You are on page 1of 11

Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para ibu hamil, sebuah waktu yang menyenangkan namun

di sisi lain merupakan hal yang paling mendebarkan. Persalinan terasa akan menyenangkan karena si kecil yang selama sembilan bulan bersembunyi di dalam perut anda akan muncul terlahir ke dunia. Di sisi lain persalinan juga menjadi mendebarkan khususnya bagi calon ibu baru, dimana terbayang proses persalinan yang menyakitkan, mengeluarkan energi yang begitu banyak, dan sebuah perjuangan yang cukup melelahkan. Ada baiknya para calon ibu mengetahui proses atau tahapan persalinan seperti apa, sehingga para calon ibu dapat mempersiapkan segala halnya guna menghadapi proses persalinan ini. Proses persalinan terbagi ke dalam empat tahap, yaitu :
kala I; Tahap Pembukaan

In partu (partus mulai) ditandai dengan lendir bercampur darah, karena serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar karnalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka. Pada kala ini terbagi atas dua fase yaitu: Fase Laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai pembukaan 3 cm Fase aktif: yang terbagi atas 3 subfase yaitu akselerasi, steady dan deselerasi Kala I adalah tahap terlama, berlangsung 12-14 jam untuk kehamilan pertama dan 6-10 jam untuk kehamilan berikutnya. Pada tahap ini mulut rahim akan menjadi tipis dan terbuka karena adanya kontraksi rahim secara berkala untuk mendorong bayi ke jalan lahir. Pada setiap kontraksi rahim, bayi akan semakin terdorong ke bawah sehingga menyebabkan pembukaan jalan lahir. Kala I persalinan di sebut lengkap ketika pembukaan jalan lahir menjadi 10 cm, yang berarti pembukaan sempurna dan bayi siap keluar dari rahim. Masa transisi ini menjadi masa yang paling sangat sulit bagi ibu. Menjelang berakhirnya kala I, pembukaan jalan lahir sudah hampir sempurna. Kontraksi yang terjadi akan semakin sering dan semakin kuat. Anda mungkin mengalami rasa sakit yang hebat, kebanyakan wanita yang pernah mengalami masa inilah yang merasakan masa yang paling berat. Anda akan merasakan datangnya rasa mulas yang sangat hebat dan terasa seperti ada tekanan yang sangat besar ke arah bawah, seperti ingin buang air besar. Menjelang akhir kala pertama, kontraksi semakin sering dan kuat, dan bila pembukaan jalan lahir sudah 10 cm berarti bayi siap dilahirkan dan proses persalinan memasuki kala II.
Kala II; Tahap Pengeluaran Bayi

Pada kala pengeluaran janin, rasa mulas terkordinir, kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otototot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Anda merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waku mengedan, kepala janin mulai kelihatan, vulva (bagian luar vagina) membuka dan perineum (daerah antara anus-vagina) meregang. Dengan mengedan terpimpin, akan lahirlah kepala diikuti oleh seluruh badan janin. Ibu akan merasakan tekanan yang kuat di daerah perineum. Daerah perineum bersifa elastis, tapi bila dokter/bidan memperkirakan perlu dilakukan pengguntingan di daerah perineum (episiotomi), maka tindakan ini akan dilakukan dengan tujuan mencegah perobekan paksa daerah perineum akibat tekanan bayi

