You are on page 1of 9

Perencanaan Investasi Sepanjang Hidup

Pengantar: Rubrik EUREKA (Edukasi dan Ulasan Perencanaan Keuangan) ini mengunjungi pembaca setiap hari Jumat. Rubrik ini diasuh oleh Tim Indonesia School of Life (ISOL) yakni Andrias Harefa, Roy Sembel, M. Ichsan, Heru Wibawa, dan Parpudi Lubis. Pembaca dapat mengirimkan pertanyaan atau berkonsultasi seputar masalah-masalah perencanaan keuangan. Pertanyaan dapat dikirim lewat email: redaksi@sinarharapan.co.id, Faksimile Redaksi Sinar Harapan (021) 3912370, surat dialamatkan ke redaksi Sinar Harapan, Jalan Fachruddin No. 6, Jakarta 10250, dan bisa membuka di http://www.pembelajar.com/ISOL. Ketika kita mulai secara serius memikirkan masa depan finansial, seringkali begitu banyak persoalan yang segera menghantui seluruh angan-angan kita. Sebenarnya apakah yang menyebabkan tidak tercapainya semua keinginan dan mimpi-mimpi itu ? Faktor-faktor apakah yang secara dominan menghambat untuk mendapatkan apa yang menjadi keinginan kita ? Memang tidak semua pertanyaan-pertanyaan itu akan mudah untuk dijawab, tetapi paling tidak kami ingin menyajikan satu bagian yang cukup penting, kalau tidak bisa dikatakan sentral bagi pencapaian cita-cita keuangan. Memang banyak hal di sekitar kehidupan kita yang tidak mudah diduga, tarnsparan ataupun kondusif untuk merencanakan keuangan masa depan. Di sisi sosial masyarakat kitapun belum terbiasa, ditambah lagi contoh dari pemerintahan yang kurang memberikan teladan yang baik, seperti keputusan senantiasa menambah utang dari tahun ke tahun serta selalu dengan mudah menaikkan berbagai kebutuhan primer seperti listrik, telepon, BBM untuk membayar utang yang semakin bertambah. Sistem edukasi kita selama ini juga gagal memberikan jawaban yang berkaitan dengan Bagaimana mendapatkan kebahagian dalam kehidupan? dan Bagaimana kita dapat menjadi kaya bukan hanya fisik tetapi juga moral?. Di sekolah kita belajar mengenai berbagai ilmu sejarah dari masa penjajahan dulu sampai bagaimana para pelopor kemerdekaan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Tetapi tidak ada sekolah yang berorientasi mengajarkan kehidupan nyata, masa depan, seperti bagaimana mensiasati kehidupan untuk mencapai kehidupan tanpa kesusahan finansial? Keadaan ini ditambah lagi oleh perilaku konsumtif yang telah mendarah daging di masyarakat kita. Orientasi masyarakat kita selalu konsumtif dan bukan produktif. Sehingga banyak orang yang tersesat serta kehilangan hak kelahirannya yaitu berupa kesenangan atau kegembiraan dan kesejahteraan. Itulah yang menyebabkan kami tidak bosan-bosannya dan akan terus meneriakkan pentingnya pemasyarakatan pengetahuan mengenai keuangan, khususnya keuangan individu (personal finance) dalam perspektif keluarga. Menurut hemat kami, perencanaan keuangan keluarga adalah salah satu pilar utamanya, dan perencanaan investai yang tepat dan berkesinambungan akan menjadi salah satu kuncinya. Dasar Perencanaan Investasi. Mimpi yang dapat diformulasikan menjadi tujuan keuangan yang sangat diinginkan adalah dasar utama dalam perencanaan investasi. Tujuan keuangan masa depan ini akan menjadi pendorong untuk semua strategi perencanaan investasi yang akan dijalankan. Perencanaan investasi yang kami maksudkan adalah perencanaan dengan jangka waktu seumur hidup, sehingga dalam merencanakannya janganlah keputusan yang diambil didasarkan tebakan di mana pasar dalam keadaaan

