You are on page 1of 27

Perjalanan Steve Jobs 1955-2011

Jakarta - Duka menyelimuti dunia teknologi. Salah satu inovator, Steve Jobs menutup mata selamanya. Si jenius di balik perusahaan Apple ini mengakhiri kisahnya di usia 56 tahun setelah berjuang melawan kanker. Masa kecil Steven Paul Jobs, demikian nama lengkapnya, lahir di San Francisco, Amerika Serikat, 25 Februari 1955. Dia diadopsi oleh Paul dan Clara Jobs. Ayah biologis Jobs, Abdulfattah John Jandali, merupakan profesor sains politik dan ibu kandungnya Joanne Simpson ahli terapi bicara. Hampir sebagian besar masa kecil hingga remaja dihabiskannya di Cupertino, California. Setelah lulus dari sekolah menengah atas pada 1972, Jobs melanjutkan studinya di Reed College di Portland selama satu semester. Setelah itu, pada musim gugur 1974 Jobs mulai bekerja sebagai teknisi di Atari, sebuah perusahaan yang mendesain circuit board. Berdirinya Apple Jobs mulai berpikir untuk mendirikan perusahaan. Maka dua tahun kemudian, pada 1976 berdirilah Apple yang dibangunnya bersama Steve Wozniak. Dengan modal beberapa ribu dolar, keduanya memulai bisnis yang memiliki visi mengubah dunia. Tak perlu menunggu waktu lama, Apple segera merilis produk pertamanya yang kemudian dijuluki sebagai 'revolusi komputer personal'. Pada pertemuan pemegang saham tahunan Apple tanggal 24 Januari 1984, Jobs memperkenalkan Macintosh. Selanjutnya Macintosh menjadi komputer kecil pertama yang sukses secara komersial dengan antarmuka pengguna grafis. 'Diusir' dari Apple Meski Jobs dikenal kharismatik, sejumlah rekan dan karyawannya kala itu menilainya sebagai manajer yang mudah berubah pikiran, keras kepala dan temperamental. Penurunan penjualan pun terjadi pada akhir 1984 dan mengakibatkan keretakan hubungan kerja Jobs dengan John Sculley yang kala itu menjabat sebagai CEO Apple. Pada akhir Mei 1985, setelah ketegangan internal dan pengumuman PHK besar-besaran, Sculley mengakhiri jabatan Jobs sebagai kepala divisi Macintosh karena perbedaan visi. Namun semangat Jobs tidak berhenti sampai di situ. Setelah meninggalkan Apple, Jobs lantas mendirikan NeXT Computer. Sayang, produk yang dihasilkannya masih dianggap sebagai barang mahal dan gagal memberi dampak bagi industri teknologi. Kesuksesan Jobs Kesuksesan Jobs yang sesungguhnya dimulai pada pertengahan pertama tahun 1990. Menariknya, sukses ini justru bukan berawal di industri komputer, melainkan industri

film. Pixar, studio animasi kecil yang diakuisisi Jobs pada 1986, memulai debutnya setelah merilis film Toy Story pada 1995. Akhir 1996, Jobs mendekati Apple agar perusahaan itu mengakuisisi NeXT. disebutkannya, Apple membutuhkan sistem operasi dan NeXT memiliki itu. Upaya Jobs membujuk Apple pun berhasil. Di tahun itu Apple mengumumkan pembelian NeXT senilai USD 429 juta. Kembali ke Apple Apple kembali merangkulnya dan beberapa bulan setelah kembali bergabung di Apple, Jobs mendapatkan posisinya kembali sebagai CEO. Inilah titik baru kepemimpinan Jobs. Sejak 1997 hingga Agustus 2011 menjabat sebagai CEO, Apple tak hanya bangkit dari kebangkrutannya. Beragam produk besutannya yang lahir dari kejeniusan ide Jobs, seperti iMac, iPod, iPhone dan tentu saja iPad telah mengubah ranah elektronik consumer dan komputasi personal. Perjuangan melawan kanker Di tengah masa kepemipinannya yang tengah memuncak, pada Agustus 2004 Jobs mengungkapkan dirinya menderita kanker pankreas dan harus menjalani operasi. Jobs sempat absen dari kesibukannya di Apple untuk cuti medis dan kembali bekerja pada September 2004. Januari 2009, Jobs kembali mengambil cuti selama enam bulan untuk berobat. Dokter mengatakan Jobs harus menjalani tranplantasi hati pada April 2009. Kemudian dia kembali menjalankan jabatannya pada Juni 2009. Kabar sakitnya Jobs kerap kali terdengar dan sedikit banyak mempengaruhi saham perusahaannya. Namun demikian, Apple terus melesat, bahkan dinobatkan sebagai perusahaan paling mahal dan Jobs sebagai CEO terbaik Amerika. Mengundurkan diri Sosok di balik kesuksesan iPhone dan iPad itu benar-benar menarik diri dari jabatan CEO Apple. Jobs secara resmi mengundurkan diri pada Agustus 2011. Sakit tampaknya menjadi alasan utama Jobs untuk melepas jabatan nakhoda di salah satu perusahan TI terbesar itu. Dia pun berpulang.. Akhirnya, sang legenda dunia teknologi abad ini pun berpulang. Perjuangannya terhenti setelah menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu waktu Palo Alto, Calif, Amerika Serikat di usia 56 tahun. Kabar mengejutkan ini datang sehari setelah Apple merilis iPhone 4S.