Tak ada posisi melahirkan yang paling baik. Posisi yang dirasakan paling nyaman oleh si ibu adalah hal yang terbaik. Namun umumnya, ketika melahirkan dokter akan meminta ibu untuk berbaring atau setengah duduk. Namun pada saat proses melahirkan berlangsung, tidak menutup kemungkinan dokter akan meminta ibu mengubah posisi agar persalinan berjalan

lancar. Misalnya, pada awal persalinan ibu diminta berbaring, namun karena proses kelahiran berjalan lamban maka dokter menganjurkan agar ibu mengubah posisinya menjadi miring. Ada berapa posisi melahirkan? Ada 4 posisi melahirkan. Masing-masing memiliki kelebihan maupun kekurangan sendiri. POSISI BERBARING atau LITOTOMI Ibu terlentang di tempat tidur bersalin dengan menggantung kedua pahanya pada penopang kursi khusus untuk bersalin. Kelebihan: Dokter bisa lebih leluasa membantu proses persalinan. Jalan lahir pun menghadap ke depan, sehingga dokter dapat lebih mudah mengukur perkembangan pembukaan dan waktu persalinan pun bisa diprediksi secara lebih akurat. Kepala bayi lebih mudah dipegang dan diarahkan. Sehingga apabila terjadi perubahan posisi kepala bayi, maka dokter langsung bisa mengarahkan pada posisi yang seharusnya. Kelemahan: Posisi berbaring membuat ibu sulit untuk mengejan. Hal ini karena gaya berat tubuh ibu yang berada di bawah dan sejajar dengan posisi bayi. Posisi ini pun diduga bisa mengakibatkan perineum (daerah di antara anus dan vagina) meregang sedemikian rupa sehingga menyulitkan persalinan. Pengiriman oksigen melalui darah yang mengalir dari si ibu ke janin melalui plasenta pun jadi relatif berkurang. Hal ini karena letak pembuluh besar berada di bawah posisi bayi dan tertekan oleh massa/berat badan bayi. Apalagi jika letak ari-ari juga berada di bawah si bayi. Akibatnya, tekanan pada pembuluh darah bisa meninggi dan menimbulkan perlambatan peredaran

Hal-hal yang Banyak Ditanyakan Seputar Persalinan


Persalinan

Perubahan-perubahan apa yang terjadi pada rahim menjelang kelahiran? Perubahan yang terjadi adalah: 1. Pada kehamilan pertama, pada umur kehamilan >32 minggu janin turun ke bawah dan kepalanya masuk ke ruongga panggul. Ibu akan merasa bernafasnya lebih longgar, tidur lebih enak dan lebih sering kencing karena janin makin menekan kandung kencing ibu. Pada kehamilan kedua dan selanjutnya, biasanya kepala baru turun menjelang kelahiran. Ibu sering merasa sakit seperti kram di perut bagian bawah, karena rahim sediki t teregang. Rasa kram ini timbul berulang-ulang tetapi tidak teratur. Alat kelamin akan menjadi lebih basah atau lembab

2. 3.

Apakah tanda-tanda ibu akan melahirkan ? Tanda-tandanya adalah: 1. Timbulnya rasa mules dari panggul belakang ke arah depan, mula-mula lemah dan jaraknya panjang, selanjutnya berangsur-angsur menjadi semakin kuat dan jaraknya semakin pendek dan menjadi teratur bila saat melahirkan tiba. Rahim terasa kencang bila diraba, terutama saat mules. Keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir Keluarnya cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan lahir

2. 3. 4.

Bagaimana persalinan berlangsung ? Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :

1. Kala 1 : waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm2. 2. Kala 2 : kala pengeluaran janin, waktu uterus dengan kekuatan his (mules) di tambah
dengan kekuatan mengejan mendorong janin keluar hingga lahir3. Kala 3 : waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri Kala 4 : mulai dari lahirnya uri selama 1-2 jam 3. 4.

