You are on page 1of 20

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Darah adalah kendaraan atau medium untuk transportasi massal jarak jauh berbagai bahan antara sel dan lingkungan eksternal atau antara sel-sel itu sendiri. Transportasi semacam itu penting untuk memelihara homeostasis. Darah terdiri dari cairan kompleks, yaitu plasma tempat unsur-unsur seleritrosit, leukosit, dan trombositterbenam di dalamnya. Karena darah sangat penting, harus terdapat mekanisme yang dapat memperkecil kehilangan darah apabila terjadi kerusakan pembuluh darah. Trombosit (keping darah) penting dalam hemostasis, penghentian perdarahan dari suatu pembuluh darah yang cedera. Pada praktikum ini kita akan diperkenalkan berbagai macam pemeriksaan untuk memeriksa hemostasis atau pembekuan darah. Dengan melakukan praktikum ini , diharapkan kita menjadi paham dan mengerti benar tentang berbagai macam pemeriksaan pembekuan darah sehingga dapat menerapkannya dalam dunia kedokteran dan dapat berguna bagi masyarakat di sekitar kita.

B. TUJUAN
Memahami dan mengerti tentang berbagai macam pemeriksaan pembekuan darah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Trombosit merupakan fragmen/potongan kecil megakariosit. Trombosit pada dasarnya adalah suatu vesikel yang mengandung sebagian dari sitoplasma megakariosit terbungkus oleh membran plasma. Trombosit berfungsi sekitar sepuluh hari, kemudian disingkirkan oleh makrofag di limpa dan hati dan diganti dengan trombosit baru dari sumsum tulang. Trombosit tidak keluar dari pembuluh darah seperti sel darah putih, sepertiga dari trombosit total selalu tersimpan di rongga-rongga berisi darah di limpa. Simpanan trombosit ini dapat dikeluarkan dari limpa kedalam sirkulasi sesuai dengan kebutuhan (misalnya pada saat terjadi perdarahan) oleh kontraksi limpa yang diinduksi oleh stimulasi simpatis. (Sherwood, 2001) Trombosit memegang peranan penting dalam proses awal faal koagulasi yang akan berakhir dengan pembentukan sumbat trombosit (platelet plug). Trombosit akan mengalami peristiwa adhesi, aktivasi, dan agregasi. Nilai normal hitung trombosit adalah 150.000450.000/mm3. Trombositopenia didefinisikan sebagai jumlah trombosit kurang dari 100.000/mm3. Jumlah trombosit yang rendah ini terjadi akibat berkurangnya produksi atau meningkatnya penghancuran trombosit. Umumnya tidak ada manifestasi klinis hingga jumlahnya kurang dari 100.000/mm3 (Baldy, 2006). Hemostasis adalah kemampuan alami untuk menghentikan perdarahan pada lokasi luka oleh spasme pembuluh darah, adhesi trombosit dan keterlibatan aktif faktor koagulasi, adanya koordinasi dari endotel pembuluh darah, agregasi trombosit dan aktivasi jalur koagulasi. Fungsi utama mekanisme koagulasi adalah menjaga keenceran darah (blood fluidity) sehingga darah dapat mengalir dalam sirkulasi dengan baik, serta membentuk thrombus sementara atau hemostatik thrombus pada dinding pembuluh darah yang mengalami kerusakan (vascular injury). Hemostasis terdiri dari enam komponen utama, yaitu: trombosit, endotel vaskuler, prokoagulant plasma protein faktors, natural antikoagulant proteins, protein fibrinolitik dan protein antifibrinolitik. Semua komponen ini harus tersedia dalam jumlah cukup, dengan fungsi yang baik serta tempat yang tepat untuk dapat menjalankan faal hemostasis dengan baik. Interaksi komponen ini dapat memacu terjadinya thrombosis disebut sebagai sifat prothrombotik dan dapat juga menghambat proses thrombosis yang berlebihan, disebut sebagai sifat antithrombotik. Faal hemostasis dapat berjalan normal jika terdapat keseimbangan antara faktor prothrombotik dan faktor antithrombotik. Hemostasis normal dapat dibagi menjadi dua tahap: yaitu hemostasis primer dan hemostasis sekunder. Pada hemostasis primer yang berperan adalah komponen vaskuler dan komponen trombosit. Disini terbentuk sumbat trombosit (trombosit plug) yang berfungsi segera menutup kerusakan dinding pembuluh darah. Sedangkan pada hemostasis sekunder
2

