Professional Documents
Culture Documents
Sekunder
- Industri Manufaktur - Listrik gas dan air - Bangunan
Tersier
- Perdagangan hotel dan Restoran - Pengangkutan dan komunikasi - Bang dan Keuangan - Penyeewaan dan Real estate - jasa lainya
50
x x x x x x
40
30
20
10
0
1983 1993 1994 1995 1996 1997 1998
247.2 253.9 262.4 271.6 143.1 160.1 165.2 168.0 171.4 84.9 470.0 491.6 514.1 538.1 275.1 10.9 11.6 12.3 13.5 7.3 96.3 103.6 112.2 121.9 63.6 271.1 293.7 312.5 338.9 176.8 96.9 109.2 125.0 142.9 80.7 151.1 161.2 170.1 183.7 97.6 152.9 160.8 170.7 182.0 95.1 1656.5 1750.8 1847.3 1964.0 1024.2
SEKTOR PERTANIAN
Sektor pertanian yang sebelumnya selalu menjadi kontributor Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar secara bertahap kontribusinya menurun, pada tahun 2007 sektor pertanian memberikan andil hanya 13,8% saja Pertanian di negara Berkembang dapat dilihat sebagai suatu sektor eknomi yang sangat potensial dalam empat bentuk kontribusinya terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional. Kontribusi tersebut adalah kontribusi produk, kontribusi pasar, kontribusi faktor-faktor produksi dan kontribusi Devisa
Kontribusi Produk
Ekspansi sektor-sektor ekonomi lain sangat tergantung pada produk-produk dari sektor pertanian, bukan saja untuk kelangsungan pertumbuhan supply makanan mengikuti pertumbuhan penduduk Melainkan juga penyediaan bahan baku yang digunaan oleh sektor industri manufator seperti industri tekstil, barang2 dari kulit dan industri makanan dan minuman. Kuznet menyebut ini sebagai kontribusi produk Dalam ekonomi terbuka besarnya kontribusi produk dari sektor pertanian dipengaruhi oleh kesiapan dari sektor itu dendiri dalam menghadapi persaingan dari luar (daya saing) Dari sisi pasar, pasar domestik didominasi oleh produk pertanian dari luar negeri spt buah-buahan, sayuran hingga daging Dari sisi keterkaitan produksi, di Indonesia menunjukkan bahwa banyak industri spt minyak kelapa sawit (CPO) dan Industri barang2 dari kayu dan rotan sering mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku dalam negeri kerna komoditi2 tsb di ekspor dengan harga jual di pasar luar negeri jauh lebih mahal
Kontribusi Pasar
Konstribusi pasar,
Negara agraris dengan proporsi populasi pertanian (petani dan keluarganya yang besar seperti Indonesia merupakan smber yang sangat penting bagi pertumbuhan pasar domestik bagi sektor-sektor non pertanian.
Peranan sektor pertanian lewat kontribusi pasarnya tergantung pada dua faktor yaitu:
(1) dampak dari keterbukaan ekonomi dimana pasar domesti
tidak hanya disi oleh barang2 buatan negeri tetapi juga barang2 impor. (2) Jenis teknologi yang digunakan di sektor pertanian yang menentukan tinggi rendahnya tingkat mekanisasi atau moderinasi dari sektor tersebut.