Bagaimana terjadi pada pembukaan jalan lahir ? Pembukaan jalan lahir terjadi karena adanya gerakan otot rahim yang teratur dan menyebabkan rasa mules, yang makin lama makin kuat, lama dan sering. Pada kelahiran anak pertama, pembukaan jalan lahir sampai lengkap berlangsur 12 18 jam. Pada kelahiran anak kedua dan seterusnya, pembukaan ini biasanya lebih cepat, yaitu 6- 8 jam dari sejak timbulnya rasa mules sampai bayi lahir. Apa yang perlu dilakukan ibu sejak merasa mules? Yang perlu dilakukan oleh ibu adalah:

1. Berusaha kencing sesering mungkin agar pembukaan jalan lahir tidak tergangu, karena
kandung kencing yang penuh akan menekan rahim sehingga gerakan otot rahim terganggu. 2. 3. 4. 5. Berjalan-jalan ringan bila masih mungkin Bila rasa mules bertambah, tarik nafas panjang melalui hidung dan mengeluarkannya melalui mulut Menghindari mengejan bila pembukaan jalan lahir belum lengkap Makan dan minum diantara mules seperti biasa kalau memungkinkan,kalau tidak minum saja cukup.

Bagaimana posisi mengejan yang baik ? Posisi yang baik untuk mengejan adalah sesuai dengan keinginan dan kenyamanan ibu, tapi ada beberapa posisi baik yang bisa dilakukan ibu pada saat mengejan, yaitu: 1. Duduk atau setengah duduk, seringkali merupakan posisi yang paling nyaman, di samping memudahkan penolong persalinan dalam memimpin persalinan pada saat keluarnya kepala bayi, dan dalam mengamati perineum Menungging atau posisi merangkak, baik dilakukan bila ibu merasakan kepala bayi tertahan di punggungnya. Posisi ini juga bermanfaat pada bayi yang sulit berputar Jongkok atau berdiri, posisi ini membantu turunnya kepala bila persalinan berlangsung lambat atau bila ibu tidak mampu mengejan Berbaring pada sisi kiri tubuh, posisi ini nyaman dan mampu mencegah ibu mengejan ketika pembukaan belum lengkap

2. 3. 4.

Posisi yang tidak baik bagi ibu adalah berbaring lurus terlentang. Hal ini dapat menimbulkan penekanan pada pembuluh darah yang membawa darah untuk janin dan ibu, sehingga mereka akan memperoleh aliran darah dan oksigen yang lebih sedikit. Selain itu pada posisi ini ibu akan mengalam kesulitan dalam mengejan Apakah tanda bahwa pembukaan jalan lahir sudah lengkap ? Bila pembukaan jalan lahir sudah lengkap, ibu merasa seperti akan buang air besar Apa yang dilakukan ibu bila pembukan jalan lahir sudah lengkap ? bidan atau dokter akan meminta ibu mengejan seperti pada waktu buang air besar, setiap kali rasa mules timbul. Bila mules hilang, ibu dilarang mengejan. Ibu istirahat, ngambil napas,diselingi minum untuk rehidrasi.Setelah mengejan beberapa kali, kepala bayi akan terdorong keluar dan bayi akan lahir.Untuk anak pertama lama mengejan max.2 jam dan anak kedua dan seterusnya max 1 jam. Apa yang dilakukan bidan atau dokter segera setelah bayi lahir ?

1. Mengeringkan tubuh bayi (tanpa dimandikan) dan membersihkan mulut serta hidung bayi
diatas perut ibu. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. Memotong dan merawat tali pusat Menghangatkan atau membungkus bayi dan diberikan ibu untuk segera disusui dengan metode kangguru. Membantu ibu untuk mengeluarkan ari-ari yang biasanya lahir 15 menit setelah bayi lahir Memeriksa keutuhan ari-ari yang keluar agar tidak ada yang tersisa di dalam rahim untuk mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifas Memberkan salep mata pada kedua mata bayi Segera menangis Bernafas spontan Banyak bergerak Warna kulit merah muda

Apa tanda-tanda bayi yang dilahirkan sehat ?

