You are on page 1of 4

BAB.

VII IDEOLOGI PANCASILA


Peranan Ideologi tiap -tiap negara mempunyai tujuan untuk mensejahterakan warga negaranya. Oleh karena itu, pembangunan yang ditangani pemerintah dan rakyat negara tersebut selalu menjadi faktor yang penting. Menurut Frans Magnis Suseno,Liberalisme membenarkan pola pembangunannya dengan nilai-nilai kebebasan dan pertumbuhan, sosialisme dengan kesamaan, komunisme dengan kepentingan masa depan, fasisme dengan kepentingan kejayaan bangsa, rezim-rezim militer di Amerika Latin dengan keamanan nasional. Ciri khas pembangunan ideologi ialah bahwa : pola pembangunan ditentukan berdasarkan suatu teori nilai umum,yang oleh pihak berkuasa digunakan untuk menentukan pembangunan mana yang benar. a. Pengertian ideologi . Pengertian ideologi dan ideologi politik adalah : himpunan nilai-nilai, ide, norma-norma, kepercayaan dan keyakinan, sesuatu yang di miliki seseorang atau sekelompok orang, atas dasar menentukan tingkah laku politiknya. Menurut Sri Whayuningsih, SH.Mohamad Noor Syam, ideologi ialah perangkat prinsip pengarahan yang dijadikan dasar serta memberikan arah dan tujuan untuk dicapai di dalam melangsungkan dan mengembangkan hidup dan kehidupan nasional suatu bangsa dan negara. Menurut Hardi,SH suatu Bangsa yang mempunyai, ideologi nasional, secara jelas mengandung hal-hal seperti : 1. 2. 3. 4. Isi dan cita-cita nasional secara menyeluruh. Cara-cara untuk mencapai cita-cita itu sendiri. Dasar-dasar guna peningkatan usaha untuk mencapai peningkatan kesejahteraan. Pedoman hidup dari bangsa yang bersangkutan,yang dilaksanakan dalam praktek kehidupan sehari-hari.

b. Fungsi Ideologi yaitu : 1. Karena memberikan pengesahan kepada pemerintah,ideologi membenarkan adanya status Quo. Hal ini diperlukan bagi pemerintah yang menginginkan kesetabilan disagala bidang,walaupun kadang-kadang pihak lain akan memakai landasan ideologi untuk menyerang pemerintah. 2. Ideologi dapat mempersatukan rakyat suatu negara atau suatu gerakan yang berusaha mengubah negara. 3. Ideologi juga merupakan suatu pedoman untuk memilih kebijakan dan prilaku politik. 4. Ideologi memberikan cara kepada mereka yang menginginkannya serta kepada yang yakin akan arti keberadaannya dan tujuan tindakannya. 5. Ideologi memberikan dasar normatif,suatu sistim nilai dan pandangan tentang manusia bagi negara, sehingga kebijakan-kebijakan yang di keluarkan akan sesuai dengan ideologi tersebut. 6. Ideologi akan memberikan landasan idil bagi pemerintah suatu negara dalam melaksanakan pembangunan. Ideologi pancasila. Menurut Drs.A.W.Widjaja, Ideologi Pancasila yang merupakan kelanjutan filsafat pancasila adalah pandangan hidup dan tinjauan manusia indonesia tentang tingkah laku hidup bermasyarakat dan hidup bernegara dalam usaha mencapai cita-cita yang terkandung dalam pancasila. Dalam produk-produk hukum yang berlaku bagi seluruh landasan idiil yang akan dicapai. Dalam ketetapan MPR Nomor:II/MPR 1978 tentang P4, dinyatakan dalam Bab pendahuluan Dengan penghayatan dan pengelaman pancasila oleh manusia indonesia akan merasa dan mewujudkan pancasila dalam kehidupan masyarakat dan bangsa indonesia.

