You are on page 1of 7

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Seorang perawat yang menangani klien anak harus memiliki kemampuan melakukan pendekatan

dan komunikasi kepada anak karena hal ini yang membedakannya dengan asuhan keperawatan yang dilakukan pada klien dewasa. Klien dewasa mudah utuk diajak bekerjasama dalam pelayanan perawatan yang dijalankan, sedangkan anak-anak sesuai dengan karakteristik perkembangannya, seringkali sulit diajak kerja sama. Oleh karena itu, perawat harus meggunakan teknik komuikasi tertetu sesuai harapan perkembangannya pada saat berhubungan dengan anak maupun orang tuanya sehingga tujuan asuhan keperawatan yang dijalankan dapat tercapai dengan baik. Tujuan Tujuan di buatnya makalah ini adalah agar mahasiswa mengerti tentang: Apa saja komponen dalam komunikasi ? Bagaimana komunikasi pada anak usi 0-1 tahun? Bagaimana cara kita berkomunikasi dengan anak usia 0-1 tahun? Manfaat Adapun manfaat yang dapat diambil dari pembuatan makalah ini adalah : Mampu menjelaskan komponen dalam komunikasi Mampu mengidentifikasi komunikasi dengan anak usia 0-1 tahun Mampu mejelaskan cara komunikasi dengan anak usia 0-1 tahun

BAB II PEMBAHASAN Komponen dalam Komunikasi Definisi Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari seseorang kepada orang lain baik secara verbal maupun nonverbal. Penyampaian pesan dapat dilakukan dengan menggunakan simbol, tanda, atau tingkah laku.(Supartini, 2064: 75) Komunikasi adalah pertukaran pikiran atau keterangan dalam rangka menciptakan rasa saling mengerti dan saling percaya demi terwujudnya hubungan yang baik antara seseorang dengan orang lain. Komunikasi adalah pertukaran fakta, gagasan, opini, atau emosi antara dua orang atau lebih. (Nasrul Effendi, 1998: 249) Komponen atau Unsur-unsur Komunikasi Komunikasi terdiri atas komponen masukan (pesan yang akan disampaikan), proses penyampaian pesan melalui media dengan menggunakan simbol, tanda, dan perilaku, hasil komunikasi (pesan yang diterima diharapkan sesuai dengan pesan yang dikirimkan. Karena komunikasi merupakan suatu proses maka harus terjadi umpan balik dari penerima pesan terhadap pengiriman pean, yang juga merupakan umpan balik serta proses yang dilaksanakan. Proses komunikasi dipengaruhi oleh unsur-unsur komunikasi. Unsur-unsur tersebut adalah komunikator, pesan, komunikan, media, dan respon atau umpan balik. Komunikasi Pada Anak Usia 0-1 Tahun Infancy (masa anak) Karena mereka tidak mungkin untuk menggunakan kata-kata, anak biasanya atau terutama menggunakan dan mengerti komunikasi non verbal. Baik mengkomunikasikan apa yang mereka inginkan dan rasakan dengan perilaku atau sikap non verbal dan menyuarakan sesuatu yang dapat diinterprestasikan oleh seseorang yang mengelilingi mereka untuk suatu waktu yang cukup banyak. Senyum pada anak ketika senang, dan menangis ketika mengalami ketegangan. Tangisan adalah ditimbulkan oleh stimulus / rangsangan yang tidak menyenangkan dari dalam atau dari luar, seperti rsa lapar, nyeri/ sakit, pengendalian