yang berperan adalah protein pembekuan darah, juga dibantu oleh trombosit. Disini terjadi deposisi fibrin pada sumbat trombosit sehingga sumbat ini menjadi lebih kuat yang disebut sebagai stable fibrin plug. Proses koagulasi pada hemostasis sekunder merupakan suatu rangkaian reaksi dimana terjadi pengaktifan suatu prekursor protein (zymogen) menjadi bentuk aktif. Bentuk aktif ini sebagian besar merupakan serine protease yang memecah protein pada asam amino tertentu sehingga protein pembeku tersebut menjadi aktif. Sebagai hasil akhir adalah pemecahan fibrinogen menjadi fibrin yang akhirnya membentuk cross linked fibrin. Proses ini jika dilihat secara skematik tampak sebagai suatu air terjun (waterfall) atau sebagai suatu tangga (cascade). Proses koagulasi dapat dimulai melalui dua jalur, yaitu jalur ekstrinsik (extrinsic pathway) dan jalur intrinsik (intrinsic pathway). Jalur ekstrinsik dimulai jika terjadi kerusakan vaskuler sehingga faktor jaringan (tissue factor) mengalami pemaparan terhadap komponen darah dalam sirkulasi. Faktor jaringan dengan bantuan kalsium menyebabkan aktivasi faktor VII menjadi FVIIa. Kompleks FVIIa, tissue factor dan kalsium (disebut sebagai extrinsic tenase complex) mengaktifkan faktor X menjadi FXa dan faktor IX menjadi FIXa. Jalur ekstrinsik berlangsung pendek karena dihambat oleh tissue factor pathway inhibitor (TFPI). Jadi jalur ekstrinsik hanya memulai proses koagulasi, begitu terbentuk sedikit thrombin, maka thrombin akan mengaktifkan faktor IX menjadi FIXa lebih lanjut, sehingga proses koagulasi dilanjutkan oleh jalur intrinsik. Jalur intrinsik dimulai dengan adanya contact activation yang melibatkan faktor XII, prekalikrein dan high molecular weigth kinninogen (HMWK) yang kemudian mengaktifkan faktor IX menjadi FIXa. Akhir-akhir ini peran faktor XII, HMWK dan prekalikrein dalam proses koagulasi dipertanyakan. Proses selanjutnya adalah pembentukan intrinsic tenase complex yang melibatkan FIXa, FVIIIa, posfolipid dari PF3 (trombosit factor 3) dan kalsium. Intrinsic tenase complex akan mengaktifkan faktor X menjadi FXa. Langkah berikutnya adalah pembentukan kompleks yang terdiri dari FXa, FVa, posfolipid dari PF3 serta kalsium yang disebut sebagai prothrombinase complex yang mengubah prothrombin menjadi thrombin yang selanjutnya memecah fibrinogen menjadi fibrin. (http://www.salipo.com/index1.php?x=beritait&BI=7&JB=%3Cb%3EDASAR%20PEMERIKSAAN%20K
OAGULASI%20DARAH%20DAN%20INTE&nb=003&cod=detail)

(mhanafi123.files.wordpress.com/2010/01/darah.pdf)

Kelainan hemostasis dengan perdarahan abnormal dapat merupakan kelainan pembuluh darah, trombositopenia atau gangguan fungsi trombosit, dan kelainan koagulasi. Sejumlah pemeriksaan sederhana dapat dikerjakan untuk menilai fungsi trombosit, pembuluh darah, serta komponen koagulasi dalam hemostasis. Pemeriksaan penyaring ini meliputi pemeriksaan darah lengkap (Complete Blood Count/CBC), evaluasi darah apus, agregasi trombosit, waktu perdarahan (Bleeding Time/ BT), waktu protrombin (Prothrombin Time/PT), dan activated partial thromboplastin time (aPTT).
4