Selain itu juga dinyatakan bahwa : Sesungguhnya sejarah telah mengungkapkan, bahwa pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, yang memberi kekuatan hidup. Kepada bangsa indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, didalam masyarakat indonesia yang adil dan makmur. Dalam ketetapan MPR nomor: II/MPR?1988 tentang GBHN, pancasila dan UUD 1945 dipakai sebagai landasan pelaksanaan pembangunan nasional harus didasarkan kepada paqncasila dan UUD 1945 selain itu, pembangunan nasional harus dapat mewujudkan dan mengoperasionalkan cita-cita/ide pancasila dalam bentuk yang riil. Pekerjaan mewujudkan cita-cita/ide yang diinginkan tersebut. Pelaksana idiologi pancasila. UUD 1945 yang didalam pembukaannya memuat rumusan pancasila bersifat mengikat baik pemerintah, setiap lembaga negara, lembaga masyarakat, setiap warga negara dan setiap penduduk yang ada di wilayah negara. Sebagai hukum,UUD 1945 beisi norma-norma, aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan dan ditaati. Kedudukan UUD 1945 yang merupakan hukum dasar, dalam tata urutan atau tata tingkat norma hukum yang berlaku, merupakan hukum yang menempati kedudukan tertinggi. Menurut penjelasan UUD 1945, pokok - pokok pikiran yang merupakan pancaran dari filsafat negara pancasila meliputi suasanan dari UUD negara indonesia serta mewujudkan cita-cita hukum yang menguasai hukum dasar negara, baik yang tertulis maupun hukum yang tidak tertulis. Sedangkan pokok pikiran itu dijelmakan dalam pasal-pasalnya oleh UUD 1945. Lahirnya beberapa ketetapan MPR seperti Tap MPR Nomor II/MPR/1978 tentang pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila (P4). Tap MPR nomor II/MPR/1983 tentang GBHN yang didalamnya juga menetapkan pancasila sebagai satu-satunya azas bagi organisasi sosial dan organisasi sosial politik, telah dapat lebih memantapkan kedudukan pancasila.dengan lahirnya berbagai ketetapan MPR dan produk hukum lain yang ada dibawahnya, diharapkan konflik idiologi yang pernah terjadi di indonesia, akan semakin berkurang dan ditinggalkan oleh bangsa indonesia, dan semua fihak hanya memakai pancasila sebagai satu-satunya idiologi nasional.

BAB VIII
PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA
a. Penghayatan dan Pengamalan pancasila. Penghayatan adalah suatu proses batin, yang sebelumnya dihayati, memerlukan pengenalan dan pengertian tentang apa yang akan dihayati itu. Selanjutnya setelah meresap didalam hati, maka pengamalannya akan terasa sebagai sesuatu yang keluar dari kesadaran sendiri, akan terasa sebagai sesuatu yang menjadi bagian dan sekaligus tujuan hidup. Dengan demikian, tidak akan terasa sebagai sesuatu yang dipaksakan dari luar. Pancasila adalah hasil galian dari bumi sejarah indonesia sendiri , dalam nama telah hidup terpendam berabad-abad lamanya mutu dan nilai pergaulan hidup yang berreligi, berprikemanusiaan, bergotong royong dalam musyawah dan mufakat, rukun dan bersatu, menuju ke arah keadilan sosial. Suatu bangsa yang tidak memiliki ideologi nasionalnya sendiri, akan mudah mangsanya bangsa-bangsa lain yang memiliki ideologi yang agresif dan ekspansionis. Penghayatan dan pengamalan pancasila telah memperoleh bentuk yang lebih konkrit dalam kehidupan kenegaraan antara lain dengan dicantumkannya dan pembukaan UUD 1945 yang dijabarkan lebih lanjut dalam batang tubuh dan penjelasan UUD1945, pembuatan produk-produk hukum baik dalam bentuk ketetapan MPRS dan MPR, UU, peraturan pemerintahan,keputusan presiden,instruksi presiden dan produk hukum lain yang lebih rendah.keluarnya ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang pedoman penmghayatan dan pengamalan pancasila (Ekaprasetia pancakarsa,merupakan pedoman yang sangat penting untuk kesatuan bangsa,kesatuan pandangan dan kesatuan gerak langkah didalam menghayati dan mengamalkan pancasila. Dengan keputusan presiden republik indonesia nomor 10 tahun 1979, telah dibentuk badan pembinaan pendidikan pelaksanaan pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila BP-7 yang bertugas untuk memasyarakatkannya kepada masyarakat luas Pengamalan pancasila, karena dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu pertama pengamalan, secara subyektif dan kedua, pengamalan secara subyektif. 1. Pengamalan pancasila secara subyektif. Merupakan pengamalan pancasila oleh setiap warga negara indonesia secara perorangan atau individual. Dan mengatur tentang sikap dan tingkah laku orang Indonesia masing-masing serta hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. 2. Pengamalan pancasila secara obyektif. Merupakan pengamalan pancasila dalam kehidupan penyelenggaraan negara.penetapan pancasila sebagai dasar negara, sebagai falsafah negara dan ideologi nasional, telah mempunyai kedudukan secara yuridis konstitusional yang mantap. Wawasan adalah: Cara pandang yang lahir dari keseluruhan kepribadian kita, terhadap lingkungan sekitar kita. Doktrin adalah: Suatu pedoman bertindak secara baku yang dipandang terbaik dalam menangani suatu bidang pada suatu saat, yang dirumuskan dengan menerapkan suatu teori yang nyata. Kebijakan adalah: Serangkaian keputusan mendasar mengenai cara mencapainya tujuan dan sasaran yang ditetapkan berdasarkan filsafat, ideologi, wawasan serta dokrin. Strategi adalah: rencana induk untuk melangkah suatu kebijakan, dengan mempergunakan sumber daya yang ada. Produk - produk hukum antara lain : 1. Ketetapan MPRS nomor xx/MPRS/1966 tentang memorandum DPR-GR mengenai sumber tertib hukum Republik Indonesia dan tata urutan peraturan perundangan Republik Indonesia 2. Kedua, instruksi presiden republik indonesia nomor 12 tahun 1968 yang menginstruksi kepada semua menteri negara dan pimpinan lembaga/badan pemerintah lainnya, supaya sila-sila dalam pancasila dibaca/diucapkan dengan tata urutan dan rumusan sebagaimana dalam pembukaan UUD 1945. 3. Ketetapan MPR nomor VI/MPR/1973 tentang kedudukan dan hubungan tata kerja lembaga tertinggi negara dengan /antar lembaga-lembaga tinggi negara