Ia meninggalkan seorang istri bernama Laurene Powell dan tiga orang anak dari hasil perkawinannya. Jobs juga diketahui memiliki seorang anak perempuan dari pasangannya terdahulu. Dalam kehidupan sosialnya, Steve dikenal sebagai seorang visioner. Sementara dalam kehidupan pribadinya, ia merupakan orang yang hangat dengan keluarga. Selamat jalan Jobs...

10 Kalimat Inspiratif Sang Jenius


Jakarta - Sosok legendaris di ranah teknologi, Steve Jobs, telah meninggal dunia di usianya yang ke-56. Akan tetapi, jejak kesuksesannya tidak akan pernah dilupakan. Kesuksesan yang ia raih bersama Apple ini tidak luput dari cara Jobs memandang kehidupan serta bisnis yang ia jalani. Ia pun sering berbagi kalimat penuh inspirasi. Berikut beberapa di antaranya: "Sangat sulit membuat desain sebuah produk. Kerap kali orang-orang tidak mengetahui apa yang mereka inginkan, sampai kita menunjukkannya pada mereka". (BussinessWeek, 1998). "Ini adalah salah satu mantra saya - fokus dan kesederhanaan. Kamu harus berkerja lebih keras untuk menjernihkan pikiran dan menghasilkan kesederhanaan. Pada akhirnya hal ini akan setimpal. Saat kamu tiba di sana, kamu bisa memindahkan gunung". (BusinessWeek, 1998). "Menjadi orang terkaya di pemakaman tidak berarti bagi saya...Pergi ke tempat tidur dan mengatakan bahwa kami telah melakukan sesuatu yang luar biasa...Itulah yang berarti bagi saya". (The Wall Street Journal, 1993). "Saya akan selalu terhubung dengan Apple. Mungkin ada saat-saat atau tahun-tahun di mana saya tidak di sini, namun saya akan selalu kembali". (Playboy, 1985). "Kami tidak pernah khawatir terhadap angka-angka. Apple selalu mencoba berfokus

pada produk karena sebuah produk benar-benar akan membuat perbedaan". (Playboy, 1985). "Kamu harus memiliki keyakinan terhadap sesuatu - keinginan, takdir, hidup, karma, apapun itu". (Stanford commencement speech, 2005). "Pekerjaanmu akan menjadi bagian penting dari kehidupanmu. Satu-satunya cara untuk mencapai kepuasan adalah dengan percaya bahwa apa yang kamu kerjakan adalah pekerjaan yang hebat. Cintai apa yang kamu kerjakan. Jika kamu belum menemukannya, tetaplah cari. Jangan berhenti". (Stanford commencement speech, 2005). "Tidak ada seorang pun yang ingin mati. Meski mereka yang ingin pergi ke surga, tidak ingin mati. Namun kematian adalah tujuan kita bersama, tidak ada yang bisa lolos darinya. Kematian adalah penemuan terbaik dalam kehidupan. Ia membersihkan yang lama dan membuat jalan untuk yang baru. Sekarang yang baru adalah kamu, namun suatu saat nanti kamu akan menjadi tua dan 'dibersihkan'. Maaf terlalu dramatik, namun ini benar". (Stanford commencement speech, 2005). "Panutan saya untuk bisnis adalah The Beatles. Mereka saling mengimbangi satu sama lain. Beginilah cara saya memandang suatu bisnis, bisnis yang hebat bukan dilakukan oleh satu orang, melainkan oleh tim". (Interview with 60 Minutes, 2003). "Jika kamu melakukan sesuatu yang bagus, maka selanjutnya kamu harus melakukan hal lain yang luar biasa. Jangan tinggal terlalu lama, pikirkan apa yang harus kamu buat selanjutnya". (NBC Nightly News, May 2006).

Jobs, Mahasiswa Drop Out yang Merevolusi Jagat Teknologi


Jakarta - Steve Jobs adalah mahasiswa gagal. Dia tidak pernah menyelesaikan kuliahnya. Namun meski mengalami masa-masa susah kala memutuskan drop out, Jobs menyatakan keluar dari kuliah adalah salah satu keputusan terbaiknya. Tahun 1972, Jobs masuk kuliah di Reed College di Portland, Oregon. Dia memutuskan drop out setelah baru 6 bulan kuliah. Jobs merasa tidak cocok dan tidak mau menghamburkan uang orang tua untuk ongkos kuliah. "Aku secara naif memilih universitas yang ongkosnya hampir semahal Stanford dan semua tabungan orang tua dihabiskan untuk biayanya. Setelah 6 bulan, aku tak bisa melihat manfaatnya. Aku tak punya ide apa yang ingin kulakukan dengan hidupku dan bagaimana universitas akan membantu menemukannya. Aku menghabiskan semua uang yang ditabung orang tua selama hidup mereka," kata Jobs dalam pidato upacara wisuda di Stanford University tahun 2005. "Jadi aku putuskan drop out dan percaya semuanya akan baik-baik saja. Cukup menakutkan waktu itu, namun ketika melihat ke belakang itu adalah salah satu keputusan terbaik yang pernah kubuat," ucapnya seperti detikINET kutip dari Washington Post, Kamis (6/10/2011). Masa-masa Susah Jobs mengenang bahwa sesudah drop out adalah masa-masa susah. Jobs terpaksa menggelandang karena tak punya kamar. Ia tidur di lantai kos temannya. Dia menjual botol minuman untuk mendapat uang agar bisa makan. Namun Jobs mengaku menikmatinya. Dia juga mengambil kelas seni kaligrafi untuk mengasah intuisinya dalam masa-masa awal drop out. Jobs mengaku pelajaran itu membantunya mendesain susunan tipografi di komputer Mac. Sesudah DO, perjalanan hidup Jobs berliku-liku. Dia pernah ditendang dari Apple pada tahun 1984. Padahal, Apple adalah perusahaan yang didirikannya bersama Steve Wozniak. Namun ia kembali sukses dengan menjadikan studio film Pixar bertaji di industri film animasi. Dia kembali pada Apple tahun 1997, lalu menjadikannya begitu jaya. Ya, meski berstatus mahasiswa DO dan berulangkali ditimpa kesulitan, Jobs akhirnya sukses besar. Ia merevolusi dunia teknologi dengan kehadiran iPod, iPhone dan tentunya iPad. Produk-produk tersebut laku keras dan memaksa kompetitor bekerja keras melawan sepak terjang Apple. Inilah nasehatnya untuk para lulusan Stanford pada akhir pidatonya tersebut: "Waktu Anda terbatas, jangan sia-siakan untuk menjalani kehidupan seperti orang lain.

