Professional Documents
Culture Documents
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Proses Katalisis merupakan suatu fenomena yang sangat penting dalam perekonomian berbasis industri modern, tanpa proses ini kehidupan sekarang akan berbeda dengan kenyataan yang terlihat di sekitar kita.Sebagai satu contoh yang merupakan penerapan katalisis yang paling luas, yaitu mobil yang dilengkapi dengan converters untuk mengurangi polutan (misalnya NO) yang keluar melalui asap kendaraan. Tidak diragukan lagi bahwa tanpa perkembangan teknologi ini, daerah perkotaan akan menjadi kawasan polusi yang lebih parah dari kondisi sekarang. Katalisis merupakan teknologi vital di dunia saat ini. Sekitar 90 % dari seluruh zat kimia dan berbagai material, diproduksi dengan menggunakan proses katalisis baik pada satu tahap ataupun pada tahap lainnya. Oleh sebab itu, banyak negara berkembang melakukan ekspor zat tersebut dan akhirnya bergantung pada katalisis untuk kesehatan perekonomiannya. Walaupun penerapannya dalam skala besar oleh manusia baru saja dimulai dalam abad ini, katalisis bukan suatu fenomena baru Katalisis enzimatik sangat esensial pada semua makhluk hidup. Tanpa adanya katalisis enzim tidak akan ada kehidupan. 1.2 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini selain untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca dan juga untuk memenuhi tugas paper yang diberikan oleh dosen pengajar pada mata kuliah Katalisis dalam hal ini Bapak Syaiful Bahri, Drs. H, Msi., PhD
1.3 Batasan Makalah Pada makalah ini diberikan batasan masalah antara lain mengenai : 1.
2.
Pengertian Katalis Proses pembuatan katalis dengan metode impregnasi Katalis adalah senyawa yang dapat meningkatkan suatu reaksi ke arah
1.4 Tinjauan Pustaka kesetimbangan tanpa terkonsumsi selama proses reaksi berlangsung. Sebagai hasil dari partisipasinya dalam suatu reaksi, katalis dapat mengalami perubahan dalam struktur dan komposisinya. Suatu katalis tidak dapat mengubah kesetimbangan yang ditetapkan melalui termodinamika reaksi. Fungsinya hanya mempercepat kecepatan reaksi untuk mencapai kesetimbangan. Katalisis melibatkan proses siklus sebagai berikut: Site atau tempat yang berada pada permukaan katalis membentuk komplek dengan reaktan. Produk atau hasil dilepaskan dari site tersebut. Site kembali kosong dan siap memulai siklus baru.
Tahapan dalam suatu reaksi katalitik yaitu : 1. Eksternal Diffusion 2. Internal Diffusion 3. Adsorption 4. Surface Reaction 5. Desorption 6. Internal Diffusion 7. Eksternal Diffusion Dalam industri Katalis yang banyak digunakan adalah katalis heterogen dalam yang biasanya digunakan dalam bentuk logam murni atau logam-pengemban. Pemilihan pengemban ini harus oksidanya. Katalis yang banyak digunakan secara umum adalah katalis bentuk memperhatikan sifat-sifat bahan pengemban itu sendiri, seperti : a. stabilitas thermal yang tinggi, b. memiliki rongga yang memungkinkan terjadinya adsorpsi,
c. memiliki kemampuan untuk mengikat logam sebagai katalis, d. mempunyai luas permukaan yang luas. Adsorpsi terjadi pada permukaan pori membran. Partikel zeolit memiliki tiga tipe pori, yaitu
1. 2. 3.
Macropore (>50 nm) Mesopore (antara 2 nm sampai 50 nm) Micropore (<2 nm) Macropore merupakan jalan masuk ke dalam partikel menuju besarnya luas
permukaan membran zeolit. Sebaliknya, micropore adalah penyebab besarnya luas permukaan membran zeolit. Micropore tersebut sebagian besar terbentuk selama proses aktifasi.
