You are on page 1of 13

BAB I PENDAHULUAN

1.1

TUJUAN

Mengamati keberlakuan hukum Ohm pada suatu resistor yang dialiri arus listrik.

1.2

DASAR TEORI

Berdasarkan hukum Ohm, besarnya tegangan listrik (voltage) yang terdapat diantara ujung suatu resistor ditentukan oleh hasil kali kuat arus I yang melalui resistor itu dengan resistansi resistor tersebut.

Gambar 1.2 Arus melewati R

Hal ini dinyatakan dengan persamaan : V=I.R .1)

Persamaan ini hanya berlaku untuk resistor yang tidak mengalami perubahan resistansinya dengan kembalinya suhu resistor tersebut. Hukum Ohm berbunyi : tegangan (V) pada komponen yang memenuhi hukum ohm adalah sebanding dengan kuat arus listrik (I) yang melalui komponen tersebut, asalkan suhu dijaga tetap. Hukum Ohm hanya berlaku untuk resistor resistor dimana I sebanding dengan V untuk seluru nilai I dan V. resistor resistor seperti ini disebut komponen ohmic. Di dalam banyak komponen, hambatan tidak selalu konstan tetapi bergantung pada nilai nilai V dan I. Komponen komponen seperti ini disebut non-ohmic. (bersumber dari : Rangkuman materi materi penting fisika, halaman 173 - 174)

Hukum ohm menyatakan bahwa besar arus yang mengalir pada suatu konduktor pada suhu tetap sebanding dengan beda potensial antara kedua ujung ujung konduktor. I=V/R Hukum ohm untuk rangkaian tertutup adalah :

atau

n = banyak elemen yang disusun seri E = GGL (V) rd = hambatan dalam elemen R = hambatan luar p = banyaknya elemenyang disusun parallel (http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-pendamping/Praweda/Fisika/0307%20Fis-2-3c.html)

BAB II PROSEDUR PERCOBAAN

2.1 ALAT DAN BAHAN Tabel 2.1 Alat dan bahan No. Alat dan Bahan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Resistor 68 Resistor 220 Resistor 560 Multimeter Master builder Kabel penghubung Jumlah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah Secukupnya

2.2 LANGKAH LANGKAH PERCOBAAN

1. Di rangkai rangkaian seperti pada gambar berikut

2. Di atur tegangan 2 V DC

3. Di ukur tegangan dan arus pada masing masing alat ukur tersebut

4. Di ubah tegangan menjadi 4V, 6V, hingga 12V

5. Dicatat hasil tersebut untuk kenaikan tegangan pada tabel pengamatan

6. Diulangi langkah di atas untuk penurunan tegangan dari 12V, 10V, sampai dengan 2V

7. Diganti resistor untuk nilai resistansi yang lain

BAB III ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

3.1 DATA HASIL PERCOBAAN Tabel 3.1 Data hasil percobaan

No. Tegangan

R = 68

R = 220

R = 560

Vs (V) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 3 4,5 6 7,5 9 12 4 5 7 8 9 11

