You are on page 1of 31

sriminarti

Ahlan Wasahlan
- Beranda
- About
RSS
ILMU PENDIDIKAN ISLAM DENGAN
PENDEKATAN FILSAFAT
18 Mei
ILMU PENDIDIKAN ISLAM
DENGAN PENDEKATAN FILSAFAT (Pengantar)
By. Sri Minarti
Ilmu pendidikan adalah suatu bidang ilmu terapan (applied), tempat bertemunya hasil hasil
berbagai azas dan ilmu pengetahuan. Sedangkan filsafat memiliki karakter (1) memiliki
sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara
kritis (2) Filsafat merupakan sebuah proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan sikap
yang dijunjung tinggi. (3) filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan (4)
filsafat adalah analisis logis dari bahasan dan penjelasan tentang arti konsep (5) filsafat berisi
sekumpulan problema yang langsung mendapat perhatian manusia yang dicarikan jawabannya
oleh filsafat
1
.
Dalam hubungannya dengan pendidikan, filsafat bukan hanya memberikan sumbangan berupa
prinsip prinsip berfikir filosofis dalam memecahkan berbagai masalah pendidikan. Pokok
bahasan filsafat yang meliputi: logika, estetika, etika, politik, metafisika, realitas, pengetahuan,
nilai, Tuhan, manusia, masyarakat, alam dan sebagainya, hasil pemikiran tersebut sangat
dibutuhkan dalam pendidikan, dan apa yang menjadi obyek filsafat juga menjadi obyek
pendidikan.
2

Hubungan antara filsafat dan pendidikan bersifat mutual contribution (sama-sama memberikan
sumbangan) dengan maksud bahwa bangunan pendidikan didasarkan dari hasil pemikiran filsafat
tentang berbagai hal, pada sisi lain, pendidikan menjadi kendaraan bagi terjadinya internailasi
dan sosialisasi nilai filsafat dalam kehidupan masyarakat
3
. Jadi pendidikan dapat digunakan
sebagai suatu cara menanamkan nilai filsafat itu sendiri dan sebagai suatu lembaga yang
berfungsi menanamkan system nilai dan norma yang didasarkan pada filsafat yang dijunjung
tinggi oleh pendidikan.
Ada yang berpendapat bahwa peran filsafat terhadap pendidikan adalah peran tidak langsung,
bahkan ada yang berpendapat bahwa filsafat tidak mempunyai peran untuk merubah dunia,
pengetahuanlah yang mempunyai peran untuk merubah dunia. Pendapat ini hanya mewakili
kaum materialistic, empiristik dan prakmatik. Numun jika didasarkan pada transendensi
pendapat ini tidaklah benar. Sebagai contoh seorang pembantu diminta menyiram tanaman oleh
majikan setiap jam 4 sore, karena pembantu tadi taat pada perintah majikan, di jam 4 sore ia
tetap menyiram tanaman dengan menggunakan payung walaupun hari hujan, kalau pembantu
tersebut memahami esensi filsafat menyiram tanaman, maka ia tidak akan menyiram tanaman
ketika tanaman tersebut sudah tersiram oleh air hujan.
Pendapat yang lebih bijaksana adalah antara filsafat, ilmu pengetahuan termasuk ilmu
pendidikan adalah saling melengkapi, filsafat memberikan inti, hakikat, substansi, esensi dan
batin dari sebuah ilmu pengetahuan yang dikembangkan. Sedangkan ilmu pengetahuan bekerja
secara paaktis dan empiris terhadap sesuatu masalah berdasarkan dasar dasar dan prinsip
prinsip ilmu pengetahuan tersebut. Namun ketika ilmu pengetahuan sudah tidak tunduk pada
dasar filsafat tersebut maka ilmu pengetahuan telah kehilangan ruh, jiwa, soul dan spiritnya.
Sehingga ilmu pengetahuan tersebut sudah tunduk pada kemauan manusia semata, maka akan
membahayakan seperti untuk tujuan kolonialisme, penguasaan, pengeksplorasian alam secara
membabi buta , mengitimidasi, menipu dan sebagainya.
Einstein mengatakan: Science without religion is blind (Ilmu pengetahuan tanpa agama akan
buta), ungkapan tersebut muncul karena arogansi dari ilmu pengetahuan yang sudah tidak
terkontrol lagi dan mengakibatkan kerusakan alam, dan kerusakan pada manusia, maka di dunia
islam muncul istilah islamisai penetahuan oleh Najib Alatas, Ismail Raji Faruqi, Hasan
Langgulung. Lalu ada pertanyaan apa hubungan antara filsafat, ilmu pengetahuan dan agama?
Fisafat bukan agama dan filsafat bukan pula ilmu pengetahuan, filsafat berada diantara agama
dan ilmu pengetahuan. Dengan menggunakan pemikirannya yang bersifat sistematik, logis,
spekulatif, radikal dan universal dengan memanfaatkan seluruh sumber yang ada, termasuk
agama, tradisi,falsafah suatu bangsa, budaya dan lainnya, filsafat berusaha merumuskan dasar
dasar dan prinsip- prinsip yang dibutuhkan oleh ilmu pengetahuan. Sedangkan ilmu pnetahuan
yang benar bekerja dengan baik sesuai dengan dasar dasar dan prinsip prinsip yang telah
ditetapkan oleh filsafat.
Tulisan ini sebagai pengantar untuk mahasiswa STAI Sunan Giri Bojonegoro smt VI yang
sekarang ini lagi menempuh Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam, dalam mengkaji dan
mendalami Ilmu pendidikan Islam dengan Pendekatan Filsafat. Untuk obyek kajian dan
hubungan antara filsafat dengan ilmu pendidikan akan ditulis pada pertemuan berikutnya,
selamat belajar semoga bisa mengambil pelajaran dari segala sesuatunya dan bisa menjadikan
suatu pemasalahan sebagai spirit dalam menjalani kehidupan ini, diperbanyak intensitas
kedekatan dengan sang pemilik segalanya. Goog Luck
1 Dapat dilihat dalam bukunya Abudin Nata Ilmmu Pendidikan Islam hal 99, yang diambil dari bukunnya
Jamaluddin dan Said U, Filsafat Pendidikan Islam,Konsep dan pengembangan Pemikirannya, 1994:9.
2 Menurut Jalaluddin dan Abdullah Idi dalam Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan pendekatan
Multidisipliner di hal 101.
3 Dalam Abudin Nata Ibid hal 103

Leave a comment
Posted by sriminarti pada Mei 18, 2011 in Uncategorized

ILMU PENDIDIKAN ISLAM DENGAN
PENDEKATAN SEJARAH
18 Mei
ILMU PENDIDIKAN ISLAM DENGAN PENDEKATAN SEJARAH
By. Sri Minarti
Sejarah / Tarikh (Bahasa Arab) dan History (Bahasa Inggris) adalah ilmu yang membahas
berbagai peristiwa atau kejadian (what), dimasa lalu dengan memperhatikan dari segi waktu
(When), Tempat (Where) Pelaku (Who) latar belakang (why) dan hikmah (Haw) yang terdapat
dalam peristiwa tersebut
1
. Sejarah berbeda dengan cerita, legenda atau dongeng dan hikayat,
karena bila kita bicara sejarah, akan didukung oleh data yang otentik, valid, dapat diobservasi,
obyektif, factual saling berkaitan dan tersusun secara sistematik.
Pendidikan Islam, baik sebagai sebuah praktik maupun sebagai sebuah disiplin ilmu, merupakan
peristiwa sejarah yang dapat dipelajari berdasarkan bukti bukti yang dapat dilacak. Praktik
pendidikan di jaman Rasulullah SAW, Khulafaur Rasyidin, bani Umayah, Bani Abbasiyah,
Dinasti Usmani, Dinasti Safawi, Dinasti Moghul, Dinasti Fatimiah, kesultanan di abad
petengahan, dan seterusnya merupakan peristiwa sejarah yang dapat dipelajari berdasarkan fakta
dan bukti bukti yang meyakinkan. Didalam sejarah Islam sering di singgung tentang
perkembangan pendidikan Islam, maka ada yang mengatakan bahwa sejarah pendidikan Islam
berada di dalam sejarah Pendidikan Islam.oleh sebab itu periodesasi Sejarah Pendidikan Islam
adalah Sejarah Islam itu sendiri.
Ilmu Pendidikan Islam dengan pendekatan Sejarah adalah sebuah kegiatan akademik dan ilmiah
yang berusaha memanfaatkan berbagai peristiwa sejarah yang terkait dengan peristiwa
pendidikan Islam di masa lalu untuk membangun dan mengembangkan Ilmu Pendidikan Islam,
dimasa sekarang dan masa yang akan datang. Hal ini senada dengan Firman Allah SWT. Dalam
Al Quran Surat Al Rum (30):9.
2

