You are on page 1of 12

KONSEP KEHAMILAN

Kehamilan adalah peristiwa yang dimulai dari konsepsi (pembuahan) dan berakhir dengan permulaan persalinan (Obstretric Fisiologi UNPAJ:1990:5). Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturuhan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh didalam rahim ibu (Prawirohardjo, 2002), selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan besarnya janin seusia kehamilan, pada saat dilakukan pemeriksaan kehamilan (Depkes RI,1994). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lama hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari haid pertama haid terakhir (Di mulai dari konsepsi) sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke 7 sampai 9 bulan. (Saifudin, 2002). Proses terjadinya kehamilan karena bertemunya sel telur dan sel sperma maka terjadilah pembuahan. (Mouchtar 1998). Kehamilan adalah proses pemeliharaan janin dalam kandungan yang disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma.

PROSES KEHAMILAN
A.PROSES OVULASI Ovulasi adalah peristiwa dilepaskannya ovum atau sel telur yang sudah matang dari ovarium.Proses ovulasi terjadi apabila alat kelamin betina sudah mencapai dewasa kelamin.Ovulasi terjadi dalam siklus yang teratur yaitu satu kali siklus (daur menstruasi ).Pada manusia biasanya terjadi kira-kira 14 hari atau biasanya satu hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi. Pada setiap terjadinya proses ovulasi,jumlah sel telur yang diovulasikan tergantung pada jenis hewan.Pada manusia hanya satu sel telur matang yang diovulasikan.Pada jenis hewan unipara,biasanya jumlah sel telur yang di ovulasikan satu atau dua buah sel telur.Pada hewan multipara,sel telur yang diovulasikan lebih dari dua,bahkan pada babi bias mencapai 10-25 sel telur.

Ovulasi dapat dibedakan menjadi 2 macam : 1.Ovulasi spontan adalah ovulasi yang tejadi tanpa rangsangan seperti pada mamalia 2.Ovulasi dirangsang adalah ovulasi yang terjadi apabila ada rangsangan misalnya dirangsang dengan kopulasi dan menggosok-gosok badan ke hewan jantan,dirangsang dengan bulu ayam pada vagina,dilakukan pada ayam dan tikus. Proses ovulasi terjadi disebabkan tahap-tahap perubahan ovarium selama siklus estrus yang kita sebut dengan siklus ovarium. Perubahan-perubahan tersebut meliputi : a. Selama tidak ada aktifitas seksual atau diestrus di dalam ovarium terliahat folikel- folikel kecil (primer) b. sebelum estrus folikel-folikel primer tersebut akan membesar telapi pada akhirnya hanya satu yang berisi ovum matang.Yang lainnya mengalami degenerasi dan menjadi atretik. c. folikel yang berisi ovum matang ini akan pecah dan sel telur akan dilepaskan yang disebut ovulasi. Saat ini disebut estrus. d. bila terjadi fertilisasi maka corpus luteum akan dipertahankan maka siklus berhenti sampai kelahiran. e. sedangkan bila ovum tidak dibuahi corpus luteum berdegenerasi kemudian folikel akan tumbuh kembali dan siklus akan berulang. Selain itu ovulasi juga dipengaruhi oleh pengaruh hormun hormonal yaitu dibawah pengaruh FSH dan LH. Setiap bulan sebuah telur dilepaskan dari saluran tuba wanita.Telur inilah yang dapat membuat seorang wanita hamil.Proses ini sangat penting bagi seorang wanita yang berpikir untuk memiliki keluarga.Interaksi antara otak dan ovarium memulai proses ini.Hipotalamus adalah bagian dari otak yang menghasilkan hormon yang disebut GnRH (gonadotropin releasing hormone).Hormon dikirim ke kelenjar pituitari untuk mengatakan bahwa tubuh siap untuk masuk ke siklus ovulasi. Hipofisis kemudian menyampaikan utusan bahwa ovarium boleh pergi ke depan dan melepaskan telur.

