You are on page 1of 2

Menurut pendapat kami mengenai Pendapat Wajar dengan Pengecualian atas Laporan Keuangan Kota Lhokseumawe Tahun Anggara

2008 yang diberikan oleh Perwakilan BPK-RI Provinsi NAD sudah sesuai dengan kondisi Laporan Keuangan yang disajikan oleh Pemerintah kota Lhokseumawe karena ada beberapa pos pada laporan keuangan yang tidak menggambarkan nilai yang sewajarnya dan ada pos pada realisasi anggaran yang tidak tepat guna. Seperti pada pengelolaan aset hibah Pemerintah Kota Lhokseumawe Pasca peristiwa gempa bumi dan tsunami pada tanggal 26 Desember 2004, Pemerintah Kota Lhokseumawe telah menerima berbagai bantuan dari berbagai pihak, baik berasal dari dalam negeri maupun luar negeri antara lain adalah aset berupa kendaraan, peralatan medis dan bangunan. Dalam proses pemberian hibah/bantuan, pihak pemberi bantuan sebagian besar melakukan proses serah terima aset langsung kepada unit kerja terkait tanpa melalui Sekretariat Kota. Namun, unit kerja penerima bantuan tidak segera melaporkan penerimaan aset hibah tersebut kepada Bidang Aset/Investasi pada Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) agar dicatat dalam Inventaris Daerah. Pemeriksaan lebih lanjut pada Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe diketahui telah menerima beberapa barang hibah melalui berita acara serah terima hibah berupa gedung dan bangunan, kendaraan, peralatan medis, obat-obatan, dan perlengkapan lainnya yang berasal dari hibah GTZ, Jepang, Save The Children, dan PMI Hongkong, tetapi tidak tercatat dalam neraca daerah. Barang Milik Negara/Daerah. Kondisi tersebut mengakibatkan: a. Nilai Aset Tetap pada Neraca belum menunjukkan nilai aset yang sewajarnya dan aset Pemerintah Kota Lhokseumawe yang berasal dari hibah/bantuan berpotensi disalahgunakan. b. Mengurangi kepercayaan pihak pemberi bantuan (donor) atas kemampuan pemerintah daerah untuk mengelola aset hibah/bantuan tersebut secara efektif dan bertanggungjawab. Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan

Selanjutnya

pada

penganggaran

dan

realisasi

Belanja

Bantuan

Sosial

Organisasi Kemasyarakatan sebesar Rp1.221.204.000,00 (Lihat Laporan Realisasi Anggaran) digunakan untuk tujuan Belanja Hibah. Pada TA 2008, Pemerintah Kota Lhokseumawe telah menganggarkan Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp45.236.947.000,00 dan telah direalisasikan sebesar Rp42.243.068.760,00 atau sebesar 93,38% dari anggaran. Dari hasil pemeriksaan dokumen transaksi Belanja Bantuan Sosial diketahui bahwa dari realisasi tersebut, diantaranya terdapat pengeluaran sebesar Rp1.221.204.000,00 yang digunakan untuk bantuan kepada organisasi masyarakat, organisasi profesi dan bantuan kepada lembaga-lembaga yang ada didaerah lainnya. Keseluruhan bantuan kepada organisasi/ lembaga tersebut diatas merupakan bantuan dana dalam rangka menunjang kegiatan rutin dan periodik organisasi/lembaga yang bersangkutan, serta bukan termasuk kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan sehingga dapat dikategorikan sebagai pengeluaran hibah. Kondisi tersebut tidak sesuai dengan: a. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pengelolaan Keuangan Daerah: b. Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2007 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2008, butir II. (Prinsip Dan Kebijakan Penyusunan APBD Dan Perubahan APBD) angka 2. (Kebijakan Penyusunan APBD) huruf b. (Belanja Daerah) point 14) tentang Belanja Hibah. Kondisi tersebut mengakibatkan realisasi belanja bantuan sosial kemasyarakatan sebesar Rp1.221.204.000,00 tidak tepat sasaran dan membuka peluang disalahgunakan. tentang Pedoman

You might also like