You are on page 1of 19

TUGAS KHUSUS PENENTUAN KADAR MINYAK PADA AIR BUANGAN FAT PIT HASIL PROSES PENGOLAHAN MINYAK KELAPA

A SAWIT DI PKS PT. MINANG AGRO

I. Pendahuluan I.1 Latar Belakang Seiring Perkembangan zaman perkembangan industri pun semakin pesat, termasuk industri kelapa sawit, salah satunya Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. Minang Agro y ang terletak di Tiku V Jorong Kabupaten Agam Sumatera Barat. Sebagaimana industri lainnya, Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. Minang Agro memerlukan berbagai sarana penunjang dalam proses pengolahannya, salah satunya tempat penampungan air buangan fat-pit. Di PT. Minang Agro penampungan fat-pit menggunakan dua tempat penampungan sebelum di buang ke tempat pembuangan limbah, yang

pertama di tampung pada bak plat yang berasal dari stasiun sterilizer dan sludge separator, selanjutnya dialirkan pada bak beton karna proses yang dilakukan belum sempurna, maka dapat diolah kembali sebelum dibuang ke tempat pembuangan limbah.

Proses pengolahan kelapa sawit di pabrik bertujuan untuk menghasilkan CPO sesuai dengan standar dan mendapatkan ekstraksi yang maksimum dengan melaksanakan kontrol yang optimal untuk memperkecil kehilangan minyak dan pemakaian biaya yang serendah mungkin. Pastinya tidak semua minyak sawit dapat diambil dari buah kelapa sawit, karena pengendalian operasional dan pengawasan mutu merupakan faktor penentu tercapainya tujuan pengolahan kelapa sawit tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan penanganan yang khusus dari tenaga kerja yang mempunyai keahlian dan keterampilan yang tinggi sehubungan dengan pengolahan dan pengawasan mutu tersebut. Berdasarkan hal di atas melalui kerja praktek ini maka, penulis mencoba membahas tentang Penentuan Kadar Minyak Pada Air Buangan Fat Pit Hasil Proses Pengolahan Minyak Kelapa Sawit Di PKS PT. Minang Agro.

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja yang menyebabkan tingginya kandungan minyak pada air buangan Fat-Pit? 2. Bagaimanakah cara mengontrol kandungan minyak yang ada pada air buangan Fat-Pit? 3. Mengapa kandungan minyak pada air buangan harus dikendalikan?

1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui kadar minyak khususnya pada air buangan Fat-Pit hasil proses pengolahan minyak kelapa sawit. 2. Untuk Mengetahui proses dan kondisi operasi pada pengolahan kelapa sawit.

1.1 Ruang Lingkup Untuk mempermudah dan mengarahkan dalam pengambilan data, pengolahan dan penyelesaian masalah supaya tidak meluas maka penulis masalah yaitu : Penentuan Kadar Minyak Pada Air Buangan Fat-Pit Hasil Proses Pengolahan Minyak Kelapa Sawit, di PT. Minang Agro.

II. Tinjauan Pustaka II.1 Pengertian Fat-Pit Fat-Pit merupakan kolam penampungan air limbah kelapa sawit sementara, sebelum akhirnya di buang ke stasiun limbah dan perairan sekitar. Pengendalian limbah pabrik (raw effluent) yang berasal dari continius tank, sluge separator, oil tank, sluge tank, oil purifier, drain Tank, serta kondensat dari stasiun perebusan (sterilizer) dimulai dari penampungan limbah tersebut pada Fat-Pit dengan tujuan untuk mengurangi kadar minyak melalui prinsip pengendapan. Setelah itu, limbah di dinginkan dengan cara mengalirkan limbah ke menara pendingin atau dapat juga dilakukan melalui aliran panjang dan

