You are on page 1of 33

19 ANALISA BASIN, TEKTONIK, DAN SEDIMENTASI

19.1 PENGENALAN
____________________________________________________________________ Bab-bab sebelumnya pada buku ini memperkenalkan prinsip-prinsip fundamental mengenai sedimentasi dan stratography. Saya telah memberikan tinjauan pada babbab itu mengenai proses-proses dasar yang menghasilkan pengendapan karang; didiskusikan sifat-sifat fisik, kimia dan biologi pada karang-karang ini dan digambarkan beragam lingkungan yang mengakumulasinya. Lebih lanjut saya telah menekankan sifat-sifat tersebut pada pengendapan karang yang dapat digunakan untuk membagi lagi stratum ke dalam pengertian penuh unit-unit stratigraphic pada dasar lithology, karakteristik yang merefleksikan seismic (yang berhubungan dengan gempa bumi), polaritas(sifat berlawanan/muatan kutub)/yang sifatnya bertentangan mengenai magnetik, kandungan fossil, dan usianya. Para ahli geologi melakukan studi pengendapan batuan untuk mengembangkan suatu pemahaman yang kritis mengenai sejarah geologi atau untuk mengevaluasi potensi ekonomisnya. Studi yang efektif membutuhkan penggunaan seluruh prinsip-prinsip ilmu sedimentology dan stratigraphic yang didiskusikan diendapkan dalam basin, pada buku ini. Karena kebanyakan batuan sendimen

menjadi sesuatu yang umum untuk melakukan studi yang rinci dan terintegrasi mengenai analisa basin. Konsep mengenai analisa basin, kembali pada tahun 1940an, yang dengan salah satu ahli sedimentologi paling terkenal, Francis Pettijohn (Kleinspehn dan paola, 1988). Sejumlah tulisan riset dan beberapa buku yang menggambarkan prinsip-prinsip mengenai analisa basin telah muncul tercetak sejak saat itu, khususnya selama akhir tahun 1970-an hingga 1990-an. terlihat pada beberapa literatur ini nampak Sesuatu yang lebih berbeda titik peninjauannya

mengenai apa yang merupakan analisa basin. Sebagai contoh, Potter dan Pettijohn

(1977, hal. 1) menyatakan bahwa sebagai keseluruhan memberikan

pertimbanagan mengenai pengendapan basin pendekatan yang disatukan secara sungguh-

sungguh mengenai studi pada endapan. Miall (1990) membuat kesan bahwa analisa basin adalah studi pada stratum yang memainkan sejumlah besar sumber-sumber yang bernilai pada bahan bakar dan baja serta bahwa hal tersebut merupakan produk yang sangat penting adalah pendokumentasian subsidence sejarah dan evolusi paleogeographic pada suatu pengendapan basin. Allen dan Allen (1990) menyebut analisa basin sebagai studi terintegrasi pada sedimentary basin sebagai geodinamical entities, dan mereka membuat kesan bahwa pengendapan basin mengandung dalam geometrinya, evolusi tektonik, dan sejarah stratigraphic sebagai petunjuk berharga bagi cara perubahan bentuk lithosphere. Klein (1987) remarks dalam analisa basin yang berfokus pada integrasi antardisiplin pada pembuatan model secara geodinamics, matematika dan fisik, serta sedimentary geology. Tema biasa yang timbul dari seluruh titik pandang ini ialah bahwa analisa basin adalah suatu program terintegrasi pada studi yang mencakup aplikasi prinsip-prinsip sedimentology, stratigrafi, dan tektonik untuk mengembangkan suatu pemahaman yang penuh mengnai karang yang mengisi sedimentary basin untuk maksud menginterpretasikan sejarah geologisnya dan mengevaluasi kepentingan ekonomi. Selama tahun-tahun awal studi geologi dari sekitar tahun 1860 hingga 1960, kebanyakan ahli geologi menganggap basin laut sebagai trough linear yang utama, yang disebut geosynclines, yang mana ketebalan besar pada endapan-endapan lautyang dangkal utama diakumulasikan sehingga nampak terus-menerus subsidence pada geosynclines. Dengan timbulnya konsep lempeng tektonik pada akhir tahun 1950-an dan awal tahun 1960-an, pemikiran dalam ilmu geologi terbagi dari geosynclines. Saat ini, para ahli geologi mengakui terdapat banyak jenis basin dan banyak mekanisme berbeda melalui mana basin terbentuk. Di bawah rubrik umum mengenai analisa basin, para ahli geologi memberi perhatian mengenai pengawasan tektonik global yang menciptakan basin dan kontrol geologis (contoh, perubahan

tingkatan-laut, supplai sedimen, subsidence basin) yang mengatur pengisian basin. Beberapa faktor ini didiskusikan dalam bab-bab sebelumnya. Dalam bab terakhir ini, perhatian difokuskan khususnya pada sejumlah jenis basin berbeda yang kita akui sekarang, proses yang membentuk basin ini, proses yang membawa sekitar pengisian pada basin dan kealamian isinya, serta hubunganhubungan pada tektonik (termasuk karakteristik wilayah-sumber) bagi susunan pengendapan. Bab ini diluar seputaran teks yang tercakup melalui pemberian keseluruhan perspektif yang menganggap kealamian pada analisa sedimentology, lingkungan dan stratigraphic yang terintegrasi.

19.2 KLASIFIKASI DAN ASAL MULA BASIN


____________________________________________________________________ Kita sekarang mengakui bahwa asal mula sedimentary basin dihubungkan dalam beberapa cara untuk pergerakan kerak/lapisan (bumi) dan proses-proses tektonik lempengan. Sedimentary basin biasanya dikalsifikasikan dalam istilah berikut (Dickinson, 1974; Miall, 1990, hal. 501). 1. jenis kerak dimana basin tersebut bertempat 2. posisi pada basin dengan perhatian pada batas-batas lempengnya 3. bagi basin yang lying tertutup untuk suatu batas lempeng, jenis interaksi lempengan yang terjadi selama pengendapan Beberapa pembuatan klasifikasi tektonik telah diajukan (contoh, Bally dan Snelson, 1980; Kingston, Dishroon, dan Williams, 1983; Mitchell dan Reading, 1986; Klein, 1987; Ingersol, 1988). Klasifikasi pada Mitchell dan Reading (1986) yang digunakan di sini terus-terang dan beralasan representatif bagi beragam pembuatan klasifikasi. Mitchell dan Reading, membuatkan kesan bahwa kita mengelompokkan

pembentukan tektonik bagi akumulasi sedimen ke dalam enam jenis dasar, yang didaftarkan pada Tabel 19.1 dan diilustrasikan secra diagram pada Gambar 19.1.

Basin Interior, Celah AntarKontinental, dan Aulacogens


Basin-basin Interior (Gambar 19.1A) relatif besar, biasanya ovate menurun dengan interior pada bagian dasar cratonic yang lebih atau kurang stabil. Beberapa basin interior diisi degan siliciclastic marine, karbonat, atau penguapan sedimen yang diendapkan dari laut-laut epicontinental: kandungan-kandungan sedimen nonmarine lainnya. Beragam mekanisme telah dibuatkan kesannya untuk membentuk basinbasin ini: 1. subsidence yang tampak dalam kehadiran pada sistem celah purba yang menggaris bawahinya. 2. pembekuan dan subsidence yang 3. perubahan pada tahap pelapisan. 4. spot lapisan panas. 5. subduction yang dangkal Basin Michigan berada di bagian barat tengah ke atas di Amerika Serikat mengikuti suatu peristiwa termal (pemanasan), semacam pencampuran lapisan bahan pada berat jenisnya.

merupakan suatu contoh suatu interior yang mendekati ovate (Gambar 19.2). Sejarah Michigan Basin dimulai pada akhir masa Precambrian dengan peretakan melintasi wilayah pertengahan-benua, yang membentuk permulaan retak basin. Peretakan diikuti oleh subsidence termal, yang membawa asal mula suatu lengkungan (menurun) basin pada masa Cambrian Akhir. Subsidence basin Utama dimulai pada masa Ordovician Awal. Perubahan bentuk secara terstruktur tambahan terjadi di masa Mississipian dan Pennsylvenian Akhir. Basin diisi dengan sekitar 4800 m kebanyakan pengendapan karang lautan (karbonat, batu pasir, serpih, penguapan, batubara) yang

