You are on page 1of 9

A.

PERLAMBATAN KENDARAAN DAN JARAK HENTI KENDARAAN Perlambatan kelajuan kendaraan dapat diukur dengan beberapa variable fisik seperti jarak, waktu, kecepatan dan perlambatan. Dalam perlambatan kelajuan kendaraan, jarak henti dan waktu untuk menghentikan kendaraan merupakan variable penting . Kelajuan kendaraan dinyatakan sebagai perbandingan jarak terhadap waktu dan dinyatakan dalam persamaaan ; V = S/t ............................................................................................................. 1 Dimana S = Jarak tempuh, t = waktu tempuh Kelajuan kendaraan harus dibedakan dengan kecepatan kendaraan. Kelajuan merupakan besar skalar yang hanya memiliki nilai besaran sedangkan kecepatan merupakan besaran vector yang memiliki besar nilai dan arah. Perlambatan kendaraan dihitung sebagai penurunan kelajuan dibagi dengan waktu yang dibutuhkan pada saat terjadinya perubahan kecepatan tersebut.

................................................... 2 Dengan ; t1 = saat dimulai perlambatan ; t2 = saat berakhirnya perlambatan. V1 = kelajuan saat dimulai perlambatan ; V2 = kelajuan saat berakhir perlambatan

B. Analisa jarak Berhenti (stopping distance) Hubungan kelajuan dan waktu dapat dinyatakan dalam bentuk diagram v-t. Pada kelajuan konstan, diagram v-t diperlihatkan seperti gambar berikut. Luas Kurva persegi yang ditunjukkan gambar tersebut merupakan perkalian antara tinggi dan panjang kurva tersebut, dan pemeriksaan persamaan 1, menunjukkan jarak berhenti ,merupakan perkalian antara kelajuan dengan waktu yang dibutuhkan. Jika dikaitkan dengan kurva vt, jarak berhenti (stopping distance) sama dengan luas kurva v-t tersebut.

Gambar 1. Grafik v-t kecepatan konstan Untuk analisa sederhana, pada saat melakukan manuver pengereman dari keadaan kecepatan konstan tertentu diperlihatkan pada gambar beriku. Setelah waktu reaksi pengemudi untuk merespon pengereman (driver reaction time) tr, yang diikuti dengan proses pengereman, kendaraan akan diperlambat dengan nilai perlambatan (deceleration) yang konstan dari tingkat kecepatan Vtr dan kemudian kendaraan berhenti setelah waktu pengereman ts. jika dinyatakan dalam kurva v-t, diperlihatkan gambar berikut 2.

Gambar 2. Grafik v-t pada saat perlambatan Total jarak berhenti kendaraan ditentukan oleh luas bidang persegi ditambah dengan luas segitiga kurva v-t, sehingga ;

............................................... 3 Dengan pemeriksaan lebih lanjut, diperoleh : ............................................... 4

C. Pengembangan analisis jarak berhenti Untuk analisis jarak berhenti atau stopping distance yang lebih spesifik diperlihatkan pada grafik berikut.

Gambar 3. Analisis jarak berhenti

Perhatikan gambar 3.a. gaya pedal ideal merupakan fungsi dari waktu. Pada saat waktu = 0, pengemudi mulai mengenali adanya bahaya di depan kendaraan. Setelah reaction time tr berlalu, pengemudi mulai memberikan gaya pada pedal rem. Ta merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mengaktifkan brake system sehingga perlambatan dimulai (waktu yang dibutuhkan oleh brake shoe kontak dengan tromol rem). Kenaikan secara linier gaya pedal yang diberikan oleh pengemudi terjadai dalam rentang waktu t P. dalam kondisi darurat, pengemudi yang tidak terampil cenderung akan mengurangi gaya pedal 0.1 sampai 0.2 detik setelah dimulainya pengontrolan pengereman. Pada saat pengemudi melihat penghalang jalan semakin dekat, gaya pedal kembali meningkat. Untuk pengemudi dengan tingkat keterampilan yang tinggi, gaya pedal yang diberikan akan mengikuti pola kenaikan gaya pedal yang lebih ideal (gaya pedal naik secara linier dan pada saat tertentu menjadi konstan). Perlambatan yang ideal diperlihatkan pada gambar 3. b. Perlambatan mulai meningkat secara linier pada titik 1 dimana torsi pengereman mulai terbentuk dan berakhir pada titik 2. Perubahan kecepatan merupakan fungsi dari waktu seperti yang ditunjukkan oleh gambar 3. c. Gaya perlambatan selain yang dihasilkan oleh roda akan memperlambat kecepatan kendaraan sebelum pengereman dilakukan oleh pengemudi dan gaya ini mungkin disebabkan oleh engine drag, retarders, gesekan aeorodinamis dan grafitasi pada saat pengereman dijalan menanjak. Jika gaya-gaya ini secara significant memberikan pengaruh perlambatan sebelum dimulainya proses pengereman oleh brake system, kondisi ini harus dipertimbangkan sebagai karakteristik perlambatan bilinear.

Pengereman dalam keadaan darurat dengan penekanan pedal rem secara mendadak, kenaikan pelambatan linier mendekati kondisi ideal dan hal ini memberikan korelasi yang baik pada pengujian jarak berhenti kendaraan. Jarak berhenti kendaraan dengan pendekatan ideal ini secara umum lebih lama 0.5 sampai 1% dari kondisi karakteristik perlambatan bilinear. Diagram kecepatan diperlihatkan pada gambar 3.c. Kecepatan akan membentuk garis kurva antara titik 1 dan 2. Perlambatan akan bernilai tetap pada saat dicapai nilai maksimum. Kecepatan akan membentuk garis lurus antara titik 2 dan 3 dan kendaraan akan berhenti pada titik 3. Total jarak berhenti kendaraan merupakan penjumlahan dari masing-masing interval waktu, yang dimulai dari reaksi pengemudi, pelambatan dimulai, perlambatan meningkat, perlambatan bernilai konstan sampai kendaraan berhen

Dalam bentuk persamaan dapat diungkapkan. NO KEADAAN Jarak S1, perpindahan selama rentangn S1 = V1(ta + tb) 1 waktu reaction time pengemudi dengan Dengan V1 = kecepatan pada titik 1, m/s application time, tr dan ta Jarak 2 perpindahan selama kenaikan JARAK BERHENTI

perlambatan tb. perlambatan ditentukan oleh perbandingan perlambatan

maksimum dengan Jarak perpindahan selama perlambatan 3 konstan maksimum JARAK BERHENTI TOTAL = S1 + S2 + S3 dengan nilai perlambatan

STOTAL = V1(tr + ta +tb /2) + V12/2amax amax tb2/24, m (ft)


2 Nilai amax tb /24,

m (ft) dapat diabaikan sehingga

Total waktu yang dibutuhkan untuk berhenti.

D. DS E.

You might also like