You are on page 1of 2

Nama : ARLI HARIANJA

ALASAN PENUTUPAN PERUSAHAAN Upaya terakhir mengatasi kebuntuan dalam perundingan antara serikat pekerja dan pengusaha dalam penyelesaian hubungan industrial, serikat pekerja dapat memilih cara pemaksaan dengan melakukan pemogokan, atau pengusaha melakukan pemaksaan melalui penutupan perusahaan. Pemogokan adalah upaya serikat pekerja untuk menekan dan memaksa pengusaha menerima tuntutan serikat pekerja. Dengan mogok, proses produksi akan berhenti, pengusaha akan mengalami kerugian. Untuk menghindari kerugian yang semakin besar, pengusaha diharapkan memilih untuk memenuhi tuntutan serikat pekerja.Selama melakukan pemogokan, pekerja memang tidak menerima upah dari pengusaha. Keputusan melakukan pemogokan harus disusun dalam satu Rencana Pemogokan yang antara lain memuat isi tuntutan serikat pekerja, alasan untuk menggelar pemogokan, bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan, dan waktu memulai pemogokan. Rencana pemogokan juga secara implisit memuat tanggungjawab serikat pekerja terhadap anggota yang ikut mogok kerja. Rencana pemogokan harus diinformasikan kepada pengusaha dan kepada P4D, dengan melampirkan bukti-bukti babwa: telah dilakukan serangkaian perundingan tetapi tidak membuahkan hasil, atau dalam 2 X 2 minggu, pengusaha menolak berunding dengan serikat pekerja. Pemogokan yang berkepanjangan bukan saja merugikan pengusaha dan menimbulkan penderitaan pekerja, akan tetapi dapat merugikan kepentingan umum. Untuk menghindari kerugian masyarakat yang terIalu besar, Pemerintah dapat melakukan intervensi, yaitu dengan membawa kedua belah pihak ke meja perundingan dan atau menawarkan titik kompromi. Pemerintah dan Undang-undang No. 22 tahun 1957 pada hakekatnya tidak menghendaki serikat pekerja melakukan pemogokan dan pengusaha menutup perusahaan. Perselisihan diharapkan dapat diselesaikan secara bipartit, dengan bantuan pegawai perantara, melalui juru/dewan pemisah, atau oleh P4D dan P4P. Selama serikat pekerja menggelar pemogokan, pengusaha dapat memberhentikan seluruh proses produksi, atau dapat meneruskan produksi bila sebagian pekerja memutuskan tetap bekerja. Pengusaha tidak diperbolehkan melakukan tindakan pembalasan berupa memberhentikan mereka yang mogok dan merekrut pekerja baru.Bila pengusaha merasa tidak mampu memenuhi tuntutan serikat pekerja dan memutuskan untuk menutup perusahaan, maka maksud tersebut harus segera diinformasikan kepada serikat pekerja dan P4D. Untuk memberikan keseimbangan atas hak serikat pekerja melakukan pemogokan, pengusaha juga diberi hak untuk menutup perusahaan sebagai reaksi terhadap tuntutan serikat pekerja yang tidak dapat dipenuhinya. Penutupan perusahaan (lock-out) adalah upaya pengusaha untuk menekan dan memaksa serikat pekerja menerima syarat-syarat kerja yang ditawarkan pengusaha. Selama penutupan perusahaan, proses produksi memang berhenti, namun pekerja tidak memperoleh upah dan jaminan sosial dari pengusaha. Untuk tetap memperoleh penghasilan, serikat pekerja diharapkan bersedia menerima syarat kerja yang ditawarkan pengusaha.

Sama halnya dengan rencana pemogokan, pengusaha harus menyusun rencana penutupan perusahaan yang antara lain memuat isi tuntutan serikat pekerja, alasan-alasan tidak mampu memenuhi tuntutan tersebut, dan upaya yang dilakukan untuk berunding dan dalam perundingan dengan serikat pekerja. Kemudian, pengusaha memberitahukan rencana tersebut kepada serikat pekerja dan kepada P4D dengan bukti telah melakukan upaya maksimal berunding dengan serikat pekerja. P4D memberikan tanda terima pemberitahuan setelah menghimpun informasi yang diperlukan, baik dengan menghubungi langsung pihak-pihak yang berselisih dan atau dengan membentuk Panitia Angket. Juga sebelum memberikan tanda terima tersebut, P4D akan melakukan pendekatan kepada kedua pihak yang berselisih supaya berupaya mencapai titik kompromi. Bila serikat pekerja dan pengusaha sama-sama bertahan atau sama-sama tidak bersedia mengalah, perusahaan akan ditutup, pekerja akan kehilangan pekerjaannya. Pengusaha tidak diperbolehkan meneruskan perusahan di lokasi yang sama dengan merekrut pegawai baru. Penutupan perusahaan ini sesuai dengan undang-undang yang berlaku di indonesia yaitu: BERDASARKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 Penutupan Perusahaan (lock-out) Pasal 146 (1) Penutupan perusahaan (lock out) merupakan hak dasar pengusaha untuk menolak pekerja/buruh sebagian atau seluruhnya untuk menjalankan pekerjaan sebagai akibat gagalnya perundingan. (2) Pengusaha tidak dibenarkan melakukan penutupan perusahaan (lock out) sebagai tindakan balasan sehubungan adanya tuntutan normatif dari pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat buruh. (3) Tindakan penutupan perusahaan (lock out) harus dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Nama : ARLI HARIANJA Nim : 09130021 Mata kuliah : HUKUM PERBURUHAN DAN KESELAMATAN KERJA Dosen : HERU

You might also like