You are on page 1of 4

Menjadi Detektif dalam Kelas

Pada hari kamis aku sekolah, sekarang kelasku giliran masuk siang. Ketika aku masuk kelas, terdengar bunyi jeritan seorang anak perempuan dari pojok belakang sebelah kanan. Oh, itu Shara! Kira-kira ia menangis karena apa ya??? pikirku. Lalu aku menaruh tas di tempat dudukku dan menuju ke tampat duduk Shara. Disana berkerumun siswa-siswi di kelasku, akupun semakin bertanya-tanya.. ketika aku sudah sampai di depan bangku Shara, aku bertanya padanya,Shara! Ada apa? tanyaku,tempat pensilku dan uang Rp.5000,00-ku hilang jawabnya. Akhirnya aku bertekad untuk mencari orang yang mencuri barang Shara itu. Kuajak teman-teman dekatku yaitu Windy, Sanya, Asa, Fandi,dan Hanur. Mereka menerima dan mengikuti ajakanku itu, senang sekali rasanya!!. Esok harinya aku dan teman-temanku mulai mencari orang yang mencuri barang Shara, untung saja kemarin petugas piket hanya menyapu kelas saja! Hhhh untunglah.. pikirku dalam hati. Ketika kami sedang memeriksa meja Shara, Fandi menemukan sebuah kertas dalam loker meja Shara, ia-pun mengambilnya dan membacanya di depan aku, Windy, dan Shara, karena di kelas hanya ada aku, Windy, dan Shara, yang lainnya pergi ke kantin ataupun tempat lainnya. Isinya, Aku sebal denganmu! jangan ambil sahabatku lagi! Jika kau masih bermainmain dengannya, kau akan kena akibatnya! Dan aku tidak mau bermain denganmu lagi! Titik!! Dari S.A. semua yang mendengarnya kaget, terutama Shara karena ia yang menjadi korbannya,siapa S.A?? di kelas ini ada banyak yang berinisial S.A.! aneh!! Ada Syla, Simon, dan Satria! Lalu siapa?? teriak Shara. Ketika aku menoleh ke belakang, aku melihat ada seorang berbadan tinggi dan berkulit putih yang sedang tersenyum melihat Shara, tetapi orang itu hanya tampak setengah badan saja, karena tertutup oleh pintu. Begitu aku menoleh, dia langsung pergi, akupun langsung berteriak,kejar dia! siapa tahu dia berinisial S.A. ! anak-anak menoleh ke arah yang aku tunjuk, tetapi mereka malah menganggapku aneh, karena tidak ada siapa-siapa di depan pintu kelas.

Sore harinya, ketika pulang sekolah kami tidak pulang dulu karena kami harus melakukan pencarian, tetapi hasilnya kami tidak mendapatkan petunjuk apa-apa. Ketika kami pulang bersama-sama, kami melewati jalur yang melewati rumah Shara, karena jalur itu sangat ramai, dan penculik anak-anak tidak akan bisa beraksi di tempat ini karena ramai sekali. Rumah Shara sepi sekali. Rumah Shara sangat besar, rumahnya berlantai tiga juga banyak tanaman anggrek, tanaman mawar, kebun singkong, dan kebun cabai di dalam rumahnya. Ketika aku pergi menjauhi rumah Shara, aku melihat anak yang mengintip di pintu kelas pagi tadi, ia menuju ke sebuah rumah, ah! Rumah Della! Dia adalah saudaraku yang juga satu sekolah dengan ku. Aku-pun berbicara dengan teman-temanku,aku pergi dulu ke rumah saudaraku! Ada yang ketinggalan di rumah saudaraku! Kalian tunggu di pos jalan Mawar dulu ya! aku-pun pergi ke rumah saudaraku Della, sementara teman-temanku pergi ke pos di jalan Mawar. Akupun sampai di rumahnya, Della, Della, Della! Main yuk! Della, Della, main yuk! teriakku di depan rumah Della. Della-pun keluar dan membukakan pintu pagarnya dan menyuruhku masuk. Tiba-tiba anak yang mengintip di depan kelas pagi tadi malah keluar pagar dan berkata Della, aku mau pulang dulu! Dia siapa sih?? Malah nyamper-nyamper aja, ngajak main sama kamu! Sekarang aku nggak pernah main lama di rumahmu! Pasti kau direbut orang lain aku jadi sendirian tau! didia. Saudaraku, pasti dia hanya ingin pulang ke rumahku karena orang tuanya tidak ad ada. Di rumah, pas..pas..pasti..! huh! Sama saja! Saudara, teman, itu sama saja! Aku pulang ya! Dah jumpa lagi!! aku sangat kaget mendengarnya, pasti dia yang mencuri barang Shara deh! Pikirku. Di rumah Della kami berbincang soal kasus pencurian barang Shara, sebenarnya Della sudah tahu dari Shara, karena satu hari yang lalu kita bermain di taman, aku lalu bertanya pada Della, apakah temanmu yang tadi muncul pas kamu lagi main? oh, ya! Dia itu sahabatku, namanya Sabrina Assanela! Dia itu orangnya kerassekali! Aku nggak boleh main sama siapasiapa, terus harus ngikutin kata-kata dia, nggak boleh ngatain dia, padahal dia sering ngatain aku! Sebal! jawabnya. Aku-pun berpikir sejenak, mungkin dia yang mencuri barang Shara tapi harus aku cari tahu dulu! Apakah dia yang mencuri? Pikirku dalam hati. Aku-pun berkata pada Della, Della kau harus cari tahu siapa yang mencuri barang Shara! Bisa saja Sabrina. kenapa