terbuka, kemudian di tampung di kolam limbah. Lalu minyak yang telah terpisah dari Fat-Pit ini pun akan di alirkan kembali pada COT untuk di proses kembali. Apabila terdapat minyak yang ikut ke kolam limbah, ini dihitung sebagai kerugian (losses). Air limbah yang masuk ke Fat-Pit berupa sludge atau lumpur cair yang berasal dari daging buah yang telah menjadi bubur akibat proses di screw press, serta kadar air dari buah sawit itu sendiri dan yang paling banyak berasal dari stasiun perebusan yang apabila tekanan uap di turunkan. Sebelum sludge di buang ke kolam pengolahan limbah, terlebih dahulu di tampung di Fat-Pit dengan maksud agar minyak yang masih terbawa dapat terpisah kembali. Di Fat-Pit di injeksikan uap sebagai pemanas untuk mempermudah proses pemisahan minyak dengan kotoran. Minyak yang ada pada permukaan di biarkan melimpah (overflow). Selanjutnya minyak di tampung pada sebuah bak pada pinggiran FatPit, dan kemudian dipompakan kembali ke sludge drain tank. Seperti yang kita ketahui, pada Fat-Pit mengandung minyak dengan kadar yang cukup tinggi. Untuk itu dibuat standar untuk kehilangan minyak pada tahap akhir Fat-Pit. Untuk OWB (oil wet basis) standar operasional pabrik yang ditetapkan yaitu 1%, sedangkan untuk ODB (oil dry basis) standar operasional pabriknya adalah 14%. Tujuan penampungan yang dilakukan di kolam Fat-Pit ini yaitu untuk meminimalisir losses minyak kelapa sawit.

II.2 Bak air buangan Fat-Pit hasil pengolahan kelapa sawit. Table Ukuran Bak Air Buangan Fat Pit Uraian Panjang (cm) Bak Fat-Pit I Bak Fat-Pit II Bak Fat-Pit III 500 700 680 Lebar (cm) 747 747 747 Tinggi (cm) 200 200 200

Perlu di kemukakan bahwa pada penulisan masing-masing bak tidak berdasarkan urutan ukuran di atas, tetapi menurut fungsi urut air buangan mengalir ke masing-masing bak, juga tebal ukuran bak air buangan di atas sebagai pelengkap. Tujuan mengukurnya adalah untuk dapat mengetahui jumlah minyak yang tersisa setelah di lakukan aktivitas pengolahan kelapa sawit dan pengukuran di lakukan setiap hari.

Bak air buangan hasil proses pengolahan minyak kelapa sawit pada PKS PT.Minang Agro terdiri dari:

1. Bak Kontrol Berfungsi untuk penampung semua blow down yang keluar dari semua tank seperti Continius tank, oil tank, sluge tank, sluge separator, drain tank, oil purifier, serta kondensat dari stasiun rebusan (Sterilizer) sebelum di alirkan ke bak Fat-Pit.

Pada bak kontrol air buangan di setiap stasiun akan di pompa dengan cara kerja sama dengan membuka kran biasa sebelum air buangan di pompakan terlebih dahulu ke dalam bak control di berikan steam dengan tekanan 2,5-3kg/cm2 dengan tujuan memecah molekul atau menghindari pembekuan pada minyak.

2. Bak Fat-Pit Pada bak Fat-Pit nantinya akan memisahkan minyak dengan air buangan lainnya (lumpur dan kotoran lain) yang masih mengandung minyak yang berdasarkan berat jenisnya. Bak Fat-Pit terdiri dari : a. Bak Fat-Pit I b. Bak Fat-Pit II c. Bak Fat-Pit III

Masing-masing bak Fat-Pit ini terdiri dari sekat-sekat yang nantinya akan memisahkan minyak dengan air yang masih mengandung minyak beberapa persen, pemisahan ini berdasarkan berat jenisnya maka minyak akan berada di atas, kemudian minyak ini akan di alirkan ke tempat pengutipan minyak, suhu pada masing-masing bak berkisar antara 40450C.

Pada bak kontrol I di berikan uap dengan suhu 90-950C, dengan tujuan untuk memecah molekul serta menghindari pembekuan pada minyak.

Sedangkan pada bak Fat-Pit diberikan steam lagi dengan suhu lebih rendah 40-450C tujuannya agar minyak tidak terbuang bersama air. Cara kerja Fat-pit : Keterangan : 1. Bak Control 2. Bak Fat-Pit I Bak Fat-Pit II Bak Fat-Pit III 3. Pengutipan

