You are on page 1of 1

Masalah Lahan Jadi Kendala Pembangunan

Jumat, 1 April 2011

JAKARTA (Suara Karya): Masalah lambannya penanganan pembebasan lahan menyebabkan proses percepatan pembangunan infrastruktur terhambat. "Perlu ditegaskan bahwa persoalan utama dalam percepatan pembangunan infrastruktur pada tahap pengadaaan lahan. Ini terkait kesulitan dalam pembebasan lahan," kata Sekjen Ikatan Ahli Perencana (IAP) Bernardus R Djonoputro pada dialog nasional bertema "Pembebasan Lahan Masalah Kronis Pembangunan Infrastruktur" di Jakarta, kemarin. Menurut Bernardus, yang juga Direktur Korporasi PT Nusantara Infrastruktur Tbk ini, masalah pembebasan lahan akan berdampak pada investor yang terlibat dalam rencana pembangunan infrastruktur. Sebagai pimpinan di perusahaan investasi pada pembangunan infrastruktur di Indonesia, dirasakan dampak lambannya penanganan masalah pembebasan lahan ini pada kinerja usaha. "Pelaksanaan Undang-Undang Pembebasan Lahan hingga saat ini masih jauh dari harapan dan target yang ditetapkan. Padahal, undang-undang ini merupakan kunci dan sebagai kepastian hukum. Efeknya pada proses investasi demi percepatan pembangunan infrastruktur," ujarnya. Lebih jauh dia menjelaskan, keberhasilan pembangunan perekonomian nasional ditentukan oleh percepatan pembangunan infrastruktur. Namun, upaya mewujudkan pembangunan infrastruktur itu masih ter kendala sejumlah masalah. "Kendala yang juga merupakan masalah klasik terkait masalah kelembagaan di pemerintahan. Kendala yang ada dan belum diselesaikan pemerintah meliputi masalah pendanaan, pengadaan lahan, peraturan di tingkat pemerintah pusat maupun daerah, birokrasi, dan kepastian hukum," tuturnya. Terkait hal ini, Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Ahmad Hermanto Dardak lantas menjelaskan tentang investasi dalam pembangunan jalan tol. Menurut dia, sebenarnya dalam perjanjian kontrak badan usaha jalan tol (BUJT) menginstruksikan investor untuk memasukkan komponen tanah yang sudah dibebaskan. Ini untuk menghindari meningkatnya harga tanah jika terjadi penundaan pembangunan infrastruktur. "Untuk proyek infrastruktur yang baru ke depan, maka kontrak BUJT harus memasukkan komponen lahan yang sudah dibebaskan. Setelah itu baru kontraknya disepakati. Jadi ada kepastian, baik dari investor maupun pemerintah," katanya. Terkait pembahasan rancangan Undang-Undang Pembebasan Lahan untuk Kepentingan Umum, Hermanto menargetkan akan disahkan DPR pada pertengahan 2011. Draf RUU itu sedang digodok oleh pemerintah. (Novi)

You might also like