Jangan terjebak pada dogma, yang adalah hasil pemikiran orang lain. Jangan biarkan opini orang lain menenggelamkan suara di dalam Anda. Yang paling penting, beranilah mengikuti hati dan intuisimu yang entah bagaimana sudah tahu sesungguhnya Anda ingin menjadi apa,"

Steve Jobs dari Masa ke Masa


Jakarta - Tak bisa dipungkiri, Steve Jobs adalah inovator ulung pada zamannya. Kepergiannya akan dikenang sampai generasi mendatang. Dialah yang menemukan berbagai perangkat teknologi revolusioner seperti iPod, iPhone dan iPad. Jobs membangun Apple bersama Steve Wozniak di sebuah garasi. Mereka menjual komputer pertama Apple I pada tahun 1976 yang kala itu dijual seharga USD 666,66. Inilah cikal bakal perusahaan yang kini produknya sangat digemari dunia. Karena berbagai masalah, Steve Jobs pernah meninggalkan Apple. Namun dia kembali lagi pada tahun 1997 ketika kondisi Apple tengah suram. Kembalinya sang legenda menjadi awal kejayaan Apple yang kemudian melahirkan berbagai perangkat revolusioner dan menjadi salah satu perusahaan paling bernilai di dunia. Kini, Jobs telah tiada. Dunia mengenangnya dengan berbagai macam cara, tokoh-tokoh angkat suara memuji kejeniusannya. Berikut napak tilas kegemilangan Jobs dalam rekaman foto:

Salah satu foto legendaris yang menampilkan Steve Jobs bersama Steve Wozniak mengutak atik komputer pertama Apple.

Komputer Macintosh yang dirilis pada tahun 1984, menandai salah satu jejak kegemilangan Jobs kala menahkodai Apple.

Steve Jobs kala muda dengan komputer Macintosh kebanggannya

Setelah sempat pergi, Jobs kembali ke Apple pada tahun 1997 dan memperkenalkan komputer iMac pada tahun 1998

Steve Jobs memperkenalkan iPod tahun 2001

iPhone, salah satu penemuan terbesar Jobs

Steve Jobs dengan iPad, komputer tablet yang sampai kini masih sangat laris.

Foto terakhir Jobs di publik pada akhir Agustus 2011, menampakkan kondisinya sangat lemah.

Pernyataan Lengkap Obama Soal Steve Jobs


Jakarta - Steve Jobs meninggal dunia. Statusnya sebagai legenda di dunia teknologi membuat banyak orang berduka atas kepergiannya, tidak terkecuali orang nomor satu di Amerika Serikat, Barack Obama. Presiden Barack Obama memberikan penghargaan tinggi untuk Jobs. Dalam pernyataannya bersama sang istri Michelle, presiden berdarah Kenya ini menyebut Jobs adalah salah satu inovator terbesar yang pernah dilahirkan di Amerika Serikat. Berikut pernyataan Obama mengenai kepergian Jobs, seperti detikINET kutip dari Sun Times, Kamis (6/10/2011): "Michelle dan saya bersedih mendengar kabar meninggalnya Steve Jobs. Steve termasuk inovator terbesar Amerika, cukup berani untuk berpikir berbeda, cukup berani untuk meyakini dia bisa mengubah dunia dan cukup berbakat untuk melakukannya. Dengan membangun salah satu perusahaan paling sukses di planet ini dari garasinya, dia memberi contoh tentang semangat kepintaran orang Amerika. Dengan membuat komputer personal dan membawa internet ke saku kita, dia membuat revolusi informasi tidak hanya bisa diakses namun juga intuitif dan fun. Dan dengan bakatnya bercerita, dia membawa kebahagiaan bagi jutaan anak dan orang dewasa.

Steve senang berkata bahwa dia hidup setiap hari seperti itu adalah hari terakhirnya. Karena dia melakukannya, dia mentransformasi hidup kita, mendefinisikan seluruh industri, dan mencapai salah satu prestasi terlangka dalam sejarah manusia, dia mengubah cara kita melihat dunia. Dunia telah kehilangan seorang visioner. Dan mungkin tidak ada penghargaan lebih besar terhadap sukses Steve selain fakta bahwa banyak masyarakat dunia mendengar kabar dia meninggal melalui perangkat yang dia temukan. Michelle dan saya mengirimkan doa bagi istri Steve, Laurene, keluarganya dan semua orang yang mencintai dia,"

Mengenang Steve Jobs (reuters)

