembangkan strategi cost leadership untuk meningkatkan profit dan daya saing. Kekuatan yang dimiliki PT Pertamina (Persero) dalam pemasaran BBM Industri adalah sebagai market leader dengan pangsa pasar sebesar 98%. Dan juga memiliki jaringan pemasaran dan aset yang telah tersedia yang sudah mencakup seluruh wilayah pemasaran.Partnership yang sudah terbentuk yaitu sudah mempunyai kontrak jual beli dengan konsumen potensial dan networking dengan pelanggan. Kekuatan lain, kemampuan pendanaan, yaitu telah mendapatkan kepercayaan dari lembaga keuangan. Dan punya SDM yang sudah berpengalaman dalam menangani bisnis migas. Kelemahan pemasaran BBM Industri adalah kualitas pelayanan, yaitu customer services belum dikembangkan; sales enginers belum ada dan administrasi Pertamina birokratis. Kualitas dan kuantitas produk belum terjamin, yaitu sertifikat mutu belum ada dan masih banyak keluhan mengenai susut BBM.Transportir yang belum dikelola dengan baik kurangnya fleksibilitas sistem pembayaran dan organisasi penjualan yang masih belum efektif dan belum fokus. Kelemahan lain adalah varian produk terbatas, yaitu produk yang masih bersifat generik. Untuk sistem informasi pasar database pelanggan memang sudah ada, tapi belum terintegrasi dengan baik. Pola distribusi BBM belum efisien. Strategi penentuan harga, yaitu one price policy, dan harga yang ditentukan oleh Pemerintah. Sedangkan peluang pemasaran BBM Industri adalah pertumbuhan pasar cukup baik, yang ditandai dengan makin pulihnya sektor industri di dalam negeri. Malahan masih ada pasar BBM Industri yang belum tergarap dengan maksimal. Dengan adanya deregulasi sektor hilir, dengan diberlakukannya harga BBM Industri yang mengikuti harga pasar, ini juga suatu peluang. Peluang lain, dengan diversifikasi produk, maka ada peluang untuk melayani konsumen dengan menyediakan BBM dengan spesifikasi khusus.Di sektor listrik juga ada peluang,

yaitu masih kurangnya pasokan daya listrik yang ditandai dengan rendahnya pertumbuhan pasokan listrik dibandingkan dengan pertumbuhan konsumsi energi listrik. Itulah peluang Pertamina. Sedangkan ancaman dalam pemasaran BBM Industri adalah berkembangnya produk substitusi, yaitu gas dan batubara. Saat ini semakin kuatnya posisi tawar konsumen, yang ditandai makin kritisnya pelanggan. Kemungkinan masuknya kompetitor berdaya saing tinggi di mana mereka memiliki keunggulan dalam fleksibilitas sistem pembayaran. Pertamina juga memiliki jaringan internasional, company image yang bagus serta kemampuan finansial yang sangat kuat. Berdasarkan analisis SWOT di atas dapat dilihat bahwa masih banyak sekali kelemahan-kelemahan yang dimiliki dalam bisnis pemasaran BBM Industri ini. Namun jika dilihat dari kekuatan yang dimiliki, PT Pertamina (Persero) mempunyai kekuatan yang dapat dioptimalkan agar mampu mengatasi kelemahan dan ancaman yang muncul. Strategi Pertamina dalam meningkatkan value dan services untuk produk BBM Industri adalah dengan melaksanakan survei kepuasan pelanggan. Dan saat ini sedang berlangsung survei yang dilaksanakan oleh konsultan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan yang diinginkan dan dirasakan oleh konsumen. Dari hasil survei kepuasan pelanggan itulah nantinya akan dibuatkan kebijakan yang dapat memenuhi keinginan dan harapan konsumen industri. Berdasarkan hasil jajak pendapat yang pernah dilakukan, umumnya para industri menginginkan peningkatan mutu, peningkatan layanan, keringanan harga dan pembayaran serta layanan purna jual. Pertamina melihat bahwa, persaingan itu pasti terjadi. Dan tidak bisa menghalangi karena itu menjadi bagian dari mekanisme pasar yang dibuka. Oleh karena itu harus melihat siapa kawan, siapa lawan, dalam bisnis memasarkan produk-produk Pertamina, baik BBM, non BBM, maupun petrokimia. Dalam menghadapi persaingan tersebut Pertamina mempunyai beberapa skenario. Tergantung bagaimana nanti situasi di lapangan. Skenario pertama, adalah tetap bermain sebagai pemain tunggal dengan bendera PT Pertamina (Persero). Skenario ini dilaksanakan bila dipandang lebih menguntungkan untuk bersaing di pasar domestik maupun di pasar internasional. Skenario kedua, Pertamina akan menjalin kerjasama dengan mitra lokal atau mitra asing agar tetap sebagai market leader di pasar domestik maupun untuk mencari peluang di pasar internasional.