5. Berat badan 2,5 kg atau lebih

Persiapan Persalinan
Persalinan

Tempat Melahirkan Tempat melahirkan hendaknya disesuaikan dengan jarak tempuh dari rumah untuk memperkirakan waktu sampai ke rumah sakit. Perhatikan kepadatan lalu lintas pada jam-jam tertentu sehingga anda dapat mempersiapkan jalur alternatif untuk sampai ke rumah sakit. Prosedur masuk, fasilitas yang ada, biaya persalinan. Lokasi kamar bersalin, agar dalam keadaan darurat mempercepat sampai ke tempat tujuan Tempat plasenta (ari-ari) harus sudah direncanakan di mana plasenta akan diurus, apakah di rumah atau di tempat bersalin. Biasanya sudah disiapkan di tempat bersalin. Kebersihan Diri dan Aktivitas Yang Dapat Dilakukan Menjelang Persalinan Sangat disarankan untuk menjaga kebersihan diri menjelang persalinan, manfaatnya antara lain : a. Dengan mandi dan membersihkan badan, ibu akan mengurangi kemungkinan adanya kuman yang masuk selama persalinan. Hal ini mengyrangi terjadinya infeksi sesudah melahirkan. b. Ibu akan merasa nyaman selama menjalani proses persalinan. Saat ini, ibu yang akan melahirkan, tidak di-huknah untuk mengeluarkan tinja. Bulu kemaluan tidak dicukur seluruhnya, hanya bagian yang dekat anus yang akan dibersihkan, karena hal tersebut akan mempermudah penjahitan jika ibu ternyata diepisiotomi. Selama menunggu persalinan tiba, ibu diperbolehkan untuk berjalan-jalan di sekitar kamar bersalin. Ibu boleh minum dan makan makanan ringan selama menunggu persalinan, disarankan untuk tidak mengkonsumsi makanan yang berbau menyengat seperti petai atau jengkol. Hindari kepanikan dan ketakutan Siapkan diri ibu, ingat bahwa setelah semua ini ibu akan mendapatkan buah hati yang didambakan. Simpan tenaga anda untuk melahirkan, tenaga anda akan terkuras jika berteriakteriak dan bersikap gelisah. Dengan bersikap tenang, ibu dapat melalui saat persalinan dengan baik dan lebih siap. Dukungan dari orang-orang terdekat, perhatian dan kasih sayang tentu akan membantu memberikan semangat untuk ibu yang akan melahirkan. Persiapan kebutuhan untuk persalinan Perkirakan jarak antara rumah dan rumah sakit serta lalu lintas yang harus dilalui jika akan bersalin. Perkirakan kapan waktu persalinan untuk mengatur jadwal bepergian jauh. Persiapan peralatan yang harus dibawa Untuk Ibu selama persalinan : a. Alas tahan air (water proof) untuk di mobil selama perjalanan ke rumah sakit. b. Minyak untuk memijit, untuk mengurangi rasa sakit.

c. Alat-alat mandi seperti sabun, tutup kepala, handuk, dll. d. Lip balm, sikat gigi dan odol, sisir, ikat rambut. e. Baju ganti (gunakan baju yang nyaman dan menyerap keringat) f. Radiotape, CD atau musik yang menenangkan. g. Bantal dari rumah. Untuk Ayah : a. Jam tangan b. Kartu atau kunjungan pemeriksaan kehamilan, KTP (suami-istri, beserta foto kopinya) c. Alat mandi : sikat gigi, odol, sisir, dll. d. Makanan kecil. e. Baju ganti atau sweater. f. Kertas, pensil, buku, majalah untuk membaca. g. No. telp saudara atau teman. Untuk Ibu, setelah melahirkan : a. Baju atau gaun yang dapat dibuka dari depan (berkancing di depan) agar dapat menyusui. b. Kosmetik c. Bra yang sesuai d. Makanan ringan yang disukai e. Baju untuk pulang, perlu diingat badan ibu akan terlihat seperti hamil 5 - 6 bulan, jadi siapkan baju yang sesuai. Untuk Bayi : a. Kain flannel beberapa buah (3 - 4 buah) b. Pakaian bayi, 2 pasang (siapkan 2 ukuran) c. Popok, dapat menggunakan popok kain atau popok sekali pakai. d. Sarung tangan, sarung kaki, topi (penutup kepala) e. Bedak, minyak angin. f. Selimut untuk membungkus bayi selama di perjalanan pulang.