Bill Gates Bicara Soal Steve Jobs


Jakarta - Microsoft dan Apple boleh saja memiliki persaingan yang sengit di industri IT. Namun hubungan bos keduanya, Bill Gates dan Steve Jobs, bisa dibilang akur-akur saja. Bahkan Gates mengaku beruntung sempat mengenal Jobs. Gates pun merasakan duka yang mendalam lantaran kepergian teman sekaligus kompetitornya tersebut. "Bagi mereka beruntung dapat bekerja sama dengannya (Steve Jobs-red.), itu merupakan kebanggaan yang luar biasa," tukas Gates, dikutip detikINET dari Reuters, Kamis (6/10/2011). "Saya akan sangat merindukan Steve," imbuhnya. Jobs dan Gates yang kini berusia 55 tahun merupakan dua sosok yang bisa dibilang sebagai legenda di dunia IT. Keduanya memiliki peran sentral dalam pengembangan personal komputer di tahun 70 dan 80-an. Uniknya, mereka bisa menjadi teman sekaligus lawan. Tentunya pesaing dalam arti yang positif. "Dunia jarang melihat seseorang yang memiliki dampak yang mendalam seperti yang Steve miliki. Termasuk untuk dampak yang dihasilkan kepada generasi yang akan datang," lanjut Gates.

"Saya sangat sedih mendengar kabar wafatnya (Jobs-red.). Saya dan Melinda menyatakan rasa duka yang mendalam terhadap keluarga, teman-temannya, dan siapapun yang tersentuh dengan apa yang dikerjakan Steve," tandas Chairman dan pendiri Microsoft. Jobs dilaporkan meninggal dalam usia 56 tahun. Ia menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu waktu Palo Alto, Calif, Amerika Serikat, lantaran masalah kesehatan.

Steve Jobs & Bill Gates (wikipedia)

Jejak Steve Jobs di Media 'Dijahit' Jadi Biografi


Jakarta - Biografi mengenai Steve Jobs kembali dibuat dan kini majalah Fortune yang akan menggarapnya. Biografi ini diterbitkan dari belasan cerita yang dibuat di majalah bisnis dan ekonomi tersebut. Fortune mengumpulkan sebanyak 17 cerita dari selama hampir 3 dekade tentang mantan CEO Apple yang memiliki banyak penggemar ini. Sekedar informasi, Fortune pernah memberi mahkota "CEO of the Decade" kepada Jobs pada tahun 2009 lalu. Dikutip detikINET dari Cnet, Rabu (28/9/2011), biografi bertajuk "All About Steve: The Story of Steve Jobs and Apple from the Pages of Fortune" hanya akan dirilis dalam versi e-book. Bagi yang ingin memilikinya, konsumen bisa membeli biografi tersebut dari toko Kindle keluaran Amazon. "Pada akhirnya ia terbukti benar miliaran kali, dan perusahaannya, Apple menjadi salah satu perusahaan paling sukses di dunia," tutur Managing Editor majalah Fortune, Andy Serwer. Seperti diketahui sebelumnya, biografi resmi perdana Steve Jobs akan dirilis pada 21 November nanti oleh publisher Simon & Schuster. Bahannya sendiri didapat dari puluhan wawancara dengan Jobs sendiri plus ratusan wawancara dengan keluarga dan temantemannya.

Biography-Steve Jobs (Cnet)

'Steve Jobs Adalah CEO Terbaik Dalam 50 Tahun'


Jakarta - Pensiunnya Steve Jobs dari kursi CEO Apple masih jadi buah bibir. Pujian khusus dilayangkan oleh Eric Schmidt, mantan CEO Google yang kini menempati posisi chairman di raksasa mesin cari internet tersebut. Schmidt yang adalah sobat lama Jobs tanpa ragu menyebut Jobs sebagai CEO dengan performa terbaik dalam 50 tahun terakhir. Itu terbukti dengan tangan dingin Jobs yang mampu beberapa kali membangkitkan Apple jadi raksasa teknologi yang disegani. "Steve Jobs memberikan performa seorang CEO yang terbaik dalam 50 tahun. Dia tidak hanya membangun Apple sekali, namun dua kali," kata Schmidt, dilansir TechRadar dan dikutip detikINET, Sabtu (3/9/2011). Steve dan Eric dahulu adalah kawan akrab. Namun persahabatan mereka retak setelah Google meluncurkan Android yang ditujukan untuk menghantam iPhone. Jobs dilaporkan merasa dikhianati oleh Schmidt ketika mendengar kabar Google akan meluncurkan OS baru berikut ekosistem aplikasinya. Memang Android kemudian terbukti menjadi pesaing terkuat gadget Apple. "Steve sangat sangat kecewa. Oh Tuhan, dia sangat marah," demikian kabarnya Schmidt

mendeskripsikan pernyataan Jobs kala keduanya berbincang di telepon. Konon sejak itulah, hubungan Jobs dan Schmidt mulai merenggang.

Steve Jobs (ist)

Beredar, Foto Mengenaskan Steve Jobs Pasca Mundur


Jakarta - Sebuah foto yang diklaim menunjukkan wujud Steve Jobs setelah mundur dari posisinya sebagai CEO Apple beredar di internet. Jobs nampak sangat tidak sehat. Foto itu, seperti dikutip detikINET dari Reuters, Sabtu (27/8/2011), beredar di situs gosip TMZ. Situs itu mengatakan foto diambil hari Jumat, 26 Agustus 2011, waktu setempat. Jobs tampil dalam kondisi sangat mengenaskan. Ia terlihat begitu kurus dan lemah, mengenakan pakaian yang nampak seperti gaun berwarna hitam. Entah asli atau tidak, foto itu telah menimbulkan kontroversi. Pengguna Twitter di Amerika Serikat, misalnya, banyak yang mengutuki TMZ karena mempublikasikan foto itu. Foto itu konon diambil oleh Pacific Coast News, situs foto seleb, yang kemudian menjualnya secara eksklusif ke TMZ. Jobs sebelumnya telah diketahui berhasil mengatasi penyakit kanker pankreas. Tidak diketahui seperti apa kondisi kesehatan mantan orang No 1 di Apple itu saat mengajukan pengunduran diri. Belum ada konfirmasi dari pihak manapun terkait keaslian foto tersebut. Apple juga tidak menyampaikan kabar mengenai kondisi kesehatan Jobs.