tubuh atau kesendirian. Orang tua menginterprestasikan hal ini bahwa anak tersebut menginginkan atau memerlukan mengurangi ketidaknyamanan dan tekanan. Menangis ditunjukkan seperti suatu bagian dari komunikasi pada setiap orang. Respon anak pada sikap non verbal orang tua, mereka menjadi diam ketika mereka mengemong atau kontak secara fisik. Ada beberapa respon nonverbal yang biasa ditunjukkan anak, misalnya menggerakkan badan, tangan dan kaki. Hal ini terutama terjadi pada bai pada usia kurang dari enam bulan sebagai cara menarik perhatian orang. Stranger Anxiety atau cemas dengan orang asing yang tidak dikenalnya adalah ciri perilaku pada anak usia lebih dari enam bulan dan perhatiannya berpusat pada dirinya dan ibunya. Oleh karena itu, perhatikan saat berkomuniksi dengannya. Jangan langsung ingin menggendong atau memangkunya karena anak akan merasa takut. Lakukan komunikasi terlebih dahulu dengan ibunya, atau mainan yangdipegangnya. Tunjukkan bahwa kita ingin membina hubungan yang baik dengannya dan ibunya. Masa Balita (1 sampai 5 ahun) Anak di bawah usia 5 tahun merupakan egosentrik. Mereka melihat sesuatu hanya dalam hubungan pada dirinya sendiri dan dari sesuatu yang mereka lihat, bagaimana juga pusat komunikasi ada pada mereka. Katakan pada mereka apa yang dapat mereka lakukan atau bagaimana mereka merasakannya. Pengalaman dari yang lainnya merupakan sesuatu yang tidak menarik bagi mereka. Ijinkan mereka untuk belajar dan mengkaji artikel yang datang dalam berhubungan dengan mereka. Sebuah stetoskop akan merasa dingin, dari aspek bahasa, mereka belum mampu berbicara secara fisik. Oleh karena itu, saat menjelaskan, gunakan kata-kata yang sederhana, singkat, dan gunakan istilah yang dikenalnya. Posisi tubuh saat berbicara padanya adalah jongkok, duduk di kursi kecil atau berlutut sehingga pandangan mata kita akan sejajar dengannya. Satu hal yang akan mendorong anak untuk meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi adalah dengan memberikan pujian atas apa yang telah dicapainya atau ditunjukkannya terhdap perawat dan orang tuanya, perawat juga harus konsisten dalam berkmunikasi secara verbal maupun non verbal. Jadi, jangan tertawa atau tersenyum saat dilakukan tindakan yang menimbulkan rasa nyeri pada anak, misalnya diambil darah, dipasang infus dan lain-lain.
3

Cara Berkomunikasi Pada Anak Usia 0-1 Tahun Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam mengajak anak berbicara, antara lain: Kontak mata Sangat penting untuk melihat anak saat sedang bicara padanya. Jangankan anak, orang dewasa pun akan lebih memperhatikan kalau kita pandang matanya. Tunjukkan kalau perhatian anda tertuju padanya dan anda sangat ingin menjalin komunikasi dengannya Intonasi dan volume suara Keras - lembut, tinggi - rendahnya suara anda sangat menarik buat anak. Sedapat mungkin, bicaralah dengan lembut dan tidak terlalu keras, berbisik ke telinga si kecil juga boleh. Biasanya anak lebih suka pada suara yang bernada tinggi. Hindari volume yang terlalu keras, karena justru dapat membuat anak takut. Ekspresi wajah Buatlah mimik wajah yang menarik. Berikan senyuman terbaik buat anak. Bagi anak-anak yang baru lahir dan sedang 'berlatih' melihat dengan jelas, pasti menyenangkan melihat wajah yang ramah dan berseri-seri Berbicara dengan benar dan pengucapan yang jelas SGunakan kata-kata sederhana, ucapkan dengan benar dan jelas. Kita ingin mengajari yang baik dan benar sejak awal sehingga tidak perlu mendadak cadel atau aneh. Sebut nama anak Mungkin awalnya anak belum bisa membedakan namanya dengan kata-kata lain yang dia dengar. Tapi seiring perkembangannya, dan semakin sering dia mendengar namanya disebutkan, anak akan membuat asosiasi di otaknya dengan bunyi dari namanya tersebut. Jadi, sering - seringlah menyapa anak anda dengan namanya, selain kata ganti seperti "dede" atau "baby" dan sebagainya Ayo nyanyi Kita semua tahu dan pastinya sudah membuktikan kalau semua anak suka nyanyian. Tidak masalah apakah suara anda merdu atau tidak, bagus atau tidak dia pasti akan selalu menikmati nyanyian. Semua kata-kata pun jauh lebih enak didengar dalam bentuk nyanyian. Musik juga sangat baik untuk kecerdasan musikalnya dan melatih kepekaan terhadap nada. Gunakan gerakan tubuh