terendah dan tertinggi, akan tetapi buatlah keputusan berdasarkan term yang dipilih yaitu term yang berkaitan dengan 4 kriteria yang sangat personal: n Tujuan keuangan spesifik (needs and expectations) n Jangka waktu yang dibutuhkan (time horizon) n Toleransi terhadap risiko n Pilihan berbagai investasi berdasarkan kebijakan investasi Tujuan Keuangan Spesifik Dalam sebuah perencanaan investasi seumur hidup, yang paling utama diperlukan adalah tujuan, dengan dasar tujuan ini maka kita mulai membuat rencana dan strateginya. Menetapkan tujuan hidup tidak semudah membalikkan tangan, karena kebanyakan orang tidak memahami tujuan hidupnya, hanya ikut arus saja. Tetapi ada cara yang menurut kami dapat membantu dalam menetapkan tujuan keuangan Anda yang sekaligus menajamkan tujuan hidup. Cara ini kami kutip dari buku Personal Financial Planning Guide (Ernst & Youngs), di mana kita memakai momen hidup sebagai dasar perencanaan investasi. Momen dalam hidup dapat diartikan sebagai kejadian-kejadian dalam hidup, baik dilakukan secara sengaja atau tidak, yang memberikan kesan dan kenangan yang mendalam, yang seringkali melibatkan titik emosional, saat kita menangis, terharu, bahagia, marah, atau tertawa. Momen hidup itu bisa kita ciptakan, misalnya berlibur ke Eropa dengan istri dan anak-anak, saya yakin momen seperti ini bila tercapai akan menjadi kenangan selama hidup. Untuk mencapai momen hidup tersebut diperlukan dana. Sehingga apabila ingin mencapainya maka harus dipersiapkan, direncanakan dana yang diperlukan. Karena momen hidup atau tujuan tersebut mempengaruhi secara langsung terhadap kondisi keuangan keluarga sekarang dan masa depan. Ada beberapa contoh lain momen hidup yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan investasi yang mempengaruh kondisi keuangan , yaitu: l Menikah l Memiliki tempat tinggal sendiri l Memiliki anak l Menyekolahkan anak l Memulai bisnis baru/merencanakan karir l Naik haji bagi umat Islam atau ziarah ke holy land bagi kaum Kristiani l Pensiun Jadi momen-momen hidup di atas dapat diambil sebagai dasar perencanaan investasi, di manapun posisi keuangan dan usia anda saat ini. Setelah menetapkan momen-momen hidup yang ingin dicapai maka hal selanjutnya adalah menetapkan jangka waktu (time horizon) yang dibutuhkan dan berapa nilai yang ingin dicapai (rupiah) serta tingkat toleransi Anda terhadap risiko. Ketiga hal ini terkait satu dengan yang lain. Jangka Waktu (Time Horizon) Begitu tujuan spesifik yang ingin dicapai ditetapkan, hal selanjutnya adalah dengan menentukan kapan tujuan tersebut ingin dicapai? dan berapa dana yang dibutuhkan?. Jangka waktu investasi serta besarnya dana yang dibutuhkan sangat terkait langsung dengan berapa besar dana yang harus disisihkan tiap bulan atau secara berkala guna mencapai tujuan tersebut. Semakin panjang jangka waktu investasi yang diinginkan seperti misalnya menyiapkan dana pensiun, apabila Anda berumur 30 tahun sekarang ini, maka dana yang harus disisihkan secara berkala akan lebih kecil dibandingkan dengan bila menyiapkannya saat telah berumur 40 tahun, dengan waktu pensiun yang sama di usia 55 tahun. Keterkaitan lain adalah dengan tingkat risiko yang mungkin dapat dipilih. Apabila sejak masih muda telah menyiapkan dana pensiun maka instrumen investasi dengan