Melalui pendekatan Sejarah ditemukan informasi Pendidikan Islam sebagai berikut:
Pertama, terdapat sejumlah lembaga pendidikan Islam yang pernah memainkan peranan dan
sumbangan bagi pengembangan ajaran Islam dan pemberdayaan umat: al: (1) Rumah Al Arqom,
(2) Suffah, tempat belajar yang menggunakan bagian dari ruangan masjid di Madinah, (3)
Kuttab, tempat belajar bagi siswa kelas dasar, (4) Masjid, (5) Al badiyah, Tempat pembelajaran
bahasa Arab klasik, (6) Al Qushur, pengajaran yang berlangsung di istana bagi para siswa putra
raja, yang akan jadi Raja, (7) Toko-toko buku, (8) Al Shalun al Adabiyah, sanggar sastra, (9) Al
Madrasah, yaitu bangunan yang secara kusus dibangun untuk tempat belajar, (10) Baitul
Hikmah, temapat yang dibangun oleh khalifah Al Makmun di Bagdad, tempet kegiatan
penterjemahan ke dalam Bhasa Arab, dan pengajarannya. (11) Darul Hikmah, tempat yang
dibangun oleh Dinasti Fatimiyah di Mesir, tempat penterjemahan dan pengajarannya. (12) Al
Bimaristan, Rumah sakit tempat medis dan tempat praktek mahasiswa Kedokteran. (13) Al
Ribath, tempat siswa mendalami ilmu Tasawuf, (14) Al Zawiyah, tempat ruangan di Masjid
untuk berkhalwat kepada Allah SWT. (15)Meunasah, Lembaga pendidikan tingkat dasar, (16)
Rangkang, Lembaga pendidikan tingkat menengah, (17) dayah, lembaga pendidikan tingkat atas,
(18) surau, lembaga pendidikan tingkat awal dan tempatnya berkumpul para pemuda (19)
Langgar, tempat mengaji dan belajar agama tingkat dasar, (20) Tajug, Tempat mengaji
danbelajar agama tingkat dasar, (21) Pesantren, tempat memperdalam ilmu agama, (22) Majlis
Talim, tempat kajian keagamaan (23) Masjid, tempat sholat, mengaji AL Quran, dan ceramah
agama. (24) Madrasah, tempat mengkaji ilmu ilmu agama dan ilmu umum lainnya (25) Rumah
Guru Ngaji.
Kedua, Dari munculnya berbagai tempat belajar agama tersebut memperlihatkan, bahwa sejak
kedatangan Islam, umat Islam sudah tergerak hatinya untuk penyelenggaraan pendidikan Islam,
Ketiga, model pendidikan yang diselenggarakan adalah model informal, formal dan non formal,
Keempat, model pendidikan yang diselenggarakan adalah dinamis, kreatif, inovatif, fleksibel dan
terbuka untuk umum, adanya lembaga pendidikan tersebut menunjukkan pendidikan untuk
masyarakat, pendidikan seumur hidup dan pendidikan gratis.
Kelima, Bahwa sejak dulu dikalangan umat Islam sudah ada ulama yang memiliki perhatian
untuk berkiprah dibidang pendidikan, misalnya Al Kindi, Al Farabi, Al Ghazali (Ahli Fiqih dan
Tasawuf) , Ibnu Rusyd, Ibnu Sahnun, Al Qabisi, Ibnu Jamaah dan Ibnu Taimiyah (ahli Teologi
yang menolak pemikiran barat).
Keenam, Pemikiran para ulama yang secara kusus membahas pendidikan Islam baru dirumuskan
akhir abad 19 atau awal abad 20, dengan pengecualian kitab talim mutaalim yang ditulis oleh
Burhanuddin Al Zarnuji yang berisi etika pelajar dengan guru.
Ketujuh, dapat diketahui tentang adanya system pengaturan atau menejemen pendidikan, mulai
dari yang sederhana sampai yang canggih canggih.
Kedelapan, dapat diketahui tentang adanya pendanaan, sumber pendanaan dan pembiayaan
kegiatan pendidikan dan proses belajar mengajar. Sumber dana dari wakaf, infaq, donator, zakat
dan sumber lain yang halal, adapun pengelolanya adalah kementrian wakaf yang dikenal dengan
istilah Wizaratul Awqaf.
Kesembilan, dapat diketahui model pengajaran, baik yang informal, formal maupun formal yang
menghasilkan ulama yang biprah didunia pemerintahan, dan dimasyarakat umum. Sehingga
terjadi hubungan simbiotik antara dunia pendidikan dengan kemajuan suatu bangsa, maka tidak
mengherankan bila bangsa bangsa besar didunia menyadari bahwa kemajuan suatu bangsa
kuncinya adalah pendidikan.
Kesepuluh, dapat diketahui kurikulum yang digunakan diberbagai lembaga pendidikan yang
disesuaikan dengan visi, misi dan tujuan dan ideology yang dimilki oleh tokoh pendiri.
Jadi IPI dengan pendekatan sejarah ini kajiannya cukup bervariatif sebagaimana yang penulis
kemukakan diatas, hasilnya juga cukup beragam dapat dijadikan pijakan kita bagi pengelola atau
guru Pendidikan Agama Islam, semoga berhasil merubah keadaan bisa menjadi lebih baik dan
berkualitas, karena kita sudah mempunyai modal besar, tinggal mengembangkan modal tersebut
penuh semangat dalam rangka menegakkan Kalimatullah di muka bumi dan dalam rangka
menjalankan fungsi sebagai hamba Allah yang Rahmatan Lilalamiin guna membangun
kesholehan individual dan kesholehan sosial. Amiin
1 Lihat bukunya Abudin Nata Ilmu Pendidikan dengan Pendekatan Multidisipliner, bahwa yang dikatakan sejarah
bila mengandung unsur pertanyaan 5 W dan 1 H, yang disusun secara sistematik dan kronologis sehingga mudah
difahami, diidentifikasi dan diambil pelajarannya.
2 4 W-+OOOEC O) ^O- W-NOO44O E-^OE
4p~E O4l4N 4g~-.- }g` )_)U:~ _ W-EO+^~
OE- gu+g` LEO~ W-+O4 4O-
.E-NO4E4 4O4- 2 Og` E-NO4E
u)^>47.~E}4 _Uc+O ge4L)O4l^) W E
]~E +.- _E)U;4Og }4 W-EO+^~E
g=O^ 4Op)U;4C _^
9. Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang
diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang itu adalah lebihkuat dari mereka (sendiri) dan Telah
mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang Telah mereka makmurkan. dan Telah
datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak
berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.