CBC dan evaluasi darah apus Pasien dengan kelainan perdarahan pertama kali harus menjalani pemeriksaan CBC dan pemeriksaan apusan darah perifer. Selain memastikan adanya trombositopenia, dari darah apus dapat menunjukkan kemungkinan penyebab yang jelas seperti misalnya leukemia. Pemeriksaan fungsi trombosit Tes agregasi trombosit mengukur penurunan penyerapan sinar pada plasma kaya trombosit sebagai agregat trombosit. Pemeriksaan fibrinolisis Peningkatan aktivator plasminogen dalam sirkulasi dapat dideteksi dengan memendeknya euglobulin clot lysis time. (Suharti, 2007). Waktu perdarahan (bleeding time, BT) Adalah uji laboratorium untuk menentukan lamanya tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat secara laboratoris. Pemeriksaan ini mengukur hemostasis dan koagulasi. Masa perdarahan tergantung atas : ketepatgunaan cairan jaringan dalam memacu koagulasi, fungsi pembuluh darah kapiler dan trombosit. Pemeriksaan ini terutama mengenai trombosit, yaitu jumlah dan kemampuan untuk adhesi pada jaringan subendotel dan membentuk agregasi. Prinsip pemeriksaan ini adalah menghitung lamanya perdarahan sejak terjadi luka kecil pada permukaan kulit dan dilakukan dalam kondisi yang standard. Ada 2 teknik yang dapat digunakan, yaitu teknik Ivy dan Duke. -- Kepekaan metode Ivy lebih baik dengan nilai normal 1-7 menit. metode Duke nilai normal 1-3 menit. Waktu pendarahan tergantung pada elastisitas dinding pembulug darah pada jumlah dan efektivitas platelet yang strukturnya seperti piringan (disk) dan kecil, dalam darah, yang membantu darah membeku (Moore, 1996)-- Teknik Ivy menggunakan lengan bawah untuk insisi merupakan teknik yang paling terkenal. Aspirin dan antiinflamasi dapat memperlama waktu perdarahan. Uji ini tidak boleh dilakukan jika penderita sedang mengkonsumsi antikoagulan atau aspirin; pengobatan harus ditangguhkan dulu selama 3 7 hari. Masalah Klinis HASIL MEMENDEK : Penyakit Hodgkin. HASIL MEMANJANG : idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), abnormalitas trombosit, abnormalitas vascular, leukemia, penyakit hati serius, disseminated intravascular coagulation (DIC), anemia aplastik, defisiensi faktor koagulasi (V, VII, XI). Pengaruh obat : salisilat (aspirin), dekstran, mitramisin, warfarin (Coumadin), streptokinase (streptodornasi, agens fibrinolitik).

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium : Metode yang digunakan; teknik yang tidak tepat bila terjadi luka pungsi yang mungkin lebih dalam daripada yang seharusnya. Bila tetesan darah ditekan paksa pada permukaan kertas dan tidak menunggu tetesan darah benar-benar terisap dengan sendirinya pada kertas penghisap, hal ini dapat merusak partikel fibrin sehingga memperlama perdarahan. Obat aspirin dan antikoagulan dapat memperlama perdarahan. (http://labkesehatan.blogspot.com/2010/01/waktu-perdarahan.html) Uji masa protrombin (prothrombin time, PT) Untuk menilai kemampuan faktor koagulasi jalur ekstrinsik dan jalur bersama, yaitu : faktor I (fibrinogen), faktor II (prothrombin), faktor V (proakselerin), faktor VII (prokonvertin), dan faktor X (faktor Stuart).Waktu normal PT berkisar dari 10-14 detik. Pada orang yang sedang, menerima obat-obatan pengencer darah (karena penyakit hati, terapi dan lain-lain) biasanya di antara 1 dan 2 kali waktu normal. Waktu PT yang berkepanjangan melebihi 2 kali waktu kontrol umumnya dihubungkan dengan perdarahan tidak normal. (Moore, 1996)-- Perubahan faktor V dan VII akan memperpanjang PT selama 2 detik atau 10% dari nilai normal. Pada penyakit hati PT memanjang karena sel hati tidak dapat mensintesis protrombin. PT memanjang karena defisiensi faktor koagulasi ekstrinsik dan bersama jika kadarnya <30% style="font-style: italic;"> International Committee for Standardization in Hematology (ICSH) menganjurkan tromboplastin jaringan yang digunakan harus distandardisasi dengan tromboplastin rujukan dari WHO untuk mendapatkan International Sensitivity Index (ISI). International Normalized Ratio (INR) adalah satuan yang lazim digunakan untuk pemantauan pemakaian antikoagulan oral. INR didadapatkan dengan membagi nilai PT yang didapat dengan nilai PT normal kemudian dipangkatkan dengan ISI. INR merupakan rancangan untuk memperbaiki proses pemantauan terhadap terapi warfarin sehingga INR digunakan sebagai uji terstandardisasi internasional untuk PT. INR dirancang untuk pemberian terapi warfarin jangka panjang dan hanya boleh digunakan setelah respons klien stabil terhadap warfarin. Stabilisasi memerlukan waktu sedikitnya seminggu. Standar INR tidak boleh digunakan jika klien baru memulai terapi warfarin guna menghindari hasil yang salah pada uji. Masalah Klinis HASIL MEMANJANG : Penyakit hati (sirosis hati, hepatitis, abses hati, kanker hati, jaundice), afibrinogenemia, defisiensi faktor koagulasi (II, V, VII, X), disseminated intravascular coagulation (DIC), fibrinolisis, hemorrhagic disease of the newborn (HDN), gangguan reabsorbsi usus. Pengaruh obat : treatmen vitamin K antagonis, antibiotic (penisilin, streptomisin, karbenisilin, kloramfenikol [Chloromycetin], kanamisin [Kantrex], neomisin, tetrasiklin), antikoagulan oral (warfarin, dikumarol),
6