tingkat pengembalian yang tinggi yang tentunya berkaitan dengan tingkat risiko yang tinggi pula dapat dipilih. Mengapa? Karena dengan jangka waktu lebih panjang perubahan tingkat pengembalian (risiko) akan tetap lebih besar dengan tingkat pengembalian bunga-berbunga (compound rate) dibandingkan dengan investasi dengan tingkat risiko rendah (tingkat pengembalian rendah). Jadi dengan menentukan jangka waktu investasi yang dibutuhkan dan besarnya dana yang ingin dicapai dapat dihitung berapa besar dana yang harus disisihkan dengan instrumen investasi yang telah dipilih secara berkala. Sebagai contoh, orang yang berusia 30 tahun dan ingin pensiun di usia 60 tahun. Maka jangka waktu investasinya adalah 30 tahun. Dana yang dibutuhkan selama Anda pensiun sebesar 2 miliar. Maka dapat dihitung besarnya dana yang harus disisihkan tiap bulannya. Dari hasil perhitungan contoh ini maka besarnya dana yang perlu disisihkan sekitar Rp. 85,750/bulan selama 30 tahun dengan asumsi bunga 20 persen. Sangat jelaslah bahwa dengan merencanakan jauh hari sebelumnya, kesejahteraan finansial akan lebih mudah dicapai. Toleransi Terhadap Risiko Penjelasan mengenai tingkat toleransi individu terhadap risiko sangat terkait dengan pengetahuan yang berhubungan resiko (risk) dan tingkat pengembalian (return). Investasi akan selalu memiliki tingkat resiko yang berbanding lurus dengan tingkat pengembaliannya. Risiko dan tingkat pengembalian sudah sangat biasa di dalam lingkungan investasi. Apabila anda menginginkan tingkat pengembalian yang tinggi anda juga harus menerima tingginya tingkat resiko. Setiap individu memiliki tingkat toleransi yang berbeda-beda terhadap risiko, ada yang senang dengan risiko atau berani mengambil risiko atau malah ada yang takut akan risiko. Kita harus mengenali kondisi diri sendiri, apabila seseorang menginginkan tingkat pengembalian yang tinggi akan tetapi ia sendiri termasuk orang yang memiliki tingkat toleransi rendah terhadap resiko maka akan timbul konflik di dalam dirinya dalam berinvestasi. Hal ini sangat penting untuk memahami tingkat toleransi terhadap risiko, karena bila orang dalam kategori tingkat toleransi rendah terhadap risiko maka dengan menginginkan tingkat pengembalian tinggi, hal itu hanya akan mengakibatkan timbulnya strees, karena perbedaan tingkat toleransi terhadap risiko dengan tingkat pengembalian yang dinginkannya. Sehingga sesuaikan instrumen investasi dengan tingkat toleransi diri sendiri. Pilihan Berbagai Innvestasi Pengetahuan dasar mengenai investasi menjadi sangat dibutuhkan dalam memutuskan untuk merencanakan investasi sepanjang hidup. Ketersedian berbagai alternatif instrumen investasi di pasar haruslah dipelajari serta dicermati guna mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang diinginkan. Beberapa instrumen investasi dasar yang perlu diketahui antara lain deposito (instrumen perbankan), obligasi, saham, reksadana (instrumen perusahaan sekuritas atau pasar modal), property dan emas. Secara singkat, deposito adalah merupakan instrumen investasi yang paling aman serta memiliki tingkat suku bunga atau tingkat pengembalian yang terendah pula, biasanya anda dapat memulai investasi hanya dengan investasi awal sekitar Rp1 juta. Jangka waktu penempatan deposito umumnya adalah 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Obligasi, pada dasarnya adalah surat utang yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan atau institusi kepada investor dengan janji membayar bunga secara periodik selama periode tertentu serta membayar nilai nominalnya pada saat jatuh tempo. Obligasi bisa menjadi alternatif investasi jangka panjang dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari deposito. Untuk berinvestasi di obligasi, investor harus memiliki dana yang cukup besar umumnya transaksi obligasi satu perusahaan dilakukan dalam kelipatan Rp 1 miliar.

