You are on page 1of 3

Secara umum undang-undang ini ada beberapa perubahan yang memperluas atau menambah tugas-tugas baru Komisi Yudisial.

Adanya tambahan wewenang UU tersebut memperkuat keberadaan Komisi Yudisial.

Beberapa kewenangan baru adalah :

1. KY dapat memilih dan mengusulkan hakim ad hoc di MA 2. KY berkewajiban untuk meningkatkan kesejahteraan dan kapasitas hakim. 3. KY dapat mengangkat penghubung di daerah sesuai dengan kebutuhan. 4. KY berpedoman pada Kode Etik Hakim 5. KY dapat meminta bantuan kepada aparat penegak hukum untuk melakukan penyadapan

terhadap hakim yang diduga melanggar kode etik dan pedoman perilaku hakim.
6. KY dapat memanggil saksi dengan paksa jika tidak memenuhi panggilan tiga kali

berturut-turut, penjatuhan sanksi ringan maupun berat, kecuali pemberhentian tetap yang hanya bisa KY usulkan kepada MKH.

KY lahir atas dasar amanat reformasi dengan tujuan :


1. Sebagai penyatuan atap, tanpa menuntut perubahan sistem seperti rekruitmen, mutasi,

promosi dan pengawasan terhadap hakim.


2. Adanya kekhawatiran mengenai pengawasan yang dilakukan MA yang dianggap

(memang) masih lemah.


3. Kegagalan sistem yang ada untuk menciptakan pengadilan yang lebih baik.

KY bukan pelaksana kekuasaan kehakiman tetapi tugasnya berkaitan erat dengan

kekuasaan kehakiman. Sebelum adanya KY pemilihan calon hakim agung berasal dari MA dan pemerintah yang mengusulkan ke DPR sehingga sifatnya tidak terbuka dan obyektif. Setelah adanya KY pemilihan calon hakim agung dilakukan secara transparan dan obyektif.

Dengan proses seperti itu, diharapkan calon hakim agung yang terpilih adalah mereka yang profesional, berkualitas, berintegritas dan berakhlak mulia, sehingga dapat menjadi agen perubahan dalam berjalannya kepastian hukum yang adil.

BAB III WEWENANG DAN TUGAS Pasal 13 Komisi Yudisial mempunyai wewenang: a. mengusulkan pengangkatan Hakim Agung kepada DPR; dan

UU No 22 th 2004

b. menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat serta menjaga perilaku hakim.


UU No 18 th 2011

Pasal 13 Komisi Yudisial mempunyai wewenang: a. mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah Agung kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan; b. menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim; c. menetapkan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim bersama-sama dengan Mahkamah Agung; dan d. menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim.

You might also like