You are on page 1of 14

Oleh: KELOMPOK II Adiyanto, Dimas Arif Andi Wibowo, Heldalina, Gewsima Mega Putra, M.

Ikhwan, Rahmiatunnisa, Sugiannor, Wahyu Utami, M. Nur SyaBani

Perencanaan Agregat (atau penjadwalan agregat) adalah sebuah pendekatan untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah (biasanya 3 hingga 18 bulan kedepan)
Perencanaan agregate dalam produksi adalah pendekatan secara makro untuk merencanakan operasional perusahaan yang berfokus pada beberapa cara, yaitu: Cara terbaik dalam penentuan Produksi Tenaga kerja Persediaan Kapasitas

Mengembangkan perencanaan produksi yang feasible pada tingkat yang menyeluruh yang akan mencapai keseimbangan antara permintaan dan supplai dengan memperhatikan biaya minimal dari rencana produksi yang dibuat, walaupun biaya bukan satu-satunya bahan pertimbangan Sebagai masukan perencanaan sumber daya sehingga perencanaan sumber daya dikembangkan untuk mendukung perencanaan produksi Meredam (stabilisasi) produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi permintaan

Input

Sumber daya yang tersedia sepanjang periode rencana produksi harus diketahui Data permintaan yang berasal dari peramalan dan pesanan yang kemudian diterjemahkan kedalam tingkat produksi Memasukkan kebijakan perusahaan yang berkenaan dengan perencanaan agregat, misalnya perubahan tingkat tenaga kerja, dan penentuan kebutuhan sumber daya. Output perencanaan agregat biasanya berupa jadwal produksi untuk pengelompokkan produk berdasarkan family. Misalnya untuk produsen mobil, output memberikan informasi mengenai berapa mobil yag harus diproduksi, tetapi bukan pada berapa mobil yang bermerk A, berseri C maupun C, jadi berupa jumlah keseluruhan output yang dihasilkan tiap periode tertentu bukan berdasarkan tipe.

Output

HEURISTIK

Metode Metode Metode Metode

pengendalian tenaga kerja pengendalian persediaan pengendalian sub kontrak campuran

OPTIMASI

Model Programa Linier Model Transportasi Land

PT. NBFI adalah perusahaan yang cukup terkenal di Indonesia. Seiring memasyarakatnya produk yang dihasilkan PT. NBFI dan terus dilakukannya pengembangan prduk, yang makin memperkaya jenis produk yang dihasilkan PT. NBFI, permintaan akan produk-produk itupun meningkat. Kendala yang menjadi tinjauan utama dalam peningkatan permintaan pasar adalah keterbatasan kapasitas produksi.
Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya ketidakcukupan kapasitas produksi, pada penelitian ini penulis mengambil tema agregat planning dalam rangka proses perenanaan penetapan tingkat output/kapasitas produksi secara menyeluruh guna memenuhi tngkat permintaan yang diperoleh dari pesanan dengan tujuan meminimalkan total biaya produksi.

Metode pengendalian TK : Setiap peningkatan/penuruna n produksi direspon dengan penambahan/penguran gan tenaga kerja Timbul biaya tambahan tenaga kerja berupa hiring cost / firing cost Asumsikan bahwa mobilitas tenaga kerja sempurna dalam arti mudah masuk dan mudah keluar sesuai kebutuhan perusahaan

Metode Campuran dengan sub kontrak - Menetapkan batas minimal produksi, yaitu yang terendah selama periode tertentu, sehingga kekurangan produksi di serahkan kepada pihak ketiga dengan sistem sub kontak - Timbul biaya tambahan berupa biaya sub kontrak Asumsi bahwa ada pihak ketiga yang sanggup melaksanakan kekurangan produksi berapapun jumlahnya dengan harga tetap

Metode campuran dengan overtime : Menetapkan batas minimal produksi, yaitu yang terendah selama periode tertentu, sehingga kekurangan produksi dilakukan dengan overtime karyawan Timbul biaya tambahan berubah biaya over time Asumsi bahwa mesin produksi belum full capacity

Dalam kondisi produksi yang stabil, maka penggunaan ketiga metode tersebut akan tidak akan berbeda, karena biaya tambahan dari masing-masing metode besarnya nol Dalam kondisi jumlah produksi yang selalu meningkat : Tergantung dari besarnya biaya tambahan masing-masing metode jika dihitung dengan satuan yang sama. Membandingkan biaya hiring cost vs biaya sub kontrak vs biaya overtime, semakin kecil biaya tersebut maka metode tersebut yang paling menguntungan Dalam kondisi jumlah produksi yang selalu menurun : Tergantung dari besarnya biaya tambahan masing-masing metode jika dihitung dengan satuan yang sama. Membandingkan biaya firing cost vs biaya sub kontrak vs biaya overtime, semakin kecil biaya tersebut maka metode tersebut yang paling menguntungkan

You might also like