Leave a comment
Posted by sriminarti pada Mei 18, 2011 in Uncategorized

ILMU PENDIDIKAN ISLAM
18 Mei
ILMU PENDIDIKAN ISLAM
(Dengan Pendekatan Normatif Perenialis)
By. Sri Minarti
Bahwa yang dimaksud dengan Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Normatif Perenialis
adalah Ilmu Pendidikan Islam yang didasarkan pada nilai nilai luhur yang terdapat dalam
ajaran Agama seperti kepatuhan dan ketundukan kepada Tuhan, berusaha mewujudkan
kedamaian, keselamatan, kemanusiaan, kerja sama, toleransi, bersikap seimbang, menghargai
akal pikiran, keterbukaan, berorientasi pada masa depan, mengutamakan keunggulan,
profesionalitas, bekerja dengan perencanaan, menghargai waktu dan efisiensi
1
. Nilai nilai
inilah yang merupakan karakter, jiwa spirit, esensi, substansi, hakikat dan aspek metafisik yang
transcendental. Dengan berpegang pada nilai tersebut maka Pendidikan Islam tidak pernah akan
terjebak hal hal yang bersifat formalitas.
Karena hal hal yang bersifat Normatif Perenilais itu bersifat ideal berasal dari Tuhan, pasti
benar berlaku sepanjang zaman, maka Ilmu Pendidikan Islam akan memiliki karakter sebagai
Ilmu Pendidikan yang memiliki cirri yang ideal, walaupun dalam prakteknya belum
menampakkan hasilnya. Pendekatan ini melihat pendidikan bukan hanya sisi realitas tapi juga
sisi idealitasnya.
Pendekatan Normatif Perenialis sebagaimana yang terdapat dalam Al Quran dan Hadist, telah
banyak digunakan oleh para ulama dan ahli pendidikan dalam mengembangkan konsep
pendidikan Islam, paling tidak berpengaruh pada tujuan, ide dasarnya, kurikulum, dan metode
pengajaran
2

Bahwa pendidikan Islam adalah sebagai sebuah kegiatan, bukan hanya mengembangkan
wawasan intelektual manusia, melainkan menumbuhkan, mengarahkan dan mengembangkan ,
pendidikan ahlak, memberikan ketrampilan dankecakapan, memelihara agar terjaga dari
perbuatan tercela, memperluas perasaan jiwa, menginformasikan aturan, sikap, memberikan
peraturan yang mendalam tentang Islam, jiwa dsb.
Pendekatan Normatif perenealis berprinsip bahwa dasar pendidikan Islam sangat kokoh dan ideal
yaitu Al Quran dan Hadist. Bahwa tujuan pendidikan Islam sesuai dengan fitrah manusia
sebagai hamba Allah yang harus beribadah dan sebagai Kholifah di muka bumi. Untuk dapat
melaksanakan fungsinya manusia maka, potensi yang dimiliki oleh manusia harus dikembangkan
secara sempurna, demikian yang dikehendaki oleh pendidikan Islam. Maka kurikulum dan
materi Pendidikan Islam harus disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan fitrah manusia tersebut.
Pendekatan Normatif Perenialis mengemukakan bahwa yang bisa menjadi pendidika adalah
orang yang memiliki komitemen yang kuat dan tanggung jawab moral yang tinggi agar dapat
menyelamatkan manusia dari moral yang salah, harus menguasai ilmu yang akan diajarkan, serta
menguasai bahaimana menyampaikan ilmu tersebut.
Melalui pendekatan Normatif Perenialis diketahui bahwa lingkungan yang wajib bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan pendidikan adalah orang tua atau keluarga. Sementara lingkungan
sekolah dan masyarakat bersifat Fardhukifayah. Bahwa penyelenggaraan pendidikan memegang
peranan penting dalam mendukung keberhasilan penyelenggaraan pendidikan.
Dengan demikian bahwa pengembangan Ilmu pendidikan Islam dengan Pendekatan Normatif
Perenealis dimaknai sebagai pengamalan ajaran Islam dari Al Quran (Q.S. Arrum (30):30 )
4 ZeZ- 9e#-ce u(7 (oeO 9e:=(, ?o7|e~ e 4 |t=v|kt-
#-9Z+-+} (o:ot #-9vA #-! (e:(tN, e #-9Z+-+ &2}+ou u9o~3C
#-9.)oq_O #-!-ce(v o9e 4 #-! c t\(=v0u|t
30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui[1168],
[1168] fitrah Allah: maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama
tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar. mereka tidak beragama tauhid itu
hanyalah lantara pengaruh lingkungan.
1 Keterangan ini bisa dilihatpada buku IPI dengan pendekatan Multidisipliner, oleh Prof.Dr. Abudin Nata, bahwa
ajaran ahlak yang sekarang ini masih belum bisa menghasilkan manusiayang sholeh individual dan sosial.
Cenderungnya yang banyak difahami bahwa ahlak itu adalah tingkah laku yang baik pada Tuhan dan pada orang
yang berjasa ( orang Tua/ keluarga), yang sebenarnya ahlak itu adalah bagaimana bisa membangun konsep diri,
menjadikan diri berkualitas, mampu menhargai waktu, penuh optimis, cita cita besar , hidup penuh manfaat dan
usaha yang maksimal, ini sebenarnya adalah ahlak.
2 Ketikadiundangkan UU no 20 Th. 2003, berkembang pesat bak jamur tumbuh dimusim penghujan, SDIT, SMPIT
dan SMA IT di pesantren pesantren, atau yang didirikan oleh parapraktisi Pendidikan Islam. Ada perubahan besar
dan ini bisa dilihat pada lingkungan Sudara.

Leave a comment
Posted by sriminarti pada Mei 18, 2011 in Uncategorized

ILMU PENDIDIKAN ISLAM DENGAN
PENDEKATAN SOSIOLOGI
18 Mei
ILMU PENDIDIKAN ISLAM
DENGAN PENDEKATAN SOSIOLOGI
By. Sri Minarti
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia berkaitan dengan manusia
lainnya atau ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. Pendidikan dengan pendekatan
sosiologi danggap sebagai suatu yang penting karena, melalui pendekatan masyarakat, pedidikan
dapat diartikan sebagai suatu pewarisan kebudayaan dari satu generasi kepada generasi
berikutnya, agar hidup masyarakat tetap berkelanjutan. Dengan kata lain masyarakat mempunyai
nilai- nilai yang ingin ditularkan pada orang lain, nilai tersebut bisa bersifat intelektual, seni,
politik, ekonomi dsn lainnya. Nilai nilai budaya tersebut berpadu dalam suatu karya ibarat
bangunan rumah.
Pendidikan adalah salah satu bentuk interaksi manusia, ialah suatu tindakan sosial yang
memungkinkan terjadinya interaksi melalui jaringan hubungan hubungan kemanusiaan.
Jaringan dan hubungan individu ini akan menentukan corak pendidikan di masyarakat.
Setiap anak memiliki akal dan kecerdasan untuk dikembangkan untuk menjadi individu aktif dan
kreatif dan dinamis dalam menghadapi lingkungannya. Pendidikan adalah wahana paling efektif
untuk mengembangkan kecenderungan yang dimiliki manusia tersebut, sehingga dengan
rangsangan dan stimulant yang diberikan dalam dunia pendidikan akan mengembangkan
kecerdasan anak tersebut. Dengan kata lain anak disiapkan didalam pendidikan untuk bisa hidup
ditengah masyarakat, maka tidak seharusnya ada sekat antara sekolah dan masyarakat. Maka
sekolah yang ideal adalah sekolah yang mampu berinteraksi dengan masyarakat.
Manusia sebagai mahluk individu sekaligus mahluk sosial, maka materi pelajaran yang dimuat
harus memenuhi kebutuhan manusia tersebut, dan manusia tinggal disuatu Negara maka sudah
seharusnya materi yang disampaikan juga memuat kebutuhan Negara tersebut, atau tujuan dari
suatu Negara. Dan materi pelajaran juga harus memuat muatan local, dengan maksud memenuhi
kebutuhan masyarakat local/daerah tersebut, hal ini adalah wujud dari pendidikan berbasis
masyarakat. Dimana masyarakat ikut mengawasi jalannya proses pendidikan yang berlangsung
disekitarnya, ikut menentukan materi yang akan ditawarkan dalam lembaga pendidikan tersebut.
Sebagai contoh menurut Samuel Huntington, bahwa kebudayaan besar dunia dibagi menjadi
enam tipologi Yaitu: Kebudayaan Cina, Kebudayaan India, Kebudayaan Jepang, Kebudayaan
Islam, Kebudayaan Eropa dan Kebudayaan Barat.
Pertama Cina: terikat pada agama konghucu, yang berpedoman pada filsafat keseimbangan
dengan alam , Juga penghormatan kepada leluhur secara produktif, setiap orang cina wajib
menjaga nama baik leluhurnya, dengan cara melanjutkan cita-cita danbekerja keras pantang
menyerah. Hal ini dapat dilihat dengan budaya kerja yang ulet, tekun, sabar, telaten dsb.
1