usianya tersusun dari Cambrian hingga Pennsylvanian (Catacosinos, Harrison, dan Daniels, 1990). Suatu wilayah yang kecil pada karang-karang Jurassic nonlautan tampil pada pusat basin. Kebanyakan basin overlain melalui endapan-endapan sungai es Quaternary. Contoh-contoh lainnya pada interior basin adalah basin Illionis dan Williston di Amerika Serikat, Basin Paris di Prancis, Bain Parana di Brasil, dan Basin Capentaia di Australia (Leighton, dkk., 1990). Retakan-retakan (Gambar 19.1B) keadaannya sempit, kurang-dibatasi lembah yang tersusun dalam ukuran dari yang sifatnya sudah tersedia dengan lebar beberapa kilometer hingga retakan raksasa seperti Sistem Retakan Afrika Timur yang mendekati 3000 km panjangnya dan lebar 30 sampai 40 km. Retakan-retakan dihasilkan dari suatu peristiwa termal yang menyebabkan penyebaran dan peretakan. Sistem Peretakan Asia Timur (Gambar 19.3) adalah suatu contoh pada zona retakan muda. Tahapan-tahapan yang berbeda dalam perkembangan retakan diilustrasikan dalam Gambar 19.3B. Retakan Asia Timur diisi terutama dengan karang-karang vulkanik; yang bagaimanapun, suatu keragaman besar pada lingkugan pengendapan yang dapat eksis dengan retakan, yang berjarak dari yang bukan lautan (fluvial, lacustrine, padang pasir) hingga marine marginal (delta, estuarine, keadaan rata/datar yang disebabkan pasang naik dan pasang surut) dan marine (dasar lautan, fan dasar lautan). Dengan demikian, endapan-endapan pada retakan basin dapat mencakup konglomerat, batu pasir, serpih, kekeruhan, batubara, penguapan, dan karbonat. Kebanyakn sistem retakan purba dihubungkan dengan selama lempeng benua yang yang menyertai retakannya baru, seperti yang dikembangkan diantara Amerika Utara dan Eropa masa Triassic sebagai suatu hasil dari pengembangan peretakan pada Punggung Bukit/Pegunungan Atlantik Tengah. Kebanyakan sistem peretakan pada akhirnya dicakup ke dalam basin-basin batas benua (didiskusikan di bawah). Aulacogens adalah jenis khusus pada retakan, seringkali refer sebagai retakan yang ditinggalkan, yang barangkali cabang yang ditinggalkan pada suatu persimpangan

bertitik-tiga (Gambar 19.1C). Salah satu cabang pada suatu sistem retakan yang menyebar dipercaya untuk menghentikan penyebaran setelah jutaan tahun. Retakanretakan membuat dua cabang lainnya terus-menerus menyebar, yang pada akhirnya menyebabkan pemisahan pada kontinen dan perkembangan suatu lautan. Panjangnya, palung (lembang diantara gelombang-gelombang) sempit yang membuat cabang-cabang pada aulacogens yang diperpanjang ke dalam cratoncraton benua pada suatu sudut tinggi dari sabuk lipatan. Pengendapan pada rangkaian yang tebal pada sedimen dapat mengambil tempat dalam aulacogens melampaui periode waktu yang panjang. Endapan-endapan ini boleh jadi mencakup nonmarine contohnya sedimen (fan-aluvial) endapan-endapan dasar samudra, dan facies pada air yang lebih dalam seperti kekeruhan. Contoh-contoh pada aulacogens mencakup Reelfoot Rift pada masa Paleozoic akhir yang mana merupakan aliran Sungai Mississippi, retakan Amazon yang mana merupakan Sungai Amazon, Palung Benue pada masa Cretaceous yang mana merupakan Sungai Niger berlokasi, dan aulacogen utara pada laut-laut Hitam dan Kaspia pada kerangka lempengen Rusia (Gambar 19.4).

Batas-batas Kontinental yang (Retak) secara Pasif


Batas-batas kontinental yang paif juga disebut batas-batas jenis-Atlantik, yanmg dikarakterisasi melalui keberadaan suatu prisma pengendapan (Gambar 19.1D) dan sedikit pengalaman atau aktivitas non seismic atau volkanik. Semuanya diciptakan sebagai suatu hasil pada peretakan yang disebabkan oleh penyebaran dari punggung bukit laut-tengah, tetapi hal tersebut kekurangan lengkung-lengkung pulau yang berbeda, parit-parit, dan dihubungkan basin yang mengkarakterisasi batas-batas yang melalui subduction aktif. Endapan-endapan terakumulasi dalam beberapa bagian pada pembentukan-pembentukan batas-yang pasif-dasar, lerengan, dan munculnya benua pada kaki landaian (lihat Gambar 12.16). Endapan-endapan diendapkan dalam

pembentukan ini yang mencakup neritic yang dangkal, pasir, lumpur, karbonat, dan penguapan pada dasarnya (beting); lumpur hemipelagic pada lerengan dan kekeruhan pada pemunculan benua. Prima-prima yang tipis pada sedimen berakumulasi yang tampak hingga subsidence yang panjang-secara terus-menerus, yang disebabkan oleh metamorfosis lapisan bumi yang dalam (menyebabkan penambahan berat jenis pada karang-karang lapisan bumi yang lebih rendah). Strtching kerak dan penipisan serta pemuatan endapan. Sebagaimana dinyatakan, retakan basin dicakup ke dalam batas basin benua. Suatu contoh yang bagus adalah basin retakan yang berlokasi pada bagian timur Amerika Serikat dan pantai tenggara Kanada( Basin Blake Plateau, Carolina Tough, Baltimore Canyon Trough, Georges Bank Basin, Nova Scotian Basin) yang diciptakan pada masa Triassic awal hingga masa Jurassic awal melalui retakan yang menyertai pecahan pangaea (Manspeizer, 1988). Beberapa basin ini diisolasi dari laut dan terakumulasikan pada endapan-endapan tebal pada endapan arkostic clastic dan endapan-endapan lacustrine, yang intercalated dengan karang-karang yang berdasar gunung berapi. Hal lainnya dengan beberapa hubungan hingga laut, mengakumulasikan deposit yang berjarak renggang dari penguapan hingga endapanendapan delta, kekeruhan, dan serpih hitam. Gambar 19.5 menunjukkan beberapa sedimen di Baltimore Canyon Trough. Contoh-contoh lainnya pada batas-pasif basin mencakup Basin Campos, Brazil; dasar barat laut Australia; dan basin pengendapan pada Gabon dan pantai barat Afrika (Edwards dan Santogrossi, 1990). Beberapa batas pasif adalah produser yang polific pada minyak bumi dan gas alami.

Pemunculan dan Basin bersifat Lautan


Basin-basi berbasis/berdasar Lautan (Gambar 19.1E) terjadi dalam beragam bagian pad lantai laut dalam. Basin-basin ini diciptakan melalui peretakan dan subsidence yang menyertai pembukaan pada suatu lautan yang tampak pada peretakan benua.

Basin-basin bersifat lautan

termasuk

basin melengkung lantai-laut sebaik sistemsistem pegunungan. pada basin dalam basin ini terutama pegic tanah liat,

sebagaimana basin dibatasi yang dihubungkan dengan Sedimen-sedimen yang mengakumulasi ooze biogenic, dan kekeruhan.

Sedimen-sedimen yang diendapkan

bersifat lautan berbatasan dengan batas aktif yang pada akhirnya menjadi subducted ke dalam suatu parit dan consumed selama suatu episode laut tertutup. Secara alternatif, hal tersebut boleh jadi terkikis dalam parit-parit selama subduction hingga menjadi bagian suatu subduction (pertumbuhan) yang rumit (Gambar 19.1F).

Pembentukan-pembentukan yang Dihubungkan dengan Subduction


Pembentukan-pembentukan yang dihubungkan dengan subduction (Gambar 19.1F) mempunyai keistimewaan/ciri-ciri batas-batas kontinental aktif yang bersifat seismic, seperti batas Lautan Pasifik modern. Pembentukan-pembentukan ini dikarakterisasi oleh parit laut yang dalam, suatu lengkung volkanik yang aktif, dan suatu jurang pemisah lengkung parit yang memisahkan keduanya. Tempat pengendapan yang sangat penting dalam pembentukan yang dihubungkan dengan subduction adalah parit laut-dalam; basin lengkung-fore yang terletak dengan jurang pemisah lengkung parit (contoh, basin lengkung belakang Laut Jepang, lihat Gambar 12.17). Pembentukan-pembentukan yang dihubungkan dengan subduction dapat terjadi juga sepanjang suatu lengkung batas-benua (tidak ditunjukkan pada Gambar 19.1) lebih daripada sebagai lengkung lautan. Dalam pembentukan batas benua ini, yang sabut thrust-lipatan. sumber-sumber disebut basin-basin lengkung-retro (basin-basin intermontane dengan suatu sumbu orogen) yang terletak pada crust kontinental di belakang terutama endapan-endapan silicclastic diperoleh Sedimen-sedimen yang diendapkan pada basin yang dihubungkan dengn subduction terutama dari vulkanis pada lengkung vulkanis. Endapan-endapan ini termasuk pasir, dan lumpur yang diendapkan pada bagian dasar dan lumpur serta kekeruhan yang diendapkan

pada lerengan air-yang lebih dalam, basin dan pembentukan parit. Sedimen-sedimen pada paritbisa mencakup endapan-endapan terrigenous yang diangkut melalui arus keruh dari daratan, bersama dengan sedimen yang terkikis dari suatu lempeng oceabnic subduction-yang membentuk (9.1F). Contoh-contoh tempat-tempat pengendapan pada lengkung-fore-parit mencakup sistem-sistem parit-lengkung Sundra, Jepang dan Aleutican (Leggett, 1982). Suatu contoh yang bagus mengenai suatu basin lengkung-fore purba adalah basin lengkung-fore di Kalifornia (Ingersoll, 1982). Basin Taranaka, Selandia Baru, dan Basin Magdalena, Kolumbia, keduanya memproduksi minyak, sebagai contoh tambahan pada basin berbatas-aktif (Biddle, 1991). suatu kompleks pertumbuhan (Gambar

