You are on page 1of 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Embriologi, Anatomi, Dan Fisiologi Tiroid

2.1.1

Embriologi Tiroid merupakan kelenjar endokrin pertama yang terbentuk pada embrio, dan mulai dibentuk pada hari ke 24. Pembentukan ini dimulai dengan suatu penebalan endoderm pada garis tengah lantai faring antara tuberculum impar dan copula pada suatu titik yang kemudian dikenal sebagai foramen caecum. Endoderm ini tumbuh memanjang kebawah membentuk divertikulum tiroid. Sesuai pertambahan panjang embrio, tiroid turun kebawah, melewati bagian depan kartilago laring dan tulang hioid. Selama proses penurunan ini tiroid tetap terhubung dengan asalnya di lidah melalui saluran sempit duktus tiroglosus sampai tujuannya tercapai di leher. Pada saatnya duktus tiroglosus akan mengalami degenerasi dan biasanya komplit pada minggu ke tujuh, namun bisa tertinggal sisa yang dikenal sebagai kista duktus tiroglosus. Kista ini bisa terdapat dimana saja sepanjang garis penurunan tiroid. Posisi akhir akan tercapai di depan trakea pada minggu ke tujuh. Pada akhirnya terbentuk dua lobus dilateral dan dihubungkan oleh isthmus di tengah. (Sadler T.W, 2005; Prinz. Richard A, 2000)

Gambar 2.1 Bagian ventral lengkung faringeal. A. 5 minggu (kira-kira 6 mm). B. 5 bulan. (Sadler T.W. Langmans Medical Embryology)

Gambar 2.2 A. Tiroid primordium berasal dari suatu epitel divertikulum pada garis tengah faring caudal dari tuberkulum impar. B. Posisi kelenjar tiroid pada orang dewasa. Garis putus-putus merupakan jalur turun tiroid. (Sadler T.W. Langmans Medical Embryology)

Tiroid mulai berfungsi diperkirakan pada akhir bulan ketiga, dimana saat pertama kali folikel tampak berisi koloid. Sel folikuler menghasilkan koloid yang merupakan sumber tiroksin dan triiodotironin. (Sadler T.W, 2005; Prinz. Richard A, 2000) Sulkus pharingeus ke lima (ultimobranchial body) ikut membentuk bagian kelenjar tiroid.. Ultimobranchial body ini merupakan asal mula sel parafolikuler atau sel-C. Parafolikuler atau sel-C ini, menyediakan sumber kalsitonin. (Sadler T.W, 2005; Prinz. Richard A, 2000)

2.1.2

Anatomi Kelenjar tiroid organ berbentuk kupu-kupu terletak didepan trakea setinggi cincin trakea ke dua dan tiga. Kata tiroid berasal dari bahasa Yunani thyreos yang berarti pelindung. Tiroid terdiri dari dua lobus yang dihubungkan oleh isthmus ditengah. Masing-masing lobus mempunyai panjang lebih kurang 3-4 cm, lebar lebih

