You are on page 1of 21

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENDENGARAN PADA MANUSIA

Ambarwati Mustikayuni Firdha Khadifa Singgih Kusuma Dewi

Struktur Anatomi Sistem Pendengaran

Telinga Telinga Luar Telinga Tengah Telinga Dalam

Struktur Anatomi Sistem Pendengaran

(Guyton, 2006)

Struktur Telinga Luar

Letak

Fungsi Mengumpulkan dan memindahkan gelombang ke telinga tengah

Pinna atau aurikularius (daun telinga)

Lempeng tulang rawan yang terbungkus kulit dan terletak di kedua sisi kepala

Mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkannya ke saluran telinga ; berperan dalam lokalisasi suara.

Meatus auditorus eksternus (saluran telinga)

Saluran dari eksterior melalui Mengarahkan suara ke tulang temporalis ke membran membran timpani ; timpani mengandung rambut-rambut penyaring dan mensekresikan kotoran telinga
Membran tipis yang memisahkan telinga luar dan tengah Bergetar secara sinkron dengan gelombang suara yang mengenainya, menyebabkan tulang-tulang pendengaran telinga tengah bergetar

Membran timpani (gendang telinga)

Struktur

Letak

Fungsi

Telinga Tengah

Memindahkan getaran membran timpani ke cairan di koklea, dalam prosesnya memperkuat energi suara

Maleus, Incus, Stapes

Rangkaian tulang yang dapat bergerak yang berjalan melintasi rongga telinga tengah ; maleus melekat ke membran timpani dan stapes melekat ke jendela oval

Berosilasi secara sinkron dengan getaran membran timpani serta menimbulkan gerakanseperti gelombang di oerilimfe koklea dengan frekuensi yang sama.

Struktur Anatomi Koklea (Penampang Melintang)

Struktur Anatomi Organ Corti

Struktur Telinga Dalam : Koklea

Letak

Fungsi Tempat sistem sensorik untuk mendengar

Jendela oval

Membran tipis di pintu masuk koklea ; memisahkan telinga tengah dengan skala vestibuli

Bergetar bersama dengan gerakan stapes yang melekat padanya ; gerakana jendela oval menyebabkan perilimfe koklea bergerak Mengandung perilimfe yang dibuat bergerak oleh gerakan jendela oval yang didorong oleh getaran tulang-tulang telinga tengah Mengandung endolimfe; tempat membran basilaris Bergetar bersama dengan gerakan perilimfe; mengandung organ Corti, organ indera untuk mendengar

Skala vestibuli Skala timpani

Kompartemen atas koklea Kompartemen bawah koklea

Duktus koklearis (skala media)

Kompartemen tengah koklea

Membran basilaris

Membentuk lantai duktus koklearis

Struktur Anatomi Koklea

Struktur Organ Corti

Letak Terletak di bagian atas dan di sepanjang membran basilaris

Fungsi Mengandung sel rambut, reseptor untuk suara, yang mengandung potensial reseptor sewaktu tertekuk akibat gerkan cairan di koklea Tempat rambut sel-sel reseptor yang terbenam di dalamnya menekuk dan membentuk potensial reseptor ketika membran basilaris yang bergetar terhadap membran tektorial yang stationer

Membran tektorial

Membran stationer yang tergantung di atas organ Corti dan tempat sel-sel rambut reseptor permukaan terbenam di dalamnya

Jendela bundar

Membran tipis yang memisahkan skla timpani dengan telinga tengah

Bergetar bersama denga gerakan cairan di perilimfe untuku meredam tekanan di dalam koklea; tidak berperan dalam penerimaan suara

Struktur Telinga Dalam : Aparatus vestibularis

Letak

Fungsi Tempat sitem sensorik untuk keseimbangan dan memberikan masukan yang penting untuk mempertahankan postur dan keseimbangan

Kanalis semisirkularis

Tiga saluran semisirkuler yang tersusun tiga dimensi dalam bidang-bidang yang tegak lurus satui sama lain di dekat koklea jauh dari tulang temporalis Struktur seperti kantung di rongga bertulang antara koklea dengan kanalis semisirkularis Terletak di samping utrikulus

Mendeteksi akselerasi (percepatan) dan deselerasi (perlambatan) rotasional atau anguler

Utrikulus

Mendeteksi (1) perubahan posisi kepala mnjauhi sumbu vertikal dan (2) mengerahkan akselerasi dan deselerasi secara horisontal Mendeteksi (1) perubahan kepala menjauhi sumbu horisontal dan (2) mengarahkan akselerasi dan deselerasi secara vertikal.

Sakulus

Mekanisme Proses Pendengaran


..