Blow down masuk ke bak kontrol di berikan steam dengan suhu 90-950C, maka akan terjadi pemisahan antara minyak dengan lumpur, yang berdasarkan berat jenisnya, minyak berada pada bagian atas maka di sini di lakukan pengutipan yang hasilnya di masukkan dalam wadah besar, minyak langsung saja di buang pada limbah Karena tidak menginginkan minyak yang terbuang, berhubung masih banyaknya terdapat kadar kotoran yang cukup tinggi. Hal yang sangat perlu di perhatikan pada bak fat-pit ini adalah :

a. Jangan biarkan air buangan dalam bak fat-pit terlalu lama karena akan menyebabkan kadar asam lemak bebas menjadi tinggi yang akan mempercepat pengasaman pada air buangan karena waduk tanah dan bak Fat-Pit berada dalam udara terbuka, air hujan akan mudah masuk. Batas toleransi yang diberikan satu hari setelah itu baru di lakukan

pengutipan, akibat dari kadar asam lemak bebas yang tinggi adalah akan menyulitkan pada proses klarifikasi, karena seluruh hasil kutipan akan dilakukan proses klarifikasi kembali.

b. Tingginya kadar Asam Lemak Bebas (ALB) yang akan menyulitkan pada proses pemvacuman, karena syarat minyak yang masuk pada proses pemvacuman tersebut adalah minyak telah bebas dari kadar kotoran dan kadar air yang terlalu tinggi.

3. Pengutipan Minyak ( Pengumpulan Minyak) Pengutipan minyak dilakukan secara manual, yaitu mengambil minyak yang ada pada bak Fat-Pit dengan menggunakan gayung, dan di masukkan ke dalam ember besar, kemudian di lanjutkan dengan proses pemurnian (klarifikasi) pada continous tank, maka syarat minyak yang di kutip telah bebas dari kotoran dan lumpur dari air buangan, karena tidak ada pengutipan minyak lagi pada proses selanjutnya.

III. Metodologi Penelitian III.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penulisan melakukan penelitian pada perusahaan yang memproduksi Crude Palm Oil (CPO) yaitu di PT. Minang Agro di mana penulis di tempatkan di bagian penampungan dari proses pengolahan minyak kelapa sawit terhitung mulai tanggal 1 Agustus 2011 sampai 10 September 2011. III.2 Variabel Penelitian Dalam hal ini yang menjadi variable penelitian adalah banyaknya minyak yang terbuang dari proses pengolahan yang terdapat pada bak Fat-Pit berasal dari stasiun Sterilizer dan Continius tank. III.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Data-data dalam penulisan skripsi ini dikumpulkan dari berbagai metode yaitu; III.3.1 Studi Kepustakaan Metode ini dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku ilmiah yang berkaitan dengan judul skripsi, dan mempelajari literatur literatur, lapangan, brosur brosur, bulletin, dan sebagainya yang berkaitan dengan judul skripsi.

III.3.2 Studi Lapangan Metode ini merupakan teknik pengumpulan data yang di ambil dari hasil objek penelitian. Teknik pengumpulan data dalam studi lapangan yang di gunakan adalah : 1. Observasi Lapangan Pada metode ini data diperoleh dengan cara mengamati secara langsung dari objek penelitian. 2. Observasi Dokumen Teknik pengumpulan data dengan cara mengambil data yang di perlukan dari dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian. 3. Wawancara Metode ini dapat diperoleh dengan mengadakan tanya jawab langsung dengan pembimbing yang ada di lapangan dan karyawan yang terkait dengan objek penelitian. III.4 Pengambilan Sampel Sampel pada air buangan Fat-Pit di ambil pada bak penampung pada saat proses sedang berlangsung pengambilan di lakukan dengan gayung untuk menampung air kemudian di masukkan ke dalam erlemmeyer setelah itu sampel dibawa ke laboratorium untuk di analisa.

III.5 Analisa a. Cara menentukan kadar minyak pada pembuangan Fat-Pit sebagai berikut : 1. Alat yang dibutuhkan : a. Neraca Analitik b. Oven c. Cawan Petri d. Timbel e. Labu Didih f. Gelas Piala g. Peralatan Ekstraksi 2. Bahan bahan a. Sampel/air pada pembuangan Fat-Pit b. Kapas c. Larutan Heksana

3. Cara Kerja a. Siapkan sampel yang akan di periksa serta peralatannya b. Timbang cawan kosong c. Ukur 15 gr sampel lalu masukkan ke dalam cawan d. Keringkan dalam oven pada temperature 105-1100C dalam waktu lebih kurang 3 jam atau sampai konstan, lalu timbang. e. Dinginkan selama 10 menit lalu timbang f. Timbang labu didih

g. Sampel yang sudah kering di masukkan dalam timbel kemudian tutup dengan kapas. h. Timbel di masukkan dalam soklet dan di pasang peralatan ekstraksi tambahkan larutan heksana, lakukan ekstaksi selama lebih kurang 4 jam. i. Untuk menguapkan larutan heksana yang masih tertinggal, lalukan ekstraksi sekali lagi. j. Kemudian panaskan labu didih dalam oven selama lebih kurang 2 jam sehingga heksana yang tertinggal benar-benar kering. k. Dinginkan selama 10 menit lalu timbang.