Tanda-tanda Si Kecil Lahir


Persalinan

Persalinan pertama selalu membuat panik sebagian besar kaum wanita. Kenali tanda-tanda kelahiran sebelum dimulai proses sesungguhnya. Hal itu akan mempermudah calon ibu menjalaninya. Jangan lupa, kekuatan mental berpengaruh cukup besar.

Kehadiran seorang bayi bagi pasangan muda merupakan hal yang amat membahagiakan. Apalagi bagi wanita. Setelah mengandung selama sembilan bulan, ia berharap proses kelahiran bayinya bisa berjalan lancar. Sayangnya harapan itu kadang tak sesuai kenyataan. Tapi Anda tak perlu khawatir. Percayalah, hanya sedikit kehamilan yang persis sama dengan buku-buku teori. Kelahiran bayi dibagi (dengan sendirinya oleh alam dan secara resmi oleh ilmu pengetahuan) dalam beberapa tahap. Tahap pertama, proses persiapan persalinan dengan fase awal, aktif, dan transisi. Dalam tahap ini terjadi pembukaan (dilatasi) mulut rahim sampai penuh. Selanjutnya, tahap kelahiran sampai bayi keluar dengan selamat. Tahap ketiga, pengeluaran plasenta. Tahap berikut, pasca lahir, yakni observasi terhadap ibu selama satu jam usai plasenta keluar. KONTRAKSI Ini biasanya fase paling lama. Untungnya tingkat nyerinya masih sangat rendah atau belum terlalu terasa. Pembukaan leher rahim (dilatasi) sampai 3 cm, juga disertai penipisan (effasi). Hal ini bisa terjadi dalam waktu beberapa hari, bahkan beberapa minggu, tanpa kontraksi berarti (kurang dari satu menit). Tapi pada sebagian orang mungkin saja terjadi hanya 2-6 jam (atau juga sepanjang 24 jam) dengan kontraksi lebih jelas. Perubahan lain ditandai turunnya kepala janin ke rongga panggul, kata dr. Nasdaldy, DSOG dari RSIA Hermina, Jakarta. Penurunan dapat terjadi beberapa kali, beberapa minggu menjelang kelahiran. Atau hanya terjadi sekali saja saat menjelang persalinan sesungguhnya. Reaksi pada ibu pun macam-macam. Ada yang merasakan mulas, nyeri di bagian punggung atau pinggang. Bisa juga sudah mengeluarkan lendir bercampur bercak darah dari vagina. Tapi pengeluaran bercak tak selalu lengket di celana. Kadang hanya tertahan di bagian dalam saja, ujar dr. Nasdaldy. Jika kontraksi masih jarang, calon ibu tak perlu segera ke rumah sakit. Kegiatan rutin seharihari masih bisa dilakukan sepanjang masih bisa merasakan kontraksi tak bertambah kencang.