Pembentukan

yang

Dihubungkan

dengan

Kesalahan-

Transformasi/Pelepasan-Yang Ditemukan/Longgar
Basin yang dihubungkan dengan Masuk ke dalam secara Longgar terjadi sepanjang pegunungan yang menyebar sepanjang lautan, sepanjang transformasi batas-batas antara beberapa lempeng crustal utama pada suatu batas-batas kontinental dan basin-yang sebagian tertarik. Hanya dengan benua-benau pada crust kontinental. Pergerakan sepanjang kesalahan slipstrike dapat memproduksi suatu keragaman pada satu jenis yang mana dibentuk diilustrasikan pada Gambar 19.1G. Kebanyakan basin bukti signifikan relief syndepositional lokal,

melalui kesalahan pelepasan yang ditemukan/longgar(hingga puluhan

kilometer) dan yang menunjukkan

seperti keberadaan irisan konglomerat panggul yang salah.Karena basin slip-strike terjadi dalam suatu keragaman bentuk, hal tersebut dapat diisi dengan endapanendapan laut atau nonlaut lainnya, bergantung pada pembentukannya. Sedimen pada kebanyakan basin ini berkecenderunga untuk menjadi cukup tebal, yang tampak pada penilaian pengendapan yang tinggi yang dihasilkan dari pembuatan bidang yang

cepat pada dataran tinggi yang dinaikkan batasnya, dan boleh jadi ditandai melalui sejumlah perubahan facies yang terlokalisasi. Basin Los Angels, California, adalah suatu contoh basin yang dibentuk slipstrike pada pembentukan batas-transformasinya. Ia berasal sebagai suatu basin yang terendapkan pada pertengahan masa-Miocene hingga awal Pliocene yang tampak pada perluasan kerak yang dihubungkan dengan perubahan bentuk slip-strike dan yang berikutnya diperpendek oleh penambahan gerakan strike-slip (Biddle, 1991). Basin dikarakterisasi oleh keberadaan beberapa sedimen-yang diisi graben yang dibatasi oleh fault utama (Gambar 19.6). Sedimen usia-Neogene besar secara total lebih dari 5000 m dalam ketebalan yang mengisi basin (Blake, 1991). Sedimensedimen ini termasuk conglomerate, batu pasir, serpih berlumpur, diatomaceous dan serpih posfat, serta detritus volcaniclastic yang diendapkan dalam lingkungan yang berjarak dari fluvial hingga laut dangkal hingga laut dalam. Basin Los Angeles adalah suatu basin yang memproduksi bahan bakar.

Pembentukan yang Dihubungkan-dengan Tubrukan


Basin-basin yang dihubungkan dengan tubrukan dibentuk sebagai suatu hasil pada penutupan pada suatu basin laut dan tubrukan yang konsekuen diantara benua-benua atau sistem lengkung aktif, atau keduanya. Tubrukan dapat menghasilkan penguatan yang sifatnya menekan, yang dihasilkan dalam pengembangan sabukthrustlipatan/tertutup dan dihubungkan foreland basin sepanjang sabuk suture

tubrukan. Tampak pada bnetuk yang tidak beraturan pada lengkung benua-benua dan pulau-pulau, serta bukti bahwa massa daratan berkecenderungan untuk membuat pendekatan obliquely setiap yang lainnya selama tubrukan, porsi pada suatu basin laut tua yang menyisakan terjadinya tubrukan setelah tidak tertutup. Embayment usaha untuk bertahan hidup ini disebut basin remnan. Gaambar 19.1H mengillustrasikan beberapa basin yang boleh jadi dihasilkan sebagai suatu hasil

pada tubrukan lempeng. Basin-basin foreland boleh jadi diisolasi dari laut dan menerima hanya tanah liat bukan berasal dari lautan, pasir, dan lumpur, atau ia mempunyai hubungan yang sifatnya lautan dan kandungan karbonat, penguapan, dan/atau kekeruhan. Basin-basin remnant dikarakterisasi khususnya melalui pengendapan yang keruh. Basin Marathon, Texas, memberikan suatu contoh pada pengendapan umurPennsylvania dalam suatu basin remnant yang berbatasan dengan suatu basin lengkung-fore (Gambar 19.7). Kelemahan terstruktur dikembangkan dalam wilayah ini di Precambrian/cambrian Awal dan reactivated pada Paleozoic akhir sebagai kesalahan-kesalahan bagian pada reverse dalam menanggpai tekanan bersifat compress (Wuellner, Lohtonen, dan James. 1986). Suatu tahap awal pada pengendapan diisi basin lengkung-fore dengan detritus bersifat volcanislastic. Yang berikutnya, sedimen-sedimen pada Pembentukan Tesnus diakumulasikan dalam lengkung-fore dan basin-remnant. Pengendapan lebih lanjut pada Dimple Limestone dan Pembentuk Haymond (tidak ditunjukkan pada Gambar 19.7) menghasilkan total lebih daripada 3400 m pada sedimen Pennsylvania pada basin. Sedimen-sedimen mencakup batu pasir, serpih, dan batu gamping yang diendapkan dalam lingkungan yang berjarak dari beting/dasar/kerangka bentuk hingga pembentukan (kekeruhan) fan dasar laut. Contoh-contoh lainnya pada basin dikembangkan dalam pembentukanpembentukan yang dihubungkan dnegan tubrukan basin foreland di bagian barat Taiwan, basin foreland pada Alpennines serta bagian timur Pyrennes, Basin Magalanes pada tip bagian timur Amerika Selatan, basin-basin pada bagian barat utara Himalaya, dan beragam basin pada Appalachian, Rocky Mountain, dan bagian barat Kanada. Lihat Allen dan Hoewood (1986) dan Macqueen serta leckie (1992) bagi rincian hal ini dan basin foreland lainnya.

19.3 ISI BASIN PENGENDAPAN


___________________________________________________________________ Diskusi sebelumnya berfokus pada karakteristik terstruktur mengenai basin pengendapan dan proses-proses gempa yang menciptakan basin ini. Perhatian yang khusus pada analisa basin adalah, bagaimanapun, dengan sedimen yang mengisi basin. Perhatian ini mencakup proses-proses yang memproduksi pengisian, karakteristik-karakteristik yang menghasilkan sedimen dan pengendapan karang. Prose-proses fundamental yang menghasilkan sedimen (cuaca/erosi) dan membawa pengangkutan serta pengendapnnya; bentuk fisik, bentuk kimia, dan sifat biologi pada karang-karang ini; lingkungan pengendapan yang mereka bentuk; dan signifikasi stratigraphic yang didiskusikan dalam bab-bab sebelumnya buku ini. Faktor-faktor yang mengontrol atau mempengaruhi proses-proses pengendapan ini dan karakteristik sedimen didiskusikan juga dalam bagian yang tepat pada buku ini, termasuk yang berikut: 1. lithology pada karang-karang parent (contoh, granit, karang-karang metamorphic) yang ditampilkan pada wilayah sumber endapan, yang mengontrol komposisi pada sedimen yang diperoleh dari karang-karang ini. 2. relief, lerengan dan iklim pada area sumber, yang mengontrol penghitungan/penilaian sedimen. 3. Penilaian pada subsidence basin (tampak pada tingkat laut. Beberapa proses tektonik yang menyebabkan subsidence basin disikusikan di tektonisme dan muatan sedimen) secara bersama dengan penilaian pada pemunculan atau jatuhnya

bawah judul Basin Interior.. Berat sedimen yang diendapkan dalam suatu basin (muatan sedimen) juga mempengaruhi subsidence basin. Dua faktor ini, secara bersama dengan tingkatan-laut mengontrol ketersediaan ruang yang mana sedimen dapat berakumulasi (akomodasi) sebaik sebagaimana pengaruh pada pengendapan

dan pengangkutan sedimen. Dengan demikian,

tampak pada subsidence, ribuan

kilometer sedimen yang mengakumulasi basin-basin air-dangkal. Maksud analisa basin adalah untuk menginterpretasikan isi basin bagi pemahaman yang lebih baik (sumber) provenance sedimen, paleogeography, lingkungan pengendapan, dan sejarah geologis serta untuk mengevaluasi potensi ekonomis pada sedimen basin. Sebagaimana dikesankan oleh Klein (1987), interpretasi pada isi basin telah dicakup dengan penambahn yang canggih sejak tahun 1960-an. Analisa basin incorporate basis interpretif pada ilmu mengenai sedimentasi (proses pengendapan); stratigraphy (hubungan-hubungan spatial dan temporal pada tubuhtubuh karang sedimentary); facies dan sistem-sistem pengendapan (tanggapan yang diorganisasikan pada produk-produk rangkaian dan tubuh-tubuh sedimentary serta proses-proses pada kealamian ke dalam karang transgressif-waktu

ataunkontemporer); paleooceanography; paleogeography; dan paleoclimatology, analisa tingkatan laut; dan petrographic mineralogy (interpretasi padasumber sedimen). Lebih lanjut lagi, biostratigraphy memberikan suatu pengertian mengenai pembuatan suatu kerangka kerja temporal bagi korelasi facies dngan persamaanwaktu serta sistem-sistem dan untuk constarin pemempatan waktu yang khusus. , peristiwa-peristiwa, dan kronologi radio juga membolehkan dating peristiwaperistiwa yang berkaitan dengan ilmu sedimentasi yang khusus dan batas-batas stratigraphic. Riset baru-baru ini pada geologi pengendapan dan analisa basin telah berfokus secara khusus pada analisa facies sedimentary, peristiwa-peristiwa peredaran subsidence, perubahan dalam tingkatan laut, susunan sirkulasi lautan, paleoclimates, dan sejarah kehidupan.