Kebudayaan India, yang bertumpu pada ajaran Karma dalam agama Hindu membuat mereka
menjadi maju, setiap orang dalam agama Hindu akan menerima balasan seperti apa yang mereka
perbuat (Karma), mereka berusaha menghindari hukuman tersebut (reinkarnasi), dari suatu
keadaan kepada keadaan lain, hal ini yang meyebabkan budaya etos kerja tinggi sehingga
membawa India menjadi salah satu Negara maju dalam bidang Teknologi Informasi (TI).
Kebudayaan Jepang, bertumpu pada ajaran Shinto, antara lain memberikan pelajaran secara
benar, tidak asal asalan, menghargai karya dan budaya sendiri, serta semangat kerja sebagai
bentuk pengabdian kepada Dewa. Hal ini yang membuat Jepang menjadi Negara paling maju
dalam bidang ekonomi.
Kebudayaan Islam (Abad 7-13), ditandai dengan kerja keras, menuntut ilmu, mengembangkan
tradisi research, menyebarkan kedamaian dan kemakmuran dimuka bumi. Keadaan ini telah
menjadikan umat Islam Super Power, mengawal perjalanan sejarah umat manusia. Umat Islam
tidak hanya menguasai Ilmu Agama saja, tapi ilmu ilmu yang lainnya, seperti Fisika, Kimia,
Matematika, Ilmu Jiwa, Filsafat, Sejarah Astronomi, Kedokteran dll. Dan hal itu maasih bisa
ditemui hingga sekarang ( Baca Buku Sejarah Peradaban Islam).
Kebudayaan Eropa, ditandai dengan berpegang teguh pada ajaran Kristen Ortodok hingga
munculnya etik protestan yang melakukan protes terhadap ajaran dan dogma gereja yang
dianggap tidak masuk akal dan bertentangan dengan semangat pengembangan ilmu pengetahuan.
Kebudayaan Barat, selalu berpegang teguh pada pemikiran manusia semata mata, yang
mengambil bentuk positivism, sekulairsme dan rasionalisme, telah mendorong perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, yang jauh dan lepas dari nilai nilai spiritual sehingga Ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut dipergunakan sesuai dengan kehendakmanusia yang
didorong oleh hawa nafsu , ambisius, serakah dan mubazir, akhirnya bangsa barat menjajah
untuk menguasai dunia ini.
Dari keenam kebudayaan tersebut, kebudayaan Barat untuk saat ini mempunyai pengaruh yang
dominan bila dibandingkan dengan kelima kebudayaan yang lain. Oleh karena itu dari penjelasan
diatas maka dari segi pendidikan sangat membutuhkan sosiologi, namun disisi lain pendidikan
tidak berdaya dengan perkembangan masyarakat yang pesat, dari sini akhirnya dapat ditarik
benang merah bahwa antara sosiologi dan pendidikan terjadi hubungan yang simbiotik.
Kecenderungan selama ini perkembanganan masyarakat pengaruhnya lebih dominan di banding
dengan penaruhnya pendidikan terhadap masyarakat, kalau perkembangan masyarakat terhadap
dunia pendidikan pengaruhnya lebih ke jangka pendek, sedangkan pendidikan berpengaruh pada
masyarakat pada jangka panjang.
Indikator Pendidikan Berbasis Masyarakat:
Pertama, Visi pendidikan sebagaimana dalam renstra Depdiknas (2005-2009) adalah
terwujudnya system pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas
sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Visi ini sebagai
penggerak agar terjadi perubahan di masyarakat.
Kedua, Misi Pendidikan dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, mengupayakan pendidikan
yang bermutu bagi warga masyarakat Indonesia, membantu pengembangan potensi anak,
menyiapkan masukkan dan kualitas pendidikan, meningkatkan kualitas lembaga sebagai proses
pendidikan dan pengoptimalkan pembentukkan kepribadian yang bermoral, meningkatkan
profesionalisme guna menhadapi tantangan global, memberdayakan peran serta masyarakat, dari
sini terlihat jelas pean serta masyarakat dalam mewujudkan pendidikan.
Ketiga, Tujuan Pendidikan dalam Sisdidnas, adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan
meningkatkan kualitas manusia yang beriman, bertaqwa, berahlak, menguasai ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dan beradab
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa tujuan pendidikan
diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil makmur dan beradab, dengan kata lain
fokus perkembangannya ditujukan pada masyarakat.
Ke empat, Didalam kurikulum termuat kelompok kelompok mata pelajaran (PP No. 19: 2005)
berbagai pelajaran yang ditawarkan intinya supaya peserta didik dapat hidup ditengah tengah
masyarakat.
Kelima, proses pembelajaran dalam satuan pendidikan dijalankan dengan interaktif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi sesuai dengan bakat
dan kemampuannya. Ini berarti pendidikan memberlakukan masyarakat secara manusiawi.
Keenam, pengelolaan pendidikan berbasis sekolah yang memrankan masyarakat ikut aktif dalam
penyelenggaraan pendidikan yang ada di masyarakat tersebut.
1 Dapat dilihat pada buku IPI , Abudin Nata, Tahun 2009 hal. 209

Leave a comment
Posted by sriminarti pada Mei 18, 2011 in Artikel

Pernyataan Jiwa
15 Apr
Pernyataan Jiwa itu matakuliah semester I (satu) : Pengantar Ilmu Jiwa Umum Oleh. Sri Minarti,
M.PdI
PERNYATAAN JIWA

Matakuliah Program Studi Guru Madin Di STAI Sunan Giri Bojonegoro:
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PAI