Jika kemudian kontraksi bertambah kencang dan makin teratur, segera ke rumah sakit. Tentu dengan perlengkapan yang sudah disiapkan sebelumnya, seperti kain panjang, baju ganti, makanan kecil, buku bacaan, dan sebagainya. Satu hal yang patut diingat, perkiraan persalinan yang disebutkan dokter, tak selamanya benar. Bisa saja maju atau mundur dua minggu dari jadwal yang telah diperkirakan dokter. LEHER RAHIM MAKIN TERBUKA LEBAR Umumnya fase ini lebih pendek dari fase sebelumnya, berlangsung sekitar 2-3 jam. Kontraksi kuat terjadi sekitar 1 menit, polanya lebih teratur dengan jarak 4-5 menit. Leher rahim membuka sampai 7 cm. Jika sudah mencapai keadaan ini, sebaiknya calon ibu sudah berada di rumah sakit. Paling tidak, prosedur pendaftaran sudah harus dilakukan. Lebih baik malah urusan pendaftaran dan pesan kamar sudah dilakukan saat kehamilan memasuki usia 7 bulan. Soalnya, kerap kali rumah sakit (terutama yang beken), kehabisan kamar. Serangkaian pemeriksaan rutin akan dilakukan menjelang kelahiran. Mengenakan baju yang disediakan pihak rumah sakit sudah menjadi kebiasaan di banyak rumah sakit, terutama di kota-kota besar. Perawat akan meminta contoh air kemih, memeriksa denyut nadi, tekanan darah, pernafasan, dan suhu tubuh. Juga akan memeriksa adanya cairan ketuban, perdarahan atau pengeluaran lendir dari vagina. Kondisi janin pun akan dipantau. Misalnya dengan mendengarkan denyut jantung bayi melalui stetoskop. Di beberapa rumah sakit yang lebih modern, digunakan alat pantau janin. Sedangkan bagaimana posisi janin, merupakan pemeriksaan berikutnya yang akan dilalui calon ibu. Pemeriksaan dalam bagi calon ibu akan dilakukan secara rutin. Gunanya untuk memantau perkembangan pembukaan leher rahim, sehingga bisa segera dilakukan tindakan tepat jika tak terjadi kemajuan. Umumnya dokter akan menunggu pembukaan ini secara alamiah. Kecuali jika memang terjadi kelainan pada rahim yang diketahui sebelumnya semisal adanya kista atau mioma, terang dr. Nasdaldy, yang mengambil spesialisasi masalah kanker rahim. Kondisi tersebut memang akan mempengaruhi kontraksi pada rahim sehingga tak mendorong leher rahim untuk membuka. Akibatnya jalan rahim tetap menutup padahal ibu sudah merasakan mulas cukup lama. Secara umum dan normal, pembukaan leher rahim akan terus meningkat berbarengan dengan kontraksi yang makin kuat. Terjadi 2-3 menit sekali selama 1,5 menit dengan puncak kontraksi sangat kuat, sehingga ibu merasa seolah-olah kontraksi terjadi terus-menerus tanpa ada jeda. Pembukaan leher rahim dari 3 cm sampai 10 cm terjadi sangat singkat, sekitar 15 menit sampai 1 jam. Saat ini calon ibu akan merasakan tekanan sangat kuat di bagian bawah punggung. Begitu pula tekanan pada anus disertai dorongan untuk mengejan. Ibu pun akan merasa panas dan berkeringat dingin. Pengeluaran lendir dan darah makin bertambah karena makin banyak pembuluh kapiler yang pecah. Mungkin juga terjadi kejang kaki. Kadang mengantuk di antara waktu kontraksi karena oksigen dipindahkan dari otak ke daerah persalinan, sehingga seolah ibu sudah kehabisan tenaga sebelum pertarungan benar-benar terjadi. Secara emosional, calon ibu mengalami perasaan tak berdaya dan pasrah. Bingung, gelisah, dan sulit memusatkan perhatian, apalagi istirahat. Tak jarang pula ia frustrasi karena belum ada instruksi untuk mengejan, sementara dorongan ke arah sana sudah muncul. Dokter memang akan melarang ibu mengejan sebelum pembukaan sempurna betul agar tak terjadi kesulitan saat pengeluaran bayi. DORONG SEIRAMA INSTRUKSI DOKTER