Jika wanita berada di bawah tekanan atau GnRH cukup sedikit dikirim oleh hipotalamus.Dengan demikian menunjukkan kurang memadainya dilangsungkan kehamilan, otak tahu bahwa tubuh tidak akan mampu menahan tekanan untuk impantasi bayi. Proses - Ovulasi siklus

Gambar : proses ovulasi Kelenjar hipofisis mengirim pesan ke ovarium untuk melepaskan telur.Telur dalam folikel menghasilkan estrogen.Peningkatan tingkat estrogen kelenjar hipofisis kawan-kawan karib yang siap untuk siklus ovulasi. Setelah hiposis terpicu oleh peningkatan tingkat estrogen, LH dilepaskan dalam jumlah besar. Lonjakan LH ini seperti disebut adalah isyarat untuk folikel untuk melepaskan telur.Sekitar 12 atau 24 jam setelah rilis LH terjadi ovulasi. Dengan pengukuran tingkat LH kita dapat mendeteksi ovulasi Setelah ovulasi folikel berubah menjadi corpous luteum, semacam

kista.Progesteron dilepaskan oleh corpous luteum ini, yang sangat penting untuk mempersiapkan rahim untuk memelihara telur untuk pembuahan. Hormon ini juga bertanggung jawab untuk gejala PMS seperti rasa nyeri payudara, retensi air, sakit punggung, kemurungan dll

Pembuahan telur dimulai setelah itu disimpan di dinding rahim. Kemudian menghasilkan human Chorionic Gonadotropin (hCG). Mengukur tes kehamilan dengan hCG ini. Ovarium terus memproduksi progesteron jika hCG ada.Jika tidak ada maka ovarium berhenti memproduksi progesteron 9-11 hari setelah ovulasi.Penurunan tingkat progesteron kemudian mengarah kepada penumpahan lapisan rahim mengumumkan menstruasi.Dengan demikian, semua, penurunan kadar hormon dan menstruasi akan membawa Anda ke siklus ovulasi lagi. Variasi dalam siklus berbeda dari wanita.Beberapa mungkin mengalami siklus folikular atau proliferasi sel yang sangat pendek.Dan dalam beberapa hal dapat menjadi sangat lama.Bahkan bervariasi dari bulan ke bulan.Namun kerangka waktu dari saat telur dilepaskan dari indung telur ke waktu menstruasi tepat 14 hari untuk semua wanita.Ini adalah waktu yang dibutuhkan oleh corpous luteum untuk memproduksi progesteron seperti menunggu untuk melihat apakah telur dibuahi untuk membawa kehidupan baru. Bagian akhir dari siklus, dari waktu telur dilepaskan dari ovarium ke awal menstruasi, adalah tepat 14 hari di semua wanita.Itu berapa lama luteum menghasilkan progesteron corpous sementara menunggu untuk melihat apakah telur telah dibuahi dan jika hidup baru telah dimulai. B.PROSES FERTILISASI

Gambar :terjadinya proses fertilisasi Fertilisasi (pembuahan) adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita,terjadi di ampulla tuba fallopi. Bagian ini adalah bagian terluas dari saluran telur dan terletak dekat dengan ovarium. Spermatozoa dapat bertahan hidup di dalam saluran reproduksi wanita selama kira-kira 24 jam. Selama berhubungan seksual jumlah semen yang diejakulasikan rata-rata adalah 3.5 ml dan tiap 1 ml semen mengandung 120 juta spermatozoon.Jumlah ini diperlukan mengingat tingkat kematian spermatoon sangat tinggi.Hanya sekitar 100 spermatozoon yang mampu bertahan hidup untuk mendekati ovom di tuba fallofi.Sekitar 20% spermatozoon akan kehilangan kemampuan membuahi ovum ada juga yang mati karena keasaman vagina dan ada juga yang tidak dapat menjangkau leher rahim.Jadi hanya beberapa sperma saja yang memiliki kualitas baik yang mampu menembus ovum.Ovum tidak hanya dilapisi oleh membran plasma tetapi oleh lapisan-lapisan lain,sehingga sperma memerlukan waktu yang lama agar dapat menembus masuk ke dalam ovum. Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke rahim dan selanjutnya masuk ke dalam saluran telur. Pergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi otot-otot uterus dan tuba. Perlu diingat bahwa pada saat sampai di saluran kelamin wanita, spermatozoa belum mampu menbuahi oosit. Mereka harus mengalami kapasitasi dan reaksi akrosom. Kapasitasi adalah suatu masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi wanita,yang pada manusia berlangsung kira-kira 7 jam. Selama waktu itu,suatu selubung glikoprotein dari protein-protein plasma semen dibuang dari selaput plasma, yang membungkus daerah akrosom spermatozoa. Hanya sperma yang mengalami kapasitasi yang dapat melewati sel korona dan mengalami reaksi akrosom. Reaksi akrosom terjadi setelah penempelan ke zona pellusida dan diinduksi oleh protein-protein zona. Reaksi ini berpuncak pada pelepasan enzim-enzim yang diperlukan untuk menembus zona pelusida, antara lain akrosin dan zat-zat serupa tripsin.