19.4 TEKNIK-TEKNIK ANALISA BASIN


____________________________________________________________________ Analisa pada karakteristik sedimen dan karang-karang yang terendapkan yang mengisi basin dan interpretasi pada karakteristik ini dalam istilah sejarah sedimen

dan basin, meminta suatu keragaman pada teknik-teknik yang berkaitan denga ilmu sedimen dan stratigraphic. Teknikteknik ini membutuhkan acquisition pada data melalui studi yang muncul ke permukaan laut dan metode di bawah pemukaan yang dapat mencakup drilling data, stuid-studi polaritas magnetik, dan eksplorasi geofisika. Data ini kemudian biasanya didisplay bagi studi dalam bentuk peta dan stratigraphic lintas bagian, kemungkinan menggunakan teknik-teknik yang dibantu komputer. Dalam bagian ini, kita mengambil suatu cara melihat yang singkat pada teknik-teknik yang lebih biasa mengenai analisa basin.

Persiapan pada Pemetaan Stratigraphic dan Lintas Bagian


Pemetaan struktur-kontur. Hal tersebut seringkali diinginkan dalam studi basin untuk menentukan sifat struktur regional pada karang sebaik sebagaimana keberadaan ciri-ciri struktur lokal seperti anticline dan faults. Pemetaan strukturkontur dibuat untuk maksud ini. Peta-peta ini memberikan informasi mengenai suatu pembentukan basin dan diorientasikan dan pengisian-geometri basin. Peta-peta struktur-kontur dibuat melalui penggambaran garis-garis pada peta melalui titik-titik kenaikan yang sama di bawah beberapa datum-biasanya diartikan tingkat laut. Kenaikan-kenaikan secara khas ditentukan pada puncak suatu formasi yang khusus atau bagian alas kunci pada sejumlah titik kontrol. Kenaikan data boleh jadi didapatkan melalui studi yang muncul ke permukaan laut dan/atau interpretasi subsurface pada log eil yang mekanis atau lithologic. Setelah titik kontrol dibuatkan plot pada suatu dasar peta, suatu interval kontur yang cocok diseleksi dan garis-garis struktur kontur digambarkan melalui tangan atau melalui penggunaan komputer. Gambar 19.8 menunjukkan suatu contoh pada suatu peta struktur-kontur.Struktur kontur bisa juga dibuat pada puncak reflektor subsurface prominent dengan suatu basin utama sebaik sebagaimana axes pada pengangkatnya (anticlines, domes). Ciriciri/keistimewaan tersetruktur boleh jadi dihubungkan juga dengan topography

syndepositional. Dengan demikian, analisa pada peta-peta ini dapat memberikan clue bagi paleogeography lokal dan susunan facies. Peta-peta struktural digunakan sepenuhnya juga dalam assessment ekonomis (contoh, eksplorasi minyak bumi) pada basin. Peta-peta Isopach. Isopach adalah garis-garis kontur pada ketebalan yang sama. Suatu peta isopach adalah suatu peta yang menunjukkan pengertian garis-garis kontur tebal suatu formasi yang diberikan atau unit karang. Ketebalan pada sedimen dalam suatu basin ditentukan oleh penilaian pada supplai sedimen dan akomodasi ruang pada basin, yang kembali lagi merupakan suatu fungsi pada geometri basin dan penghitungan subsidence basin. Bagian tebal yang abnormal pada suatu unit stratigraphic memberikan kesan keberadaan suatu pusat predepositional utama pada suatu basin (basin yang rendah), saat bagian-bagian tipis yang abnormal pada unit memberikan kesan highs predepositional-atau kemungkinan area pada erosi sebelumnya dengan segera hingga dan selama predepositional. Peta-peta isopach dengan demikian memberikan informasi mengenai geometri pada basin pengendapan. Lebih lanjut lagi, analisa pada suatu suksesi pada peta-peta isopach dalam suatu basin memberikan informasi mengenai perubahan dalam struktur basin melalui waktu. Untuk melakukan konstruksi pada suatu peta isopach, ketebalan pada suatu foemasi atau stratigraphic lainnya, unit haruslah ditentukan dari pengukuran yang muncul ke permukan laut dan/atau subsurface data log-sumur pada sejumlah titik-titik kontrol. Ketebalan pada unit pada setiap titik kontrol ini dimasukkan pada suatu peta dasar dan d\map dikontur dalam cara yang sama bahwa suatu map struktur-kontur dibuat. Gambar 19.9 adalah suatu contoh. Peta-peta Paleogeologis. Peta-peta paleogeologis adalah peta-peta yang

memperlihatkan areal geologi lainnya di bawah atau di atas suatu unit stratigraphic yang diberikan. Citrakan,/pikirkan, sebagi contoh, bahwa kita dapat strip off karangkarang yang membuat suatu formasi khusus (dan seluruh karang di atas formasi itu)

reveal karang di bawahnya-karang-karang yang mana

formasi telah diendapkan.

Kita kemudian dapat mengkonstruksikan suatu peta geologis pada puncak formasi yang mendasarinya ini. Sejenis peta yang berkenaan sebagai suatu peta subcrop (Krumbein dan Sloss, 1963). Dalam suatu cara serupa, karang-karang di atas suatu formasi atau badan karang dapat juga dipetakan. Jenis peta ini dilihat sebagai though dari bawah, yang disebut suatu peta tinjau mata cacing atau peta supercrop. Subcrop dan peta-peta mata cacing biasanya dikonstruksikan pada puncak dan dasar dari sejumlah unit karang yang berbeda, ketika atau bukan suatu unconformity ditampilkan. Maksud utama pada semacam peta adalah untuk mengillustrasikan bersifat erosi susunan-susunan paleodrainage, susunan pada basin yang mengisi, membagi garis pantai, atau penguburan secara berangsur-angsur pada topografi preexisting (Miall, 1990). Untuk mengkonstruksikan peta-peta paleogeologis

membutuhkan identifikasi pada unit-unit stratigrafis yang terletak dengan segera di bawah (atau di atas) suatu formasi yang diberikan atau unit stratigrafis lainnya pada sejumlah titik kontrol. Semacam data diambil dari yang muncul ke permukaan laut atau dari log-sumur subsurface. Peta-peta Lithofacies. Peta-peta facies depict variasi dalam karakteristik lithologic atau biologis pada suatu unit stratigrafis. Jenis yang sangat biasa pada peta-peta facies, dan hanya jenis tersebut yang didiskusikan di sini, adalah peta lithofacies, yang mana depict beberapa aspek pada komposisi atau tekstur. Map-map yang didasarkan pada karakteristik faunal adalah peta biofacies. Kebanyakan jenis peta lithofacies digunakan dalam hal ini. Beberapa diantaranya diplot sebagai rasio pada unit-unit lithologic yang khusus (contohnya, rasio pada silicclastic hingga komponen nonsilicclastic) atau sebagai isopach pada semacam unit (contoh, peta isopach batu pasir (atau isolith), peta-peta isopach batu gamping (atau isolith)). Pengujian lainnya pada abundance relatif dan distribusi pada tiga anggota komponen-terakhir (contoh, batu pasir, serpih, batu gamping). Dua jenis peta lithofacies didiskusikan di sini untuk mengillustrasikan metode: (1) peta-peta rasio-clastic dan (2) peta-peta

lithofacies tiga-komponen. Contoh-contoh tambahan diberikan pada Krumbein dan Sloss (1963) dan Miall (1990). Peta-peta rasio-clastic adalah peta-peta yang menunjukkan kontur pada rasio clastic yang sama, yang mana dibuat sebagai rasio pada ketebalan kumulatif total pada endapan-endapan siliclastic hingga ketebalan pada endapan-endapan nonsiliclastic, sebagai contoh, (conglomerate+batu pasir+serpih) ______________________________ (batu gamping+dolomite+penguapan+batu bara) Nilai-nilai yang dihitung bagi suatu titik-titik kontrol pada bilangan/jumlah dari yang muncul ke permukaan atau data di bawah permukaan dan diplot pada suatu peta. Peta kemudian dikontur dalam cara yang sama sebagaimana yang digambarkan bagi peta isopach. Suatu contoh ditunjukkan pada Gambar 19.10. Peta-peta rasio clastic digunakan sepenuhnya untuk menunjukkan hubungan pada unit-unit lithologic sepanjang batas pada suatu basin yang mana baik endapan-endapan silicclastic dan nonsilicclastic diakumulasikan. Sejenis peta memberikan informasi terbatas juga mengenai lokasi pada sumber endapan silicclastic. Peta-peta tiga komponen lithofacies ditunjukkan melalui pengertian mengenai susunan atau warna abundance relatif dengan suatu formasi atau unit stratigraphic lainnya pada tiga komponen lithofacies yang penting. Gambar 19.11 menunjukkan suatu contoh pada semacam peta yang didasarkan pada ketebalan relatif batu pasir, serpih, dan batu gamping. Suatu diagram ternary (inset pada Gambar 19.11) tiga komponen lithofacies sebagai anggota-anggota digambarkan menggunakan

