You are on page 1of 32

1

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK CENTRAL ASIA TBK CABANG PEKALONGAN SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Pekalongan

Disusun Oleh : Nama NPM : ITA MARYANA : 06.0340.E

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEKALONGAN TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan perusahaan dalam bidang jasa karena produk yang ditawarkan hanya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Dalam operasionalnya sehari-hari, bank tidak terlepas dari pengaruh naik turunnya mata uang asing terutama dollar AS, karena selain melakukan transaksi rupiah bank juga melakukan transaksi Valas. Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 menyebabkan kondisi keuangan dan sektor riil semakin terpuruk, salah satunya adalah kepercayaan masyarakat luas terhadap sektor perbankan menurun drastis. Banyak kegiatan usaha yang ditutup, bank-bank yang

dilikuidasi dan meningkatnya jumlah pengangguran. Pada tahun 1997 pemerintah melakukan likuidasi terhadap sejumlah bank yang sudah tentu berpengaruh negatif terhadap bank-bank yang masih ada. Perkembangan sektor keuangan dan perbankan nasional melaju sangat pesat sejak adanya Paket Oktober 1988 (Pakto 88). Paket deregulasi yang diluncurkan saat itu mempermudah pendirian suatu bank sehingga mengakibatkan peningkatan jumlah bank dan kantor cabang bank serta peningkatan mobilitas dana dan alokasi kredit. Perbaikan kinerja perekonomian nasional harus dilakukan serentak dengan perbaikan sektor perbankan. Beberapa indikator kinerja perbankan

nasional seperti pertumbuhan aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), penyaluran kredit, perolehan laba dan permodalan menunjukkan tendensi perbaikan. Pemulihan kinerja di sektor perbankan tersebut menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan kembali meningkat, fungsi intermediasi perbankan nasional juga terus membaik. Kepercayaan

masyarakat terhadap sektor perbankan tersebut memicu bank-bank untuk terus meningkatkan produk-produknya yang ditandai dengan munculnya produk-produk baru dengan berbagai fasilitas-fasilitas yang semakin memudahkan nasabahnya untuk bertransaksi. Kondisi persaingan industri perbankan di Indonesia meningkat tajam dan terjadi persaingan tidak sehat. Oleh karena itu pihak perbankan dituntut untuk memperbaiki kinerja keuangannya. Bank-bank dituntut untuk

meningkatkan kemajuannya secepat mungkin agar tidak tertinggal dari bank lain. Penurunan kinerja bank secara terus-menerus dapat menyebabkan terjadinya Financial Distress yaitu keadaan yang sulit, bahkan dapat dikatakan mendekati kebangkrutan yang apabila tidak segera diselesaikan akan berdampak besar pada bank-bank tersebut dengan kehilangan kepercayaan dari nasabah. Laporan keuangan merupakan hal yang paling mendasar untuk meyakinkan masyarakat tentang kinerja keuangan suatu bank dan kondisi keuangan saat ini. Dengan laporan keuangan, masyarakat terutama

pemegang saham dapat mengetahui posisi keuangan, kinerja keuangan serta

perubahan posisi keuangan suatu bank yang digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT. Bank Central Asia, Tbk Cabang Pekalongan. 1.2 Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Di tahun-tahun mendatang, industri perbankan di Indonesia akan menghadapi tantangan yang semakin berat di tengah tingkat kompetisi yang meningkat dan kondisi pasar yang sulit diprediksi. Untuk

menghadapi kendala itu, bank dituntut untuk memperbaiki kinerja keuangannya. Suatu bank harus bisa meyakinkan kepada masyarakat khususnya pemegang saham dan kreditur tentang kondisi keuangan bank saat ini. Mereka perlu mengetahui bagaimana kinerja keuangan bank tersebut. Untuk itu mereka bergantung pada laporan keuangan yang menyediakan informasi mendasar tentang kinerja keuangan bank. Adapun kinerja

keuangan dipengaruhi oleh pertumbuhan asset, dana pihak ketiga, penyaluran kredit, perolehan laba dan permodalan.