Saham, adalah merupakan surat kepemilikan terhadap suatu perusahaan yang telah go public. Saham dapat diperoleh pada saat IPO (Initial Public Offering) atau di pasar sekunder. Investasi awal yang harus dikeluarkan relatif beragam, hampir berlainan di setiap perusahaan sekuritas, misal Rp. 25 juta. Investor memperoleh kesempatan untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang dari laba perusahaan dalam bentuk dividen dan capital gain dari kenaikan harga saham di kemudian hari. Reksadana, adalah suatu wadah yang digunakan oleh perusahaan sekuritas untuk mengumpulkan dana dari masyarakat untuk diinvestasikan di dalam berbagai instrumen investasi dalam suatu portofolio investasi oleh manager investasi. Reksadana merupakan instrumen investasi yang memiliki resiko yang terbatas dengan tingkat pengembalian yang relatif cukup besar. Investasi awal dari reksadana cukup murah di mana dengan hanya Rp. 500,000 Anda sudah dapat membeli produk reksadana dengan membeli unit penyertaan dari produk reksadana tersebut. Reksadana merupakan instrumen investasi alternatif yang sangat bagus karena memberikan beberapa manfaat bagi investor antara lain adalah akses kepada instrumen investasi seperti saham atau obligasi, pengelolaan oleh profesional manager investasi, diversifikasi investasi dengan dana relatif kecil, hasil investasi dari reksadana bukan merupakan objek pajak dan memiliki tingkat likuiditas yang tinggi. Properti, adalah investasi dalam asset tangible bisa berupa tanah atau bangunan. Masyarakat yang menginvestasikan dananya di dalam properti biasanya melihat akan banyaknya permintaan akan tanah serta bangunan di masa datang di suatu daerah. Tingkat pengembalian dari investasi di bidang properti cukup tinggi akan tetapi tingkat likuiditasnya tidak. Apabila di pasar modal instrumennya sangat likuid di mana Anda dapat menjualnya dalam waktu singkat, tidak demikian dengan properti, tingkat likuiditasnya tidak secepat investasi di pasar modal.. Tetapi sebagai instrumen jangka panjang properti merupakan investasi yang menjanjikan. Emas, sudah merupakan pilihan investasi masyarakat tradisional di Indonesia. Banyak masyarakat yang menyimpan uangnya dalam bentuk emas perhiasaan bukan saja bisa menjadi sarana investasi, tetapi juga menjadi perhiasaan yang bisa dipakai. Dengan investasi jenis ini harus mengeluarkan biaya tambahan yaitu biaya ongkos pembuatannya. Ada lagi yang investasi dalam bentuk batangan maupun investasi dalam emas yang tidak konvensional, melalui future traiding atau bursa perdagangan berjangka. Investasi di emas sangat baik dalam keadaan di mana tingkat inflasi suatu negara sangat besar seperti yang terjadi di Indonesia beberapa tahun yang lalu. Di tahun 1993 harga emas murni 24 karat sekitar Rp 24,000 dan dit ahun 1998 harga emas melonjak sangat tinggi sampai mencapai Rp. 140,000/gram. Jadi selama masih adanya tingkat inflasi maka harga emas akan selalu meningkat. Hal selanjutnya yang diperlukan sebelum mengambil keputusan investasi untuk masa datang adalah memahami akan kebijakan investasi. Secara umum tidak ada investasi yang paling benar dan tepat karena hal itu akan sangat tergantung dari keadaan keuangan, tolerensi terhadap resiko serta tujuan yang telah ditentukan. Salah satu metode dalam menentukan kebijakan investasi adalah dengan melihat faktor-faktor sebagai berikut: Liquidity Dapat dicairkan dalam waktu singkat tanpa ada pengurangan inestasi awal Anti inflation Menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang Capital growth Lebih mengutamakan penambahan/perkembangan pada modal Principal protection Menhindari resiko berkurangnya modal selama masa investasi

Ease of management Menghindari keputusan dan pemantauan harian Dengan penjelasan ini kami ingin memotivasi atau memberdayakan keluarga agar setiap keluarga memiliki perencanaan investasi yang dinamis, berkelanjutan dan dilaksanakan secara konsisten. Semoga dapat menambah wawasan dalam merealisasikan berbagai tujuan keuangan keluarga melalui perencanaan investasi sepanjang hidup.*** ***