Vs (V) 4 6 7 9 10 13

I (mA) 20 25 29 45 52 60

V (V) 4 5 6 8 9 12

Vs (V) 5 6 8 10 11 14

I (mA) 10 13 16 18 21 23

V (V) 4 5 7 9 10 13

(mA) (V) 50 69 98 102 129 156 3 5 6 7 8 11

3.2 ANALISA DATA PERCOBAAN Kuat arus dan tegangan pada resistor 68 Kuat arusnya : y V = 4V

I = V / R = 4 / 68 = 0,058 A = 58 mA

V = 5V

I = V / R = 5 / 68 = 0,074 A = 74 mA

V = 7V

I = V / R = 7 / 68 = 0,103 A = 103 mA

V = 8V

I = V / R = 8/ 68 = 0,117 A = 117 mA

V = 9V

I = V / R = 9 / 68 = 0,132 A = 132 mA

V = 11V

I = V / R = 11 / 68 = 0,162 A = 162 mA

Tegangannya : y I= 50 mA = 0,05 A

V= I . R = 0,05 . 68 = 3,4V

I= 69 mA = 0,069 A

V= I . R = 0,069 . 68 = 4,692V

I= 98 mA = 0,098 A

V= I . R = 0,098 . 68 = 6,664V

I= 102 mA = 0,102 A

V= I . R = 0,102 . 68 = 6,94V

I= 129 mA = 0,129 A

V= I . R = 0,129 . 68 = 8,77V

I= 156 mA = 0,156 A

V= I . R = 0,156 . 68 = 10,61V

Tabel 3.2 Besar arus dan tegangan pada resistor 68 No. Tegangan (V) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 3 4,5 6 7,5 9 12 V hitung (V) 3,4 4,692 6,664 6,94 8,77 10,61 R = 68 Vukur (V) 3 5 6 7 8 11 Ihitung (mA) 58 74 103 117 132 162 Iukur (mA) 50 69 98 102 129 156

Tabel 3.3 Besar arus dan tegangan pada resistor 220 No. Tegangan (V) 1. 2. 3. 4. 5. 3 4,5 6 7,5 9 V hitung (V) 4,4 5,5 6,38 9,9 11,4 R = 220 Vukur (V) 4 5 6 8 9 Ihitung (mA) 18 27 32 41 45 Iukur (mA) 20 25 29 45 52

6.

12

13,2

12

60

60

Tabel 3.4 Besar arus dan tegangan pada resistor 560 No. Tegangan (V) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 3 4,5 6 7,5 9 12 V hitung (V) 5,6 7,28 8,96 10,08 11,76 12,88 R = 560 Vukur (V) 4 5 7 9 10 13 Ihitung (mA) 8,9 10 14 18 19 29 Iukur (mA) 10 13 16 18 21 23

Galat pada arus 68 y Galat arus (V=3) = Galat arus (V=3) =

Galat arus (V=5) = Galat arus (V=5) =

Galat arus (V=6) = Galat arus (V=6) =

Galat arus (V=7) = Galat arus (V=7) =

Galat arus (V=8) = Galat arus (V=8 =

Galat arus (V=11) = Galat arus (V=11) =

Galat pada tegangan 68 y Galat V (I=50mA) =

Galat V (I=50mA) =

Galat V (I=69mA) =

Galat V (I=69mA) =

Galat V (I=98mA) =

Galat V (I=98mA) =

Galat V (I=102mA) =

Galat V (I=102mA) =

Galat V (I=129mA) =

Galat V (I=129mA) =

Galat V (I=156mA) =

Galat V (I=156mA) =

Tabel 3.5 Besar galat arus dan tegangan pada resistor 68 No. Tegang an (V) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 3 4,5 6 7,5 9 12 3,4 4,692 6,664 6,94 8,77 10,61 V hitung (V) V ukur (V) 3 5 6 7 8 11 R = 68 I hitung (mA) 58 74 103 117 132 162 I ukur (mA) 50 69 98 102 129 156 Galat V (%) 11,76 6,56 9,93 1,9 8,8 3,77 Galat I (%) 13,7 6,8 4,8 12,8 2,3 3,7

Tabel 3.6 Besar galat arus dan tegangan pada resistor 220

No. Tegang an (V) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 3 4,5 6 7,5 9 12 4,4 5,5 6,38 9,9 11,4 13,2 V hitung (V) V ukur (V) 4 5 6 8 9 12

R = 220 I hitung (mA) 18 27 32 41 45 60 I ukur (mA) 20 25 29 45 52 60 Galat V (%) 9,09 9,1 5,6 19,2 21,1 9,1 Galat I (%) 10,5 7,4 9,3 9,8 15,5 0