2. Pembatasan Masalah Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Central Asia, Tbk Cabang Pekalongan. Agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka penelitian ini hanya dibatasi pada analisis laporan keuangan yang terkait dengan rasio likuiditas dan rasio rentabilitas dalam hubungannya dengan kinerja keuangan bank. 3. Perumusan Masalah Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagaimana kinerja keuangan PT. Bank Central Asia, Tbk Cabang Pekalongan ditinjau berdasarkan analisis rasio likuiditas dan rasio rentabilitas untuk periode tahun 2004 2007 ? b. Bagaimana perkembangan rentabilitas PT. Bank Central Asia, Tbk Cabang Pekalongan untuk tahun 2004 2007 dengan menggunakan analisis trend ? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ditetapkan lebih dahulu agar dalam pelaksanaan nanti dapat dijadikan pedoman guna melangkah selanjutnya. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Bank Central Asia, Tbk Cabang Pekalongan ditinjau berdasarkan analisis rasio likuiditas dan rasio rentabilitas selama periode 2004 2007.

2.

Untuk mengetahui perkembangan rentabilitas pada PT. Bank Central Asia, Tbk Cabang Pekalongan tahun 2004 - 2007 dengan menggunakan analisis trend.

1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Penulis Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai laporan keuangan dalam menilai kinerja keuangan suatu bank dengan membaca literatur-literatur yang ada. 2. Bagi Perusahaan Sebagai bahan masukan bagi PT. Bank Central Asia, Tbk Cabang Pekalongan untuk lebih meningkatkan kinerja keuangan agar dapat terus bertahan di era globalisasi. 3. Bagi Pembaca a. Menambah dan memperluas wawasan mengenai analisa laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dalam pengambilan keputusan ekonomi. b. Sebagai bahan referensi tambahan bagi pihak-pihak lain yang akan meneliti kasus yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Hasil Penelitian Terdahulu 1. Muhammad Asroi (2004) dalam penelitian Analisis Rasio Keuangan Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT. BPR Kedungwuni Artha Kedungwuni Pekalongan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan dalam menghitung modal, rasio efisiensi dan kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek pada PT. BPR Kedungwuni Artha Kedungwuni Pekalongan. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa nilai CAR cenderung mengalami peningkatan selama tahun 1998 2003 dan dalam kategori sehat, hanya tahun 2000 mengalami penurunan karena nilainya kurang dari nilai standar perbankan yaitu 6,5 %. ROA cenderung mengalami fluktuasi, yaitu 31,2 % pada tahun 1999, naik pada tahun 2000, 2002 dan tahun 2003 kembali menurun sebesar 37,87 % namun rata-rata dalam kategori sehat karena nilainya lebih tinggi dari standar perbankan yaitu 1,215 %. Cash Ratio (CR) terus mengalami kenaikan dan mengalami penurunan pada tahun 2000 sebesar 96,62 %. CR pada tahun 1998, 2000 dan 2001 dalam kategori tidak sehat karena kurang dari standar perbankan yaitu 2,55 % dan tahun 2002 dan 2003 dalam kategori kurang sehat dan cukup sehat. Tahun 1999 CR dalam kategori sehat karena nilainya lebih tinggi dari standar perbankan yaitu 4,05 %. 2. Susana Suswandari (2003) dalam penelitian Analisa Laporan Keuangan untuk menilai kinerja keuangan pada Bank-Bank Pemerintah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai kinerja keuangan bank-bank pemerintah yang ditinjau berdasarkan laporan keuangannya. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa untuk BRI, nilai LDR melebihi nilai standar BI yaitu 110 %, ini menunjukkan dana pihak III menurun sementara jumlah kredit yang disalurkan terus menerus meningkat. Nilai Cash Ratio cukup berfluktuasi, namun masih berada diatas ketentuan BI sebesar 2 %, hal ini disebabkan oleh peningkatan yang cukup besar dari aset tunainya. Untuk CARnya masih berada dibawah nilai BI yaitu 8%, hal ini dikarenakan total kredit dan surat berharga mengalami peningkatan jumlahnya. Untuk ROE dan ROA masih berada di bawah nilai standar, ROE mengalami penurunan karena adanya pertumbuhan modal melebihi pertumbuhan laba, sedang ROA rendah disebabkan laba mengalami defisit. Untuk BNI, nilai LDR lebih dari 110% dan nilai CR lebih dari 2%, CAR kurang dari 8%, sehingga dikatakan tidak sehat. Untuk ROE meningkat yang disebabkan oleh peningkatan laba lebih besar dari kenaikan modal sendiri, sedang ROA menurun karena bank kurang mampu dalam mengelola asset. Untuk BTN, nilai LDR berada pada kisaran angka ideal dan CR masih dibawah 2%. Nilai CAR diatas 8% menunjukkan kondisi bank yang sehat. ROE dan ROA masih rendah dibawah nilai standar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan lebih sedehana pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No 1 Nama Peneliti Tahun Muhammad Asroi (2004) Judul Penelitian Analisis Rasio Keuangan Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT. BPR Kedungwuni Artha Kedungwuni Pekalongan Analisa Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Bank-Bank Pemerintah Hasil Penelitian Kinerja keuangan dilihat dari rasio CAR rata-rata dalam kategori sehat, ROA rata-rata dalam kategori sehat dan nilai CR sangat fluktuatif.