terakhir. Triangle adalah subdivide ke dalam bidang, yang setiap bagiannya diindikasikan melalui suatu susunan atau warna yang cocok. Ketebalan pada setiap komponen anggota terakhir diukur sebagaimana kebanyakan titik kontrol pada yang muncul dari permukaan laut atau dalam subsurface sebagai praktek. Nilai-nilai relatif (dinormalisasikan hingga 100 persen apabila diperlukan) pada setiap titik kontrol yang diplot pada digram ternary. Susunan atau warna yang tepat bagi titik

pengontrolan itu kemudian diplot pada peta. Ketika seluruh titik telah diplot dengan suatu susunan atau warna, garis digambarkan pada peta dintara susunan atau warna berbeda yang menunjukkan distribusi geografis pada setiap subfacies yang tampil dalam wilayah yang dipetakan. Apabila lebih daripada tiga lithofacies tampil dalam bagian stratigraphic, penambahan lithofacies haruslah omitted (dan menyisakan tiga lithofacies yang dinormalkan hingga 100 persen) atau dikombinasikan dengan lithofacies lainnya untuk menghasilkan total tiga lithofacies. Sebagai contoh, apabila suatu facies conglomerate ditampilkan, ia dapat dikombinasikan dengan facies batu pasir, atau suatu facies evaporite yang boleh jadi dikombinasikan dengan facies batu gamping. Peta-peta tiga komponen lithofacies memberikan suatu pengertian convenient pada visualisasi kepentingan relatif pada setiap lithofacies keseluruhan suatu area geografis. Seperti peta-peta rasio-clastic, yang bagaimanapun, mereka memberikan hanya suatupenduanyang sangat rough pada lingkungan pengendapan dan lokasi-lokasi sumber-endapan. Peta-peta yang dihasilkan komputer. Semua peta yang didiskusikan di atas dapat digambarkan dengan tangan, dan para ahli geologi telah menggambarkan cara ini untuk beberapa tahun; bagaimanapun, konstruksi pada semacam peta yang sekarang menjadi dilakukan lebih banyak dengan komputer. Aplikasi komputer secara khusus prevalent dalam industri minyak, dimana analisa basin adalah suatu prosedur yang ditempatkan secara biasa. Komputer muncul untuk menghandel kuantitas yang besar pada data, seperti data stratigraphic dan struktural yang didapatkan dari catatan yang baik/sumur, dan mereka membolehkan data ini untuk dengan mudah dimanipulasi bagi beragam maksud statistik dan pemetaan. Peta-peta dasar yang tepat disimpan dalam komputer, dan lokai pada bagian yang muncul dari permukan laut dan sumur subsurface yang dapat dengan mudah dibuatkan plotnya pada peta-peta ini. Data lithologic, struktural, dan stratigraphic didapatkan dari studi pada bagian-bagian yang muncul dari permukaan laut dan di bawah permukaan yang likewise disimpan dalam komputer. Data yang diseleksi (contoh, ketebalan pada unit-unit lithologic,

kenaikan-kenaikan secara struktural) dapat diretrieved sebagaimana diperlukan dan ditambahkan untuk peta-peta dasar, yang mana dapat kemudian dikontur melalui komputer melalui penggunan piranti lunak yang tepat dan printer-printer khusus untuk menggambarkan peta-peta. Dengan demikian, beberapa peta yang Analisa digambarkan di atas yang dihasilkan oleh komputer, sebaik sebagaimana jenis-jenis lain peta sebagaimana peta-peta dengan kecenderungan permukaan. kecenderungan permukaan membolehkan pemisahan pada data peta ke dalam dua komponen: kecenderungan regional dan fluktuasi-fluktuasi lokal. Kecenderungan regional disubtract secara matematis melalui komputer, sisa yang ditinggalkan, yang berhubungan dengan variasi-variasi lokal. Sebgai contoh, struktur regional struktural lokal. berkecenderungan bisa jadi extracted dari suatu peta struktur-kontur untuk

menyatakan kealamian yang lebih alami pada anomali-anomali

Peta-peta yang dihasilkan komputer tidaklah perlu lebih baik atau lebih akurat daripada peta-peta yang ditulis dengan tangan. Keuntungan prinsipalnya adalah dalam ease dan kecepatan dengan apa yang mereka dapat gambarkan. Lihat Robinson (1982) dan Jones, hamilton, dan Johnson (1986) bagi penambahan rincian. Bagian-bagian Lintas Stratigraphic. Teknik penting lainnya dalam analisa basin adalah pembuatan bagian-bagian lintas stratigraphic. Bagian-bagian lintas stratigraphic digunakan secara ekstensif bagi maksud-maksud korelasi, interpretasi struktural, dan studi mengenai rincian-rincian perubahan faciesyang boleh jadi mempunyai signifikasi lingkungan atau ekonomis. Lintas bagian boleh jadi digambarkan untuk mengillustrasikan ciri-ciri lokal pada suatu basin, seringkali conjuction dengan pembuatan peta-peta lithofacies, atau mereka dapat depict suksesi stratigraphic utama suatu keseluruhan basin. Informasi yang diperlukan untuk membuat stratigraphic lintas bagian dibuat oleh studi mengenai bagian-bagian yang muncul dari permukaan laut, log lithologic subsurface, atau log sumur mekanis (log petrophysichal) Kebanyakan stratigraphic lintas bagian depict dalam dua dimensi pada lithology dan/atau karakteristik struktural pada suatu unit atau unit-unit

stratigraphic yang khusus melintasi wilayah geografis yang diberikannya. Beberapa contoh pada semacam lintas bagian diberikan dalam bab-bab terdahulu buku ini. Lihatlah, sebagai contoh, gambar 14.6 dan 14.21. Informasi stratigraphic boleh jadi ditampilkan juga dalam suatu digram fence. Diagram ini berusaha untuk memeberikan suatu tinjauan berdimensi-tiga pada stratigraphy dalam suatu area atau region (Gambar 19.12). Dengan demikian, mereka mempunyai keuntungan dengan memberikan kepada para pembaca suatu perspektif regional yang lebih baik pada hubungan-hubungan stratigraphic. Pada satu sisi, mereka lebih sukar untuk mengkonstruksikan daripada diagram-diagram konvensional yang berdimensi-dua, dan bagian- yang disembunyikan oleh fences di depan.

Analisa Paleocurrent dan Peta-peta Paleocurrent


Analisa paleocurrent adalah suatu teknik yang digunakan untuk menentukan aliran langsung pada arus-arus purba yang diangkut sedimen ke dalam dan dengan suatu basin pengendapan, yang mana merefleksikan cakupan paleo lokal atau regional (lihat Bab 5, Bagian 5.6). Melalui inference, analisa paleocurrent juga menyatakan kelangsungan wilayah sumber sedimen, atau wilayah-wilayah, atau lay. Lebih lanjut lagi, ia bertambah dalam pemahaman mengenai geometri dan kecenderungan pada unit-unit lithologic dalam menginterpretasikan lingkungan-lingkungan pengendapan. Analisa paleocurrent disempurnakan alas) atau oleh pengukuran orientasi pada ciri-ciri langsung seperti struktur pengendapan (contoh, cast flute, mark riak, lintas-bagian orientasi sumbu-yang panjang pada pebbles. Sejumlah orientasi pengukuran haruslah dibuat dengan suatu unit stratigraphic untuk mendapatkan suatu kecenderungan paleocurrent reliable secara statistik. Kecenderungan ukuranpartikel padat, karakteristik lithologic dan ketebalan sedimen yang juga mempunyai signifikasi langsung ketika dibuatkan peta, sebagaimana sebelumnya didiskusikan. Suatu contoh pad suatu peta paleocurrent, dikonstruksikan terutama pada dasar

orientasi pembuatan alas-yang melintang, yang ditunjukkan pada Gambar 19.13. Catat bahwa rata-rata (secara statistik) kelangsungan aliran pale diindikasikan melalui peta ini dari barat laut hingga ke tenggara, yang memberikan kesan bahwa area sumber sedimen lay di manapun hingga ke barat laut. Untuk diskusi yang lebih rinci pada penggunaan Bab 8). analisa paleocurent bagi penginterpretasian susunan sedimen-dispersal dan mekanisme pengisian-basin, lihat Potter dan Pettijohn (1977,