Sabrina?? lihat surat ini! S.A. itu inisialnya Sabrina-kan? Dan tadi pagi dia berdiri di depan kelasku dan tersenyum melihat Shara berteriak sedih. ooo kalau begitu sekarang aku akan pergi ke rumahnya Sabrina! pergi saja! Tapi jangan kasih tahu obrolan kita yang tadi ya. Misalnya kemarin kamu nyuri barangnya Shara ya? Begitu ooo yaudah! Aku pergi dulu! Takut keburu malam! Dadah!! oh, iya! Aku juga pulanglah hahahahaha! Dadah!!. Aku langsung menuju ke pos, di pos.. aaah! Semuanya ngga ada?? Pada kemana??? teriakku, tiba-tiba ada suara handphone-ku berbunyi, aku-pun mengambilnya dari dalam tasku, Ada SMS dari Asa kataku pelan, lalu aku membuka isi SMS itu, isinya:

Maaf ya Shasa, tadi kita semua ninggalin kamu, soalnya sudah terlalu sore. Tadi semuanya pada di SMS sama orangtuanya terus disuruh pulang, hhhh maafin kita ya (mewakili aku dong hehehe) please 2x ya?? By,by.

Lalu aku menjawab:

Iya maafin aku juga ya (untuk semuanya) aku perginya terlalu lama! Aku sudah tahu siapa pelakunya! (Sabrina) kamu tahu orangnya?? Tolong kasih tahu Shara ya?? Tapi kayaknya bukan sih tapi kasih tahu aja! Ini baru perkiraan! Kasih tahu teman-teman ya? Pulsa ku sudah hampir habis soalnya.

Keesokan harinya aku libur sekolah, karena sekarang adalah hari sabtu. Hari ini Della dan keluarganya datang ke rumahku, di rumahku Della dan aku kembali berbincang soal pencurian barang Shara lagi, ternyata iya! Dia yang mencuri tempat pensilnya! Itu adalah hasil dari penyelidikan Della. Sabrina memamerkan tempat pensil bagus dengan gambar princess dan tempelan pita di pinggir atas kanan tempat pensil. Itu sangat mirip dengan tempat pensil milik Shara. Sabrina juga memamerkan pulpen, pensil, penghapus, tipe-ex,dan lain-lainnya di dalam tempat pensil. Semua barangnya mirip dengan barang yang yang Shara punya! Della tahu tempat pensil Shara katika Della pernah pergi ke rumah Shara saat Sabrina Sakit. Pada saat itu Della hanya diam dan tersenyum saja melihat kelakuan jelek sahabatnya itu. Pada sore hari teman-teman Shara datang ke rumahku untuk bermain, karena Della masih ada di rumahku, teman-temanku berkenalan dengan Della. Disana kami masih berbincang soal pencurian barang Shara di kelas. Esok harinya, kami pergi ke rumah Shara pagi-pagi sekali, tetapi tanpa Della, karena ia sedang bermain di rumah Sabrina. Aku sangat kagum ketika masuk ke rumah Shara, rasanya seperti di dalam mimpi! Wuuiiih kereeen., pikirku. Kami-pun diajak oleh Shara ke kamarnya di lantai tiga

You might also like