Susana Suswandari (2003)

Kinerja keuangan untuk BRI, rasio likuiditas dan rasio solvabiltasnya kurang sehat, tapi rentabilitas cukup sehat. Kinerja keuangan untuk BNI dari sisi likuiditas & solvabilitas yang sehat, dari sisi rentabilitas kurang baik. Kinerja keuangan untuk BTN rasio likuiditas & rentabilitas kurang sehat, namun dari sisi solvabilitas dikatakan sehat.

2.2

Landasan Teori 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk

10

selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007 : 19) laporan keuangan dalam suatu perusahaan sebenarnya merupakan output dari proses atau siklus akuntansi dalam suatu kesatuan akuntansi usaha, dimana proses akuntansi meliputi kegiatan-kegiatan : 1) Mengumpulkan bukti-bukti transaksi 2) Mencatat transaksi dalam jurnal 3) Memposting dalam buku besar dan membuat kertas kerja 4) Menyusun laporan keuangan Menurut Munawir (2001 : 2), laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktifitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktifitas perusahaan tersebut.

b. Tujuan Laporan Keuangan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1, Tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut : 1) Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan

11

suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2) Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian,

laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan. 3) Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. menilai apa yang telah dilakukan atau Pemakai yang ingin pertanggungjawaban

manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mungkin mencakup, misalnya keputusan

untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

c. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut PSAK (2007) merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. yaitu: Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok

12

1) Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. 2) Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. 3) Keandalan Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

4) Dapat dibandingkan Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. membandingkan laporan keuangan Pemakai juga harus dapat antar perusahaan untuk

13

mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. d. Keterbatasan Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan produk akhir dari proses akuntansi yang mempunyai beberapa keterbatasan. Keterbatasan yang dimiliki

laporan keuangan ini bertujuan agar dalam membaca laporan keuangan tidak menimbulkan salah tafsir. Menurut Jumingan (2005 : 10) empat keterbatasan laporan keuangan adalah : 1) Laporan keuangan pada dasarnya merupakan laporan intern report, bukan merupakan laporan final karena laba rugi riil/final hanya dapat ditentukan bila perusahaan dijual atau dilikuidasi. Karena alasan

tersebut laporan keuangan perlu disusun untuk periode waktu tertentu. 2) Laporan keuangan ditunjukkan dalam jumlah rupiah yang tampaknya pasti. Sebenarnya jumlah rupiah ini dapat saja berbeda bila

dipergunakan standar lain karena adanya lebih dari satu standar yang diperkenankan. 3) Neraca dan laporan laba rugi mencerminkan transaksi-transaksi keuangan dari waktu ke waktu. 4) Laporan keuangan tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai keadaan perusahaan. Laporan keuangan tidak