Leave a comment
Posted by sriminarti pada April 15, 2011 in Artikel

Modul Penelitian
14 Apr
A. METODE DAN JENIS PENELITIAN
I. JENIS-JENIS PENELITIAN
a. Penelitian Historis
b. Penelitian Deskriptif
c. Penelitian Perkembangan
d. Penelitian Kasis dan
Penelitian Lapangan
e. Penelitian Korelasional
f. Penelitian Kausal Komparatif
g. Penelitian Eksperimental
Sungguhan
h. Penelitian Eksperimental Semu
i. Penelitian Tindakan
PENJELASAN
a. Penelitian Historis
Penelitian historis bertujuan untuk merekonstruksi masa lampau secara sistematis dan obyektif,
dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi dan memverifikasikan, serta mensistematiskan bukti-
bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat, dihubungkan dengan
fakta yang ada pada masa sekarang dan proyeksi masa depan.
b. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang
ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan
menginterpretasi.
c. Penelitian Perkembangan
Penelitian perkembangan bertujuan untuk menyelidiki pola dan perurutan pertumbuhan atau
perubahan sebagai fungsi waktu. Contoh studi mengenai pertumbuhan anak secara langsung
dengan mengukur pertumbuhan dan perkembangan anak (individu) yang diteliti.
d. Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan
Tujuan penelitian kasus dna penelitian lapangan adalah untuk mempelajari secara intensif
tentang latar belakang keadaan sekarang,d an interaksi lingkungan sesuatu unit sosial, individu,
kelompok, lembaga atau masyarakat.
e. Penelitian korelasional
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk menyelidiki sejauh mana variasi-variasi pada suatu
faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada
koefisien korelasi.
f. Penelitian Kausal Komparatif
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat yang ada,
mencari kembali fakta yang mungkun menjadi penyebab melalui daa tertentu.
g. Penelitian Eksperimental Sungguhan
Penelitian eksperimental sungguhan bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan
sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental, satu atau
lebih kondisi perlakuan dari membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol
yang tidak dikenai perlakuan.
h. Penelitian Eksperimental Semu
Penelitian Eksperimental semu bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan
perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh denganeksperimen yang sebenarnya dalam
keadaan ang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasikan semua variabel yang
relevan.
i. Penelitian tindakan
Penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan atau cara
pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah denga penerapan langsung di dunia kerja atau
dunia aktual yang lain.
Pemilihan dilakukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut:
1. daya tarik permasalahan
2. kesesuaian dengan kemampuan dan latar belakang pendidikan
3. tersedianya alat dan kondisi kerja
4. keseuaian dengan kemampuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan
5. kesesuaian dengan kemampuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan
6. kesesuaian dengan waktu, tenaga dan biaya
7. telah mempertimbangkan resiko kegagalan
2. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
a. Menemukan, memilih dan merumuskan masalah
Syarat-syarat utama di dalam merumuskan masalah, yaitu:
1) Masalah hendaknya dinyatakan dalam kalimat tanya.
2) Rumusan masalah hendaknya singkat, padat, jelas dan mudah dipahami
3) Rumusan masalah hendaknya memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data
untuk menjawab pertanyaan dalam rumusan itu
b. Penentuan Ruang Lingkup Penelitian
Dengan membuat ruang lingkup berarti peneliti telah membuat pembataran sehingga masalah
yang harus diamati tidak terlalu puas, adapun pembuatan ini meliputi :
1) Ruang lingkup bidang atau persoalan
Misal: masalah tenaga kerja, perpajakan, promosi
2) Ruang lingkup waktu atau periode (misalL tahun 1980 1985, selama pelita II)
3) Ruang lingkup tempat atau lokasi (misal: Perusahaan ABC, kabupaten X)
c. Pemeriksaan Tulisan
Fungsi daripada pemeriksaan tulisan adalah memperdalam pengetahuan tentang masalah yang
akan diteliti dan menghindari terjadinya pengulangan dari suatu penelitian sehingga dapat
dihindari pemborosan mengenai waktu, tenaga dan biaya.
d. Menyusun Kerangka teoritis/telaah pustaka
Kerangka teori merupakan penjelasan sementara dari gejala yang menjadi obyek yang diteliti.
e. Pemilihan Metode Penelitian
Pemilihan metode penelitian akan ditentukan oleh maksud dan tujuan penelitian.
f. Perencanaan Sampling
Calon peneliti harus memperhatikan besar kecilnya calon anggota sampel. Sebab makin besar
jumlah anggota sampel, akan semakin tinggi tingkat representatifnya, tetapi juga harus diingat
bahwa pengambilan sampel yang terlalu besar jumlah anggotanya akan menuntut konsekuensi
misalnya besarnya biaya, banyaknya tenaga dan lamanya waktu pengumpulan data.
g. Pengumpulan data
Kualitas data sangat ditentukan oleh kualitas alat pengumpulan datanya. Alat pengumpulan
datanya harus cukup valid, reliabel, obyektif serta harus memperhatikan metode pengumpulan
data mana yang paling tepat untuk mengambil data tertentu yang diharapkan.
h. Mengolah dan Menganalisa data
Untuk data kuantitatif sebaiknya disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau gambar untuk
memudahkan pengolahannya. Pada dasarnya ada dua macam teknik analisa data yang lazim
digunakan, yaitu teknik statistik dan non statistik. Bidang pendidikan banyak menggunakan
kuantitatif, yaitu data yang dapat diwujudkan dengan angka-angka. Analisis data non statistik
cocok untuk data deskriptif disamping analisis statistik dan non statistik, ada jenis analisis yang
disebut analisis isi, yaitu analisis data yang mendasarkan pada isi dari data deskriptif.
i. Mengambil Kesimpulan
j. Menyusun Laporan
Sistematika Laporan Penelitian
1) Bagian awal yang berisi
a) Halaman judul
b) Halaman Pengesahan Motto
c) Halaman Kata Pengantar
d) Halaman Daftar Isi
e) Halaman Daftar Tabel (kalau ada)
f) Halaman Daftar Gambar (kalau ada)
g) Halaman Daftar Lampiran (kalau ada)
2) Bagian inti berisi :
a) Latar Belakang Masalah
b) Rumusan Masalah
c) Manfaat Penulisan
d) Tujuan Penelitian
e) Landasan Teori/Telaah Pustaka
f) Hipotesis (kalau ada)
g) Metodologi
h) Hasil
i) Kesimpulan dan Saran
Catatan :
- a, b, c dan d termasuk dalam Bab I (PENDAHULUAN)
- e, f termasuk dalam Bab II (TELAAH PUSTAKA)
- g termasuk dalam Bab III (Metodolofi Penelitian)
- h termasuk dalam Bab IV (PEMBAHASAN)
- i termasuk dalam Bab V (Penutup)
3) Bagian akhir yang berisi
a) Daftar Pustaka
b) Lampiran-lampiran (jika ada)
B. METODE PENGUMPULAN DATA
Beberapa metode pngumpulan data :
1. Metode Observasi (Pengamatan)
2. Metode Kuisioner (Angket)
3. Metode Interviw (Wawancara)
4. Metode Dokumentasi
PENJELASAN
1. METODE OBSERVASI (PENGAMATAN)
a) Pengertian dan Ciri-ciri
Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat
secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.
Ciri-ciri metode Observasi
- Mempunyai arah yang khusus, sistematik, bersifat kuantitatif
- Diikuti pencatatan segera (pada waktu observasi berlangsung), hasilnya dapat dicek dan
dibuktikan
b) Petunjuk untuk mengadakan pengamatan
1) Memiliki pengetahuan terhadap apa yang akan diobservasi dan berlaku sangat cermat dan
kritis
2) Menyelidiki tujuan penelitian (baik umum maupun khusus)
Kejelasan tujuan penelitian akan menuntun mempermudah apa yang harus diobservasi
2. METODE KUISIONER (ANGKET)
a) Pengertian dan tujuan
Metode kuisioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu
maslaah atau bidang yang akan diteliti untuk memperoleh data, angket disebarkan kepada
responden (orang-orang yang menjawab jadi yang diselidiki), terutama pada penelitian survei.
Tujuan dilakukan angket atau kuisioner ialah
1) Memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian
2) Memperoleh informasi mengenai suatu maslaah secara serentak
b) Macam-macam angket
1) Menurut prosedurnya
a) Angket lansung, yaitu angket yang dikirimkan kepada dan dijawab oleh responden