klorpromazin (Thorazine), klordiazepoksid (Librium), difenilhidantoin (Dilantin), heparin, metildopa (Aldomet), mitramisin, reserpin (Serpasil), fenilbutazon (Butazolidin), quinidin, salisilat (aspirin), sulfonamide. HASIL MEMENDEK : tromboflebitis, infark miokardial, embolisme pulmonal.Pengaruh Obat : barbiturate, digitalis, diuretic, difenhidramin (Benadryl), kontrasepsi oral, rifampin, metaproterenol (Alupent, Metaprel). Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium : Sampel darah membeku, Membiarkan sampel darah sitrat disimpan pada suhu kamar selama beberapa jam, Diet tinggi lemak (pemendekan PT) dan penggunaan alkohol (pemanjangan PT) dapat menyebabkan perubahan endogen dari produksi PT. (http://labkesehatan.blogspot.com/2010/01/masa-protrombin-plasma.html) Masa tromboplastin parsial teraktivasi (activated partial thromboplastin time, APTT) Adalah uji laboratorium untuk menilai aktifitas faktor koagulasi jalur intrinsik dan jalur bersama, yaitu faktor XII (faktor Hagemen), pre-kalikrein,kininogen, faktor XI (plasma tromboplastin antecendent, PTA), faktor IX (factor Christmas), faktor VIII (antihemophilic factor, AHF), faktor X (faktor Stuart), faktor V (proakselerin), faktor II (protrombin) dan faktor I(fibrinogen). Tes ini untuk monitoring terapi heparin atau adanya circulating anticoagulant. APTT memanjang karena defisiensi faktor koagulasi instrinsik dan bersama jika kadarnya 7 detik dari nilai normal, maka hasil pemeriksaan itu dianggap abnormal. APTT memanjang dijumpai pada : 1. Defisiensi bawaan o Jika PPT normal kemungkinan kekurangan : Faktor VIII Faktor IX Faktor XI Faktor XII o Jika faktor-faktor koagulasi tersebut normal, kemungkinan kekurangan HMW kininogen (Fitzgerald factor) o Defisiensi vitamin K, defisiensi protrombin, hipofibrinogenemia. 2. Defisiensi didapat dan kondisi abnormal seperti : o Penyakit hati (sirosis hati) o Leukemia (mielositik, monositik) o Penyakit von Willebrand (hemophilia vaskular) o Malaria o Koagulopati konsumtif, seperti pada disseminated intravascular coagulation (DIC)

o o

Circulating anticoagulant (antiprothrombinase atau circulating anticoagulant terhadap suatu faktor koagulasi) Selama terapi antikoagulan oral atau heparin

