You are on page 1of 3

PENETAPAN KADAR SENYAWA NIKOTIN

Tujuan : Menentukan kadar senyawa nikotin pada tembakau (Rokok)

Alat dan Bahan : Tembakau (rokok) Buret Corong pisah Erlenmayer Asah NaOH Eter Indikator MM Kloroform CaCO3 Etanol HCl

Dasar Teori : Nikotin adalah alkaloid dalam tumbuh-tumbuhan. Dala takaran rendah senyawa ini berperan sebagai insektisida. Kadar dalam dau tembakau kering berkisar antara 2 8 %, umumnya terikat dengan asam sitrat dan malat. Pada suhu kamar, nikotin berwujud cair seperti minyak, mudah teroksidasi di udara menjadi berwarna coklat. Sangat higroskopis dan mudah teroksidasi juga membentuk garam dengan macam-maca asam. Nikotin larut dalam alkohol, eter, minyak tanah, minyak nabati. Cara Kerja : 1. Ke dalam erlenmayer asah dimasukkan 5 gram sampel tembakau yang telah dirajang halus. 2. Ditambahkan 1 ml NaOH 20% DAN 75M ETER. Dikocok campuran konstan selama 15 menit.

3. Dipisahkan eter dari tembakau, kemudian diuapkan pada penangas air hingga volume tersisa sekitar 2 ml. 4. Ditambahkan 25 ml air suling dan beberapa tetes indikator MM. Dicatat volume penitaran dan dihitung kandungan nikotin dalam sampel. 1 ml HCl = 1.6233 mg Nikotin

Data Pengamatan : Bobot sampel : 10.5849 gr Bobot kertas saring kosong : 0.4912 gr Bobot kertas saring+residu : 0.6550 gr

Hasil Kadar Nikotin . 100% .100% = 1.54 %

Pembahasan

Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau bahan tambahan (PP RI No.19 Tahun 2003).

Menurut jenisnya, rokok di Indonesia dibedakan menjadi beberapa macam. Perbedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok. Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Salah satu zat yang berbahaya pada rokok adalah nikotin

Nikotin adalah zat, atau bahan senyawa pirolidin yang terdapat dalam Nicotiana tabacum,

Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif sehingga dapat mengakibatkan ketergantungan (PP RI No.19 Tahun 2003). Kandungan nikotin bisa mencapai 0,3 sampai 5% dari berat kering tembakau yang berasal dari hasil biosintesis di akar dan diakumulasikan di daun. Zat ini bersifat karsinogen, dan mampu memicu kanker paru -paru.

Nikotin merangsang bangkitnya hormon adrenalin dari anak ginjal yang dapat menyebabkan: 1) Nikotin merangsang pelepasan catecholamine yang bisa meningkatkan denyut jantung. 2) Meningkatkan tekanan darah serta kadar kolesterol dalam darah, yang erat kaitannya dengan terjadinya serangan jantung. 3) Meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.

Nikotin diterima oleh reseptor asetilkolin-nikotinik yang kemudian membaginya ke jalur imbalan dan jalur adregenik. Pada jalur imbalan, perokok akan merasakan rasa nikmat, memicu sistem dopaminergik. Hasilnya perokok akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar. Sementara di jalur adrenergik, zat ini akan mengaktifkan sistem adrenegik pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan serotonin.Meningkatnya serotonin menimbulkan rangsangan rasa senang sekaligus keinginan untuk mencari rokok lagi
Kesimpulan Dari hasil Praktikum didapat kandungan Nikotin dalam tembakau (rokok) yaitu sekitar 1.54 %.

You might also like