Terampil Menata Hidup


Oleh K.H. ABDULLAH GYMNASTIAR HIDUP adalah keterampilan. Ia akan memiliki makna apabila kita terampil untuk memainkannya. Seseorang akan bisa menikmati perjalanan apabila ia terampil mengendarai kendaraannya. Begitu pula, seseorang akan berbicara dengan baik apabila ia terampil memilih kata dan nada bicara yang tepat. Untuk terampil kita membutuhkan dua hal, yaitu ilmu dan latihan. Siapa saja yang tidak mencintai dua hal ini, ia celaka dan mencelakakan orang lain. Masalah terbesar yang kita alami sekarang adalah tidak menguasai keterampilan untuk hidup. Terkadang, untuk menentukan tujuan hidup pun kita masih kesulitan. Ketika punya tujuan, sering kali tujuan itu salah, ingin kaya, ingin terkenal, ingin memiliki jabatan tinggi, dan lainnya. Semua itu hanyalah tujuan yang sangat rendah nilainya. Karenanya, banyak di antara kita menghalalkan segala cara untuk meraihnya, walaupun harus melanggar nilai-nilai moral dan spiritual. Ia menggadaikan harga dirinya, karena cita-cita yang diinginkan rendah nilainya. Jangankan untuk membangun bangsa, keterampilan membangun cita-cita pun sangat sulit kita lakukan: apa yang hendak kita kerjakan hari ini dan esok lusa? Apa yang ingin kita capai satu atau dua tahun ke depan? Ingin jadi apa kita sepuluh tahun ke depan? Semua itu merupakan pertanyaan yang sama sekali tidak bisa kita jawab. Nyaris, kita berbuat tanpa tujuan yang pasti. Padahal, keluarnya kita dari rumah akan memakan waktu. Sedangkan waktu adalah kekayaan terbesar yang dimiliki manusia. Lalu apa yang harus kita lakukan agar hidup kita lebih terarah dan bermakna? Hal pertama, rumuskan tujuan dan cita-cita hidup. Kita tidak mungkin sukses dalam hidup apabila tidak punya arah yang hendak dituju. Orang yang tahu bahwa kereta akan berangkat pukul delapan, pasti akan bersungguhsungguh mempersiapkan diri agar tidak ketinggalan kereta. Hanya orang memiliki tujuan jelaslah yang akan memanfaatkan waktunya untuk kemajuan, sehingga setiap detiknya akan terasa efektif dan membawa kebaikan. Keterampilan menentukan tujuan adalah langkah awal bagi orang-orang yang akan sukses dalam hidupnya. Mulai sekarang, buat rencana ke depan. Ingin apa saya dalam hidup? Ingin kaya, ingin berpenghasilan tinggi supaya bisa menyantuni orang lain, supaya bisa menolong orang yang membutuhkan? Buat target, berapa uang yang harus kita keluarkan dalam sebulan untuk bersedekah. Kita sering tidak menyesal ketika tidak bersedekah, tidak tahajud, tidak belajar, dan lainnya, karena kita tidak punya target untuk mencapainya. Kedua, keterampilan menyusun rencana. Nyaris, kita tidak memiliki rencana dalam hidup. Segala sesuatu ingin kita lakukan. Nonton televisi, baca koran, ngobrol, bepergian, dan lainnya sering tidak memakai perencanaan. Bayangkan, waktu yang sangat berharga lolos begitu saja, karena kita tidak punya target dan perencanaan. Maka benar pepatah yang mengatakan, gagal merencanakan, sama dengan merencanakan kegagalan. Kita sering tidak punya perencanaan harian, mingguan, atau bulanan, apalagi tahunan. Oleh karena itu, kita jangan bersembunyi di balik kata tawakal. Tawakal itu masalah hati. Akal dan fisik kita punya urusan lain.

Tawakal akan bermakna apabila kita berusaha semaksimal mungkin untuk memeras pikiran dan mendayagunakan fisik. Jangankan untuk mengarungi hidup yang demikian kompleks, untuk memasak telur dadar saja, kita membutuhkan proses dan tahapan yang harus benar urutannya. Bagaimana anak kita akan mampu berbuat banyak dalam hidupnya, bila kita orang tuanya tidak membantu mereka untuk menemukan jalan yang tepat dalam hidup. Setiap aktivitas hidup harus didasarkan pada perencanaan yang baik agar hasil yang didapat bisa baik pula. Sebagai contoh dalam hal keuangan, belilah barang yang benarbenar kita butuhkan dan akan membawa kebaikan dunia dan akhirat. Berusaha semaksimal mungkin dalam merencanakan dan bekerja, perkara hasil itu ada dalam genggaman Allah. Faidza azamta fatawakal alallah. Ketiga, terampil untuk konsisten dan istiqamah. Kita menjadi lemah, salah satu sebabnya karena kita mudah sekali terpengaruh dan tidak memiliki keteguhan memegang prinsip. Semua ini berawal dari tidak adanya program yang jelas dalam hidup. Hidup ini akan enak untuk dijalani apabila kita memiliki konsistensi. Satu hal yang menyebabkan orang tidak konsisten adalah mudah tersinggung dan mudah sakit hati. Semua ini akan memakan energi dan waktu. Setiap ucapan, hinaan, dan cacian, harusnya bisa membuat kita lebih dewasa dan lebih bersemangat untuk secara konsisten membuat bukti, hingga mereka menyaksikan bahwa yang dituduhkannya tidak benar. Tidak ada yang bisa memungkiri adanya bukti. Kita harus hemat dari sakit hati, dari dongkol, dari ketersinggungan, dan bekerja keraslah untuk memberikan bukti. Apa pun yang dituduhkan orang lain kepada kita, seharusnya membuat energi kita semakin bertambah agar bisa menghasilkan karya yang monumental. Tampaknya kita harus mulai terampil untuk memperjelas tujuan dalam hidup dan memperjelas seperti apakah rida Allah tersebut. Rida Allah itu harus kita jabarkan dalam pekerjaan yang konkret. Rida Allah itu ada dalam menolong orang tua, membangun umat, menyebarkan ilmu yang berguna, sehingga hilang kebodohan di kalangan umat. Terus buat teknik-teknik terbaik, bagaimana menolong tetangga yang efektif, bagaimana cara terbaik untuk memajukan umat, dan lainnya. Banyak orang yang tidak berprestasi karena terpengaruh celetukan dan ocehan orang-orang yang tidak suka. Ini sangat tidak profesional, karena orang besar hanya akan memikirkan hal besar dan tidak akan terpengaruh oleh hal-hal remeh seperti itu. Banyak hal yang harus kita lakukan dalam hidup ini. Karenanya, kita harus semaksimal mungkin untuk dapat mengendalikan hidup ini. Terampil bercita-cita, terampil menyusun rencana, terampil untuk tetap konsisten, dan tidak terpengaruh oleh hal-hal kecil adalah kunci kesuksesan kita dalam memanfaatkan waktu yang tersedia. Kita harus menjadi orang yang mampu berpikir besar dan berkarya besar. Wallahualam.***