mencerminkan semua faktor yang mempengaruhi kondisi keuangan

14

dan hasil usaha karena tidak semua faktor dapat diukur dalam satuan uang. e. Jenis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan. Menurut PSAK (2007) No. 31, laporan keuangan bank terdiri atas: 1) Neraca Bank menyajikan aktiva dan kewajiban dalam neraca berdasarkan karakteristiknya dan disusun berdasarkan urutan likuiditasnya; urutan likuiditas secara garis besar akan sama dengan urutan jatuh temponya. Pos lancar dan tidak lancar tidak disajikan secara terpisah karena sebagian besar aktiva dan kewajiban suatu bank dapat direalisasikan atau diselesaikan dalam waktu dekat.

2) Laporan Laba Rugi Bank menyajikan laporan laba rugi dengan mengelompokkan pendapatan dan beban menurut karakteristiknya dan disusun dalam bentuk berjenjang (multiple step) yang menggambarkan pendapatan dan beban yang berasal dari kegiatan operasional dan non operasional.

15

3) Laporan Arus Kas Laporan arus kas harus disusun berdasarkan kas selama periode laporan. Kas dan setara kas terdiri atas kas, giro BI dan giro bank lain. 4) Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas menyajikan peningkatan dan penurunan aktiva bersih atau kekayaan bank selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. 5) Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas yang perlu penjelasan harus didukung dengan informasi yang dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan. f. Klasifikasi Unsur-Unsur Laporan Keuangan Salah satu tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan dan kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan. Laporan perubahan posisi keuangan

mencerminkan perubahan dalam berbagai unsur neraca dan berbagai unsur laporan laba rugi. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban dan equitas sedang unsur yang

16

berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. 1) Unsur-unsur Neraca Menurut Jumingan (2005 : 13) unsur-unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, utang dan modal sendiri. Pos-pos ini didefinisikan sebagai berikut : a) Aktiva Aktiva merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan. Bentuknya dapat berupa harta kekayaan atau hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan. Harta kekayaan tersebut harus dinyatakan dengan jelas, diukur dalam satuan uang dan diurutkan berdasarkan lamanya waktu atau kecepatannya berubah kembali menjadi uang kas. b) Utang Utang menunjukkan sumber modal yang berasal dari kreditur. Dalam jangka waktu tertentu pihak perusahaan wajib membayar kembali atau wajib memenuhi tagihan yang berasal dari pihak luar tersebut. Pemenuhan kewajiban ini dapat berupa pembayaran

uang, penyerahan barang atau jasa kepada pihak yang telah memberikan pinjaman kepada perusahaan. c) Modal Sendiri Modal sendiri merupakan sumber modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Dalam catatan akuntansi modal sendiri ditentukan

17

dengan mengurangkan modal pinjaman dari jumlah keseluruhan modal yang ditanamkan dalam aktiva. 2) Unsur-unsur Laporan Laba Rugi Bank menyajikan laporan laba rugi dengan mengelompokkan pendapatan dan beban menurut karakteristiknya. Jenis-jenis

pendapatan utama dari operasi suatu bank antara lain adalah pendapatan bunga, pendapatan komisi dan provisi serta pendapatan lainnya. Jenis-jenis beban utama dari operasi suatu bank antara lain adalah beban bunga, beban komisi, beban penyisihan kerugian akibat produktif, beban yang terkait dengan penurunan nilai tercatat investasi dan beban administrasi umum. 2. Analisis Laporan Keuangan a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan atau trend untuk mengetahui apakah keadaan keuntungan, hasil usaha dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisa dilakukan dengan pengukuran hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsurunsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya. Data keuangan perlu disusun dan disederhanakan kemudian dianalisis dan ditafsirkan sehingga dapat memberikan informasi yang berarti bagi pihak-pihak yang menaruh perhatian pada perusahaan yang bersangkutan.