Di berbagai negara maju, seperti Amerika, banyak kesadaran untuk mengajarkan bahasa isyarat pada anak yang belum dapat bicara dan pada anak-anak. Karena berkomunikasi dengan perkataan dan juga isyaratnya membuat lawan bicara mudah memahami maksud anak, sehingga kemungkinan anak menjadi frustrasi karena tidak dipahami, menjadi lebih kecil. Kita bisa mengajari anak isyarat-isyarat spesifik untuk makan, minum, tidur sejak dini, dengan cara melakukan gerakan isyarat tersebut ketika mengatakannya pada anak. Modelling dan extensi Saat anak sudah mencapai tahap babbling dan mulai mengucapkan 1-2 suku kata, bisa jadi ia sudah mengucapkan kata-kata meski belum lengkap. Nah, mari kita beri model pengucapan kata yang baik & benar, berikut pengembangannya, yaitu memakainya dalam kalimat. Misalnya anak berkata, "Mam.. Mam..!" sambil menunjuk makanannya. Katakan, "Makan? Iya, ini makanan" sambil mengambil makanan itu. Pengembangannya katakan, "ini makanannya, ada pisang dan apel. Neo mau makan ini ya?". Beri kesempatan anak bicara Jangan lupa untuk memberikan kesempatan anak bicara! Misalnya setelah bicara atau bertanya, "Mainan ini bagus ya, Neo mau main bola ini sama mama?" tunggulah anak menjawab, apapun bentuk jawaban yang dia berikan. Penting agar anak memahami bahwa komunikasi itu adalah 2 arah. Echoing Tirukan suara-suara yang dibuat anak. Biasanya anak akan senang dan malah tertawa geli. Anak akan belajar bahwa suara yang dibuatnya punya arti dan menarik perhatian kita. Hal ini mendorong anak untuk lebih sering bersuara dan 'berbicara' pada kita. Ini apa ya? Saat sedang menggendong anak, ajak dia mendekati dan melihat benda-benda disekitarnya, lalu mulailah bercerita tentang benda tersebut, tidak usah mendetil, ceritakan tentang sifatsifat benda tersebut, seperti warnanya, bentuknya dan sebagainya. Pegang mainan Favorit anak dan ngobrol tentang mainan tersebut.

BAB III PENUTUP Kesimpulan Macam-macam teknik verbal dapat digunakan dalam komunikasi beberapa teknik ini dapat digunakan untuk mengeksplorasi pertanyaan yang lain dapat digunakan sebagai permainan kata, yang biasanya mudah diterima oleh anak-anak akan tetapi bagi anak-anak dan orang dewasa pengungkapan perasaan merupakan hal sulit dan komunikasi verbal akan membuat suasana lebih tegang setelah mulai pembicaraan. Teknik non verbal dapat digunakan dalam komunikasi. Teknik verbal maupun non verbal akan dijelaskan setelah teknik bermain. Karena pentingnya bermain dalam komunikasi pada anak, bermain dibahas lebih ekstensif. Teknik verbal atau non verbal dapat memberikan dorongan atau perasaan kuat. Sehingga memunculkan suatu harapan persiapan untuk memegang situasi ketika anda mampu untuk menyatu dengan mereka dengan penuh pertimbangan. Saran Libatkan keluarga dalam proses komunikasi dengan anak Lakukan komunikasi secara tepat dan benar agar mudah dimengerti dan mengurangi kecemasan keluarga Gunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh klien serta keluarga klien Lakukan komunikasi sesuai dengan tingkat usia anak

DAFTAR PUSTAKA

You might also like