b) Angket tidak langsung, yaitu angket yang dikirim kepada seseorang untuk mencari
informasi (keterangan) tentang orang lain
2) Menurut jenis penyusun itemnya dapat dibedakan
a) Angket tipe isian, dibagi menjadi
(1) Angket terbutka, yaitu apabila responnya tentang masalah yang dipertanyakan
Contoh: Bagaimana pendapat anda jika seseorang yang berkelainan (tuna) baik fisik maupun
mental tidak dididik?
Jawab: .
(2) Angket tertutup, yaitu angket yang diwajibkan oleh responden secara oleh faktor-faktor
tertentu misalnya faktor subyektivitas seseorang
Contoh : Siapa nama anda? Jawab
Apa hobi anda? Jawab
b) Angket tipe pilihan
Yaitu angket yang harus dijawb oleh responden dengan cara tinggal memilih salah satu jawaban
yang sudah tersedia jumlah alternatif jawab minimal dua (2) dan maksimal sebaiknya lima (5),
dengan maksud supaya responden tidak bosan.
Contoh: Sudah berapa lama anda tinggal di kota ini?
Jawab:
( . ) 1 tahun atau kurang dari 2 tahun
( . ) 2 tahun atau hampir 2 tahun
( . ) 3 tahun atau hampir 3 tahun
( . ) 4 tahun atau hampir 4 tahun
c) Menyusun Petunjuk
Dalam menyusun petunjuk-petunjuk untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan perlu diperhatikan
petunjuk-petunjuk di bawah ini:
1. Petunjuk harus singkat, lengkap, jelas tapi tepat
2. Petunjuk harus jelas, hindarkan kata-kata asing, sulit bahkan kabur
3. Tiap-tiap jawaban yang berbeda dengan jawaban berikutnya, hendaklah diberi petunjuk
baru lagi
4. Bila perlu menggunakan contoh, berilah satu dua contoh tentang bagaimana cara
menjawabnya, asal jangan sampai menimbulkan semacam saran atau sugesti pada respon (orang
yang diberi kuisioner)
d) Menyusun items (pertanyaan-pertanyaan)
a) mempergunakan kata-kata
- tegas dan jelas, b iasa dipakai sehari-hari yang sudah dimengerti oleh responden
- hindari kata-kata yang sentimentil sifatnya dan gantilah dengan kata-kata yang lebih
sopan
b) Urutan-urutan pertanyaan
Pada umumnya daftarpertanyaan mengandung tiga unsur, yaitu:
1. Informasi yang akan dikumpulkan
2. Identitas responden seperti nama, umur, kelamin, dan lain sebagainya
3. Bagian yang memuat mengenai tenaga lapangan (field worker)
c) Susunan pertanyaan
1. Sebaiknya dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang menimbulkan perhatian dan minat
serta gampang dijawab
2. Pertanyaan yang kurang menarik perhatian, apalagi mengenai soal-soal pribadi sebaiknya
dilatakkan di tengah-tengah
3. Sebaiknya diajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mengecek jawaban dari pertanyaan yang
lain
4. Pertanyaan-pertanyaan haruslah disusun secara sistematis
d) Menganalisis Data
Setelah semua jawaban telah diterima kembali dan dicek kelengkapan jawabannya, diteruskan
dengan mentabulasikan hasil-hasil jawaban ke dalam daftar tabulasi, dan untuk sementara, bagi
jawaban yang kurang lengkap, dipisahkan terlebih dahulu.
Bila data yang masuk sudah cukup komplet dan persiapan analisis (tabulasi) telah cukup baik
dan benar, maka analisis segera dilaksanakan dalam hal ini untuk lebih mendalam dan kongkret,
maka digunakan analisis kuantitatif (statistik), ataupun bila dipandang permasalahannya cukup
simpel, dicukupkan dengan kualitatif (pernyataan-pernyataan/statement saja).
3. METODE INTERVIEW (WAWANCARA)
Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam
mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi
atau keterangan-keterangan.
Tujuan wawancara ialah untuk mengumpulkan informasi dan bukannya untuk merubah ataupun
mempengaruhi pendapat responden.
4. METODE DOKUMENTASI
C. MASALAH TOPIK DAN SAMPLING
1. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan topik
a. apakah topik tersebut dapat dijangkau dan dikuasainya
b. apakah bahan-bahan/data-data tersedia secukupnya
c. apakah topik tersebut penting untuk diteliti
d. apakah topik tersebut cukup menarik minat untuk diteliti dan dikajikan
2. Pengertian populasi dan Sampel
Sampel adalah sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian dan sampel
yang baik yaitu sampel yang memiliki populasi atau yang representatif artinya yang
menggambarkan keadaan populasi secara maksimal tetapi walaupun mewakili, sampel bukan
merupakan duplikat dari populasi.
Pada umumnya masalah sampling timbul apabila peneliti bermaksud untuk:
1. Mereduksi obyek penyelidikannya dengan mengambil sebagian saja obyek gejala atau
kejadian yang dimaksudkan
2. Ingin mengadakan generalisasi dari hasil penyelidikannya. Mengadakan generalisasi berarti
mengesahkan kesimpulan-kesimpulan kepada obyek-obyek gejala-gejala ataukejadian-kejadian
yang lebih luas daripada obyek-obyek gejala-gejala atau kejadian-kejadian yang diselidiki.
Petunjuk-petunjuk untuk mengambil sampel
1) Daerah generalisasi
Yang terpenting di sini adalah menentukan terlebih dahulu luas populasinya sebagai daerah
generalisasi. Selenjutnya setelah itu barulah menentukan sampelnya sebagai daerah penelitiannya
disamping itu yang penting adalah: Kalau yang diselidiki hanya satu kelas saja, jangan diperluas
sampai ke kelas-kelas, apalagi sampai menyimpulkan untuk sekolah-sekolah lain.
2) Penegasan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-batasnya
Bila luas daerah generalisasinya telah ditetapkan, haruslah segera diikuti penegasan tentang sifat-
sifat populasinya. Penegasan ini adalah sangat penting bila menginginkan adanya validitas dan
reliabilitas bagi penelitiannya.
3) Sumber-sumber informasi tentang populasi
Untuk mengetahui ciri-ciri populasi secara terperinci dapat diperoleh melalui bermacam-macam
sumber informasi tetnang populasi tersebut misalnya sensus penduduk, dokumen yang disusun
oleh instansi dan organisasi.
4) Menetapkan besar kecilnya sampel
Mengenai berapa besar kecilnya sampel yang harus diambil untuk sebuah penelitian, memang
tidak ada ketentuan yang pasti. Winarno Surachmad dalam Dasar dan teknik Research
Pengantar Metodologi ilmiah memberikan pedoman sebagai berikut: Apabila populasi cukup
homogen (serba sama) terhadap populasi dibawah 100 dapat dipergunakan sampel sebesar 50%
diatas 1000 sebesar 15%.
Memang seyogyanya jumlah sampel itu harus lebih banyak daripada sedikit/kurang.
5) Menetapkan Teknik Sampling
3. Teknik-teknik Sampling
a. Tenik random sampling/pengambilan sampling secara acak
b. Teknik non random sampling
PENJELASAN
a. Teknik random sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam
populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk
dipilih menjadi anggota sampel, terbagi menajdi
1) Cara undian
2) Cara ordinal
Cara ini dilakukan dengan memilih nomor-nomor genap atau gasal atau kelipatan tertentu
melalui pembuatan daftar yang berisi semua subyek, obyek peristiwa atau kelompok yang akan
diselidiki lengkap dengan nomor urutnya.
3) Cara randomisasi dari Tabel Bilangan Random
Cara ini menuntun para peneliti untuk memilih anggota sampel dengan langkah menjatuhkan
pensil secar sembarang pada petak-petak tabel yang berisi nomor-nomor sampai diperoleh
sebanyak anggota sampai yang dibutuhkan.
b. Teknik non random sampling adalah cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota
populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel penelitian-penelitian pendidikan,
psikologi, adakalanya menggunakan teknik ini, karena mempertimbangkan faktor-faktor tertentu
misalnya: umur, tingkat kedewasaan, tingkat kecerdasan dan lain-lain.
D. PENYUSUNAN USUL PROYEK PENELITIAN
Tujuan pokok penyusunan usul proyek penelitian (UPP) adalah menyatakan usul sarana tertulis
agar dapat dipelajari oleh Dosen Pembimbing untuk mendapat persetujuan.
Suatu proyek proposal tidak ada ketentuan mengenai jumlah halamannya. Yang perlu
diperhatikan di sini adalah bahwa suatu pemikiran yang lengkap dan jelas, serta harus
dikemukakan secara cukup terperinci, termasuk juga di dalamnya dikemukakan bagaimana
kerangka teorinya dan cara-cara bagaimana data akan dikumpulkan dan dianalisa secara
terperinci di bawah ini dikemukakan suatu kerangka dari proyek proposal.
a. Judul Penelitian
Judl penelitian hendaknya dinyatakan secara singkat tetapi jelas. Perlu diusahakan agar judul