18

b. Tujuan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasilhasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data

keuangan ini akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang memerlukan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih dan dianalisa lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan mendukung keputusan yang akan diambil. Dalam analisa perbandingan laporan keuangan yang dibandingkan adalah : 1) Laporan keuangan dari beberapa saat atau periode pada satu perusahaan 2) Laporan keuangan dari satu periode antara dua perusahaan yang sejenis.

c. Jenis Analisis Laporan Keuangan Menurut Jumingan (2005 : 44) pada dasarnya ada beberapa jenis analisis yang dapat dilakukan, yakni : 1) Analisis Internal Adalah analisis yang dilakukan oleh mereka yang bisa mendapatkan informasi yang lengkap dan terperinci mengenai suatu perusahaan,

19

dilakukan oleh manajemen dalam mengukur efisiensi usaha dan menjelaskan perubahan yang terjadi dalam kondisi keuangan. 2) Analisis Eksternal Adalah analisis yang dilakukan oleh mereka yang tidak bisa mendapatkan data yang terperinci mengenai suatu perusahaan. Dilakukan oleh bank, para kreditur, pemegang saham, calon pemegang saham dan lain-lain dalam hal mengukur tingkat likuiditas dan profitabilitas. 3) Analisis Horizontal / Dinamis Adalah analisis perkembangan data keuangan dan data operasi perusahaan dari tahun ke tahun guna mengetahui kekuatan atau kelemahan keuangan perusahaan yang bersangkutan. 4) Analisis Vertikal / Statis Adalah analisis laporan keuangan yang terbatas hanya pada satu periode akuntansi saja, misalnya analisis rasio.

d. Teknik Analisis Laporan Keuangan Munawir dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan (2001 : 536) mengemukakan 8 teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut :

20

1) Analisis perbandingan laporan keuangan, adalah metode dan teknik analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih dengan menunjukkan : a. data absolut atau jumlah dalam rupiah b. kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah c. kenaikan atau penurunan dalam prosentase d. perbandingan yang dinyatakan dalam rasio e. prosentase dari total 2) Trend atau tendensi dari posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analysis), adalah suatu metode atau teknik analisis untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun. 3) Laporan dengan persentase per komponen atau common size statement, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi

perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya. 4) Analisa sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.

21

5) Analisa sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu. 6) Analisa rasio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui sambungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. 7) Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis), adalah analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut. 8) Analisis Break-Even, adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan menganalisis break-even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.

e. Analisa Rasio Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam

22

laporan keuangan.

Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan

tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Pada dasarnya angka-angka rasio itu dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu : 1) Angka-angka rasio yang didasarkan pada sumber data keuangan dari mana unsur-unsur angka rasio tersebut diperoleh. Berdasarkan sumber datanya rasio dibagi menjadi tiga, yaitu : a) Rasio-rasio neraca (balance sheet ratios), yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya rasio lancar (current ratio) dan rasio tunai (quick ratio). b) Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratios), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan perhitungan laba rugi, misalnya rasio laba bruto dengan penjualan netto, rasio laba usaha dengan penjualan netto dan operating ratio. c) Rasio-rasio antar laporan (intern-statement ratios), yaitu rasiorasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi, misalnya rasio penjualan netto dengan aktiva usaha, rasio penjualan kredit dengan piutang rata-rata dan rasio HPP dengan persediaan rata-rata. 2) Angka-angka rasio yang disusun berdasarkan tujuan penganalisis dalam mengevaluasi suatu perusahaan. Ada berbagai pendapat tentang kategori rasio berdasarkan tujuan penganalisis dalam mengevaluasi suatu perusahaan berdasarkan

23

laporan

keuangannya,

sedangkan

macam-macam

rasio

untuk

perbankan terdiri dari : a) Rasio likuiditas, bertujuan menguji kecukupan dana perusahaan, kemampuan perusahaan membayar kewajiban yang segera harus dipenuhi. b) Rasio solvabilitas, bertujuan mengukur kemampuan bank dalam memenuhi hutang-hutangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek. c) Rasio rentabilitas, bertujuan mengukur kemampuan perusahaan baik didalam menghasilkan laba atas sejumlah modal dan aktiva yang dimilikinya, serta dapat dinilainya tingkat efisiensi penggunaan modal dan aktiva tersebut. 1. Analisis Likuiditas Likuiditas merupakan masalah yang sangat esensial bagi lembaga keuangan untuk menjaga kontinuitas usahanya. Pada

prinsipnya likuiditas merupakan kemampuan untuk memenuhi permintaan dana yang segera harus dipenuhi.