Pada fertilisasi mencakup 3 fase : a. penembusan korona radiata b. penembusan zona pelusida c. fusi oosit dan membrane sel sperma

Gambar : proses fertilisasi fase 1 : penembusan korona radiata Dari 200-300 juta spermatozoa yang dicurahkan ke dalam saluran kelamin wanita, hanya 300-500 yang mencapai tempat pembuahan. Hanya satu diantaranya yang diperlukan untuk pembuahan, dan diduga bahwa sperma-sperma lainnya membantu sperma yang akan membuahi untuk menembus sawar-sawar yang melindungi gamet wanita. Sperma yang mengalami kapasitasi dengan bebas menembus sel korona. Fase 2 : penembusan zona pelusida Zona pelusida adalah sebuah perisai glikoprotein di sekeliling telur yang mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi reaksi akrosom. Pelepasan enzim-enzim akrosom memungkinkan sperma menembus zona pelusida, sehingga akan bertemu dengan membrane plasma oosit. Permeabilitas zona pelusida berubah ketika kepala sperma menyentuh permukaan oosit. Hal ini mengakibatkan pembebasan enzim-enzim lisosom dari granul-granul korteks yang

melapisi membrane plasma oosit. Pada gilirannya, enzim-enzim ini menyebabkan perubahan sifat zona pelusida (reaksi zona) untuk menghambat penetrasi sperma dan membuat tak aktif tempat tempat reseptor bagi spermatozoa pada permukaan zona yang spesifik spesies. Spermatozoa lain ternyata bisa menempel di zona pelusida tetapi hanya satu yang menembus oosit. Fase 3 : penyatuan oosit dan membrane sel sperma Segera setelah spermatozoa menyentuh membrane sel oosit, kedua selaput plasma sel tersebut menyatu. Karena selaput plasma yang menbungkus kepala akrosom telah hilang pada saat reaksi akrosom, penyatuan yang sebenarnya terjadi adalah antara selaput oosit dan selaput yang meliputi bagian belakang kepala sperma. Pada manusia, baik kepala dan ekor spermatozoa memasuki sitoplasma oosit, tetapi selaput plasma tertingal di permukaan oosit.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai mekanisme fertilisasi, silahkan mengunjungi

http://www.youtube.com/watch?v=Rfc684v3ZEs

Setelah itu terjadilah beberapa rentetan kejadian seperti yang dijabarkan dibawah ini. 1. Segera setelah spermatozoa memasuki oosit, sel telur menanggapinya dengan 3 cara yang berbeda : a. reaksi kortikal dan zona : sebagai akibat terlepasnya butir-butir kortikal oosit. b. selaput oosit tidak dapat ditembus lagi oleh spermatozoa lain c. zona pelusida mengubah struktur dan komposisinya untuk mencegah penambatan dan penetrasi sperma dengan cara ini terjadinya polispermi dapat dicegah. 2. melanjutkan pembelahan meiosis kedua. Oosit menyelesaikan pembelahan meiosis keduanya segera setelah spermatozoa masuk. Salah satu dari sel anaknya hamper tidak mendapatkan sitoplasma dan dikenal sebagai badan kutub kedua, sel anak lainnya adalah oosit definitive. Kromosomnya (22+X) tersusun di dalam sebuah inti vesikuler yang dikenal sebagai pronukleus wanita. 3. penggiatan metabolic sel telur. Factor penggiat diperkirakan dibawa oleh spermatozoa. Penggiatan setelah penyatuan diperkirakan untuk mengulangi kembali peristiwa permulaan seluler dan molekuler yang berhubungan dengan awal embriogenesis.

Salama masa pertumbuhan, baik pronukleus wanita maupun pria (keduanya haploid) harus menggandakan DNA-nya. Jika tidak,masing-masing sel dalam zigot tahap 2 sel tersebut akan mempunyai DNA separuh dari jumlah DNA normal. Segera sesudah sintesis DNA, kromosom tersusun dalam gelendong untuk mempersiapkan pembelahan mitosis yang normal.23 kromosom ibu dan 23 kromosom ayah membelah memanjang pada sentromer, dan kromatid-kromatid yang berpasangan tersebut saling bergerak kea rah kutub yang berlawanan, sehingga menyiapkan sel zigot yang masing-masing mempunyai jumlah kromosom dan DNA yang normal. Sementara kromatid-kromatid berpasangan bergerak kearah kutub yang berlawanan, muncullah satu alur yang dalam pada permukaan sel, berangsur-angsur membagi sitoplasma menjadi 2 bagian. Hasil utama pembuahan a. pengembalian menjadi jumlah kromosom diploid lagi, separuh dari ayah dan separuhnya dari ibu. Olah karena itu, zigot mengandung kombinasi kromosom baru yang berbeda dari kedua orang tuanya. b. penentuan jenis kelamin individu baru. Spermatozoa pembawa X akan menghasilkan satu mudigah wanita (XX), dan spermatozoa pembawa Y menghasilkan satu mudigah pria (XY). Oleh karena itu, jenis kelamin kromosom mudigah tersebut ditentukan pada saat pembuahan. c. dimulainya pembelahan. Tanpa pembuahan,oosit biasanya akan berdegenerasi 24 jam setelah ovulasi.