Tabel 3.7 Besar galat arus dan tegangan pada resistor 560 No. Tegang an (V) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 3 4,5 6 7,5 9 12 5,6 7,28 8,96 10,08 11,76 12,88 V hitung (V) V ukur (V) 4 5 7 9 10 13 R = 220 I hitung (mA) 8,9 10 14 18 19 29 I ukur (mA) 10 13 16 18 21 23 Galat V (%) 25,8 31,3 18,6 11 14,9 8 Galat I (%) 12,55 30 14,2 0 10,5 8

3.3.PEMBAHASAN Percobaan ini dilakukan yang bertujuan untuk mengamati keberlakuan hukum ohm pada suatu resistor yang dialiri arus listrik. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan beberapa alat dan bahan , yaitu resistor 68, resistor 220, resistor 560, master builder, multimeter, adaptor, dan kabel penghubung. Besarnya tegangan listrik yang terdapat di antara ujung suatu resistor ditentukan oleh hasil kali kuat arus (I) yang melalui resistor tersebut dengan resistansinya. Secara

matematis, dapat ditulis dengan V= I. R . Dari persamaan ini dapat dilihat bahwa besarnya tegangan sangat dipengaruhi oleh arus dan resistansi resistor tersebut. Pada percobaan pertama, dilakukan pengukuran untuk mencari tegangan dan kuat arus pada resistor 68. Percobaan ini dilakukan dengan tegangan sumber yang berubah ubah, yaitu : 3V, 4,5V, 6V, 7,5V, 9V, dan 12V. semakin besar nilai arus yang di hasilkan saat percobaan tersebut, maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkan. Hal ini juga terjadi pada percobaan kedua dan ketiga., yaitu pada resistor 220 dan resistor 560. Dengan menggunakan tegangan sumber yang sama pula. Besarnya suatu nilai dari tegangan juga dipengaruhi oleh besarnya resistansi. Jika suatu resistor memiliki resistansi yang besar, maka tegangan yang dihasilkan semakin besar. Hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan antara tegangan, kuat arus, dan resistansi suatu resistor. Pada percobaan pertama, kedua, dan ketiga dengan R=68, R= 220 dan R=560 diperoleh hasl yang berbeda beda pada saat dilakukan pengukuran dan perhitungan. Hal ini membuktikan bahwa pada percobaan tersebut terdapat beberapa kesalahan yang terjadi pada alat yang digunakan saat percobaan tersebut. Untuk itulah dicari galat atau persentase kesalahan pada tegangan dan kuat arusnya. Untuk menghitung persentase kesalahan pada tegangan dan kuat arusnya. Untuk menghitung persentase kesalahan pada suatu tegangan digunakan rumus : Galat Tegangan (V) = Galat Arus (I) =

Setelah melakukan perhitungan untuk mencari persentase kesalahan dari percobaan tersebut, diperoleh besar persentasenya rata rata dibawah 30%. Faktor faktor yang menyebabkan adanya perbedaan hasil ini yaitu kurangnya keakuratan dan ketelitian alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini.

BAB IV PENUTUP

4.1.KESIMPULAN Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa : 1. Tegangan berbanding lurus dengan kuat arus dan resistor (V = I . R). 2. Semakin besar resistansi, maka semakin kecil kuat arusnya. 3. Semakin besar suatu resistansi, maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkan. 4. Besarnya kuat arus yang mengalir pada suatu rangkaian berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan resistansinya. 5. Untuk mengetahui persentase kesalahan pada percobaan, dapat dihitung dengan galat. 6. Hukum ohm hanya berlaku pada resistor yang tidak mengalami perubahan resistansi. 7. Untuk menghitung persentase kesalahan (galat) , digunakan rumus : Galat Tegangan (V) = Galat Arus (I) =

8. Kesalahan pada perhitungan dan pengukuran disebabkan oleh adanya kesalahan dalam penggunaan alat, dan praktikan yang kurang teliti dalam melakukan percobaan.

You might also like