Kontribusi Devisa
Kontribusi sektor pertanian di suatu negara terhadap peningkatan devisa terjadi melalui peningkatan ekspor dan/atau pengurangan impor negara tersebut untuk komoditi-komoditi pertanian Kontribusi sektor petanian terhadap ekspor juga bisa bersifat tidak langsung, misalnya melalui pengingkatan ekspor atau pengurang impor produk2 berbasis pertanian, seperti makanan dan minuman dll Peranan sektor pertanian dalam peningkatan devisa bisa kontradiksi dengan peranannya dalam bentuk kontribusi produk. Kontribusi dari sektor pertanian terhadap pasar dan industri domestik bisa tidak besar disebabkan karena sebagian besar produk pertanian di ekspor dan/impor. Dengan kata lain peningkatan ekspor pertanian bisa berakibat negatif terhadap pasokan pasar dalam negeri atau sebaliknya, Usaha memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri bia menjadi suatu penghambat bagi pertumbuhan ekspor pertanian
Produksi Padi/Beras
Peranan sektor pertanian di Indoensia sangat krusial karena harus memenuhi kebutuhanpangan penduduk yang sangat besar Sumodiningkrat (2000) membuat prediksi kebutuhan besar nasional Prediksi ini didasarkan pada asumsi (1) setiap penduduk mengkonsumsi 144kg per tahun, (2) sleuurh penduduk mengkonsumsi beras dan (30 Indoneisa tetap dengan luasan wilayah dan penduduk yang relatif sama
Tahun 2001 2011 2021 2031 2041 2051 Penduduk (juta jiwa) 218 245 272 297 313 322 Kebutuhan Beras (juta Ton) 31,392 35,280 39,168 42,768 45,072 46,368
lanjutan
Pertanyaan sekarang adalah apakah kebutuhan beras setiap tahun meningkat mengikuti pertumbuhan penduduk bisa terpenuhi Indonesaia (Swasembada)? Hal ini sangat tergantugn pada banyak faktor, dua diantaranya adalah tingkat produktivitas dan areal panen Tingkat produktivitas Rata2 produksi mash dibawah 50 gkg/ha Laju pertumbuhan penduduk yang lebih tinggi dibanding dengan laju penambahan produksi beras mengakibatkan kekurangan pangan yang berdampak pada impor beras dari LN
lanjutan
Studi dari sektretariat GATT (Sazani, 1995) menunjukkan perjanjian perdagangan bebas akan berdampak positif dalam bentuk penginkatan pendapatan. Kelompok yang mendapat peningkatan pendapatan adalah negara-negara Eropa barat sebesar US 164 miliar, disusul Amerika US 122 miliar, dan negara eropa timur sebesar US 116 miliar Hasil analisis satriawan (1997) dibanding dengan negara ASEAN lainnya sektor pertanian Indonesia menderita kerugian yang besar, dalam bentuk penurunan komoditas pertanian sebesar 332,83% dimana beras sendiri mengalami penurunan 29,70%.
Indonesia -29,70 -14,84 -16,88 -187,30 -5,34 -78,81 -332,83 Malaysia -0,99 -32,20 -3,75 -11,83 -3,14 -46,91 -68,83 Filipina -3,96 -3,66 -6,25 -51,75 -4,41 -55,04 -125,27 Thailand -4,75 -1,28 -2,19 -,22,18 -5,24 -82,19 -117,83 ASEAN -3,3 -9,16 -15,63 -16,43 -2,62 -2,62
Produk Beras Gandum Padi-padian Hasil panen lainnya Ternak Produk pertanian di proses Total
Lanjutan
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat dikatakan semakin tinggi NTP semaki baik keuntungan yang diterim petani atau semakin baik posisi pendapatan petani NTP berbeda menurut propinsi karena adanya perbedaan inflasi, sistem distribusi pupuk dan input-input pertanian lainnya, dan perbedaan titik equlibrium pasar. Titik equilibrium pasar ditentukan oleh kondisi permintaan dan pewaran di wilyah tersebut. Dari sisi penawar penentu utama adalah kapasitas produksi di sektor pertanian (ditambah impor kalau ada) sedangkan dari sisi permintaan terutama adalah jumlah penduduk (serta komposisinya menurut umur dan jenis kelamin) dan tingkat pendapatan riil masyarakat per kapita Rendah tingginya indeks dapat juga ditentukan oleh indeks harga input-input pertanian di masing-masing wilayah
lanjutan
Bisa saja misalnya harga beras di kalimantan tinggi karena persediaan terbatas, namun harga pupuk di sana juga tinggi karena kekurangan stok akibat produksi lokalnya mandek atau ada distorsi dalam distribusi sehingga NTP di wlayah tersebut rendah
Nilai Tukar Petani 2003-2006 (persen) No A 1 2 3 4 B C Propinsi Jawa Jawa Barat Jawa Tengah D.I. Yogyakarta Jawa Timur Luar Jawa Rata-rata Nasional 2003 127.79 132.6 124.05 133.28 121.24 123.44 125.62 2004 104.76 117.11 91.42 122.73 87.78 113.82 109.29 2005 104.33 113.12 91.89 122.5 89.81 109.11 106.72 2006 108.16 115.48 96.65 126.1 94.39 111.67 109.91
10
3.
4.
11