C. PROSES IMPLANTASI/NIDASI Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot. Hal ini dapat berlangsung oleh karena sitoplasma ovum mengandung banyak zat asam amino dan enzim. Segera setelah pembelahan im terjadi, maka pembelahan-pembelahan selanjutnya berjalan dengan lancar, dan dalam 3 hari terbentuk suatu kelompok sel-sel

yang sama besarnya. Hasil konsepsi berada dalam stadium morula. Energi untuk pembelahan ini diperoleh dari vitellus, hingga volume vitellus makin berkurang dan terisi seluruhnya oleh morula. Dengan demikian, zona pellusida tetap utuh, atau dengan perkataan lain, besarnya hasil konsepsi tetap sama. Dalarn ukuran yang sama ini hasil konsepsi disalurkan terus ke pars ismika dan pars interstisialis tuba (bagian-bagian tuba yang sempit) dan terus ke arah kavum uteri oleh arus serta getaran silia pada permukaan sel-sel tuba dan kontraksi tuba. Dalam kavum uteri hasil konsepsi mencapai stadium blastula. Pada stadium blastula ini sel-sel Yang lebih kecil yang membentuk dinding blastula, akan menjadi trofoblas. Dengan demikian, blastula diselubungi oleh suatu simpai yang disebut trofoblas. Trofoblas yang mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan menemukan endometrium dalarn masa sekresi, dengan sel-sel desidua. Sel-sel desidua ini besar-besar dan mengandung lebih banyak glikogen serta mudah dihancurkan o1eh trofoblas. Blastula dengan bagian Yang mengandung inner-cell mass aktif mudah masuk ke dalam lapisan desidua, dan luka pada desidua kernudian menutup kembali. Kadang-kadang pada saat nidasi yakni masuknva ovurn ke dalarn endometrium-terjadi perdarahan pada luka desidua (tanda Hartman). Pada umumnya blastula masuk di endometnium dengan bagian di mana inner-cell mass berlokasi. Dikemukakan bahwa hal inilah yang menyebabkan tali-pusat berpangkal sentral atau para sentral. Bila sebaliknya dengan blastula bagian lain memasuki endometnium, maka terdapatlah tali-pusat dengan insersio velamentosa. Umumnya nidasi terjadi di dinding depan atau belakang uterus, dekat pada fundus uteri. jika nidasi ini terjadi, barulah dapat disebut adanya kehamilan. Lapisan desidua yang meliputi hasil konsepsi ke arah kavum uteri disebut desidua kapsularis; yang terletak antara hasil konsepsi dan dinding uterus disebut desidua basalis; disitu plasenta akan dibentuk. Desidua yang meliputi dinding uterus yang lain adalah desidua parietalis. Hasil konsepsi sendiri diselubungi oleh jonjot-jonjot yang dinamakan villi koriales dan berpangkal pada korion. Bila nidasl telah terjadi, mulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel yang lebih kecil, yang dekat pada ruang eksoselom, membentuk entoderm dan yolk sac, sedangkan

