You are on page 1of 7

KEGIATAN I OBSERVASI PEMBULUH DARAH KAPILER

A. Tujuan : Mempelajari aliran darah pada ekor kecebong dan ekor ikan seribu.

B. Dasar Teori : Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernapas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas dengan paru-paru. Amfibia mempunyai ciri-ciri: Tubuh diselubungi kulit yang berlendir. Merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm). Mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik. Mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan berfungsi untuk melompat dan berenang. Matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membran niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam. Pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidungnya mempunyai katup yang mencegah air masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam. Berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan diluar tubuh induknya (pembuahan eksternal).

Pembuluh nadi atau arteri adalah pembuluh darah berotot yang membawa darah dari jantung. Fungsi ini bertolak belakang dengan fungsi pembuluh balik yang membawa darah menuju jantung. Berudu atau kecebong adalah tahap pra-dewasa (larva) dalam daur hidup amfibia. Berudu eksklusif hidup di air dan berespirasi menggunakan insang, seperti ikan. Tahap akuatik (hidup di perairan) inilah yang membuat amfibia memperoleh namanya (amphibia = hidup [pada tempat] berbeda-beda). Kebanyakan berudu herbivora, memakan alga dan bagian-bagian tumbuhan. Beberapa spesies merupakan omnivora (pemakan segala). (anonim d . 2010). C. Alat dan Bahan: 1. Kecebong dan ikan seribu yang masih hidup 2. Mikroskop (monokuler/binokuler) 3. Kapas 4. Larutan Fisiologis (Ringers atau saline) 5. Urethan (2% dan 25%) 6. Petridish 7. Papan dari kayu 8. Gelas Piala 9. Objek dan cover glass D. Cara kerja : 1. Memasukkan beberapa ekor kecebong/ikan seribu ke dalam gelas piala yang berisi larutan urethane 2 %. Menunggu sampai kecebong tersebut tidak sadar. 2. Memindahkan seekor kecebong yang sudah terbius ke dalam petridish yang telah diisi sedikit air. 3. Mengamati dibawah mikroskop pembuluh-pembuluh darah pada ekor kecebong yang tampak transparan. 4. Memperhatikan jalan darah pembuluh darah tersebut. 5. Menggambar sebagian rangkaian pembuluh darah yang diamati.

F. Pembahasan :

Arteri

Vena

Gambar Peredaran kapiler darah kecebong : Aliran sangat terlihat jelas antara kedua kapiler darah. Pada vena, alirannya cenderung berubah-ubah dibandingkan dengan arteri.

Sistem peredaran darah katak berupa sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda. Pada sistem peredaran darah ganda, darah melalui jantung dua kali dalam satu kali peredaran. Pertama, darah dari jantung menuju ke paru-paru kemudian kembali ke jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh menuju ke jantung dan diedarkan kembali ke seluruh tubuh. Jantung katak terdiri dari tiga ruang, yaitu dua atrium (atrium kanan dan atrium kiri) dan sebuah ventrikel. Di antara atrium dan ventrikel terdapat klep yang mencegah agar darah di ventrikel tidak mengalir kembali ke atrium Pembagian Jantung katak terdiri dari : 1. 2. 3. Sebuah bilik yang berdinding tebal dan letaknya di sebelah pasterior Dua buah serambi kanan (atrium deksters) dan serambi kiri (atrium sinister) Sinus venosus yanhg berbentuk segitiga dan terletak di sebelah dorsal dari jantung 4. Trunkus arteriosus berupa pembuluh bulatyang keluar dari bagian dasa ranterior bilik

Pembuluh nadi utama (trunkus arteriosus) yang keluar dari ventrkel kanan bercabang-cabang menjadi dua aorta,tiap aorta membelok ke kiri dan ke kanan. Pada tiap-tiap pangkal arteri yang bercabang yaitu sebagai berikut: a. Arteri karotis yang mengalirkan darah ke kepala b. Arteri pulmokutaneus yang bercabang dua; cabang yang menuju keparu-paru disebut arteri pulmonalis, dan yang menuju ke kulit disebut arteri kutanea. Pada katak terdapat tiga sistem pembuluh : a. Sistem vena cava yang terdiri dari dua vena cava yang berbeda b. Sistem vena pulmo kutaneus yang berasal dari paru-paru dan kulit. c. Sistem vena porta, vena-vena yang belum masuk ke dalam jantung lebih dulu melalui alat-alat tubuh yang biasanya berupa kelenjar-kelenjar dan membuat anyaman kapiler dalam alat-alat tersebut Sistem peredaran darah pada katak yaitu dimulai dari darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk ke sinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke atrium kanan.dari atrium kanan darah mengalir ke ventrikel yang kemudian dipompa menuju arteri pulmonalis paru-paru vena pulmonalis atrium kiri. Selain peredaran darah paru-paru pada katak juga terdapat peredaran darah sistemik yang lintasannya adalah dimulai dari ventrikel conus anteriosu aorta ventralis menuju ke seluruh tumbuhan.sinus venosus dan menuju atrium kanan. Pengamatan aliran darah pada katak dipelajari melalui aliran darah pada ekor kecebong setelah ekor kecebong yang diamati di bawah mikroskop terlihat pembuluh darah pada ekor kecebong yang nampak transparan dengan aliran darah -aliran darah tersebut. Kemudian darah dari arteri ini mengalir agak lambat ke cabang-cabang arteri yang disebut arteriol.darah dari arteriol tersebut akan terus mengalir ke kapiler dan menuju ke bagian ekor.dari pembuluh kapiler ini darah mengalir agak lambat menuju venula, darah akan terus mengalir ke pembuluh vena dan mengalir cepat ke arah kepala. Pembuluh arteri dan vena mengalirkan darah lebih cepat daripada pembuluh arterior, venula dan kapiler karena ukuran pembuluh darah arteri dan vena tersebut lebih besar dari ukuran pembuluh arterior, vena dan kapiler sehingga darah mengalir lebih cepat.