kurang 2 cm, dan hanya beberapa milimeter ketebalan. Tiroid mempunyai hubungan anatomis yang sangat erat terhadap trakea, sehingga nodul yang berasal dari aspek posterior kelenjar tiroid biasanya tidak teraba pada pemeriksaan dengan jari, dan sering luput pada pemeriksaan klinis rutin. Isthmus menghubungkan ke dua lobus, mempunyai tinggi 12-15 mm. Kadang-kadang terdapat lobus piramidalis ditengah diatas isthmus. (Wartofsky. Leonard, 2006) Variasi anatomi kelenjar tiroid dan dijumpai dalam praktek klinik, satu yang paling umum adalah hemiagenesis tiroid dengan hanya satu lobus dan satu isthmus kelenjar tiroid. Lobus hemiagenesis tiroid memiliki kemungkinan kelainan yang sama dengan kelenjar tiroid normal termasuk nodul dan kanker tiroid. (Wartofsky. Leonard, 2006) Kelenjar tirod diliputi oleh suatu kapsul fibrosa. Nodul yang terdapat pada parenkim kelenjar juga diliputi kapsul atau pseudokapsul. Laporan patologi dapat menunjukan adanya invasi suatu tumor melewati kapsul, dan untuk penentuan stadium, prognosis dan pengelolaan. Ini penting untuk diketahui apakah terdapat perluasan melewati kapsul kelenjar sekeliling jaringan peritiroid. Beberapa struktur kunci berhubungan dengan kapsul dan harus menjadi perhatian dalam pembedahan kelenjar tiroid adalah kelenjar paratiroid dan nervus laringeal rekuren. Ini merupakan bagian penting pada total tiroidektomi pada pasien kanker tiroid. Kelenjar paratiroid terdapat pada aspek posterior kelenjar tiroid. Identifikasi dan preservasi kelenjar paratiroid ini penting selama pembedahan dan dapat menjadi suatu hal yang sulit pada kanker yang invasiv yang mana dibutuhkan pembedahan ekstensif untuk reseksi yang komplit, termasuk diseksi leher modifikasi. Monitoring ketat fungsi kelenjar paratiroid melalui pengukuran kadar kalsium pada periode awal postoperasi adalah penting untuk mencegah atau pengobatan yang adekuat terhadap hipoparatiroid postoperasi. (Wartofsky. Leonard, 2006)

Nervus laringeus rekuren merupakan struktur lain yang perlu diperhatikan. Nervus ini memberikan bagian persarafan yang penting terhadap laring, dan setiap cedera dapat menimbulkan gejala mulai dari suara serak sampai stridor hingga membutuhkan suatu trakeostomi. Nervus laringeus rekuren ini berasal dari nervus vagus dan pada lengkung aorta kembali menuju atas ke trakeoesopageal groove. (Wartofsky. Leonard, 2006) Suplai darah kelenjar tiroid berasal dari dua pasang arteri yang terletak di lateral. Arteri tiroidea superior berasal dari arteri carotis eksterna. Arteri tiroidea superior turun ke pole superior kelenjar tiroid, dan bergabung bersama nervus laringeus superior. Nervus laringeus superior ini berasal dari ganglion vagus inferior. Sewaktu mendekati laring nervus laringeus superior terbagi menjadi cabang eksterna dan cabang interna. Cabang interna mensuplai inervasi sensoris supraglotis laring, dan cabang eksterna menginervasi muskulus krikotiroid. Ini biasanya direkomendasikan selama operasi tiroidektomi. Ahli bedah harus meligasi arteri tiroidea superior sedekat mungkin dengan kelenjar tiroid, untuk menghindari kerusakan setiap cabang nervus laringeus superior. (Wartofsky. Leonard, 2006)

Gambar 2.3 Aliran arteri dan vena kelenjar tiroid. (Skandalakis. John E. Skandalakis' Surgical Anatomy)

Arteri tiroidea inferior cabang dari trunkus servikalis dan sangat dekat dengan nervus laringeus rekuren. Kadang-kadang arteri tiroid ima juga menyediakan suplai darah untuk kelenjar tiroid dan berasal dari trunkus servikalis atau cabang dari aorta. Aliran vena kelenjar tiroid terdiri dari tiga pasang vena; superior, media dan inferior. Vena superior dan media mengalir ke vena jugularis interna, dan vena inferior beranastomose dengan vena-vena lain dianterior trakhea dan mengalir ke vena brakhiosefalika. (Wartofsky. Leonard, 2006)

Gambar 2.4 Aliran limfe kelenjar tiroid. (Skandalakis. John E. Skandalakis' Surgical Anatomy)

Aliran limfatik sisi lateral kelenjar tiroid mengikuti aliran arteri. Aliran limfatik sisi lateral, superior mengikuti arteri tiroidea superior menuju kelenjar limfe servikal profunda atas, dan inferior mengikuti arteri tiroidea inferior menuju kelenjar limfe servikal profunda bawah. Sisi medial kelenjar tiroid, superior mengalir menuju kelenjar digastrik, sedangkan inferior menuju kelenjar pretrakhea dan brakhiosefalika. ( Skandalakis. John E; Prinz. Richard A, 2000; Oertli. Daniel, 2007) 2.1.3 Fisiologi

You might also like