You are on page 1of 3

NAMA : YUSNI ADI R. NPM : 08.1.01.

05162 KELAS : 7 SAx1

Mengukur dan mengantisipasi eksposur Transaksi


Transaction Exposure dapat diartikan sebagai risiko pengaruh fluktuasi kurs valas terhadap future cash transaction (Hamdy, 1998). Dalam bukunya Gregory menjelaskan transaction Exposure merupakan Relates to settling a particular transaction at one exchange rate when the obligation was originally recorded at another. Mudrajat Kuncoro memaparkan dalam bukunya bahwa eksposure transaksi mengukur keuntungan ataupun kerugian akibat adanya kewajiban finansial yang syarat-syaratnya dinyatakan dalam valuta asing. Transaction exposure ini juga berasal dari kemungkinan diperolehnya keuntungan atau kerugian usaha (net cash flows) akibat transaksi yang terlanjur menggunakan mata uang asing sebagai denominasi. Dengan kata lain, eksposure transaksi merupakan risiko terganggunya aliran kas perusahaan di masa mendatang akibat fluktuasi kurs valas. Eksposure transaksi mengukur perubahan nilai kewajiban finansial sebelum yang terjadi sebelum ada perubahan kurs valas. Pusat perhatian adalah perubahan aliran kas dari akibat kontrak yang telah ditandatangani. Exposure ini timbul karena (Mudrajat, 2001) : 1. 2. 3. Pembelian atau penjualan barang/jasa secara kredit, dimana harganya dinyatakan dalam valas. Peminjaman atau pemberian pinjaman dana dimana pembayaran bunga dan cicilan utang dibuat dalam mata uang asing. Menjadi suatu kontrak forward yang tidak jadi (unperformed foreign exchange forward contract) 4. Memperoleh aktiva ataupun mendatangkan kewajiban yang didenominasi dalam valas. Bila eksposure benar-benar ada, maka perusahaan menghadapi tiga tugas utama [Madura, 1989: h.280], pertama, perusahaan harus mengidentifikasikan derajat eksposure transaksi. Kedua, perusahaan harus memutuskan perlu atau

tidak menghilangkan (baca: hedging) eksposure ini, perusahaan harus memilih berbagai teknik lindung nilai yang tersedia. Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan hedging atau tidak, ia mau tidak mau harus mengidentifikasikan masing-masing eksposure transaksi bersih (net transaction exposure) pada setiap mata uang. Istilah bersih mengacu kepada konsolidasi semua aliran kas masuk dan kas keluar yang diharapkan pada kurun waktu dan dalam mata uang tertentu. Manajemen pada setiap cabang memegang peranan penting dalam setiap proses pelaporan aliran kas masuk dan keluar yang diharapkan. Kemudian, kantor pusat grup perusahaan akan melakukan konsolidasi laporan-laporan cabang untuk mengidentifikasi posisi keuangan bersih yang diharapkan pada setiap valas selama beberapa periode mendatang, suatu TNC/MNC dapat mengidentifikasikan eksposurenya dengan meninjau ulang konsolidasi posisi keuangan perusahaan-perusahaan cabang. Untuk mengetahui eksposure bersih di setiap mata uang pada semua cabang perusahaan, TNC/MNC pertama-tama harus mengidentifikasikan posisi masing-masing cabangnya untuk seluruh mata uang yang digunakan. Sebagaimana pula dijelaskan oleh Hamdy dalam bukunya, pengukuran risiko eksposure transaksi ini melalui dua tahapan, yaitu sebagai berikut (Hamdy, 1998): a. Menentukan perkiraan Neto dari Inflow dan Outflow dalam setiap valas Misalnya, suatu perusahaan internasional memiliki dua subsidiary yang mempunyai transaksi sebagi berikut: Subsidiary X mempunyai net inflow Subsidiary Y mempunyai net outflow Konsolidasi net outflow : USD 500,000.00 : USD 600,000.00 : -USD 100,000.00

Dalam hal ini, jika USD apresiasi terhadap rupiah, maka net effectnya akan merugikan perusahaan karena nilai outflownya meningkat dan sebaliknya jika USD depresiasi terhadap rupiah, maka akan menguntungkan perusahaan karena nilai outflownya menurun jika dinilai dalam rupiah.

b. Menentukan tingkat risiko atau eksposure dari seluruh valas Perusahaan yang memiliki beberapa transaksi dalam berbagai valas dapat menjumlahkan seluruh hasil konversi transaksi valas ke dalam mata uang lokal atau domestic currency seperti contoh transaksi pada sebuah MNC Amerika sebagaimana dicontohkan dalam table di bawah ini: Currency CAD DEM FRF CHF Inflow 2M 10M 100M 1M Outflow 6M 12M 60M 6M Netto 4M (-) 2M (-) 40M (+) 5M (-) Range of Forex USD0.79-0.81 USD0.48-0.52 USD0.09-0.11 USD0.56-0.64 Range of Netto USD3.16M-3.24M USD0.96M-1.40M USD3.60M-4.40M USD2.80M-3.20M

Dari data/informasi di atas dapat dicatat beberapa hal penting sebagai berikut: Pada posisi diatas, net position dalam forex tidak dapat dilakukan offsetting. Open position terbesar (nonoffset) adalah dalam FRF, yaitu net inflow FRF40M. Dengan menggunakan kemungkinan range of forex rate untuk USD, dapat ditentukan nilai minimun dan nilai maximum kemungkinan nilai inflow dan outflow untuk masing-masing forex seperti tercantum dalam kolom range of netto. Transaction exposure untuk setiap forex akan ditentukan oleh, 1. Besarnya open position untuk masing-masing forex, 2. Besarnya kemungkinan range forex rate untuk suatu periode dan forex tertentu Berdasarkan kemungkinan range forex rate pada kolom 5 ternyata, 1. Risiko atau transaction exposure terbesar berdasarkan nilai open position adalah FRF, yaitu FRF4.40M 2. Transaction exposure terbesar adalah dalam CHF, yaitu USD0.058 (USD0.56-0.64)

You might also like