Professional Documents
Culture Documents
Autoklaf : untuk mensterilkan alat dan media. Lampu spiritus : untuk sterilisasi alat di dalam LAF. Shaker : untuk menggojok. Timbangan analitik : untuk menimbang bahan. Stirer : untuk mengaduk larutan media. Destilator : untuk menyuling air. Dissecting set (scalpel, pinset, blade, gunting). Glass ware (erlenmeyer, bakerglass, petridish, pengaduk kaca, corong kaca, botolbotol kultur). pHmeter/pH stick : untuk mengukur pH media. Termometer : untuk mengukur suhu ruang.
Cara sterilisasi dengan autoclave : Autoclave diisi air sampai batas angsang. Alat-alat (dissecting set dan glass ware) atau media yang akan disterilkan dimasukkan. Autoclaf ditutup dan dipanaskan. Setelah tekanan mencapai 15 lb baru dihitung waktunya. Untuk alat 30 menit sedangkan untuk media 15 menit. Setelah cukup waktunya, autoclave dimatikan. Tutup dibuka setelah autoclave agak dingin. Cara sterilisasi LAF, entkas dan alat di LAF : Disemprot dengan alkohol 70 %, dilap dengan menggunakan tissue, disemprot lagi dengan alcohol 70 % sekali lagi, kemudian dibiarkan kering baru alat bias digunakan.
II. Pembuatan Media Medium dasar Murashige dan Skoog (MS) digunakan untuk hamper semua macam tumbuhan. Media ini mempunyai konsentrasi garam-garam mineral yang tinggi dan senyawa N dalam bentuk NO3- dan NH4+. Cara pembuatan medium MS : [1] Makronutrien NH4NO3 : 1.650 mg KNO3 : 1.900 mg CaCl2.2H2O : 440 mg MgSO4.7H2O : 370 mg
KH2PO4 : 170 mg Larutkan dalam 500 ml aquades. [2] Mikronutrien : tambahkan stok mikro 5 ml. [3] Iron (Fe) : tambahkan stok besi 5 ml. [4] Vitamin : tambahkan stok vitamin 1 ml [5] Hormon/ZPT : sesuai dengan perlakuan. [6] Myo-inositol : 100 mg [7] Sukrosa : 30 gram. o Tambahkan aquades sampai mendekati 1 liter (900 ml). o Ukur pH media (5,6 5,8) o Tambahkan volume media menjadi 1 liter. o Panaskan media. o Masukkan 7 gram agar dan aduk sampai dengan larut semua. o Tuangkan dalam botol kultur steril. o Tutup dengan aluminium foil. o Sterilisasi dengan autoclave. o Media siap digunakan.
III. Persiapan Eksplan. [1] Pilih tunas dari induk yang sehat. [2] Cuci bersih dan memotong bagian ujung tunas. [3] Kupas seludang dan iris bonggol hingga ke inti sampai diperoleh jaringan berbentuk kubus dengan volume 2 cm. [4] Rendam eksplan dalam campuran larutan bakterisida dan fungisida.
IV. Inokulasi [1] Bilas eksplan dengan quadest steril. [2] Masukkan eksplan dalam larutan clorox 20% kemudian digojok selama 20 menit. [3] Selanjutnya bilas eksplan dengan aquadest steril selama 15 menit sebanyak 3 kali. [4] Semprotkan alkohol 70% pada alat dan bahan saat memasukkan dalam LAF. [5] Kupas seludang dan mengiris bonggol terluar dalam petridish. [6] Tanam eksplan dalam media. [7] Simpan eksplan dalam ruang inkubasi yang bersuhu konstan 22-28C.
V. Sub Kultur Sub Kultur adalah proses memindahkan eksplan ke dalam media yang baru. Setiap individu bisa dipecah menjadi 5-6 sub kultur dengan maksud dan tujuan sebagai berikut : [1] Supaya eksplan tidak tumbuh berdesakan. [2] Supaya eksplan tidak kehabisan unsur hara pada media sebelumnya. [3] Supaya pertumbuhannya seragam. Hasil sub kultur ini dpat dikembangkan lagi ke dalam media MS yang baru sebanyak 56 generasi. Sub kultur yang telah tumbuh akarnya dapat disebut bibit kecil (plantlet).
I. Multiplikasi. Multiplikasi adalah proses pemindahan eksplan pada media baru dengan membelah bonggol untuk memacu pertumbuhan tunas-tunas samping.
VII. Aklimatisasi. [1] Keluarkan plantlet dari botol dengan menggunakan pinset. [2] Masukkan plantlet ke dalam nampan berisi air bersih dan membersihkan agar-agar
yang menempel pada akar dengan kuas. [3] Rendam plantlet dalam larutan fungisida dan bakterisida selama 10 menit. [4] Bilas plantlet dengan menggunakan air bersih dalam nampan. [5] Tanam plantlet dalam bak kompot yang berisi media pasir steril dengan jarak tanam plantlet dalam kompot 10 x 10 cm. [6] Tutup plantlet dengan plastik transparan di seluruh bagian atas bak kompot selama 3 minggu. [7] Pindahkan bibit ke polibag selama 5 minggu, selanjutnya bibit siap di tanam di lapangan.
Syarat keberhasilan teknik kultur jaringan tumbuhan adalah : [1] Pemilihan eksplan sebagai bahan dasar. [2] Penggunaan media yang sesuai. [3] Keadaan yang aseptik. [4] Pengaturan udara yang baik. Permasalahan dalam teknik kultur jaringan tumbuhan : [1] Kontaminasi jamur/bakteri. [2] Pencoklatan/browning. [3] Vitrifikasi (pertumbuhan abnormal). [4] Variabilitas genetik. [5] Stagnasi pertumbuhan eksplan. [6] Lingkungan mikro (ruang inkubasi). [7] Peralatan, listrik,air dan manusia. Diposkan oleh TISSUE CULTURE AND ORCHIDOLOGI di 16:28