Screenshot TMZ

4 Wajah Steve Jobs di Apple


Jakarta - Apple memang bukan Steve Jobs semata. Perusahaan ini punya banyak talenta bagus dan puluhan ribu pekerja. Akan tetapi hengkangnya Jobs dari posisi CEO diyakini berdampak besar bagi perusahaan asal Amerika Serikat ini. Apple adalah perusahaan dengan 45 ribu pekerja, termasuk desainer produk, teknisi dan marketing hebat. Produk mereka digdaya, iPad 2 di sektor tablet, iPhone di pasar smartphone dan Mac di PC terus mencetak penjualan besar. Namun patut dicatat, semua produk itu lahir di era kepemimpinan Jobs. Kala dia hengkang, Apple akan kehilangan '4 wajah' Steve Jobs. Apa saja? Berikut daftarnya, dikutip detikINET dari Business Insider, Kamis (25/8/2011): 1. Penguasa Sesungguhnya Banyak perusahaan besar terjebak dengan birokrasi njlimet atau perkelahian internal untuk mengambil dan melaksanakan keputusan. Ini tak terjadi kala Jobs memimpin Apple. Dia mendapat respek, dia tahu apa yang dilakukan tiap bagian di perusahaan dan tak takut melakukan perubahan. Beberapa CEO mungkin sepintar atau berkemauan kuat seperti Jobs, tapi tidak ada yang meraih respek sekuat dia, yang berhasil membuat Apple jaya dari kondisi suram. 2. Perencana Produk Jobs terobsesi dengan simplisitas. Misalnya, dia menolak mouse Apple punya dua tombol dan bersikeras iPhone tak harus bisa melakukan banyak hal sekaligus. Alhasil, fitur di iPhone tidak sebanyak kompetitor. Mungkin hanya Jobs yang bisa mengeksekusi seni semacam ini dengan baik sehingga produk Apple selalu laku. 3. Magnet Apple

Banyak orang ingin bekerja untuk Apple saat ini. Di satu sisi mungkin karena rekor kesuksesan Apple yang bagus. Namun di sisi lain juga dengan adanya Jobs di sana sebagai seorang tokoh teknologi populer. 4. Ikon Kebudayaan Pop Ketika Jobs bicara, khususnya kala mempresentasikan produk, media massa di seluruh dunia seakan dengan patuh menyimak tiap perkataannya. Ya, dia mungkin setara dengan selebritis. Mampukah Tim Cook selaku CEO baru Apple mendapat perhatian seperti ini? Rasanya tidak. Apple barangkali masih menjadi perusahaan raksasa dalam waktu lama tanpa kehadiran Jobs. Namun mungkin perhatian pada perusahaan ini tidak lagi sebesar ketika Jobs masih ada di pucuk pimpinan.

Steve Jobs Tinggalkan Apple di Waktu yang Tepat


Jakarta - Pagi ini banyak pemerhati teknologi informasi digemparkan oleh surat pengunduran diri Steve Jobs dari jabatan CEO Apple. Padahal, mundurnya Steve Jobs dari posisi CEO sudah dapat diprediksi dari jauh hari. Selain kondisi kesehatan yang menurun, tanda-tanda persiapan Steve Jobs akan 'naik tahta' dari CEO menjadi penasehat Apple sudah terlihat sejak tiga tahun yang lalu. Mulai dari tahun 2008, Steve Jobs tidak pernah sendiri dalam membawakan presentasi ikonik khas Apple. Ia selalu mengajak COO Tim Cook, SVP iOS Scott Forstall, dan SVP Marketing Phil Schiller untuk berbagi panggung. Lantas, mengapa Agustus 2011? Menurut saya, ini adalah bulan dan tahun yang tepat bagi Steve Jobs untuk meninggalkan Apple. Saat ini Apple adalah perusahaan IT paling menguntungkan di dunia. Mac, iPod, iPhone dan iPad sudah berhasil menjadi produk kelas dunia yang terjangkau bagi banyak kalangan - hasil dari proses desain yang sangat baik di California, dan proses produksi yang sangat efisien di Cina.

Siapapun yang menjadi CEO Apple setelah Steve Jobs, akan sulit baginya untuk mengembalikan Apple pada posisinya pada tahun 1997 lalu - atau "nyaris bangkrut". Selain itu, bulan September ini Apple dikabarkan akan memperkenalkan iPhone dan iPad baru. Menurunnya harga saham Apple akibat mundurnya Steve Jobs dapat ditutup dengan peningkatan harga bulan depan. Saya pribadi yakin di tangan Tim Cook, inovasi-inovasi khas Apple akan terus bermunculan. Yang akan menarik untuk diperhatikan adalah apa yang akan Tim Cook lakukan dengan Apple TV. Sebab, Steve Jobs pernah mengatakan Apple TV adalah hobby-nya pribadi. Jika hobi Tim Cook tidak sama dengan Steve Jobs, bukan tidak mungkin Apple TV akan berhenti disini - atau sebaliknya.