penelitiannya yang dibuat dapat dengan tepat merumuskan isi pokok penelitian.
b. Latar Belakang Masalah
Setelah menetapkan judul penelitian dimana dari judul penelitian ini dapat dibaca atau
mempunya arti tentang masalah yang diteliti, maka selanjutnya kita kemukakan mengenailatar
belakang masalahnya. Latar belakang masalah ini perlu diuraikan secara jelas dengan sejauh
mungkin didukung oleh data dan atau logika yang mantap. Kejelasan latar belakang akan
memudahkan perumusah masalah yang akan dicari jawabannya melalui penelitian.
c. Perumusan Masalah
Yang dimaksud dengan perumusan masalah adalah untuk membatasi masalah penelitian yang
telah ditetapkan. Perumusan masalah ini pada umumnya ditulis atau dinyatakan dalam kalimat
pertanyaan untuk menambah ketajaman perumusan.
d. Kerangka pemikiran
Seluruh kegiatan penelitian, sejak dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan
penyelesaiannya harus merupakan satu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh, menuju kepada
satu tujuan yang tunggal, yaitu memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
dalam perumusan maslah.
Kerangka pemikiran ini dinyatakan dalam bentuk skema sederhan tetapi utuh, memuat pokok-
pokok unusr pemikiran dan tata hubungan antara pokok-pokok unsur tersebut dengan perumusan
kerangka pemikiran yang dinyatakan dalam bentuk skema, maka gambaran daripada isi
penelitian menjadi jelas. Selain itu dari kerangka pemikiran dapat ditentukan data yang harus
dikumpulkan, sehingga pengumpulan data dan pengolahannya menjadi terarah.
e. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan dalam
perumusan masalah. Jadi bila perumusan masalah dinyatakan dengan kalimat, maka suatu
hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (statement).
f. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan tujuan secara umum dari penelitian. Dalam hal ini tujuan penelitian
mengemukakan maksud-maksud yang terkandung dalam kegiatan penelitian. Sedangkan
kegunaan penelitian adalah tujuan yang ingin dicapai oleh penulis/peneliti.
g. Metode penelitian
1) Scope Penelitian
Penelitian pada dasarnya dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu :
a) Sensus, yaitu mengadakan penelitian terhadap populasi. Jadi data yang digunakan adalah
data populasi.
b) Survei, yaitu mengadakan penelitian terhadap sebagian dari populasi atau mengadakan
penelitian terhadap sampel. Jadi data yang digunakan adalah data sampel.
c) Studi kasus, yaitu mengadakan penelitian terhadap satu kasus secara intensif dan
mendalam. Kemudian dari metode-metode ini, metode penelitian mana yang ditempuh, harus
dinyatakan alasannya.
2) Jenis data yang diperlukan
Di sini disebutkan tentang data apa saja yang diperlukan dan harus dikumpulkan. Tentang jenis
data yang diperlukan ini dapat ditentukand ari kerangka pemikiran yang telah dibuat.
3) Sumber Data
Hendaknya disebutkan sumber data yaitu dari mana data tersebtu diperoleh. Data primer dan data
sekunder. Siap yang menjadi responden hendaknya dijelaskan dalam h al ini identifikasi populasi
dan identifikasi responden (sampel) perlu dibuat terlebih dahulu.
4) Teknik sampling
Bila penelitian dilakukan terhadap sampel, hendaknya dikemukakan bagaimana cara menetapkan
sampel dan dalam jumlah berapa sampel akan diambil
5) alat pengumpulan data
Hendaknya dikemukakan jenis-jenis alat pengumpul data yang akan digunakan dalam
mengumpulkand ata apakah dengan daftar pertanyaan, alat perekam, alat potret dan sebagainya.
6) Teknik Pengumpulan Data
Dalam hal ini dikemukakan teknik apa yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan alat-
alat pengumpulan data tersebut di atas. Misalnya apakah denganmetode observasi, wawancara
dengan daftar pertanyaan, wawancara melalui surat,d an lain-lain.
7) Teknik Penganalisaan Data
Setelah data terkumpul kemudian diadakan pengolahan data tersebut (diedit, dicoded,
ditabulasikan) maka selanjutnya diadakan penganalisaan data dengan teknik analisa tertentu.
Teknik analisa data yang digunakan hendaknya dikemukakan secara jelas dan singkat.
Kegiatan-kegiatan dalam pengolahan data:
1. Editing
Adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data. Tujuan
daripada editing adalah untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada di dalam
pertanyaan yagn sudah diselesaikan sampai sejauh mungkin.
2. Koding
Yang dimaksud dengan koding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari responden ke
dalam kategori-kategori. Biasanya klasifikasi dilakukand engan cara memberi tanda kode
berbentuk angka pada masing-masing jawaban.
3. Tabulasi
Pekerjaan tabulasi adalah pekerjaan membuat tabel jawaban-jawaban yang sudah diberi
kodekategori jawaban kemudian dimasukkan dalam tabel.
E. ANALISA DATA
Setelah data yang dikumpulkan telah diedit, dicoded dan telah diikhtisarkan dalam tabel, maka
langkah selanjutnya adalah analisis terhadap hasil-hasil yang telah diperoleh mengenai alat
analisis apa yang dipakai adalah tergantung pada tujuan penelitian.
Analisis terhadap hasil-hasil penelitian tidak perlu secar kuantitatif. Metode-metode non
kuantitatif dpat berperan pentng dalam suatu analisis. Metode kuantitatif atau disebut juga
dengan metode statistik.
Banyak sekali metode statistik yang dapat dipakai dalam analisis data dari suatu penelitian,
seperti :
- Analisis Korelasi
Yaitu suatu teknik untuk menentukan sampai sejauh mana terdapat hubungan antara dua variabel
- analisis Korelasi berganda
yaitu suatu teknik untuk menentukan hubungan antara lebih dari dua variabel.
- Analisis korelasi parsial
Yaitu teknik untuk menentukan mana diantara berbagai variabel independen mempunyai
pengaruh terbsar terhadap variabel dependen, dengan catatan apabila diketahui memang ada
hubungan antar variabel-variabel tersebut.
F. PENJELASAN BAGIAN TEKS KARYA TULIS
Penulisan karya tulis untuk semua jenis penelitian disajikan dalam lima bab. Penjelsan Bagian
teks karya tulis disusun ke dalam lima bab sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab III Metode Penulisan
Bab IV Hasil Penelitian dan Bahasan
Bab V Simpulan dan Saran
Setiap penulisan dari bab ke bab dianggap perlu untuk menyajikan alinea pembuka/penghubung
berisi uraian pengantar yang menjelaskan keterkaitan bab yang bersangkutan dengan bab
sebelumnya. Alinea penghubung ini ditulis dalam alinea pertama dari setiap awal bab.
Adapun penjelasan secara rinci sebagai berikut :
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Permasalahan
b. Rumusan Permasalahan
c. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
PENJELASAN
a. Latar Belakan Permasalahan
1) Latar belakang permasalahan (LBP) merupakan penjelasan fenomena yang diamati dan
menarik perhatian peneliti, bukan merupakan alasan pemilihan judul
2) LBP apabila memungkinkan dapat didukung oleh data penunjang, yang dapat digali dari
sumber utama dan/atau sumber kedua seperti Biro Pusat Statistik, hasil penelitian terdahulu, dan
jurnal
b. Rumusan Permasalahan
1) Rumusan permasalahan disajikan secar singkat dalam bentuk kalimat tanya yang isinya
mencerminkan adanya masalah yang perlu dipecahkan atau adanya permasalahan yang perlu
dijawab
2) Pilihan kata tanya disesuaikan dengan jenis dan tujuan penelitian, seperti terlihat pada tabel
berikut:
RUMUSAN PERMASALAHAN TUJUAN PENELITIAN
Apa . ? Menggambarkan .
Mengapa . ? Melihat arah dan kuatnya hubungan
Sampai seberapa jauh . ? Mengetahui kecenderungan
Sampai seberapa besar . ?
Sejauh mana ?
Melihat kuatnya hubungan
Bagaimana . ? Melihat ada tidaknya perbedaan
Apakah rencana . Layak ? Menganalisis kelayakan suatu rencana
investasi
c. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1) Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengacu pada permasalahan. Berikut ini beberapa contoh cara pengungkapan
tujuan penelitian yang umumnya diawali dengan kalimat Tujuan penelitian adalah untuk .
Atau Penelitian ini bertujuan untuk . Dan sebagainya.
2) Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian untuk peneliti, obyek dan lembaga cukup disajikan secara implisit, sehingga