Nilai Rujukan Nilai normal uji APTT adalah 20 35 detik, namun hasil ini bisa bervariasi untuk tiap laboratorium tergantung pada peralatan dan reagen yang digunakan. Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium : Pembekuan sampel darah, Sampel darah hemolisis atau berbusa akibat dikocok-kocok, Pengambilan sampel darah pada intravena-lines (mis. pada infus heparin). (http://labkesehatan.blogspot.com/2010/01/masa-tromboplastin-parsial-teraktivasi.html)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. ALAT
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tensimeter Kertas saring Disposable lancet steril, lebar 1 mm, dalam 3 mm Stopwatch Penangas air 370C Centrifuge Tabung reaksi 13 x 100 mm Transferpette 0,1 mL Tape

10. Ose 11. Spuit injeksi

B. BAHAN
1. 2. Kapas alkohol Plasma 200 L/ 0,2 mL (dipakai 2 kali; untuk PPT n APTT; masing-masing 100 L / 0,1 mL) Neoplastine 200 L ( 0,2 mL) CK press 100 L (0,1 mL) CaCl2 0,025 100 L (0,1 mL)

3. 4. 5.

C. CARA KERJA
1. Pemeriksaan Masa Perdarahan (Bleeding Time / BT) Pasang tensimeter pada lengan naracoba, atur tekanan pada 40 mmHg, pertahankan hingga pemeriksaan BT selesai

Tentukan lokasi yang akan ditusuk pada lengan naracoba, daerah bebas vena, kira-kira tiga jari di bawah lipatan siku

Sterilkan daerah yang akan ditusuk mengunakan kapas alkohol 70 %

Tusuk daerah yang telah ditentukan dengan lancet steril, lebar 1 mm, dalam 3 mm

Hidupkan stopwatch tepat saat darah keluar, setiap 30 detik sentuhkan kertas saring pada darah, jangan sampai kertas saring menyentuh luka

Matikan stopwatch saat darah berhenti mengalir

Kurangi tekanan tensimeter hingga 0 mmHg, lalu manset dilepas

Hitung masa perdarahan dengan menghitung noktah darah pada kertas saring,nokteh dengan diameter kurang dari 1 mm tidak dihitung

2. Pemeriksaan Masa Protrombin (Plasma Prothrombine Time / PPT) Ambil darah naracoba, sentrifuse darah-sitrat selama 10 menit pada 3.000 ppm, (didapatkan plasma dari hasil setrifuse)

Masukan 0,2 mL Neoplastine ke dalam tabung reaksi (gunakan Transferpette 0,1 mL yang dipasangi dengan tape, kocok Neoplastine sebelum diambil), masukkan ke penangas air 370C minimal 1 menit sampai suhunya sama

10

Inkubasi plasma yang akan diperiksa selama 2-3 menit sampai suhunya sama, tidak boleh lebih dari 5 menit

Tambahkan 0,1 mL plasma yang telah diinkubasi (gunakan Transferpette 0,1 mL yang dipasangi dengan tape yang telah diganti) ke dalam tabung reaksi yang telah berisi 0,2 mL Neoplastine dengan posisi tabung masih di dalam penangas air 370C dan stopwatch dijalankan tepat saat plasma dimasukkan

Gunakan ose ke dalam tabung dan gerakkan seperti pengungkit sampai terjadi penjendalan, matikan stopwatch tepat saat penjendalan terbentuk

Catat waktunya 3. Pemeriksaan Time/APTT) Masa Tromboplastin (Activated Partial Thromboplastine

Masukan 0,1 mL CaCl2 0,025 ke dalam tabung reaksi (gunakan Transferpette 0,1 mL yang dipasangi dengan tape yang telah diganti, kocok CaCl2 0,025 sebelum diambil), masukkan ke penangas air 370C minimal 1 menit sampai suhunya sama

Masukkan 0,1 mL CK press ke dalam tabung reaksi (gunakan Transferpette 0,1 mL yang dipasangi dengan tape yang telah diganti, kocok CK press sebelum diambil)

Tambahkan 0,1 mL plasma yang telah diinkubasi (sisa hasil inkubasi pada percobaan sebelumnya, gunakan Transferpette 0,1 mL yang dipasangi dengan tape yang telah diganti) ke dalam tabung reaksi yang telah berisi 0,1 mL CK press dengan posisi tabung diletakkan di dalam penangas air 370C, diamkan selama 3 menit di dalam penangas

Tambahkan 0,1 mL CaCl2 0,025 yang telah diletakkan dalam penangas air (gunakan Transferpette 0,1 mL yang dipasangi dengan tape yang telah diganti) ke dalam tabung reaksi yang telah berisi 00,1 mL plasma dan 0,1 mL CK press dengan posisi tabung masih di dalam penangas air 370C dan stopwatch dijalankan tepat saat CaCl2 0,025 dimasukkan