Studi-studi (Provenance) Petrofacies Silicclastic


Komposisi pada sedimen siliciclastic yang mengisi basin sedimentary ditentukan hingga suatu extent besar melalui lithology pada sumber karang yang furnish sedimen hingga basin, dengan baik sebagaimana melalui kondisi iklim dan cuaca pada are sumber. Oleh karena itu, analisa pada komposisi partikel assemblage mineral silicclastic (dan fragmen-fragemn karang) memberikan suatu pengerjaan ke belakang untuk memahami kealamian mencakup hal-hal sebgai berikut: 1. lithology pada sumber karang-karang 2. pembentukan tektonis pada area sumber 2. iklim, relief, dan landaian pada area sumber Studi provenance memberikan informasi penting mengenai paleoclimatology dan paleogeography pada pembentukan basin. Lithology pada sumber karang diinterpretasikan fragmen siliciclastic, khususnya pada dasar jenis-jenis pengendapan mineral dan karang yang tampil dalam karang-karang area sumber. Kita biasanya refer bagi semacam studi sebagaimana studi provenance, diamana provenance dipertimbangkan

dalam batu pasir dan conglomerate. Sebagai contoh,

kehadiran abundant alkali feldspars yang memberikan kesan derivation dari karang-

karang sumber vulkanis; dan seterusnya. Ilmu mineral siliciclastic juga memberikan informasi mengenai pembentukan tektonik (blok kontinental,, sumbu magmatik, collision orogen)-sedimen yang diperoleh dari pembentukan blok kontinental yang kemungkinana diperkaya dalam kuarsa dan feldspars alkali; sedimen yang diperoleh dari suatu sumbu magmatic yang didominasi oleh fragmen-fragmen karang yang berasal dari magma dan feldspars plagioclase; dan sedimen yang strip dari datarandataran tinggi sepanjang sabuk collision orogenik yang dikarakterisasi khususnya melalui suatu abundance pada fragmen-fragmen karang pengendapan dan metapengendapan. Iklim ,relief, dan landaian pada are sumber adalah lebih sukar untuk menginterpretasikannya dari assemblage mineral siliciclastic, tetapi beberaapa clue diberikan melalui rasio-rasio kuarsa/feldspar dan melalui tingkat pembuatan cuaca pada feldspar. Yang paling penting pada analisa provenance didiskusikan dalam rincian yang lebih besar dalam Bab 6. Bagian 6.5 Zuffa (1985) dan Morton, Todd dan Haughton (1991) memberikan suatu tinjauan yang lebih luas dan lebih rinci pada analisa provenance.

Studi-studi Geophysical
Penyelidikan-penyelidikan geofisik, termasuk studi-studi seismic dan paleomagnetic pada beragam jenis, memainkan suatu peranan penting dalam analisa basin. Teknikteknik seismic digunakan untuk dokumen engan kecenderungan struktur region dan keseluruhan geometri basin sebaik sebagaimana untuk mengidentifikasi ciri-ciri struktur lokal seperti anticline dan faults yang bisa memberikan trap bagi hydrokarbon. Teknik-teknik seismic ini mendiskusikan penggunaan pada digambarkan pada Bab 15, yang juga seismik bagi interpretasi metode-metode

stratigraphic, termasuk pembuatan identifikasi bagi rangkaian-rangkaian seismic dan facies sebaik sebagaimana korelasi pada reflektor stratal. Penggunaan yang sangat menyebar luas pada paleomagnetisme dalam analisa basin adalah studi mengenai

polaritas magnetik reversal sebagai suatu alat bagi korelasi dan maksud-maksud lainnya, ebagaimana digambarkan memberikan informasi dalam Bab 16. Airborne dan survey-survey yang gravitasi dan magnetik didasarkan-ground kadang-kadang dilangsungkan juga untuk mengenai struktur basin yang bertambah untuk diberikan melalui data seismic. Survey-survey gravitasi menentukan kehadiran

keanomalian gravitasi (nilai-nilai keabnormalan gravitasi yang tinggi atau rendah), yang mana dapat dihubungkan dengan kehadiran berat jenis badan karang (contoh, basalt) atau sinar (contoh, sedimen tebal) dalam subsurface. Survey-survey magnetik dan gravitasi furnish data yang dapat digunakan untuk mengkonstruksi peta-peta yang menunjukkan karakteristik basin dalam skala besar (contoh, basin utama tinggi dan rendah); bagaimanapun, peta-peta ini biasanya resolusi untuk mengidentifikasi trap petroleum. tidaklah mempunyai cukup ciri-ciri struktural berskala kecil, yakni,

keistimewaan/ciri-ciri sebagaimana anticlines kecil atau fault yang bisa merupakan

19.5 APLIKASI-APLIKASI PADA ANALISA BASIN


____________________________________________________________________

Menginterpretasi Sejarah Geologis


Sebagaimana dicatat, analisa basin adalah suatu program studi terintegrasi yang mencakup aplikasi pada sedimentologi, stratigraphic, dan prinsip-prinsip tektonik untuk mengembangkan suatu pemahaman penuh mengenai karang yang mengisi endapan basin dan menggunakan informasi ini untuk menginterpretasikan sejarah geologis dan mengevaluasi kepentingan ekonomis pada karang-karang. Dengan demikian, salah satu masukan utama pada analisa basin seacar sederhana adalah untuk mengembangkan suatu pemahaman yang lebih baik mengenai sejarah Bumi sebagaimana dicatat pada pengendapan basin yang khusus. Melalui analisa pada

tekstur pengendapan, struktur, karakteristik

partikel dan komposisi kimiawi, fossil, (dalam) karang

dan

stratigraphic pada pengendapan

(sebagaimana

dinyatakan melalui sifat fisik, sifat biologis, paleomagnetic, dan karakteristik yang merefleksikan seismik) para ahli geologi berada untuk menginterpretasi peristiwaperistiwa sedimentologic dan tektonic yang penting yang transpired hingga menghasilkan dan mengisi suatu basin pengendapan yang khusus. Dengan demikian, beragam jenis studi basin ini, biasanya mencakup pembuatan peta-peta yang tepat dan bagian-bagian stratigraphic, yang membolehkan para ahli geologi untuk menginterpretasikan peristiwa-peristiwa dan kondisi tektonik, cuaca, dan

pengendapan di masa lampau (termasuk karakterisasi dan interpretasi sumber-area, pada lingkungan dengan pengendapan) untuk merekonstruksi paleogeography dan paleogeology pada Bumi selama waktu yang spesifik di masa lalu. Suatu contoh menginterpretasikan pada penggunan prinsip-prinsip analisabasin untuk sejarah geologis pada suatu wilayah yang khusus yang

diberikan oleh Clifton, Hunter, dan Gardner (1988). Para penulis ini menguji pengaruh pada eustatic, tektonik dan ilmu sedimentology yang mempengaruhi generation pada peredaran pengendapan transgressif dan regressif dalam Merced Formation dekat San Fransisco, California. Merced Formation terdiri dari kira-kira 2000 m pada laut dangkal dan endapan pantai nonmarine pada akhir masa Cenozoid. Untuk work out sejarah pada Merced Formation, Clifton, dkk. Pertama kali membuat batas-batas stratigraphic (dasar dan puncak) pada pembentukannya melalui studi bidang dan referensi bagi informasi yang dipublikasikan sebelumnya. Usia pada bagian-bagian yang berbeda pada formasi dibuat melalui kombinasi pada data paleontologic dan dating radiometric pada intercalated ash bagian dasar. Beragam pengendapan facies dengan Merced kemudian dikarakterisasi pada dasar fossil-fossil yang dikandungnya, struktur pengendapan secara fisik dan biogenic, serta karakteristik-karakteristik yang mana kembali sepuluh tekstural (Tabel 19.2). Jenis-jenis facies diidentifikasi, (dari dasar pembentukan) yang ditentukan untuk menggambarkan lingkungan pengendapan berbeda: marsh pond/rawa, alluvial,

eolian, bukit pasir, backshore, embayment, foreshore, mearshore, innershelf, midshelf, dan outer shelf. Pada suksesi vertikal, facies ini membuat perubahan episode pada transgression dan regression yang kemungkinana merefleksikan fluktuasi-fluktuasi tingkatan laut Pleistocene eustatic. Fluktuasi-fluktuasi transgression-regression yang disesuaikan dengan kepercayaan diri yang beralasan hingga suatu kurva tingkatan laut Pleistocene, yang ditentukan dari data isotope-oksigen. Akhirnya, Clifton, dkk. Membuat kalkulasi bahwa Merced Formation diendapkan di bawah kondisi-kondisi laut/pantai yang dangkal dalam suatu pembentukan melalui subsidence pada nilai rata-rata 1 m/1000 tahun-suatu penilaian/penghitungan yang cepat yang telah dipengaruhi oleh perubahan bentuk tektonik. Contoh ini mengillustrasikan bagaimana para ahli geologi menggunakan suatu armory pada pendekatan ilmu sedimentologi dan stratigraphic (yakni, analisa basin) dalam menentukan karakteristik secara fisik dan biologis pada suatu pembentukan pengendapan dari mana sejarah ilmu sedimentologi dan tektonik dapat diinterpretasikan. Beberapa contoh tambahan pada pendekatan ini telah diuji pada Kleinspehn dan paola (1988).