Proses persalinan, seperti dipaparkan dr. Nasdaldy, mengandung 3 komponen. Pertama, passanger yaitu bayi itu sendiri. Kedua, passage, yaitu jalan lahir. Ketiga power, yaitu kontraksi atau yang disebut his. Agar proses persalinan berjalan lancar, ketiga komponen itu harus dalam kondisi baik, kata dr. Nasdaldy. Bayi tak terlalu besar ukurannya agar bisa melalui jalan lahir dan powernya pun harus teratur serta efektif hingga mampu membuka jalan lahir sampai penuh dan sempurna. Dengan begitu, partisipasi aktif ibu dalam proses kelahiran tak kalah penting. Dorongan kuat dari ibu akan membantu bayi keluar melalui jalan lahir dengan baik. Proses mendorong bayi keluar biasanya sangat singkat, 10 menit. Tapi ada kalanya perlu waktu antara setengah sampai satu jam. Bahkan, jika terjadi berbagai komplikasi, bisa mencapai 3 jam. Mengejanlah sekuat mungkin tapi tetap seirama dengan instruksi dokter. Makin efisien dorongan dari ibu, makin memudahkan bayi keluar. Dorongan yang panik dan tak teratur hanya akan menghamburkan tenaga dan hanya sedikit kemajuan yang dicapai. Tarik beberapa kali nafas dalam, sementara kontraksi terjadi. Tarik nafas sekali lagi dan tahan. Saat kontraksi mencapai puncaknya, doronglah (mengejan) sekuat mungkin. Lebih baik mengikuti irama dorongan dengan baik ketimbang menahan nafas terlalu lama, karena akan menambah risiko pecahnya pembuluh darah di mata dan wajah Anda. Selain itu, menambah risiko berkurangnya suplai oksigen ke janin. Saat mengejan, lemaskan seluruh tubuh. Ketegangan akan melawan usaha mengejan. Posisi calon ibu saat melahirkan turut membantu lancarnya persalinan. Posisi setengah duduk atau setengah jongkok mungkin posisi terbaik karena posisi ini memanfaatkan gaya berat dan menambah daya dorong ibu. PENGELUARAN PLASENTA Rasa lelah ibu adalah hal yang tersisa ketika bayi sudah keluar, tapi tugas belum berakhir. Plasenta yang selama ini menunjang bayi untuk hidup dalam rahim harus dikeluarkan. Mungkin ibu tak akan merasakannya lagi. Tapi kontraksi masih akan tetap ada, kendati tak sekuat sebelumnya, kata dr. Nasdaldy. Masing-masing berlangsung sekitar satu menit. Mengerutnya rahim akan memisahkan plasenta dari dinding rahim dan menggerakkannya turun ke bagian bawah rahim atau ke vagina. Ibu hanya tinggal mendorongnya seperti halnya mengejan saat mengeluarkan bayi. Hanya saja tenaga yang dikeluarkan tak sehebat proses pengeluaran bayi. Bila plasenta telah keluar, dokter akan segera menjahit robekan atau episiotomi. Bersabarlah untuk beberapa saat. Usai itu ibu bisa menggendong bayi dan menyusuinya. BERBAGAI KOMPLIKASI Umumnya dokter akan membiarkan bayi keluar dengan normal selama tak ada indikasi kelainan dari ibu maupun bayi. Tapi, cukup banyak kejadian di mana seorang calon ibu harus merasakan mulas selama berjam-jam tanpa ada kemajuan berarti. Kemajuan proses persalinan diukur melalui adanya pembukaan leher rahim dan turunnya janin ke rongga panggul. Proses persalinan normal akan didukung oleh tiga unsur utama: kontraksi rahim yang kuat yang secara efektif membuka leher rahim, bayi dapat melewati jalan lahir, dan panggul yang cukup luas untuk memudahkan keluarnya janin. Bila salah satu unsur tadi tak ada maka memungkinkan untuk terjadi kelahiran yang tak normal.Berikut sejumlah komplikasi yang mungkin saja terjadi: 1.Fase Laten Terlalu Lama Ini terjadi bila tak ada kemajuan pada pembukaan leher rahim yang terjadi setelah 20 jam pada kelahiran pertama, dan 14 jam pada ibu yang pernah melahirkan. Penyebabnya, bisa karena terlalu banyak obat sebelum persalinan dimulai. Kadang, penyebabnya bisa