III.6 Metode Analisa Metode Analisa yang digunakan adalah : 1. Kadar Lumpur Kadar Lumpur adalah kotoran-kotoran total yang ada pada suatu minyak atau lemak terdiri dari jumlah semua bahan mineral yang terdapat bersama-sama bahan organik dalam senyawa-senyawa organik minyak tersebut.

Untuk % Lumpur (oil dry basis) =

Keterangan : -Berat sampel kering : Berat bersih sampel kering setelah di

lakukan pengeringan pada oven dengan suhu 105 - 1100 C. - 15 gr 2. Kadar Minyak Kadar minyak adalah jumlah minyak yang terkandung dalam setiap air buangan pengolahan kelapa sawit, yang terbawa bersama kotoran lainnya, dalam jumlah yang tidak terlalu banyak yang untuk mendapatkannya kembali melalui proses daur ulang. : Banyak sampel yang diambil.

Untuk % minyak(oil wet basis) =

Keterangan : - Berat minyak hasil ektraksi : Berat bersih ektraksi setelah di

lakukan pengeringan pada oven dengan suhu 105-1100 C. - 15 gr : Banyak sampel yang diambil.

III.7. Data Tabel III.7. Data Shift Pagi Hari Volume Sampel ( gr ) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 15 15 15 15 15 15 Berat Sampel Kering (gr) 1,0558 1,1002 0,9884 1,0738 1,1039 1,2010 Berat Ekstraksi (gr) 0,2154 0,2423 0,1905 0,2281 0,2573 0,2854

Sumber :Data hasil pengolahan sendiri, 2011 Table 6. Data Shift Siang Hari Volume Sampel (gr) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 15 15 15 15 15 15 Berat Sampel Kering (gr) 1,0714 1,1354 1,1211 1,1294 1,2559 1,2878 Berat Ekstraksi (gr) 0,2314 0,2598 0,2676 0,2391 0,2739 0,2948

Sumber : Data hasil pengolahan sendiri, 2011

1V. Hasil Penelitian Dan Pembahasan IV.1 Hasil Analisa yang telah di lakukan selama penelitian yaitu menentukan kadar Lumpur, serta mencari kadar minyak, pada air buangan Fat-Pit hasil proses pengolahan minyak kelapa sawit. Table 7. Hasil Kadar Minyak Pada Shif Pagi Hari Berat Sampel Kering 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1,0558 1,1002 0,9884 1,0738 1,1039 1,2010 Berat Ekstraksi 0,2154 0,2423 0,1905 0,2281 0,2573 0,2854 % Lumpur 20,40 22,02 19,27 21,24 23,30 23,76 % Minyak 1,43 1,61 1,27 1,52 1,71 1,90

Hasil olahan sendiri, 2003 Tabel 8. Hasil Kadar Minyak Pada Shif Siang Hari Berat Sampel Kering 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1,0714 1,1354 1,1211 1,1294 1,2559 1,2878 Berat Ekstraksi 0,2314 0,2598 0,2676 0,2391 0,2739 0,2948 % Lumpur 21,59 22,88 23,86 21,17 21,81 22,89 % Minyak 1,54 1,73 1,78 1,59 1,82 1,96

Hasil olahan sendiri, 2003 IV.2 Pembahasan

a. Kadar Lumpur Dalam Air Buangan Limbah industri kelapa sawit adalah limbah yang di hasilkan pada saat proses pengolahan kelapa sawit. Limbah jenis ini digolongkan dalam tiga jenis yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas. Limbah padat yang dihasilkan oleh pabrik pengolah kelapa sawit ialah tandan kosong, serat dan tempurung. Limbah gas juga di hasilkan pada proses pengolahan kelapa sawit, yang cerobong dan uap air buangan pabrik kelapa sawit. Selain limbah padat dan gas, industri pengolahan kelapa sawit juga menghasilkan limbah bahan cair. Limbah cair ini antara lain berasal dari continius tank, sluge separator, oil tank, sluge tank, oil purifier, drain Tank, serta kondensat dari stasiun perebusan (sterilizer). Lumpur (sludge) disebut juga lumpur primer yang berasal dari proses klarifikasi merupakan salah satu limbah cair yang di hasilkan dalam proses pengolahan kelapa sawit, Kadar lumpur di pengaruhi banyaknya kotoran yang terbawa bersama bahan baku, keadaan buah (bahan baku) sewaktu dalam proses perebusan.