11

Gunakan ose ke dalam tabung dan gerakkan seperti pengungkit sampai terjadi penjendalan, matikan stopwatch tepat saat penjendalan terbentuk

Catat waktunya

12

BAB IV DATA

PEMERIKSAAN

WAKTU 42 : 00 21 : 37 31 : 72

REAKSI 2 noktah (1 noktah diameter kurang dari 1mm) Terjadi penjendalan Terjadi penjendalan

BT PPT APTT

13

BAB V PEMBAHASAN
1. Pada pemeriksaan masa perdarahan (Bleeding Time / BT) ini digunakan metode

Ivy, yaitu dengan dilakukan perlukaan pada permukaan volar lengan bawah, kira-kira tiga jari di bawah lipatan siku. Pada pemeriksaan ini diperoleh waktu perdarahannya 42 detik, yaitu waktu terakhir daerah perlukaan berhenti mengeluarkan darah. Pada kertas saring yang digunakan untuk menghisap darah 30 detik sekali, didapatkan 2 noktah. Noktah pertama berdiameter 1mm lebih sedikit dan noktah yang satunya berdiameter kurang dari 1mm yang artinya tidak masuk hitungan. Dari pemeriksaan ini kami tidak mendapatkan waktu normal pemeriksaan BT menggunakan metode Ivy, yaitu 1-6 menit. Hal ini terjadi murni karena kesalahan kami para praktikan. Kami memang melakukan perlukaan menggunakan lancet steril pada lengan naracoba kami dengan jarak kira-kira tiga jari di bawah lipatan siku, tetapi kami tidak melakukannya di bagian anterior lengan, melainkan di bagian medial lengan di mana di bagian itu berbatasan dengan tulang ulna sehingga kurang menguntungkan untuk melakukan pemeriksaan BT, karena prinsip pemeriksaan ini adalah menghitung lamanya perdarahan sejak terjadi luka kecil pada permukaan kulit dan dilakukan dalam kondisi yang standard. Karena kami melakukan perlukaan di bagian medial maka darah yang keluar dari perlukaan tersebut sangatlah sedikit sehingga penghitungan BT tidak efektif. Tetapi jika dalam pemeriksaan ini benar-benar diperoleh waktu pendarahan 42 detik tanpa terjadi kesalahan dalam prosedur, maka naracoba mengalami pemendekan waktu perdarahan, dengan kata lain naracoba memiliki hasil abnormal dalam pemeriksaan BT karena hasil normal BT adalah 1-6 menit. Waktu pendarahan yang pendek maupun berkepanjangan menunjukkan adanya kelainan darah. Pada seseorang yang memiliki waktu pendarahan yang mengalami pemendekan dari waktu normal diduga menderita penyakit Hodgkin. Pada seseorang yang memiliki waktu pendarahan yang berkepanjangan dari waktu normal dapat diduga menderita salah satu maupun lebih dari satu penyakit ini : idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), abnormalitas trombosit, abnormalitas vascular, leukemia, penyakit hati serius seperti sirosis, disseminated intravascular coagulation (DIC), anemia aplastik, penyakit hemolotik pada bayi yang baru lahir, defisiensi faktor koagulasi (I, II, V, VII, IX, atau XI). Pendarahan yang berkepanjangan ini juga bisa disebabkan karena pengaruh beberapa obat, seperti salisilat (aspirin), dekstran, mitramisin, warfarin (Coumadin), streptokinase (streptodornasi, agens fibrinolitik) yang sebagian besar adalah obat antikoagulan.