sel-sel yang lebih besar menjadi ektoderm dan membentuk ruang amnion. Dengan ini di dalam blastula terdapat suatu embryonal plate yang dibentuk antara dua ruangan, yakni ruang amnion dan yolk sac. Sel-sel fibrolas mesodermal tumbuh di sekitar embrio dan melapisi pula sebelah dalam trofoblas. Dengan demikian, terbentuk chorionic membrane yang kelak menjadi korion. Trofoblas yang amat hiperplastik itu tumbuh tidak sama tebalnya dan dalam 2 lapisan. Di sebelah dalam dibenruk lapisan sitotrofoblas (terdiri atas sel-sel yang monokleus) dan di sebelah luar lapisan sinsitiotrofoblast, terdiri atas nukleus-nukleus, tersebar tak rata dalam sitoplasma. Selain itu villi koriales yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh dan bercabang-cabang dengan baik, di sini korion disebut korion frondosum. Yang berhubungan dengan desidua kapsularis kurang mendapat makanan, karena hasil konsepsi bertumbuh ke arah kavum uteri sehingga lambat-laun menghilang; korion yang gundul ini disebut korion leave. Dalam tingkat nidasi trofoblas antara lain menghasilkan hormon human cborionic gonadotropin. Produksi human chorionic gonadotropin meningkat sampai kurang lebih hari ke 60 kehamilan untuk kemudian turun lagi. Diduga bahwa fungsinya ialah mempengaruhi korpus luteurn untuk tumbuh terus, dan menghasilkan terus progesteron, sampai plasenta dapat membuat cukup progesteron sendiri. Hormon korionik gonadotropin inilah yang khas untuk menentukan ada tidaknya kehamilan. Hormon tersebut dapat ditemukan di dalarn air kencing wanita yang menjadi hamil. Pertumbuhan embrio terjadi dari embryonal plate yang selanjutnya terdiri atas tiga unsur lapisan, yakni sel-sel ektoderm, mesoderm, dan entoderm. Sementara itu ruang amnion tumbuh dengan cepat dan mendesak eksoselom; akhirnya dinding ruang amnion mendekati korion. Mesoblas antara ruang amnion dan embrio menjadi padat, dinamakan body stalk, dan merupakan hubungan antara embrio dan dinding trofoblas. Body stalk, menjadi tali pusat. Yolk-sac dan allantois pada manusia tidak tumbuh terus, dan sisa-sisanya dapat ditemukan dalam tali-pusat. Di tali-pusat sendiri yang berasal darl body stalk, terdapat pembuluh-pembuluh darah sehingga ada yang menamakannya vascular stalk. Dari perkembangan ruang amnion

dapat dilihat bahwa bagian luar tali pusat berasal dari lapisan amnion. Didalamnya terdapat jaringan lembek, selai Wharton, yang berfungsi melindungi arteria umbilikales dan 1 vena umbilikalis yang berada di tali-pusat. Kedua arteri dari satu vena tersebut menghubungkan satu sistern kardiovaskuler janin dengan plasenta Adapun sistem kardiovaskuler janin dibentuk pada kira-kira minggu ke 10 Organogenesis diperkirakan selesai pada minggu ke 12, dan disusul oleh masa fetal dan perinatal. Ciri-cirl tersebut di atas perlu diketahul jika pada abortus ingin diketahui tuanya kehamilan. Seperti telah dijelaskan, trofoblas mempunyal sifat menghancurkan desidua termasuk spiral arteri serta vena-vena di dalamnya. Akibatnya terbentuklah ruangan-ruangan yang terisi oleh perdarahan dari pembuluh-pembuluh darah yang ikut dihancurkan. Pertumbuhan ini berjalan terus, sehingga timbul ruangan-ruangan intervillair di mana villi koriales seolah-olah terapung-apung di antara ruangan ruangan tersebut sampai terbentuknya plasenta. Sebagian dari villi koriales tetap melekat pada desidua. Lagi pula, desidua yang tidak dihancurkan oleh trofoblas membentuk septa plasenta, yang dapat dilihat di bagian maternal plasenta. Septa plasenta ini mernbagi plasenta dalam beberapa maternal cotyledon,umumnya ditemukan 15 sampal 20 buah maternal cotyledon. Foetal cotyledon adalah suatu kelompok besar villi koriales yang bercabang-cabang seperti pohon. Pada plasenta aterm diperkirakan terdapat 200 foetal cotyledon. Dari tiap-tiap cabang Vili koriales terdapat sistern vena serta arteria yang menuju ke vena umbilikalis dan arteria umbilikalis. Sebagian besar cabang-cabang pohon itu tergenang di dalam ruangan intrviiler yang berisii darah ibu yang mengandung banyak zat makanan dan zat asarn bagi janin. Darah ibu dan darah janin dipisahkan oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion. Plasenta yang dernikian dinamakan plasenta jenis hemokorial. Di sini jelas tidak ada percampuran darah antara janin dan ibu. Ada juga sel-sel desidua yang tidak dapat dihancurkan oleh trofoblas dan sel-sel ini akhirnya membentuk lapisan fibrinoid yang

disebut lapisan Nitabuch. Ketika melahirkan, plasenta terlepas dari endometrium pada lapisan Nitabuch ini. Bila oleh sesuatu sebab umpama pada abortus dikuret terlalu dalarn, maka jonjot-jonjot plasenta tumbuh di antara otot-otot miometrium (plasenta akreta) atau dapat pula dijumpai plasenta perkreta yang dapat menimbulkan ruptura uteri spontan.
Proses implantasi ini bisa ditonton di http://www.youtube.com/watch?v=raDDvuSfbhY

You might also like