Format kerjasama yang akan dilakukan untuk memasuki pasar domestik dan mencari peluang di pasar internasional dengan membentuk Joint Venture untuk menjual produk Pertamina dengan bendera atau brand baru. Atau dengan membuat kerjasama dengan mitra untuk memperjualbelikan produk Pertamina dengan bendera atau brand mitra tersebut.Untuk itu Pertamina siap bekerjasama dengan pemain lokal. Yang disebut sebagai bapak angkat, membina pengusaha lokal yang punya potensi, termasuk anak perusahan. Pertamina juga secara selektif bisa melihat siapa pemain luar yang kira-kira menjadi mitra. Untuk sementara ini Pertamina memilih Petronas, bagian dari partner untuk pemain luar. Tapi kalau pemain asing yang datang dari luar, global player, tetap dianggap sebagai lawan Pertamina. Dengan pemain luar itu, kalau menjadi kompetitor, Pertamina nggak mau kerjasama. Jadi, kalaupun mereka menawarkan kerjasama bagiannya bukan di pasar. Kalau techinal assistance, akan dibayar keahlian mereka untuk kerjasama dengan Pertamina..Tapi.tidak.di.pasar. ............Dipilihnya Petronas karena Pertamina yakin kalau dilakukan pemberdayaan apa yang ada di lokal, kemampuan mereka juga terbatas. Pertamina juga secara selektif akan bermain di luar. Pada saat basis persaingan di lokal ini kuat, Pertamina juga berpikir untuk bermain di luar. Keluar yang bisa dilakukan oleh Pertamina barangkali tidak mulukmuluk. Pertamina belajar dari Petronas yang juga bermain di luar Malaysia. Sekarang ini ada pembicaraan dengan mereka misalnya membangun bersama-sama SPBU di Indonesia. Pada saat yang sama Pertamina minta Malaysia atau Petronas untuk membantu Pertamina untuk mendirikan SPBU di sana. Kalau perlu SPBU Petronas di sana diubah namanya menjadi SPBU Pertamina.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang dapat dipetik dari pembahasan diatas bahwa terjadinya Joint Venture antara pihak lokal dan pihak asing adalah untuk mengadakan perluasan produk mereka terhadap pasar internasional. Supaya posisi mereka dapat tetap terjaga. Selain itu Joint Venture dilakukan untuk melakukan riset dan pengembangan teknologi, untuk mengurangi biaya produksi, melakukan efisiensi kerja, menghadapi persaingan baik domestik ataupun internasional dan pengembangan profit bagi kedua belah pihak yang melakukan kerjasama. Saran yang dapat saya berikan adalah jika pada saat usaha yang anda bangun mengalami kebangkrutan dan ingin memperluas usaha ke pasar luar negeri. Dapat dilakukan dengan cara Joint Venture (perusahaan patungan). Karena ini dianggap sebagai salah satu strategi yang dianggap effektif.

10

DAFTAR PUSTAKA

KOMPAS Iptek. 2001. KIA Bergandengan dan Bersaing dengan http://www.kompas.com/kompas-cetak/0110/23/iptek/kiab34.htm

Hyundai.

Bisnis Indonesia. 2003. RTM Ekspansi ke Pasar Asia Pasifik. http://www.rtmglobal.com /news2.php?op=deTail&cat=14&nid=67 Warta Pertamina. 2004. Pertamian Ingin Tetap Kokoh Sebagai Market Leader. http://www.pertamina.com/indonesia/head_office/hupmas/news/Wpertamina/2004/ Maret_04/wp030406.htm

11

You might also like