14

2. Pada pemeriksaan masa protrombin (Plasma Prothrombine Time / PPT / PT) ini didapatkan masa protrombin 21 detik lebih 37. Masa protrombin ini mulai dihitung saat 0,1 mL plasma yang telah diinkubasi dicampurkan ke dalam tabung berisi 0,2 mL Neoplastine dengan posisi tabung masih di dalam penangas air 370C, lalu penghitungan masa protrombin ini diakhiri saat campuran 0,1 mL plasma dan 0,2 mL Neoplastine tersebut membentuk penjendalan pertama kali. Penjendalan tersebut dapat diketahui dengan cara memasukkan ose ke dalam tabung dan menggerakkannya seperti pengungkit, jika terjadi penjendalan maka penjendalan tersebut akan tersangkut di ose. Dalam pemeriksaan ini kami tidak mendapatkan masa protrombin normal, yaitu 10-14 detik. Hal ini juga murni karena kesalahan kami para praktikan. Pada saat penjendalan sudah mulai terjadi, kami masih ragu-ragu, apakah jendalan sudah benar-benar terbentuk atau belum. Akhirnya, setelah waktu terbentuknya penjendalan pertama telah berlalu, kami para praktikan baru mematikan stopwatch dan baru yakin bahwa penjendalan benar-benar terjadi. Oleh karena itulah, waktu yang kami catat melebihi waktu terjadinya penjendalan pertama serta melebihi waktu normal masa protrombin yang mungkin saja bisa kami dapatkan jika kami benar-benar memperhatikan terjadinya penjendalan. Tetapi jika pada pemeriksaan ini benar-benar diperoleh masa protrombin 21 detik lebih 37 tanpa kesalahan dalam prosedur, maka naracoba mengalami masa protombin berkepanjangan, dengan kata lain naracoba memiliki hasil yang abnormal pada PPTnya, di mana hasil PPT yang normal berkisar 10-14 detik. Waktu trombin yang berkepanjangan melebihi waktu kontrol umumnya dihubungkan dengan perdarahan tidak normal. Pada seseorang yang memiliki hasil PPT berkepanjangan, maka orang tersebut dapat diduga menderita salah satu maupun lebih dari satu penyakit ini : Penyakit hati (sirosis hati, hepatitis, abses hati, kanker hati, jaundice), afibrinogenemia, defisiensi faktor koagulasi (II, V, VII, X), disseminated intravascular coagulation (DIC), fibrinolisis, hemorrhagic disease of the newborn (HDN), gangguan reabsorbsi usus. Hasil PPT berkepanjangan ini juga bisa disebabkan karena pengaruh obat, seperti treatmen vitamin K antagonis, antibiotic (penisilin, streptomisin, karbenisilin, kloramfenikol [Chloromycetin], kanamisin [Kantrex], neomisin, tetrasiklin), antikoagulan oral (warfarin, dikumarol), klorpromazin (Thorazine), klordiazepoksid (Librium), difenilhidantoin (Dilantin), heparin, metildopa (Aldomet), mitramisin, reserpin (Serpasil), fenilbutazon (Butazolidin), quinidin, salisilat (aspirin), sulfonamide. Selain itu pengonsumsian alkohol juga berpengaruh pada pemanjangan ini. Pada seseorang yang memiliki hasil PPT lebih pendek dari normal, maka orang tersebut dapat diduga menderita salah satu maupun lebih dari satu penyakit ini : tromboflebitis, infark miokardial, embolisme pulmonal. Hasil PPT yang lebih pendek dari normal ini bisa terjadi akibat pengaruh obat, seperti barbiturate, digitalis, diuretic,
15

difenhidramin (Benadryl), kontrasepsi oral, rifampin, metaproterenol (Alupent, Metaprel). Diet lemak tinggi juga bisa berpengaruh pada pemendekan ini.