cukup menguraikan kontribusi yang diharapkan dari hasil penelitian itu sendiri.
Berikut contoh tujuan dan kegunaan penelitian :
TUJUAN KEGUNAAN
Mengidentifikasi peluang pasar . Dapat menyusun strategi pemasaran
Membuat alternatif strategi
pemasaran yang sesuai untuk
meningkatkanjumlah ekspor ke
Sebagai bahan penelitian lebih lanjut
bagi peneliti lain. *)
Mengetahui faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap motivasi
karyawan . di .
Bermanfaat bagi perusahaan untuk
menentukan bentuk motivasi
*) Kegunaan in berlaku untuk semua jenis penelitian
Contoh untuk tujuan dan kegunaan penelitian tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan
permasalahan yang ada.
TINJAUAN PUSTAKA
a. Kerangka Teori
b. Hipotesis Penelitian
PENJELASAN
a. Kerangka Teori
1) Kerangka teori sebaiknya menggunakan acuan yang berhubungan dengan permasalahan
yang diteliti (acuan umum) dan acuan-acuan yang berupa hasul penelitian terdahulu (acuan
khusus)
2) Cara penulisan dari bab ke bab dan dari sub-bab ke sub-bab yang lain harus tetap
mempunyai keterkaitan yang jelas dengan memperhatikan aturan penulisan ilmiah yang
dibakukan seperti: teknik pengetikan, catatan kaki dan penulisan pustaka.
3) Penulisan nama pengarang dalam catatn kaki maupun kepustakaan tidak perlu
mencantumkan gelar akademik
4) Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, studi pustaka harus memenuhi prinsip
kemutakhiran dan keterkaitannya dengan permaaslahan yang ada. Apabila menggunakan literatur
dengan beberapa edisi, amaka yang digunakan adalah buku dengan edisi terbaru.
5) Semakin banyak sumber bacaan, semakin baik. Dengan jumlah minimal 10 sumber yang
tidak hanya berupa teks book.
6) Pedomen kerangka teori di atas berlaku untuk semua jenis penelitian.
b. Hipotesis Penelitian
1) Hipotesis penelitian beraspek empiris disajikan pada akhir bab II (Tinjauan Pustaka) dalam
sub-bab tersendiri dengan memperhatikan teori pendukungnya, sedangkan hipotesis penelitian
beraspek statistik disajikan dalam Bab III (Metode Penulisan)
2) Apabila dianalisis data (akhir Bab IV) direncanakan tidak untuk menganalisis data secara
luas baik masalah utama (mayor) maupun bagian-bagiannya (minor) maka dalam hipotesis tidak
perlu dicantumkan hipotesis mayor dan minor.
METODE PENULISAN
a. Jenis Penelitian
b. Populasi dan PenentuanSampel
c. Metode Pengumulan Data
d. Metode Analisis
PENJELASAN
Metode Penelitian ini berlaku untuk semua jenis penelitian dan khusus untuk penelitian yang
tidak menggunakan populasi dan sampel, dapat diganti dengan Sumber Data Penelitian.
a. Jenis Penelitian
1) Peneliti dapat memilih salah satu diantara jenis-jenis penelitian seperti yang tersebut dalam
Bab I pada modul penelitian ini.
2) Jenis penelitian dimaksud dapat dilacak dari judul, latar belakang permasalahan dan tujuan
penelitian, sehingga dpaat dijelaskan alasan penelitian teretentu tanpa menyajikan definisi jenis
penelitian itu sendiri.
b. Populasi dan Penentuan Sampel
1) Populasi
Untuk jenis penelitian yang perlu menjelaskan populasi dna penentuan sampel, subbab ini
meliputi uraian secara jelas tentang populasi penelitian. Pada subbab ini dijelaskan mengenai
asal diperolehnya data. Jika diperoleh dari perusahaan, perlu dijelaskan bagian apa yang berhak
dan bertanggung jawab atas data yang diperoleh peneliti. Jika dari masyaraat, juga perlu
dijelaskan dari masyarakat mana dan dari strata mana.
2) PenentuanSampel
Perlu dijelaskan carapenentuan sampel dan atau alasan pengambilan sampel perlu juga
disebutkan jumlah anggota sampel yang diteliti. Dengan demikian penentuan sampel disesuaikan
dengan sifat-sifat/karakteristik populasi dan unit analisis penelitian.
Sumber Data :
1. Data Primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh organisasi yang
menerbitkannya.
2. Data sekunder, yaitu data yang diterbitkan oleh organisasi yang bukan merupakan
pengolahnya. Contoh: buku-buku ilmiah dan arsip-arsip yang berkaitan dengan masalah yang
akan diteliti.
Bentuk Data :
1. Data Kualitatif, yaitu data yang dikategorikan menurut obyek yang diteliti.
2. Data Kuantitatif, yaitu data yang dapat dinilai dengan bentuk angkat.
c. Metode Pengumpulan data
Pemilihan metode Pengumpulan data dapat dilihat dalam Bab II pada modul penelitian ini. Pada
sub-bab ini dijelaskan mengenai metode yang digunakan dalam rangka kegiatan pengumpulan
data, misalnya, observasi, wawancara, dll. Riset pustaka dan riset lapangan tidak perlu
dicantumkan karena kegiatan ini selalu digunakan dalam penelitian.
Pada subbab ini dijelaskan pula mengenai instrumen penelitian, misalnya acuan wawancara
(interview guide). Dalam menjelaskan instrumen penelitian tidak perlu diuraikan definisi
instrumen penelitian.
d. Metode Analisis
1) Pada bagian inidijelaskan tujuan analisis dan hasil yang diharapkan serta penggunaan alat
yang digunakan untuk menyajikan, mengolah hdan menguji hipotesis.
2) Penganalisaan data kuantitatif (metode statistik) itu meliputi:
a) Editing yaitu pengoreksian dan penelitian terhadap kuisioner yang telah terkumpul.
b) Tabulasi yaitu proses menghitung frekuensi yang terbilan di dalam masing-masing kategori
yang ditentukan.
c) Pembuatan tabel yaitu menyajikan tabel hasil tabulasi ke dalam kategori-kategori yang
meliputi frekuensi dan prosentase. Penganalisaan data kuantitatif dilakukan dengan cara
menjabarkan sumber-sumber data yang telah terkumpul.
3) Khusus untuk penelitian yang tidak menguji hipotesis misalnya, penelitian kasus perlu
dijelaskan tahapan-tahapan yang akan digunakan untuk melakukan analisis tahapan dimaksud
bukan merupakan alternatif pemecahan \masalah.
HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN
a. Penyajian data
1) Gambaran Umum
Gambaran umum meliputi gambaran mengenai obyek penelitian disesuaikan dengan
permsalahan yang ada. Misalnya, kalau penelitiannya di perusahaan, ditulis gambaran umum
perusahaan dan kalau obyek penelitiannya di masyarakat atau karyawan ditulis gambaran umum
responden. Aline pembuka pada awal Bab IV berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan
dengan bab sebelumnya, tujuan umum perusahaan tidak perlu dicantumkan, sehingga cukup
ditulis kegiatan perusahaan disesuaikan dengan permasalahan yang ada. Jika yang diteliti bisang
pemasaran, maka perlu dijelaskan kegiatan pemasarannya saja.
2) Semua hasil penelitian yang berupa tabel diuraikan satu per satu sesuai dengan teori yang
dicantumkan pada Bab II (Tinjauan Pustaka). Uraian dapat dilakukan sendiri-sendiri atau dengan
menambahkan keterkaitannya dengan tabel sebelumnya.
b. Analisis Data dan Interpretasi
1) Pengujian hipotesis
Khusus pada penelitian dengan pengujian hipotesis, pengujian ini hanya mengutarakan bahwa
hipotesis diterima atau ditolak. Berdasarkan alat yang digunakan seperti yang dijelaskan pada
bab III (Metode Penulisan) pengujian dilakukan sebanyak hipotesis yang ada.
2) Interpretasi Hasil Pengujian
Interpretasi hasil pengujian merupakan langkah terakhir dalam penelitian untuk menjelaskan dan
menginterpretasikan hasil pengujian dikaitkan dengan keadaan obyek yang diteliti.
SIMPULAN DAN SARAN
a. Simpulan
b. Saran
PENJELASAN
a. Simpulan menjelaskan butir-butir temuan (hasil penelitian dan bahasan) yang disajikan
secara singkat dan jelas.
b. Saran-saran berisikan dasar pemikiran/alasan dalam memberi saran yang dapat dianggap
mendukung temuan.

Leave a comment
Posted by sriminarti pada April 14, 2011 in Uncategorized

Hello world!
07 Apr
Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!

1 Comment
Posted by sriminarti pada April 7, 2011 in Uncategorized

-

- Halaman
o About
- Arsip
o Mei 2011
o April 2011
- Kategori
o Artikel (2)
o Uncategorized (5)
- Marka buku
o Discuss
o Get Inspired
o Get Polling
o Get Support
o Learn WordPress.com
o WordPress Planet
o WordPress.com News
- Meta
o Daftar
o Masuk log

Blog pada WordPress.com. Theme: Choco by .css{mayo}.
Masukan (RSS) dan Komentar (RSS)
Ikuti
Follow sriminarti
Get every new post delivered to your Inbox.
Enter your email address

Powered by WordPress.com

You might also like