Teknik analisis likuiditas Menurut Jumingan (2005 : 246) perhitungan likuiditas dapat digunakan melalui perhitungan rasio yang menggambarkan hubungan timbal balik antara asset dengan liabilities.

24

1. Loan to Deposit Ratio Dipergunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para deposan dengan total kredit yang diberikan. Loan to Deposit Ratio = Total Loan -------------------Total Deposit

2. Cash Ratio Dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam

memenuhi kewajiban yang segera harus dibayar melalui cash assets yang dimiliki. Cash Assets Cash Ratio = ------------------------------------Kewajiban yang segera dibayar 2. Analisis Solvabilitas Analisis solvabilitas bank disebut juga analisis modal bank yaitu analisis yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi segera kewajiban keuangannya baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Teknik Analisis Solvabilitas Menurut Jumingan (2005 : 245) untuk menghitung apakah jumlah capital yang ada suatu bank telah memadai atau belum, dapat dilakukan dengan perhitungan :

25

Capital Adequacy Ratio (CAR) Dipergunakan untuk mengukur kecukupan modal guna menutupi kemungkinan kegagalan dalam pemberian kredit. Hal ini

diperkirakan bagian terbesar ATMR berupa kredit. CAR Modal = -----------------ATMR

3. Analisis Rentabilitas Analisa ini untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Rasio

rentabilitas mengukur efektivitas bank dalam memperoleh laba dan dijadikan ukuran kesehatan suatu bank. Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Teknik Analisis Rentabilitas Menurut Jumingan (2005 : 247) cara menilai rentabilitas suatu perusahaan bermacam-macam tergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan.

1. Return On Assets (ROA) Dipergunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan income bagi bank dari pengelolaan asset yang dipercayakan pada manajemen yang bersangkutan.

26

ROA

Net Income = -------------------Total Assets

2. Net Interest Margin (NIM) Dipergunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan pendapatan bunga bersih bagi bank pengelolaan aktiva produktif. NIM Pendapatan bunga Biaya bunga = -----------------------------------------Aktiva Produktif dari

3. Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO) Dipergunakan untuk mengetahui rasio perbandingan antara total biaya operasional dengan total pendapatan operasional. BOPO Total Biaya Operasional = ------------------------------------Total Pendapatan Operasional

2.3 Kerangka Pemikiran Berdasarkan hasil analisis laporan keuangan PT. Bank Central Asia, Tbk Cabang Pekalongan, penulis memperoleh angka-angka rasio likuiditas dan rentabilitas. Angka-angka rasio ini dibandingkan dengan Surat Edaran

Bank Indonesia No. 6/23/DPNP/2004 Tanggal 31 Mei 2004 sehingga dapat diketahui tingkat kesehatan PT. BCA. Selanjutnya penulis menbuat suatu kesimpulan dari hasil analisis trend yang telah dilakukan untuk melihat kecenderungan dan perkembangannya selama periode tertentu, kemudian

27

memberikan saran-saran yang sekiranya dapat menjadi masukan bagi para pemakai laporan keuangan dalam mengukur kinerja keuangannya. Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dinyatakan dalam bentuk skema sebagai berikut : Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran Analisis Laporan Keuangan Bank