MENGELOLA WAKTU
Disiplin Terapkan Perencanaan Ada sejumlah strategi untuk mengelola waktu Anda, sebagai berikut. * Selalu definisikan tujuan Anda sejelas mungkin. Apakah pernah Anda mendapati bahwa Anda sedang mengerjakan sesuatu yang tidak Anda inginkan karena tujuan yang tidak ditentukan sebelumnya? Salah satu faktor yang membuat orang sukses adalah kemampuan mereka melakukan apa yang mereka inginkan untuk mencapai dan menuliskan tujuan-tujuan yang dapat mereka cermati dari waktu ke waktu. Tujuan jangka panjang yang Anda tetapkan harus berdampak pada aktivitas seharihari Anda dan termasuk dalam daftar yang ''harus dilakukan.'' Tanpa tujuan, orang cenderung menyimpang baik secara pribadi maupun profesi. * Lakukan analisa pada pemanfaatan waktu Anda. Apakah Anda menghabiskan waktu cukup banyak pada pekerjaan, yang walaupun mungkin tidak perlu saat ini tapi merupakan hal yang harus dilakukan demi mengembangkan diri atau karier Anda? Jika Anda terus-menerus dapat bertanya ''Apa yang paling penting untuk memanfaatkan waktu saya sekarang?'' itu akan membantu Anda berfokus pada ''tugas-tugas penting'' dan berhenti bereaksi pada tugas-tugas yang tampaknya penting -- atau menyenangkan untuk dijalani -- tapi sebenarnya tidak perlu bagi tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. * Memiliki rencana. Bagaimana mungkin Anda mencapai tujuan jika tanpa rencana? Kebanyakan orang bertanya apa yang mereka inginkan, tapi tidak memiliki rencana untuk mencapainya kecuali dengan bekerja keras. Rencana tahunan Anda harus dikaji ulang setiap hari dan ditetapkan ulang agar cita-cita Anda tercapai. Itu akan membuat tujuan-tujuan itu berada pada prioritas dan tetap fleksibel untuk diubah. Ini sebaiknya dijalankan baik untuk tujuan personal maupun bisnis. * Analisa rencana aksi. Masalah selalu akan terjadi. Perencanaan yang baik adalah mengidentifikasikan masalah-masalah yang ada dan mencari solusinya. Mengelola waktu dengan baik akan memampukan Anda mengukur kemajuan ke arah tujuan karena ''Apa yang Anda dapat ukur, Anda pun dapat mengontrolnya.'' Selalu upayakan untuk proaktif. Mengelola waktu (atau mengelola diri sendiri) tidak sulit dipahami, tapi jika tidak bertekad untuk membangun teknik-teknik pengelolaan waktu pada rutinitas sehari-hari, Anda hanya akan mencapai sebagian -- atau bahkan tidak sama sekali -- hasilnya. Kalau itu yang terjadi, buatlah komentar seperti inni. ''Saya telah mencoba mengelola waktu tapi tidak berhasil.'' Pelajaran berharga yang dapat dipetik adalah semakin banyak waktu yang kita gunakan untuk merencanakan waktu dan aktivitas kita, semakin banyak waktu yang dapat kita pakai untuk aktivitas tersebut. cis/berbagai sumber ( )

You might also like