Mekanisme Proses Pendengaran


Gelombang suara Penangkapan gelombang suara oleh daun telinga Gelombang suara diarahkan menuju membran timpani Getaran membran timpani

Getaran membran basilaris

Gerakan cairan di dalam koklea

Getaran jendela oval

Getaran tulang-tulang telinga tengah

Pembengkokan sel-sel rambut reseptor organ Corti sewaktu pergerakan membran basilaris

Perubahan posisi ramburambut tsb. dalam kaitannya dengan membran tektorial

Perubahan potensial reseptor di sel-sel reseptor

Perubahan kecepatan pembentukan potensial aksi yang terbentuk di saraf auditorius

Perambatan potensial aksi ke korteks auditorius di lobus temporalis di otak untuk persepsi suara.

Transmisi Getaran Bunyi

Melalui udara
Transmisi Getaran bunyi Melalui tulang

Transmisi Getaran Bunyi Melalui Udara (Aerotymponial)


SUMBER SUARA GETARKAN UDARA

DAUN TELINGA

LUBANG TELINGA

MEMBRANA TYMPANI BERGETAR

OSICULA AUDITIVA (TULANG PENDENGARAN) BERGETAR

PERYLIMPH (PERILIMFE) BERGETAR

MEMBRAN BASALIS BERGETAR

ORGAN CORTI BERGETAR

SYARAF AUDITORIUS

BUNYI

Transmisi Getaran Bunyi Melalui Tulang (Craniotymponal)


GETARAN BERJALAN MELALUI PENGHANTAR TULANG
GETARAN SUMBER SUARA MENGGETARKAN TULANG KEPALA

MENGGETARKAN PERYLIMPH PADA SKALA VESTIBULI

MENGGETARKAN SKALA TYMPANI

PENGHANTARAN SUARA

Mekanisme Penyampaian Impuls Suara ke Otak

Suara
Suara merupakan vibrasi (getaran) di udara yang hanya dapat didengar oleh telinga manusia antara 20-20.000 Hz. Vibrasi melalui udara dengan kecepatan sekitar 1,238 km/jam. Kecepatan penghantaran suarai terbatas tergantung dari penambahan usia, semakin usia berkurang daya tangkap suara atau bunyi yang dinyatakan 30-20.000 siklus/detik. Bila intensitas suara hanya 60 dB (desibel), maka batas frekuensi suara adalah 500-15.000 siklus/detik, bila 20 dB maka batas frekuensi suara adalah 70-15.000 siklus/detik serta suara yang kuat & keras batas frekuensi adalah 30-20.000 siklus/detik. Manusia mempunyai kekuatan individu untuk mempersepsi suara. Persepsi manusia terhadap suara keras tergantung dari amplitudo, suara tinggi tergantung dari frekuensi, kualitas bunyi berkaitan dengan kompleksitas vibrasi.

Kehilangan Pendengaran
KEHILANGAN PENDENGARAN KONDUKTIF Kehilangan pendengaran dimana transmisi bunyi yang efektif ke telinga dalam terputus oleh sumbatan atau proses penyakit (impaksi serumen, otitis media, otosklerosis/ pembentukan tulang baru) KEHILANGAN PENDENGARAN SENSORINEURAL Kehilangan pendengaran sehubungan dengan kerusakan organ akhir untuk pendengaran dan atau nervus kranialis VIII (kerusakan kokhlea/ saraf vestibulokokhlear)

Pengujian Penghantaran Suara pada Sistem Pendengaran


UJI RINNE Membandingkan hantaran/ konduksi suara melalui tulang pendengaran dengan udara Normal : konduksi udara berlangsung lebih lama dari konduksi tulang * Bila ada kehilangan pendengaran konduktif konduksi tulang akan melebihi konduksi udara begitu konduksi tulang menghilang, pasien tidak mampu lagi mendengar mekanisme konduksi yang biasa * Bila ada kehilangan pendengaran sensorineural suara yang dihantarkan melalui udara lebih baik dari tulang, meskipun keduanya merupakan konduktor yang buruk & segala suara diterima seperti sangat jauh & lemah

Pengujian Penghantaran Suara pada Sistem Pendengaran


UJI WEBER Memanfaatkan konduksi tulang untuk menguji adanya laterisasi suara Normal : mendengar suara seimbang pada kedua telinga/ suara terpusat di tengah kepala * Bila ada kehilangan pendengaran konduktif suara akan lebih jelas terdengar pada sisi yang sakit * Bila ada kehilangan pendengaran sensorineural suara akan mengalami laterisasi ke telinga yang pendengarannya lebih baik

You might also like