Professional Documents
Culture Documents
Latar Belakang:
o Kelemahan di bidang peraturan perundang-
undangan;
o Kelemahan di bidang perencanaan dan
penganggaran;
o Kelemahan di bidang perbendaharaan; o Kelemahan di bidang auditing.
UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara, UU No.1/2004 tentang Perbendaharaan Negara, UU No. 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara :
Paket UU tersebut merupakan : o landasan hukum reformasi sistem pengelolaan keuangan negara guna memperbaiki kelemahan yang ada; o memperkokoh landasan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah
Penyatuan Anggaran Rutin dan Pembangunan (Unified Budget) Klasifikasi belanja negara dibagi menurut Organisasi, Fungsi, dan Ekonomi (Jenis) Penyusunan Anggaran Belanja Negara Berjangka menengah (MTEF) Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja
Penganggaran di Indonesia
Platform Presiden
RPJM
Renstra KL
RKP
Ranc. Renja-KL
Dual Budgeting Belanja pusat terdiri dari 6 jenis belanja terdiri atas 53 Departemen/ Lembaga terdiri atas 20 sektor dan 50 subsektor Program merupakan rincian dari sektor pada pengeluaran rutin dan pembangunan Nama-nama program antara pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan agak berbeda Alokasi anggaran berdasarkan sektor, subsektor dan program
Klasifikasi Organisasi
Unified Budgeting Belanja pusat terdiri dari 8 jenis belanja Jumlah departemen/lembaga sementara tetap sama terdiri atas 11 fungsi dan 79 subfungsi Program pada masing Kementerian/lembaga digunakan sebagai dasar kompilasi klasifikasi fungsi Nama-nama program telah disesuaikan dengan unified budget Alokasi anggaran berdasarkan program kementerian/ lembaga
Klasifikasi Organisasi
Klasifikasi Sektor
Klasifikasi Fungsi
Dasar Alokasi
Dasar Alokasi
FORMAT BARU
A. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH I. Penerimaan Dalam Negeri 1. Penerimaan Perpajakan 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak II. Penerimaan Hibah B. BELANJA NEGARA I. Belanja Pemerintah Pusat 1. Belanja Pegawai 2. Belanja Barang 3. Belanja Modal 4. Pembayaran Bunga Utang 5. Subsidi 6. Belanja Hibah 7. Bantuan Sosial 8. Belanja lain-lain II. Belanja Untuk Daerah 1. Dana Perimbangan 2. Dana Otsus & Penyesuaian C. Keseimbangan Primer D. Surplus/Defisit Anggaran E. Pembiayaan
Desentralisasi Fiskal
Pemerintah Pusat
Pemerintah Daerah
APBD PAD
UU No.34/2000
Pelaksanaan Kewenangan
SILPA Tahun Lalu Dana Cadangan Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Pinjaman Daerah
APBN APBN
Dekonsentrai
Tugas Pembantuan
Penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa atau sebutan lain dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan.
Pengaturan, Pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional secara adil, termasuk perimbangan keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah
Pemerintah Daerah
APBN
Termasuk kegiatan dekonsentrasi dan tugas pembantuan
APBD
Suatu sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan, dan efisien dalam rangka pendanaan penyelenggaraan desentralisasi, dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah, serta besaran pendanaan penyelenggaraan dekonsentrasi dan
Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil
Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.
TERIMA KASIH