psikologis. Seorang ibu yang panik mengakibatkan dilepaskannya bahan kimia pada sistem saraf yang menghambat kontraksi rahim. Umumnya dokter memberikan rangsangan lewat suntikan atau infus. Dokter pun akan mempertimbangkan kemungkinan adanya ketidaksesuaian ukuran kepala janin dengan rongga panggul ibu (disproporsi caphalopelvic). Dokter akan mengambil langkah pembedahan caesar setelah melewati waktu 24 jam. 2.Disfungsi Primer Bila fase aktif berjalan sangat lamban, pembukaan per jam kurang dari 1-1,2 cm untuk ibu dengan kelahiran pertama dan 1,5 cm untuk ibu yang pernah melahirkan. Kerja rahim pada proses ini bisa dipercepat dengan cara calon ibu berjalan-jalan dan tetap mengosongkan kantong kemih. Maksudnya agar tak menghambat turunnya janin ke rongga panggul. 3.Berhentinya Pembukaan Sekunder B Dalam fase aktif tak ada kemajuan pembukaan selama dua jam atau lebih. Ibu dapat membantu proses dengan aksi gaya berat, yaitu duduk tegak, jongkok, berdiri, atau berjalan. Jika diketahui penyebabnya disproporsi cephalovic, dokter akan melakukan bedah caesar. 4.Turunnya Janin Secara Tak Normal Bila bayi bergerak menuruni jalan lahir dengan kecepatan kurang dari 1 cm pada kelahiran pertama, dan 2 cm pada kelahiran berikutnya. Biasanya dokter akan menggunakan cunam atau forcep (alat bantu persalinan). Tapi ini sangat jarang dilakukan. Kebanyakan dokter akan memberikan suntikan rangsangan. 5.Tahap Kelahiran Bayi Yang Terlalu Lama Yaitu tahap pengeluaran bayi lebih dari dua jam untuk kelahiran pertama. Jika kondisi ibu dan bayi masih dalam keadaan baik, dokter akan tetap menunggu dengan persalinan normal. Tapi jika ada kondisi yang mengarah pada harus segera dilahirkan, dokter akan melakukan bedah caesar. Riesnawiati Soelaeman.Foto:Rohedi(nakita) Tanda-Tanda Persalinan Palsu Beberapa tanda persalinan palsu adalah: * Kontraksi berlangsung sementara. Terjadi dengan jarak waktu tak teratur dan lama. Juga tak bertambah kuat dan cepat. * Nyeri pada perut bagian bawah. * Banyak berjalan, kontraksi malah menghilang. * Kontraksi terhenti dengan memberi rasa nyaman, misalnya usapan. * Rasa sakit menghilang jika mengubah sikap tubuh. Riesnawiati Faktor-Faktor Resiko Nyeri Nyeri Meningkat Karena Nyeri Berkurang Karena Sendirian Ditemani dan didukung oleh suami atau orang-orang terdekat. Juga oleh paramedis yang berpengalaman. Keletihan Cukup istirahat dan rileks diantara waktu kontraksi.

Haus dan lapar saat persalinan dini Telah makan makanan kecil atau terus menghisap serpihan es/air, jika diperbolehkan. Berpikir tentang nyeri Mengalihkan perhatian pada hal lain . Berpikir tentang seberapa jauh kemajuan yang sudah dicapai ketimbang merasakan nyeri. Stress Menggunakan teknik relaksasi di antara waktu kontraksi. Takut akan hal-hal yang tidak diketahui Jauh sebelumnya belajarlah tentang kelahiran, menghadapi kontraksi satu per satu dan tidak cemas pada apa yang akan terjadi. Mengasihani diri sendiri Berpikir tentang betapa beruntungnya karena akan memiliki seorang bayi

You might also like