Steve Jobs muda (apple)

'Steve Jobs Adalah Dewa'


Shanghai - Pensiunnya Steve Jobs disesalkan oleh jutaan penggemar Apple di China. Puja-puji pun dialamatkan pada Jobs, bahkan ada yang keblinger hingga menyebutnya sebagai seorang dewa. Dikutip detikINET dari AFP, Jumat (26/8/2011), keputusan Jobs untuk mundur sebagai CEO hangat diperbicangkan di sana. Topik tentang hal itu menjadi yang paling banyak didiskusikan di media sosial lokal. "Jobs adalah dewa yang kita sembah, aku tidak bisa membayangkan akan seperti apa Apple tanpa dia," tulis Lei Jun, pendiri vendor ponsel China, Xiaomi di situs mikroblogging Weibo. Tercatat, 2,5 juta postingan membanjir di halaman khusus Weibo yang didedikasikan untuk berita mundurnya Jobs. Beberapa user online pun bercanda bahwa produk terbaru Apple adalah 'iQuit'. "Jika Bill Gates adalah raja software, maka Steve Jobs adalah raja segalanya," tulis pengguna internet yang lain.

Survei online oleh perusahaan internet Sina menemukan 64% dari sekitar 33 ribu responden yakin keluarnya Jobs akan berdampak besar bagi Apple. Memang banyak penduduk China adalah penggemar berat produk Apple yang keluar di era kepemimpinan Jobs. Para penggemar pun rela antre panjang untuk mendapatkan gadget terbaru Apple. Dan begitu banyak produk palsu menyerupai iPad atau iPhone dijual di China. Bahkan toko Apple Store palsu pun juga ada. Meski produknya banyak dipalsukan, catatan pendapatan terbaru Apple di China mencapai USD 3,8 miliar di area ini. Pasar China pun kian seksi untuk Apple.

Steve Jobs (huffington)

Dituding Pelit, Steve Jobs Dibela Bono


Jakarta - Di bawah kepemimpinan Steve Jobs yang baru saja lengser dari jabatan CEO, Apple memang mencetak prestasi hebat di ranah teknologi. Namun mereka juga dikritik terkait aktivitas filantropi yang kurang terdengar gaungnya. Dikutip detikINET dari CNN, Senin (5/9/2011), tidak ada catatan publik mengenai aktivitas kedermawanan Jobs. Ia juga tak bergabung dengan Giving Pledge, inisiatif yang digawangi Bill Gates dan Warren Buffet di mana orang kaya Amerika Serikat membagi sebagian hartanya untuk orang miskin. Namun anggapan bahwa Jobs tak begitu peduli dengan aktivitas sosial dibantah oleh Bono, pentolan band U2. Ia menyatakan Jobs turut berperan memerangi penyakit di Afrika dengan sumbangan sejumlah besar dana. Bono mengaku mendekati Jobs agar mau membantu memerangi AIDS dan penyakit mematikan lain di Afrika. Hal itu ditanggapi Jobs dengan memberikan jutaan dolar dana bagi Global Fund to Fight AIDS, dari hasil penjualan produk Apple yang dikemas dengan warna merah. "Saya bangga mengenalnya. Hanya karena dia sedemikian sibuk, tidak berarti dia dan istrinya tidak memikirkan hal-hal seperti itu," tutur Bono.

Kritik pada Jobs ditulis oleh kolumnis di New York Times, Andre Ross Sorkin. Ia menilai Jobs bukan seorang filantropis menonjol meski memegang kekayaan sekitar USD 8,3 miliar. Pada tahun 1997, Jobs dikabarkan menghentikan aktivitas sossial Apple sampai perusahaan ini bisa menghasilkan untung. Kini dengan jumlah laba begitu besar, Apple di bawah kepemimpinan Tim Cook dinilai perlu lebih berperan dalam aktivitas sosial.

Steve Jobs (huffington)

Steve Jobs 'Pergi' di Tengah Keluarga


Jakarta - Pihak keluarga Steve Jobs menyebutkan bahwa pendiri Apple Inc. itu menghembuskan nafas terakhirnya dengan keadaan damai. Terlebih ketika 'pergi', ia dikelilingi sanak keluarganya. "Dalam kehidupan sosialnya, Steve dikenal sebagai seorang visioner. Sementara dalam kehidupan pribadinya, ia merupakan orang yang hangat dengan keluarga," sebut salah seorang keluarga Steve Jobs, dikutip detikINET dari Sydney Morning Herald, Kamis (6/10/2011). Tak lupa, pihak keluarga pun mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang selama ini telah mendoakan Jobs selama legenda dunia IT itu berjuang melawan sakit kanker selama beberapa tahun belakangan. "Sebuah situs nantinya juga akan disediakan untuk pihak-pihak yang ingin mendoakan dan melakukan tribut untuk mengenang Steve," imbuhnya. Jobs wafat di usia 56 tahun. Ia meninggalkan seorang istri bernama Laurene dan tiga orang anak dari hasil perkawinannya. Jobs juga diketahui memiliki seorang anak perempuan dari pasangannya terdahulu. Apple sendiri telah mengumumkan secara resmi perihal meninggalnya Jobs. Sayang, tidak disebutkan penyebabnya. Hanya saja kemungkinan lantaran sakit kanker pankreas yang telah diderita Jobs sejak tahun 2004.

"Dunia telah kehilangan manusia yang luar biasa," puji CEO Apple Tim Cook.