3. Pada Pemeriksaan Masa Tromboplastin (Activated Partial Thromboplastine Time/APTT) ini didapatkan masa tromboplastin 31 detik lebih 72. Masa romboplastin ini mulai dihitung saat 0,1 mL CaCl2 0,025M yang suhunya telah sama dengan penangas air dicampurkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 0,1 mL plasma dan 0,1 mL CK press yang telah ditaruh di dalam penangas air 370C selama 3 menit, lalu penghitungan masa tromboplastin ini diakhiri saat campuran 0,1 mL CaCl2 0,025M, 0,1 mL plasma, dan 0,1 mL CK press tersebut membentuk jendalan pertama kali. Penjendalan tersebut dapat diketahui dengan cara memasukkan ose ke dalam tabung dan menggerakkannya seperti pengungkit, jika terjadi penjendalan maka penjendalan tersebut akan tersangkut di ose. Pada pemeriksaan masa tromboplastin ini didapatkan hasil yang normal, yaitu 31 detik lebih 72, di mana batas normal hasil APTT adalah 20 35 detik. Tetapi, hasil ini bisa bervariasi untuk tiap laboratorium tergantung pada peralatan dan reagen yang digunakan. Jika didapatkan hasil APTT berkepanjangan, hal itu dapat menunjukan adanya defisiensi faktor-faktor pembekuan tertentu atau adanya heparin, produk pecahan fibrin, fibrinolisis, atau anti koagulan yang bersirkulasi. Pada seseorang yang memiliki hasil APTT berkepanjangan maupun lebih pendek dari normal dapat diduga menderita salah satu maupun beberapa penyakit sebagai berikut : penyakit hati (sirosis hati), leukemia (mielositik, monositik), penyakit von Willebrand (hemophilia vaskular), malaria, koagulopati konsumtif, seperti pada disseminated intravascular coagulation (DIC), circulating anticoagulant (antiprothrombinase atau circulating anticoagulant terhadap suatu faktor koagulasi). Hasil yang abnormal ini juga bisa terjadi pada orang yang sedang menjalani terapi antikoagulan oral atau heparin. Hasil APTT yang berkepanjangan juga dijumpai pada defisiensi bawaan, yaitu jika hasil PPT normal, maka terjadi kelainan pada Faktor (VIII, IX, XI, atau XII); Jika faktor-faktor koagulasi tersebut normal, kemungkinan kekurangan HMW kininogen (Fitzgerald factor); Defisiensi vitamin K, defisiensi protrombin, hipofibrinogenemi.

16

Tujuan pemeriksaan BT, PPT, dan APTT : BT : - Mengukur waktu yang diperlukan untuk membentuk gumpalan darah dan menghentikan pendarahan. : Mengukur berapa lama waktu protrombin yang dibutuhkan untuk membentuk gumpalan beku fibrin. Memonitor respons terhadap antikoagulan (obat-obat yang diberikan untuk mengencerkan darah).

PPT

APTT

: Mengukur waktu terbentuknya gumpalan fibrin setelah senyawa khusus, yang disebut reagen ditambahkan pada sempel darah. Membantu dalam mengecek kecenderungan pendarahan sebelum operasi bedah. Skrining defisiensi faktor pembekuan yang ada saat lahir. Memonitor terapi heparin.

17

BAB VI KESIMPULAN

Pemeriksaan masa perdarahan bertujuan mengukur waktu yang diperlukan untuk membentuk gumpalan darah dan menghentikan pendarahan dan metode Ivy-nya memiliki BT normal 1-6 menit.

Pemeriksaan masa protrombin bertujuan mengukur berapa lama waktu protrombin yang dibutuhkan untuk membentuk gumpalan beku fibrin dan memiliki PPT normal 10-14 detik.

Pemeriksaan masa tromboplastin bertujuan mengukur waktu terbentuknya gumpalan fibrin setelah senyawa khusus, yang disebut reagen ditambahkan pada sempel darah dan memiliki APTT normal 20-35 detik.

18

BAB VII PUSTAKA

Baldy, Catherine M. Gangguan Koagulasi dalam Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. 2006. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit edisi 6. Jakarta: EGC. Moore, S. Breanndan. 1996. Segala Sesuatu yang Perlu Anda Ketahui PEMERIKSAAN MEDIS. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Jakarta: EGC. Suharti, C. Dasar-dasar Hemostasis dalam Sudoyo, Aru W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. Simadibrata K, Marcellus. Setiati, Siti. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. http://www.salipo.com/index1.php?x=beritait&BI=7&JB=%3Cb%3EDASAR%20PE MERIKSAAN%20KOAGULASI%20DARAH%20DAN%20INTE&nb=003&cod=d etail mhanafi123.files.wordpress.com/2010/01/darah.pdf http://labkesehatan.blogspot.com/2010/01/waktu-perdarahan.html http://labkesehatan.blogspot.com/2010/01/masa-protrombin-plasma.html http://labkesehatan.blogspot.com/2010/01/masa-tromboplastin-parsial-teraktivasi.html

19

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PEMBEKUAN DARAH

Nama NIM Hari/Tanggal Pembimbing

: Clara Sita Rahmi Sekundarini : 41100084 : Selasa, 1 Februari 2011 : Dian Candra Dewi, S. Si

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UNIVERSITAS KISTEN DUTA WACANA YOGYAKARTA 2011

20

You might also like