4. Ketetapan MPR tentang pemilihan umum yang diatur lebih lanjut dalam UU yang dibahas oleh pemerintah dan DPR sejak tahun 1973, sehingga pemilu dapat dilaksanakan secara rutin setiap 5 (lima) tahun. 5. Ketetapan MPR tentang GBHN yang setiap 5 tahun selalu disempurnakan oleh MPR. 6. Ketetapan MPR nomor II/MPR/1978 tentang pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila. 7. Ketetapan MPR nomor IV/MPR/1978 tentang Refrendum, yang mengatur tentang apabila MPR berkehendak untuk merubah UUD 1945, terlebih dahulu harus meminta pendapat rakyat melalui Refrendum. 8. Ketetapan MPR nomr II/MPR 1983 tentang GBHN, dimana didalamnya terdapat ketentuan ketentuan demi kelestarian dan pengalaman pancasila, kekuatan-kekuatan sosial politik khusus Partai Politik dan golongan harus benar-benar menjadi kekuatan sosial politik yang hanya berasaskan pancasila sebagai satu-satunya asas. 9. Pelaksanaan ketentuan UUD 1945 dalam bentuk mekanisme kepemimpinan kepemimpinan nasional lima tahunan, yang secara garis besar meliputi kegiatan-kegiatan kenegaraan sebagai berikut: 1) MPR yang dipilih berdasarkan hasil pemilihan umum mengadakan sidang umum sekali dalam 5 tahun. 2) Dalam sidang umum MPR melaksanakan tugasnya: menetapkan UUD; menetapkan GBHN, dan memilih Presiden dan wakil presiden untuk masa 5 tahun dengan tugas melaksanakan GBHN 3) Presiden/ Mandataris MPR dengan dibantu wakil presiden dan menteri-menteri yang diangkat dam bertanggung jawab kepada presiden, melaksanakan tugasnya berlandaskan kepada UUD 1945 dan GBHN. 4) Termasuk tugas presiden / Mandataris MPR yang erat hubungannya dengan mekanisme ini adalah: a. Membentuk (mengangkat anggota-anggota) Lembaga Tinggi Negara DPA dan BPK, sesuai dengan ketentuan UU yang bersangkutan b. Melaksanakan pemilu tepat waktu untuk membentuk DPR dan MPR yang baru c. Mengajukan APBN setiap tahun pada waktunya dalam rangka melaksanakan GBHN. d. Membuat undang-undang yang diperlukan dengan persetujuan DPPRRI dalam rangka melaksanakan UUD 1945 dan GBHN. 5) DPR (setelah sidang umum MPR) melaksanakan tugasnya mengawasi pelaksanaan tugas presiden, baik melalui hak budgetnya, menyetujui APBN, memberikan persetujuan atas RUU dan sarana-saran pengawasan 6) Lembaga-lembaga Negara lainnya melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan UUD 1945 dan UU yang bersangkutan. Wujud konkrit dari pengalaman sila-sila pancasila dapat di lihat dalam usaha-usaha negara / pemerintah dan masyarakat luas dalam bidang-bidang: Perkembangan kehidupan keagamaan dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa di masyarakat, pembangunan sarana kehidupan keagamaan dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, pendidikan agama disekolah-sekolah.

You might also like