Penggunaan secara Ekonomis


Suatu masukan kedua pada analisa basin adalah untuk menggunakan prinsip-prinsip dan teknik-teknik yang digambarkan di atas untuk mengevaluasi kepentingan ekonomis pada karang yang terendapkan dan mengidentiikasi endapan-endapan yang dieksploitasi seacar ekonomis pada mineral dan minyak yang berasal dari fossil. Analisa basin menemukan penggunaan secara ekonomis yang sangat besar pada bidang-bidang petroleum geologi, dan untuk suatu kandungan yang lebih sedikit, hydrogeology. In spite of bukti bahwa para ahli geologi minyak telah mencoba selama bertahun-tahun untuk menemukan loksi akumulasi-akumulasi minyak

(hydrokarbon) melalui analisa geokimia pada permukaan karang dan tanah yang mendasari semacam endapan-endapan, tanpa keberhasilan penuh metode yang telah sebelumnya dikembangkan bagi kelangsungan pendeteksian pada endapan-endapan hydrokarbon. Untuk menemukan suatu endapan minyak atau gas, para ahli geologi haruslah (1) membuat eksplorasi pada basin yang mempunyai kondisi-kondisi yang tepat bagi pembentukan dan migrasi hydrokarbon (2) melokasikan trap yang suitable, semacam suatu anticline terstruktur, yang mana hydrocarbon telah terakumulasi. Apa, yang sebenarnya, kondisi-kondisi yang tepat abgi pembentukan dan migrasi pada hydrokarbon? Kebanyakan para ahli geologi minyak percaya bahwa minyak asalnya berasal dari plant berukuran-baik atau bahan organik hewan yang ditempatkan prefentially dalam sedimen-sedimen yang menjadi partikel padat-yang baik, serpih kaya-organik yang dipercaya menjadi karang-karang sumber utama bagi minyak bumi. Dengan demikian, kondisi pertama bagi keberhasilan penuh eksplorasi hydrokarbon adalah untuk mendapatkan suatu basin yang mengandung sumber-sumber karang yang cocok. Lebih lanjut lagi, sumber karang dapat dikubur untuk kedalaman ketika temperatur adequate carck minyak dan gas dari bahan organik (-90 C-125 C) tetapi tidaklah begitu tinggi bahwa hydrokarbon dirusak. Setelah minyak dan gas dihasilkan dengan seropih sumber karang, mereka migrate dalam beberapa cara (dipahami dengan buruk) dari sumber karang ke dalam yang dihubungkan dengan porous dan karang-karang permeable yang disebut karangkarang saluran air. (Porisity refer bahwa persentase pada volume karang yang occupy melalui ruang pori; permeability refer ability pada suatu karang untuk transmit suatu zat cair dan gas). Pengalaman drilling telah menunjukkan bahwa saluran air karang terbaik bagi hydrokarbon adalah batu pasir dan batu gamping. Roughly 55 persen minyak dunia dan 75 persen gas alaminya terjadi dalam saluran-saluran air batu pasir: kebanyakan menyisakan reserve dunia dalam saluran air karbonat. Kebanyakan ruang-ruang pori dalam batu pasir porous dan karang-karang karbonat dalam subsurface diisi dengan air. Ketika hydrokarbon migrate dari bagian dasar sumber ke dalam overlying atau underlying saluran air karang (?), beberapa

pori air haruslah dipindahkan berdasar gravitasi tidak ditempatkan daripada air, mereka berkecenderungan untuk bergerak updip untuk mengambil di atas air melalui pemindahan secara (minyak mengambang pada air). Dengan demikian,

progressif pada pori air, hydrocarbon akan secara berangsur-angsur menggerakkan dip regional pada suatu sedimen basin. Migrasi ini akan secara terus-menerus hingga minyak mencapai suatu trap atau, apabila tidak terdapat trap yang ditemukan, hingga hal tersebut di expell pada permukaan sebagai suatu seep minyak. Suatu trap hydrocarbon adalah beberap jenis ciri-ciri struktural atau stratigraphic pada suatu karang ke dalam yang mana minyak atau gas dapat dengan mudah migrate tetapi dari mana ia sukar mencapainya. Tiga jenis trap minyak yang sangat biasa adalah pinch out anticlines, faults, dan stratigraphic (Gambar 8.26). Minyak dan gas akan muncul hingga posisi paling tinggi secara struktural dalam suatu anticline, fault, trap atau pinch out stratigraphic, dimana hal tersebut dicegah dari pergerakan lebih lanjut melalui kehadiran suatu lapisan karang impermeable (contoh, serpih atau evaporite) yang terletak di atas saliran air (bagian) alas dan seal trap. Dengan demikian, pencarian bagi suatu endapan minyak membutuhkan suatu trap yang dilokasikan dan drilled dalam suatu basin yang mengandung sumber dan saluran air karang yang cocok. Trap, ketika drilled dalam are eksplorasi yang baru biasanya menghasilkan kuantitas minyak secara komersil. Trap terstruktur (contoh, anticlines dan faults) berlokasi terutama melalui refleksi teknik-teknik seismic (Bab 15). Trap stratigraphic berlokasi melalui analisa yang rinci pada informasi stratigraphic yang didapat melalui studi pada stratigraphic lintas bagian (didasarkan pada log lithologic subsurface dan log sumur) seismic lintas bagian. Analisa basin hingga ahli geologi minyak dengan demikian membuat arti penglokasian dengan sumber-sumber karang yang cocok pada endapan basin, saluran air karang, dan trap. Supaya berhasil sepenuhnya dalam memainkan prinsip-prinsip sedimentology dan stratigraphy, sebaik sebagaimana beragam teknik penganalisaan suksesi sedimentary dan persembahan data yang didiskusikan dalam buku ini. Para ahli geologi minyak haruslah mempunyai suatu pemahaman thorough pada

karakteristik fisik, kimia dan biologi pada sedimentaray karang; haruslah memahami lingkungan pengendapan dan sistem-sistem pengendapan; haruslah dibuat pendasaran yang baik dalam seluruh aspek stratigraphy; harus mempunyai suatu pemahaman dasar pada prinsip-prinsip yang dicakup dalam aliran zat-zat cair dan gas melalui porous, karang-karang subsurface. Tidak ada seorang ahli geologi seacar tunggal yang secara normal layak mendapatkan banyak studi rumit yang dibutuhkan untuk mengembangkan sesuatu yang utama, keberhasilan sepenuhnya memainkan minyak. Assessment basin biasanya diperoleh melalui tim pekerja, yang bisa termasuk stratigrapher, ahli sedimen, ahli petrologi sedimentary, ahli paleontology, ahli geophysic, dan ahli hydrology. Tim-tim ahli ilmu pengetahuan ini bekerja bersama untuk mengembangkan suatu pemahaman pada faktor-faktor sedimentary, stratigraphic, dan faktor-faktor struktural yang mengontrol akumulasi pada minyak dan gas dalam basin drilled dimana endapan-endapan hydrocarbon komersial siapsiap didapatkan/ditemukan.mereka mencari kemudian untuk memperpanjang pengetahuan yang diperoleh dari semcam studi untuk eksplorasi bagi endapan hydrocarbon baru dan basin yang tidak diuji. Penggunaan teknik-teknik assessment-dasar untuk mengembangkan suatu permainan minyak digambarkan oleh Allen dan Allen (1990). Sebelum sumur-sumur eksplorasi baru (Gambar 19.14) drilled dalam suatu basin yang tidak teruji, ahli geologi minyak haruslah work out karakteristik-karakteristik stratigraphic pada vbasin untuk menentukan jenis-jenis sumber karang-karang yang potensial dan saluran air pada karang yang tampil dan ketebalan serta karateristik pad karangkarang ini. Mereka kemudian mengumpulkan dan menganalisa contoh-contoh pada sumber karang yang potensial (serpih bearing-organik) hingga melihat apabila bahan cukup organik (kerogen: Bab 8), dan jenis kerogen yang tepat, yang ditampilkan untuk menghasilkan kuantitas signifikan secara ekonomis pada minyak atau gas alami.Melalui studi apa yang muncul ke permukaan laut, dan kemungkinan drilling pada lubang-lubang berdiameter kecil untuk maksud informasi, mereka menentukan endapan-

saluran air karang potensial mana mempunyai porosity adequate dan permeability hingga membuatnya menjadi target pengeboran. Apabila sumber yang cocok dan saluran-saluran karang tampil dalam basin, tahap selanjutnya adalah untuk membuat lokasi salah satu atau lebih trap yang adalah cukup besar untuk hold suatu kuantitas komersial pada minyak atau gas. Sebagaimana dicatat di atas, trap dilokasikan terutama melalui analisa stratigraphic yang rinci dan seismic yang prospektif. Suatu komponen yang sangat penting pada suatu trap ialah bahwa saluran karang dalam trap haruslah dicakup atau capped melalui beberapa jenis karang nonpermeable seperti serpih atau evaporite untuk mencegah minyak dalam saluran karang melarikan diri ke atas. Akhirnya, para ahli geologi melakukan studi susunan aliran zat cair dan gas dalam karang-karang subsurface pada basin untuk melihat apabila zat-zat cair dan gas mengalir dengan adequate tekanan hingga menggerakkan minyak ke dalam saluran karang, dan trap tampil, sumur dibor. bore sumur yang memasuki saluran karang. Apabila seluruh requisite kondisi pada sumber karang,