Steve Jobs (huffingtonpost)

Pendiri Apple Steve Jobs Meninggal Dunia


Jakarta - Kabar mengejutkan datang sehari setelah Apple merilis iPhone 4S. Salah satu pendiri Apple Inc, Steve Jobs, dilaporkan telah meninggal dunia. Dikutip detikINET dari Washington Post, Kamis (6/10/2011), kabar ini langsung datang dari Apple. "Kami sangat berduka untuk mengabarkan bahwa Steve Jobs telah meninggal dunia hari ini," demikian bunyi pengumuman resmi Apple. Sosok yang bernama lengkap Steven P. Jobs ini merupakan seorang visioner yang disanjung lantaran mampu menghadirkan gadget dan teknologi inovatif melalui Apple. Beberapa waktu belakangan, Jobs memang sudah meninggalkan kesibukannya di Apple untuk menjalani pengobatan kanker pankreas yang dideritanya. Namun sepertinya perjuangan sang legenda dunia IT itu harus terhenti setelah menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu waktu Palo Alto, Calif, Amerika Serikat di usia 56 tahun. Selamat jalan, Jobs...

Steve Jobs (huffingtonpost)

Kanker Ganas Renggut Hidup Steve Jobs


Jakarta - Steve Jobs meninggal dunia di usia 56 tahun karena masalah kesehatan. Meski Apple tidak menyebutkan secara jelas penyebab kematiannya, Jobs dilaporkan kalah 'berperang' melawan kanker pankreas. "Dia melawan dan terus melakukan hal-hal yang dia inginkan sambil hidup dengan penyakit ini. Fakta bahwa seseorang dengan sumber daya seperti dia tidak bisa melawan penyakit ini adalah statement yang kuat," kata Julie Flashman, Presiden dan CEO Pancreatic Cancer Action Network. Ya meski kaya raya, Jobs tidak bisa bertahan. Memang kanker pankreas terbilang penyakit ganas, di mana 75% pasiennya meninggal dunia kurang dari setahun setelah didiagnosis. Sedangkan 94% akan meninggal dalam jangka waktu 5 tahun. Menurut Julie, kanker pankreas bisa mengganas karena tidak ada metode deteksi dini untuk penyakit ini. Kanker tersebut biasanya didiagnosa setelah keadaan penderitanya sudah cukup parah. Seperti detikINET kutip dari myhealthnewsdaily, Kamis (6/11/2011), gejala kanker pankreas seringkali tidak muncul sampai penyakit mencapai tahap lanjut. Gejala itu termasuk berkurangnya berat badan dan kehilangan nafsu makan. Hanya 8% kasus kanker pankreas terdiagnosa sebelum menyebar. Metode kemoterapi pun seringkali kurang efektif dalam membunuh sel kanker pankreas, sehingga pasien hanya punya sedikit pilihan. Steve Jobs diketahui sudah beberapa kali dioperasi. Namun apa daya, dia tak kuasa melawan penyakit mematikan tersebut. Selamat jalan, legenda...

Mengenang Steve Jobs (reuters)

Siapa Ikon Baru Apple Sepeninggal Jobs?


Jakarta - Tak bisa dipungkiri, melesatnya Apple seperti sekarang ini salah satunya berkat sosok Steve Jobs. Kini, setelah sang perintis berpulang, siapa yang akan menjadi ikon baru perusahaan berlogo buah apel groak tersebut? Satu nama yang mungkin dikedepankan adalah Tim Cook. Ia merupakan CEO Apple saat ini yang penunjukannya langsung diamanatkan oleh Jobs. Cook juga menjadi sosok pengganti kala sang legenda cuti menjalani perawatan kesehatan. Cook memang disangsikan dapat menjadi seorang visioner layaknya Jobs. Meski demikian, ia dijuluki sebagai maestro dalam operasional bisnis. Yang memberi julakan itu pun tidak sembarangan, yakni majalah bisnis Fortune. Pria kalem ini mendapat gelar MBA dari Duke University dan Bachelor of Science dari Auburn University. Sebelum bergabung dengan Apple, dia pernah bekerja di IBM, Compaq dan Intelligent Electronics. Orang-orang yang bekerja bersama Cook menyebut dia brilian. Salah satu prestasinya adalah memperbaiki jalur suplai produksi gadget Apple sehingga berjalan amat efisien. Tak pelak, investor Apple kini menaruh harapan besar kepada Cook untuk menjadi suksesor Jobs. Hanya saja yang patut diingat adalah Jobs dan Cook merupakan pribadi berbeda, dan tentu memiliki cara sendiri-sendiri dalam menjalankan perusahaan dan menggaet pelanggan. Selain Cook, Apple sejatinya juga memiliki tokoh penting lain yang tak kalah kelas. Mereka di antaranya adalah Jonathan Ive yang kerap dianggap 'guru' desain Apple, lalu ada nama Chief Marketing Phil Schiller serta Kepala Divisi Mobile Software Apple Scott Frostall. Untuk nama terakhir, dikutip detikINET dari Reuters, Kamis (6/10/2011), juga seringkali dipercaya menggantikan posisi Steve Jobs ketika merilis produk baru. Bahkan

disebut-sebut, popularitas Frostall lebih tinggi di mata publik dibandingkan Cook. Melihat nama-nama di atas yang masih setia, Apple sejatinya patut berlega hati mengenai masa depan perusahaannya. Pun demikian, sulit rasanya jika target yang dipatok adalah mencari 'Steve Jobs' baru. Sebab publik sudah kadung tersihir dengan karisma Steve Jobs yang seperti itu adanya. Dia seorang yang visioner, kreatif, jenius, walau tak sedikit juga yang melihatnya sebagai sosok arogan. Dan walau Jobs sudah berpulang, namun publik masih bisa mengenang sang legenda IT itu lewat karya, pemikiran, dan gadget-gadget terbaik besutannya.