Dalam hal ini keadaan buah yang dimaksud adalah buah busuk dan buah memar. Selain itu suhu di stasiun klarifikasi tank yang berkisar antara 90-950C mempengaruhi dalam proses pemisahan antara

minyak dengan lumpur dan menghindari pembekuan pada minyak. Tujuannya supaya lumpur yang terbuang ke bak Fat-Pit berupa lumpur

padat. Kadar lumpur yang di dapatkan pada bak fat-Pit berkisar antara 19,27%-23,86%. b. Kadar Minyak Dalam Air Buangan Sebelum sludge di buang ke kolam pengolahan limbah, terlebih dahulu air buangan ditampung di Fat-Pit dengan maksud agar minyak yang masih terbawa dapat terpisah kembali. Di Fat-Pit di injeksikan uap sebagai pemanas untuk mempermudah proses pemisahan minyak dengan kotoran. Minyak yang ada pada permukaan di biarkan melimpah (overflow). Selanjutnya minyak di tampung pada sebuah bak pada pinggiran Fat-Pit, dan kemudian di pompakan kembali ke sludge drain tank. Seperti yang kita ketahui, pada Fat-Pit mengandung minyak dengan kadar yang cukup tinggi. Untuk itu dibuat standar untuk kehilangan minyak pada tahap akhir Fat-Pit. Sebagaimana yang telah dilakukan analisa oleh berbagai perusahaan dari pengolahan minyak kelapa sawit, maka di dapatkan standar dari kadar minyak air buangan Fat-Pit adalah 1% sedangkan kadar minyak yang penulis dapatkan hasilnya berfluktukasi baik pada hasil shift pertama maupun pada hasil shift kedua yaitu 1,27%-1,96%.Adapun penyebab masalah ini di antaranya kurang tepatnya suhu yang di berikan pada setiap tank-tank pemisahan minyak dan kotoran antara lain oil tank, sluge tank dan drain tank.

V.1 Kesimpulan Dari penelitian yang penulis lakukan pada laboratorium PKS. PT. Minang Agro, maka dapat di tarik kesimpulan 1. Kadar minyak yang di dapatkan sangatlah besar dan melebihi dari standar yang di tentukan, sehingga losses yang dialami dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan. 2. Kadar minyak yang penulis dapatkan yaitu 1,27%-1,96%. 3. Adanya minyak yang terbuang ke bak Fat-Pit disebabkan banyak hal, seperti mutu buah yang terlalu matang, buah busuk serta operator yang kurang pengawasan suhu pada bagian tank-tank pemisahan minyak dengan lumpur dan kotoran lainnya (stasiun klarifikasi). 4. Kurang tepatnya waktu pembuangan lumpur pada stasiun drain tank dan sanding tank yang menurut prosedur operasi yaitu 3 jam sekali. 5. Kinerja peralatan produksi tidak bekerja dengan maksimal, sehingga hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan standar.

V.2 Saran 1. Lakukan pengawasan yang cukup teliti pada stasiun klarifikasi perhatikan suhunya dan mutu buah agar buah yang akan di olah tidak buah busuk, buah mentah, buah kurang matang, buah terlalu matang, tandan kosong dan lainnya.

2. Jaga suhu pada stasiun klarifikasi agar pemurnian minyak atau pemisahan minyak dengan kotoran dapat berhasil serta mesin-mesin pengolahan lainnya dengan tujuan untuk mengantisipasi agar tidak banyaknya minyak yang terbuang ke stasiun bak Fat-Pit. 3. Lakukan pembuangan lumpur yang tepat pada waktunya yaitu 3 jam sekali. 4. Lakukan pencucian bak Fat-Pit 1 kali dalam 2 bulan. 5. Kepada teman-teman agar lebih teliti dalam melakukan penelitian untuk masa yang akan datang.

You might also like