Likuiditas

Rentabilitas

Analisis Kesehatan Bank SEBI No. 6/23/DPNP/2004

Sehat

Tidak Sehat

BAB III METODE PENELITIAN

28

3.1 Jenis dan Objek Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang diterapkan oleh penulis dalam penulisan ini adalah metode penelitian descriptive, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variable yang diteliti dalam suatu situasi. ( Uma Sekaran, 2006). 2. Objek Penelitian Penulis mengadakan penelitian pada PT. Bank Central Asia, Tbk Cabang Pekalongan di Jalan Pangeran Diponegoro No. 27 Pekalongan. 3.2 Operasionalisasi Variabel Untuk mempermudah pemahaman tentang variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dibuat batasan mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Rasio Likuiditas adalah rasio yang merupakan kemampuan untuk memenuhi permintaan dana yang segera harus dipenuhi, yang diukur dengan rasio : a. Loan to Deposit Ratio, dipergunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para deposan dengan total kredit yang diberikan. b. Cash Ratio, dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban yang segera dibayar melalui cash assets yang dimiliki.

29

2. Rasio Rentabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba atas sejumlah modal dan aktiva yang dimilikinya, sehingga dapat mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank-bank yang bersangkutan, yang diukur dengan rasio : a. Return On Assets (ROA) yaitu rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh bank. b. Net Interest Margin (NIM), dipergunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan pendapatan bunga bersih bagi bank dari pengelolaan aktiva produktif. c. Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO) yaitu rasio yang digunakan bank untuk mengetahui perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional 3.3 Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah :

1. Metode Interview (Wawancara)

30

Adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan keterangan. 2. Metode Dokumentasi Adalah suatu pengumpulan data yang berasal dari sumber tertulis (buku, majalah ilmiah, arsip, dokumen pribadi dan resmi), foto foto dan data statistik sebagai data tambahan. 3.4 Teknik Analisis 1. Analisis Rasio Keuangan Mengukur kinerja keuangan PT. Bank Central Asia, Tbk tersebut dinilai dengan rasio-rasio sebagai berikut : a. Analisis Rasio Likuiditas Total Kredit 1) Loan to Deposit Ratio = ---------------------Dana Pihak III 2) Cash Ratio Kas + Bank = -----------------------Dana Pihak III

b. Analisis Rasio Rentabilitas 1) R O A Laba = -------------------Total Aktiva Pendapatan bunga Biaya bunga = -------------------------------------------Aktiva Produktif Total Biaya Operasional = ----------------------------------------

2) N I M

3) BOPO

31

Total Pendapatan Operasional Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dapat diketahui untuk masing-masing rasio kesehatan bank, yaitu : Tabel 3.1 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Kesehatan Bank No Komponen 1 LDR Sangat Sehat Cukup Sehat Sehat 50%<Rasio 75%<Rasio 85%<Rasio 75% 85% 100% atau Rasi50% Rasio sangat Rasio tinggi Rasio 2% tinggi Perolehan Perolehan 0,5%<Rasio laba sangat laba tinggi 1,25%. tinggi. Margin Margin 1,5%<Rasio bunga bersih bunga bersih 2% sangat tinggi tinggi Tingkat efisiensi sangat baik Tingkat efisiensi baik 94%<Rasio 96% Kurang Tidak Sehat Sehat 100%<Rasio Rasio>120% 120% Rasio rendah ROA mengarah negatif. Margin bunga bersih rendah mengarah negatif. Tingkat efisiensi buruk Rasio sangat rendah. ROE negatif, Margin bunga bersih sangat rendah atau negatif. Tingkat efisiensi sangat buruk

2 3 4

Cash Ratio ROA NIM

BOPO

2. Analisis Trend Analisis trend ini bertujuan untuk mengetahui tendensi atau kecenderungan keadaan keuangan suatu bank, apakah mengalami kenaikan, penurunan ataukah tetap. Untuk mengetahui trend keuangan di masa yang akan datang dilakukan dengan rumus sebagai berikut : Y = a + bX

Dengan asumsi X = 0, maka untuk mencari nilai a dan b adalah :

32

a Dimana :

Y = --------n

dan

XY b = ----------X2

Y = nilai-nilai data pada tahun-tahun yang diketahui a b = konstanta = koefisien trend

X = variabel waktu n = jumlah tahun

You might also like