19.6 HUBUNGAN PADA TEKTONIK DAN PENGENDAPAN


Saya telah membuta referensi mengenai keseluruhan buku ini dengan menganggap pengaruh-pengaruh tektonik pada susunan sedimentasi dan karakteristik stratigraphic. Sebelum menutup buku, saya mengharapkan untuk menambah suatu catatan pendek untuk reitrate dan menekankan pentingnya hubungan ini. Lempeng tektonik memberikan suatu kontrol tingkat-pertama pada sedimentasi melalui pengaruhnya pada wilayah sumber sedemen.Sebagaiman dicatat, sedimen-sedimen siliciclastic diperoleh dari sumber-sumber karang yang berlokasi dalam tiga jenis bentuk tektonik-blok-blok kontinen, collision orogen, dan arc magmatic.-setiap bagiannya dikarakterisasi oleh sumber-sumber karang (lithologies) jenis khusus. Dengan demikian, tektonik menentukan kompoisi mineral dan kimia pada sedimen

yang dikikis dan dihanyutkan dari tektonik dataran tinggi. Relief dan landaian pada datara tinggi ini (suatu fungsi pada tektonik), dikombinasikan dengan kondisikondisi iklim lebih lanjut yang menentukan nilai sedimen denudation dan dengan demikian penilaian pada sedimen diantarakan hingga pengendapan basin. Jenis-jenis basin dimana sedimen berakumulasi secara langsung dihubungkan dengan prosesproses tektonik. Sebagai contoh, beberapa basin terbentuk sebagai suatu hasil proses-proses tektonik yang memproduksi faulting; lainnya dalah basin sag yang diciptakan melalui crustal cooling dan subsidence pada proses-proses tektonik lainnya. Dalam beberapa kasus, tektonik memperkuat kontrol ukuran, bentuk, dan lokasi pada basin. Proses-proses tektonik, secara bersama dengan muatan sedimen, lebih lanjut lagi menentukan nilai subsidence basin dan dengan demikian ruang yang tersedia (akomodasi) bagi akumulasi sedimen. Sebagaimana didiskusikan pada Bab 15, tektonik (contoh, penilaian pada penyebaran lantai laut) appear untuk dimainkan suatu peranan utama pada keseluruhan masa geologis dalam mengontrol terbit dan jatuhnya tingkatan laut. Kembali lagi, perubahan dalam tingkatan laut (bersama dengan penilaian pada delivery sedimen dan subsidnce basin) mempunyai suatu pengaruh utama pada karakteristik sedimen sebagaiman diekspresikan dalam sistemsistem pengendapan, rangkaian-rangkaian pengendapan, dan tract sistem (Bab 14). Ringkasnya, tektonik mempengaruhi komposisi pada siliciclastic sedimentary karang melalui pengawasan lithology pada sumber-sumber karang. Lebih lanjut lagi, ia mempengaruhi penilaian denudation sedimen serta akomodasi ruang bagi sedimensedimen-dan dengan demikian penghitungan sedimen serta ketebalan sedimen-dan ia mengontrol lokasi serta ukuran pada pengendapan basin. Akhirnya, tektonik exert suatu pengontrolan utama pada tingkatan laut, yang mana mempengaruhi prosesproses sedimentary dan lingkungan serta, kembali lagi, karakteristik-karakteristik sedimen (contoh, tekstur, pembuatan alas, struktur sedimentary) dan hubunganhubungan stratigraphic. Tabel 19.1 Jenis-jenis utama pada pengendapan basin

Basin-basin interior, retakan antarkontinental, dan aulacogen (termasuk retakan yang dihubungkan dengan thermal dan retakan yang dihubungkan dengan collision) Batas-batas kontinental yang retak atau passif (batas-batas jenis Atlantik yang terdiri dari suatu beting (dasar), lerengan, dan pemunculannya) Basin-basin bersifat lautan dan pemunculannya (lantai laut dalam dan basin-basin yang lebih kecil dihubungkan dengan pemunculan tersebarnya pegunungan lautpertengahan dan penyebarannya, tetapi pembentukannya dihubungkan) Subduction yang dihubungkan dengan pembentukannya (batas-batas lempeng convergent yang dikarakterisasi oleh suatu trench, jurang pemisah lengkung parit dan lengkung vulkanik) Strike-slip/transformasi fault-yang dihubungkan dengan pembentukannya Tubrukan-yang dihubungkan dengan pembentukannya (yang dihasilkan dari closure pada suatu yang sifatnya lautan atau basin marginal)
Sumber: Mitchell dan Reading (1986).

di luar transformasi

faults-yang

GAMBAR 19.1 Penggambaran bersifat skema tektonik yang dibentuk basin

mengenai jenis utama keadaan

GAMBAR 19.2 Basin Michigan, menunjukkan kecenderunagn terstruktur (fold dan fault) serta umur karang yang tersedimentary yang crop out pada permukaan. Batasbatas yang tepat pada basin ditunjukkan melalui garis yang sangat solid GAMBAR 19.3 Peta (A) menunjukkan konfigurasi permukaan pada Zona Retakan Afrika Timur dan bagian melintang/melintas dan (B) mengillustrasikan tahapan dalam evolusi pada retakan dari Miocene akhir melalui Quarternary. Retakan dilantaii melalui karang-karang volkanik dan dtritus volkaniklastik. GAMBAR 19.4 Aulacogen utara pada laut-laut Hitam dan Kaspia pada bentang Russia.

GAMBAR 19.5 bagian-bagian interpretif yang melintasi batas kontinental Atlantik pada Amerika Utara dalam vicinity trough Ngarai Baltimore. GAMBAR 19.6 Bagian melintang pada basin Los Angeles dengan pengaruhpengaruh pada tahapan-akhir tektonik yang memperpendek remove. Catat kehadiran sejumlah fault yang diciptakan blok-blok down-dropped untuk membentuk basin pusat. Kesalahan penempatan untuk penghitungan pada shortening yang terjadi tampak pada tahapan-akhir penguatan compressional dan yang ditempatkan dalam bagian cross. GAMBAR !9.7 Diagram bagian-cros yang menunjukkan basin remnant dan dihubungkan dengan basin-basin yang eksis di Basin Marathon, Texas, selama pengendapan pada karang-karang sedimentary Carboniferous. GAMBAR 19.8 Illustrasi bersifat skema mengenai suatu peta struktur-kontur yang menggambarkan puncak suatu formasi. Interval kontur adalah 20 m. Nilai negatif kontur mengindikasikan bahwa pembentukan ini berlokasi di bawah tingkatan laut dan dengan demikian suatu pembentukan yang terkunur (subsurface). GAMBAR 19.9 Contoh pada suatu peta isopach pada suatu pembentukan hypothetical yang digambarkan pada ketebalan pembentukan laut dan sisi utara peta. GAMBAR 19.10 Contoh pada suatu peta rasio-clastic (clastic/nonclastic). Penambahan progresif dalam rasio dari tenggara hingga barat laut melintasi peta yang mengindikasikan persentase penambahan kemajuan pada komponen-komponen siliciclastic dalam bagian stratigraphic terhadap barat laut. Dengan demikian, sumber pada sedimen haruslah dibuatkan lokasinya dimanapun hingga barat laut. Panah kecil menunjukkan kemungkinan langsung pengangkutan endapan. GAMBAR 19.11 Contoh hypothetical peta facies pada tiga komponen (batu pasir, serpih, batu gamping). Endapan-endapan siliciclastic predominant dalam porsi barat laut pada peta, whereas bagian stratigraphic pada bagian tenggara pada peta suatu interval kontur 40 m. Catat bahwa lebih daripada 240 m dalam basin yang rendah (pusat

pengendapan), tipis melampai tingginya basin, dan tipis hingga nol sepanjang barat

didominasi oleh karang-karang karbonat. Catat bahwa tidak seluruh pada area yang dipetakan.

lithofacies

ditunjukkan dalam seditiga lithofacies (contoh batu pasir)yang nyatanya ditampilkan GAMBAR 19.12 Illustrasi bersifat skema pada suatu diagram fence yang menunjukkan hubungan-hubungan intertonguing facies diantara endapan-endapan lautan dan bukan lautan. Bagian-bagian 1-4 bagian-bagian stratigraphic diukur secara hypothetical. GAMBAR 19.13 Contoh penggunan data paleocurrent untuk membuat lokasi areaarea sumber. Gravel brandywine pada Maryland. Kontur menunjukkan partikel padat modal (dalam mm). GAMBAR 19.14 Suatu penyelidikan untuk menemukan sumur gas (Chevron Can Sup Waterton) yang dibor pada sudut barat laut Basin Sedimentary Alberta Kanada, Bagian Barat Kanada. Bor diuji pembentukan-pembentukan karbonat Mississipian dan Devonian dan berhadapan dengan gas di bawah suatu kedalaman 4000 m. ukuran

You might also like