2.1. Komponen penyusun Pada umumnya ada tiga macam komponen katalis ini yaitu : 1. Komponen aktif ( inti aktif ) 2. Komponen penunjang ( support atau pengemban ) 3. Komponen promotor 2.1.1. Komponen Aktif Fungsinya membantu berlangsungnya reaksi kimia dari reaktan untuk membentuk produk. Contoh inti aktif dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 1. Klasifikasi Komponen Aktif Kelas Logam Konduktivitas Konduktor/Redoks Reaksi Hidrogenasi, Hidrogenolisi, Oksidasi Hidrogenolisi, Oksidasi Polimerisasi, Isomerisasi, Dehidrasi, Cracking Contoh Fe, Ni, Pt, Pd, Cu, Ag NiO, CuO ZnO,
Semikonduktor Insulator
2.2. Pengemban Komponen ini berfungsi menjaga luas permukaan yang tinggi bagi komponen aktif dan bisa juga berfungsi sebagai komponen aktif. Contoh Support yang sering dipakai yaitu -Al2O3, SiO2, C (activated),
Diatomaceous clay, SiO2-Al2O3 (Zeolit).Klasifikasi support secara lengkap pada table berikut: Tabel 2. Klasifikasi Pengemban Tipe Basa Amfoter Netral Asam Oksida MgO,CaO,Ca2SiO4,BaO,Ca3SiO5 ThO2,ZrO2,CeO2,TiO2 MgAl2O4,MgCrO4 -Al2O3,SiO2,SiO2-Al2O3
Bersifat inert Luas permukaan relatif tinggi dengan ukuran pori terdistribusi dengan baik. Memiliki sifat mekanik yang baik,tahan terhadap gesekan dan penekanan Stabil dalam kondisi reaksi, per-treatment, dan regenerasi Relatif murah dan mudah diperoleh
2.3. Promotor Komponen promotor ditambahkan dalam jumlah sedikit dan fungsinya untuk aktivitas, selektivitas atau stabilitas yang diharapkan. Contoh penyangga yang mempunyai sifat khas antara lain :
1. Pengemban Silika (SiO2), bersifat netral dengan luas permukaan 150
800 m/gram
2. Pengemban Alumina (Al2O3), bersifat asam dan luas permukaannya 250
350 m/gram
3. Pengemban Zeolit (SiO2.Al2O3), sifatnya merupakan kombinasi sifat
Pembuatan larutan Ni(NO3)2.6H2O (nikel nitrat) dilakukan dengan menimbang sebanyak 29,117 gram padatan nikel nitrat lalu secara perlahan dilarutkan di dalam gelas kimia berisi aquades 200 ml, setelah larut kemudian dimasukan ke dalam labu takar 500 ml, lalu diencerkan dengan aquades sampai tanda batas. Pembuatan larutan (NH4)6Mo7O24.4H2O (amonium molibdat) dilakukan dengan menimbang 17, 6564 gram padatan amonium molibdat lalu dilarutkan di dalam gelas kimia berisi aquades 200 ml kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 500 ml lalu diencerkan sampai tanda batas.
sere Setelah masing-masing larutan garam prekursor dibuat, tahap selanjutnya adalah tahap impregnasi yang bertujuan untuk mendispersikan kation maupun anion dari larutan garam tersebut pada material pendukungnya, yaitu alumina. Proses selanjutnya adalah pengeringan dan kalisinasi yang dilakukan untuk menghilangkan senyawa-senyawa organik,air ,nitrat, dan amoniak seta untuk menubah kation Ni maupun Mo menjadi bentuk oksidanya. Tahap terakhir dalam preparasi katalis ini adalah tahap reduksi yang bertujuan untuk mereduksi oksida logam menjadi logam katalis yang terdispersi pada material pendukung. Proses reduksi ini dilakukan dengan memasukan katalis kedalam reaktor, kemudian diisi dengan gas nitrogen 2 Kg/cm2 sebanyak 4 kali sirkulasi, lalu dikosongkan kemudian diisi dengan gas hidrogen 2 Kg/cm2 sebanyak 3 kali sirkulasi, lalu dikosongkan kemudian diisi lagi dengan gas hidrogen 5 kg/cm2 , setelah itu dipanaskan dengan mantel pemanas pada suhu 300oC selama 2 jam. Secara skematis dapat kita lihat pada Gambar 3.1
BAB IV KESIMPULAN
dalam bentuk logam murni atau oksidanya. Katalis yang banyak digunakan secara umum adalah katalis dalam bentuk logam-pengemban.
2. Pemilihan logam pengemban harus memperhatikan sifat-sifat bahan
pengemban itu sendiri, seperti : a. stabilitas thermal yang tinggi, b. memiliki rongga yang memungkinkan terjadinya adsorpsi, c. memiliki kemampuan untuk mengikat logam sebagai katalis, d. mempunyai luas permukaan yang luas. 3. adalah: a. Impregnasi terdiri dari impregnasi basah dan impregnasi kering b. Pertukaran ion c. Koopresipitasi d. Metal Vapor deposition Beberapa metoda pembuatan katalis logam pengemban
BAB V DAFTAR PUSTAKA Madeira, L. M., Portela, M. F., and Mazzocchia, C., 2004, Nickel Molybdate Catalysts and Their Use in Selective Oxidation of Hydrocarbon, Catalysts Review, Vol: 46, No. 1, P: 53 110. Trisunaryanti, W., Triwahyuni, E., dan Sudiono, S., 2005, Preparasi, Modifkasi dan Karakterisasi Katalis Ni-Mo/Zeolit dan Mo-Ni/Zeolit Alam, TEKNOIN, Vol.4, no. 4, Hal 269 -282. Rangga. 2011 http: // ranggadihminang. blogspot. Com /2011/ 02/ bab- iiskripsi -koeokeh .html. diakses pada tanggal 6 januari 2012. Impco. 2010 http://www.impco-inc.com/page209.html diakses pada tanggal 6 januari 2012 Usu. 2010. http : // www.repository. usu.ac.id/ bitstream/ 123456789 /5891/ 1/0 9E01432.pdf diakses pada tanggal 6 januari 2012