Steve Jobs & Tim Cook (smh)

Jejak 10 Tahun Gadget Revolusioner Apple


Jakarta - Rilis iPhone baru pada 4 Oktober waktu Amerika Serikat menandai 10 tahun sepak terjang Apple di ranah gadget revolusioner. Berikut sejarah perkembangan gadget Apple yang mengubah dunia, seperti detikINET kutip dari Telegraph, Selasa (4/10/2011): Oktober 2001: iPod pertama diperkenalkan dengan kapasitas penyimpanan yang muat sampai 1.000 lagu Juli 2002: Generasi kedua iPod yang kompatibel dengan Windows dirilis. Apple sudah menjual 600 ribu unit iPod. April 2003: Toko musik iTunes diluncurkan dan menjadikan Apple kekuatan utama dalam distribusi musik digital. Desember 2003, Apple menjual 25 juta lagu dan 2 juta unit iPod. Januari 2004: Apple menambah iPod Mini di jajaran iPod. Januari 2005: iPod Shuffle berbasis memory flash diluncurkan. September 2005: iPod Nano berbasis flash menggantikan iPod Mini. Akhir tahun 2005, sebanyak 42 juta unit iPod terjual.

Februari 2006: Toko musik iTunes telah menjual 1 miliar lagu. Januari 2007: Apple memperkenalkan iPhone pertama. September 2007: iPod Touch diluncurkan dengan interface full layar sentuh. Juli 2008: Generasi kedua iPhone 3G dijual. App Store diluncurkan. Juni 2009: iPhone 3GS diluncurkan dengan CPU lebih cepat serta kamera lebih baik. Januari 2010: Apple mengumumkan iPad yang menjadi pionir komputer tablet. Juni 2010: iPhone 4 dirilis yang mengandalkan layar Retina. Maret 2011: Apple memperkenalkan iPad 2 dengan desain ramping dan dilengkapi kamera. April 2011: Apple mengumumkan telah menjual 189 juta unit perangkat berbasis iOS yang terdiri dari iPod Touch, iPhone dan iPad. Oktober 2011: Apple akan memperkenalkan generasi baru iPhone pada tanggal 4 Oktober. iPhone baru ini akan diberi nama iPhone 5 atau iPhone 4S. Bisa jadi Apple malah akan meluncurkan keduanya.

Steve Jobs (pcmag)

Steve Jobs Muda Gemar Menunggangi BMW R60


California - Selain hobi mengendarai mobil sport, pendiri Apple Steve Jobs juga terkenal senang mengendarai motor. Steve menggemari motor BMW R60/2 lansiran 1966. Motor asal Jerman itu juga pernah

dimiliki oleh Steve. Bahkan saking fenomenalnya Steve, aksi Steve menunggangi BMW R60 di lembah Silikon pernah menjadi cover majalah National Geographic pada Oktober 1982. Kala itu seperti dilansir topspeed, Kamis (6/10/2011) Steve berusia 27 tahun. Penampilannya sangat nyentrik dengan rambut agak gondrong dan janggut lebat, sepatu coklat, baju kemeja, celana jeans. Mengenai motornya, BMW R60/2 diproduksi pada 1960 hingga 1966. Di balik sasisnya terdapat mesin 594cc 2 silinder boxer. Mesin tersebut bisa melontarkan tenaga 30 hp di 5.800 rpm.

Steve Jobs, Si Jenius Pengguna Mercy Tanpa Pelat Nomor


California - Berbicara soal tunggangannya, Pendiri Apple Steve Jobs merupakan sosok yang nyeleneh. Jobs memiliki sebuah mobil Mercedes-Benz SL55 AMG yang tak pernah memiliki pelat nomor baik di depan maupun di belakang. Mobil keluaran tahun 2007 itu hanya memiliki nomor barcode saja. Barcode ini memang terlihat jika Anda membuka pelat nomor. Di setiap mobil keluaran Mercy anda bisa melihat nomor barcode ini. Di California, mengendarai mobil tanpa menggunakan pelat nomor, tentu ada konsekuensi. Tilang ratusan dolar Amerika sudah menanti.

Polisi pun tidak memberikan keistimewaan khusus bagi Jobs dengan mobilnya. Namun Jobs tetap membiarkan mobilnya mulus tanpa pelat nomor. Jobs mungkin selama hidupnya sudah terbiasa membayar denda US$ 250 setiap kali ada polisi yang menghentikan mobilnya di jalanan. Isu menyebutkan, kalau pelat nomor Jobs itu selalu ada yang ngutil, selalu ada yang mencurinya. Jadi daripada terus membeli pelat nomor, Jobs membiarkan mobil tanpa berpelat nomor dan membayar denda. Seperti dilansir rush lane, mobil Jobs yang dibeli pada akhir tahun 2006 ini tidak pernah dibawa jauh, hanya seputaran Silicon Valley saja. Jadi kemungkinan ditilang sedikit. Bahkan lembaga independen pernah iseng mengecek berapa denda yang harus dibayar Jobs. Namun faktanya hanya sedikit data atau jejak rekaman yang menyebutkan soal tilang kepada Steve Jobs. Beberapa pelanggaran yang dilakukan Jobs antara lain mengebut dua kali di Santa Clara County pada 2006 dan pelanggaran lalu lintas biasa di 2007. Kenapa Jobs enggan memasang pelat nomor mungkin akan menjadi misteri, tetapi dunia pastinya akan tetap mengenang Jobs sebagai seorang visioner yang mengubah cara manusia menggunakan teknologi dan gadgetnya lewat Apple.

Mercedes-Benz SL55 AMG Milik Jobs

You might also like