Pada masa larva (berudu/kecebong), sistem peredaran transportasinya menyerupai sistem transportasi pada ikan. Setelah mengalami metamorfosis menjadi katak, sistem transformasinya mengalami perubahan yang sesuai dengan kehidupan di lingkungan darat. Sistem peredaran darah kecebong merupakan sistem peredaran darah tunggal, yaitu darah melewati jantung sekali dalam setiap peredaran. Jantung ikan terbagi menjadi dua ruangan yaitu satu serambi dan satu bilik. Seluruh darah yang masuk ke jantung melalui vena mempunyai kadar oksigen yang rendah dan karbon dioksida yang tinggi. Darah tersebut disebut darah vena. Otot bilik akan memompa darah keluar dari jantung lewat arteri menuju kapiler di dalam insang. Daerah insang merupakan tempat terjadinya pertukaran gas, karbon dioksida dibebaskan dan oksigen diikat. Darah yang kaya oksigen disebut darah arteri. Darah arteri kemudian mengalir menuju ke kapiler sistemik, yaitu kapiler yang menyebar ke seluruh tubuh. Darah dari sel-sel tubuh dikumpulkan ke vena. Seiring dengan waktu, darah yang miskin oksigen dari berbagai jaringan dan organ-organ tubuh mengalir ke sinus venosus menuju atrium kanan. Darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel, kemudian menuju ke arteri pulmonalis dan masuk ke paru-paru. Di paru-paru, dilepaskan karbon dioksida dan oksigen diikat. Dari paru-paru darah mengalir ke vena pulmonalis, kemudian menuju atrium kiri. Peredaran darah yang terjadi ini merupakan peredaran darah kecil. Selanjutnya, dari atrium kiri darah mengalir ke ventrikel. Di dalam ventrikel terjadi pencampuran darah yang mengandung oksigen dengan darah yang mengandung karbon dioksida meskipun dalam jumlah yang sedikit. Dari ventrikel, darah keluar melalui traktus arteriosus (batang nadi) ke aorta yang bercabang ke kiri dan ke kanan. Masingmasing aorta ini bercabang-cabang menjadi tiga arteri pokok, yaitu arterior (karotis) mengalirkan darah ke kepala dan ke otak, lengkung aorta mengalirkan darah ke jaringan internal dan alat dalam tubuh, dan arteri posterior mengalirkan darah ke kulit dan paruparu. Arteri adalah pembuluh dangan tekanan terbesar, sehingga memungkinkan untuk menyalurkan darah sampai ke kapiler-kapiler. Kapiler memiliki tekanan paling kecil, dan setelah keluar ke vena tekanannya lebih besar di banding kapiler. (Kartolo 1993).

Darah katak terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah mengandung air, protein, darah, dan garam-garam mineral. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (sel darah merah) dan leukosit (sel darah putih). Eritrosit pada katak memiliki inti dan mengandung hemoglobin untuk mengikat oksigen. Leukosit pada katak juga memiliki inti. Selain memiliki sistem peredaran darah, katak juga memilki sistem peredaran limfatik.

Vena Arteri

Gambar peredaran kapiler darah ikan seribu : Pada ikan seribu, aliran pada vena tidak terlihat jelas dibandingkan dengan arteri. Namun, dalam hal kecepatan alirannya, sama seperti pada kapiler darah kecebong, vena memiliki kecepatan yang berubah-ubah dibandingkan dengan arteri.

G. Jawaban Pertanyaan 1. Apakah yang menyebabkan terjadinya perbedaan kecepatan aliran pada pembuluh darah tersebut? Pada pembuluh manakah kecepatan aliran darah selalu tetap dan pada pembuluh mana yang berubah-ubah? Jawab : Perbedaan kecepatan aliran darah adalah tekanan aliran darah, kadar O2 dalam darah. Pembuluh darah yang memiliki kecepatan aliran yang tetap adalah pada Arteri. Sedangkan kecepatan aliran yang berubah-ubah terdapat pada Vena.

2. Adakah pengaruh suhu terhadap kecepatan jalannya aliran darah, jika ada bagaimana pengaruhnya? Jawab : Ada pengaruh. Suhu dan kecepatan aliran berbanding lurus. Semakin tinggi suhu, maka kecepatan aliran darah juga akan meningkat. Sebaliknya semakin rendah suhu, maka kecepatan aliran daraha juga akan rendah pula.

Daftar Pustaka http://dsyoghi.wordpress.com/2010/05/11/aliran-darah-kecebong/ (Diakses pada tangga 26 Maret 2012 01:00 WIB) http://bhimashraf.blogspot.com/2010/07/aliran-darah.html (Diakses pada tangga 26 Maret 2012 01:30 WIB)

You might also like