You are on page 1of 26

BAB I AKTIVA TETAP

PENGERTIAN Aktiva tetap adalah aktiva milik perusahaan yang digunakan secara aktif dalam kegiatan normal perusahaan dengan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dan mempunyai masa kegunaan lebih dari satu periode akuntansi (lebih dari satu tahun). Termasuk dalam kelompok ini : tanah, gedung, rumah mesin, kendaraan, peralatan kantor, peralatan toko dan sejenisnya.

Aktiva tetap digolongkan menjadi 2 yaitu : 1. Aktiva tetap yang tidak susut karena pemakaian dalam kegiatan usaha, missal tanah. 2. Aktiva tetap yang berangsur-angsur susut/berkurang nilainya karena pemakaiannya dalam kegiatan usaha, seperti : mesin, kendaraan, peralatan kantor, peralatan toko, gedung dan sejenisnya. Yang harus diperhatikan dalam perhitungan beban penyusutan : 1. Harga Perolehan Harga faktur/harga beli ditambah beban seperti beban balik nama, beban pengangkutan sampai dengan aktiva tetap dapat dioperasikan. 2. Umur Umur aktiva dapat dibedakan menjadi2 : a. Umur tehnis, yaitu umur/lama pemakaian atas aktiva tetap tanpa memperhatikan keuntungan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ekonomis. b. Umur ekonomis, yaitu umur/lama pemakaian atas aktiva tetap dengan memperhatikan keuntungan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ekonomis. 3. Nilai Residu/ Nilai Sisa Yaitu nilai suatu aktiva tetap setelah umur ekonomisnya berakhir.

Menghitung besarnya beban Penyusutan Aktiva Tetap Metode Penyusutan Aktiva Tetap/Depresiasi dapat dikelompokkan berdasarkan metode : 1. Berdasarkan Waktu a. Metode Garis Lurus b. Metode pembebanan yang makin menurun,terdiri atas: Metode jumlah angka tahun.

Metode presentase tetap dari nilai buku

2. Berdasarkan Penggunaan a. Metode Jam Jasa b. Metode Jumlah unit produksi 3. Berdasarkan criteria lainnya a. Metode Persediaan b. Metode Anuitas c. Metode umur gabungan d. Metode Pemberhentian dan Gabungan

Dalam menetapkan besarnya beban penyusutan suatu aktiva tetap beberapa metode yang sering digunakan,yaitu : 1. METODE GARIS LURUS Beban depresiasi menurut metode ini adalah sama untuk setiap periode. Penyusutan tahunan : Harga Perolehan-Nilai Residu Umur Ekonomis Jurnal : Beban Penyusutan Rp.xx Akumulasi PenyusutanRp.xx Contoh 1. Pada tanggal 5 April 2010 dibeli sebuah mesin seharga Rp. 11.000.000,00 tunai. Nilai residunya Rp. 1.000.000,00 dengan taksiran umur ekonomis 4 tahun. Diminta: a. Jurnal pembelian b. Besarnya Depresiasi c. Besarnya depresiasi Tahun 2010

2. METODE JAM JASA Menghitung depresiasi dihitung dengan dasar satuan jam jasa. Penyusutan/jam = Harga perolehan-Nilai Sisa Taksiran Jam Jasa

Contoh 2.

Mesin dengan harga perolehan Rp. 11.000.000,00 tunai. Nilai residunya Rp. 1.000.000,00 dengan taksiran umur ekonomis 4 tahun. Mesin diperkirakan dapat digunakan selama 10.000 jam. Maka berapakah depresiasi per jam mesin tersebut?

3. METODE SATUAN PRODUKSI Beban penyusutan dihitung dengan dasar satuan hasil produksi. Penyusutan = Harga Perolehan nilai sisa Taksiran hasil produksi

Contoh 3. Mesin dengan harga perolehan Rp. 11.000.000,00 tunai. Nilai residunya Rp. 1.000.000,00. Mesin diperkirakan mampu menghasilkan 10.000 unit. Maka berapakah depresiasi perunit?

4. METODE JUMLAH ANGKA TAHUN Dalam metode ini penyusutan pada tahun-tahun pertama lebih besar dari tahun berikutnya. Besarnya penyusutan menurut metode angka tahun dihitung sebagai berikut : sisa umur pada tahun yang bersangkutan sebagai pembilang dan jumlah sisa umur tahun sebagai penyebutnya, dikali harga perolehan setelah dikurangi nilai residu. Penyusutan =Sisa umur pada tahun yang bersangkutan Jumlah sisa umur Contoh 4.
x (Harga Perolehan-Nilai Residu)

Mesin dengan harga perolehan Rp. 11.000.000,00 tunai. Nilai residunya Rp. 1.000.000,00 diperkirakan nilai ekonomisnya 4 tahun. Berapakah depresiasi tiap tahun ?

PENYINGKIRAN HARTA /AKTIVA TETAP

Aktiva tetap yang tidak digunakan lagi dapat disingkirkan dengan cara : 1. Dibuang Harta yang tidak terpakai lagi dalam perusahaan dapat dibuang, yang harus kita ketahui : a. Semua perkiraan yang berhubungan dengan aktiva tetap menjadi sisa nihil (nol)

b. Harus lebih dulu dihitung beban penyusutan mulai sejak awal periode akuntansi berjalan sampai saat pembuangan,dengan cara mendebit beban penyusutan dan mengkredit akumulasi penyusutan. c. Yang merupakan jumlah rugi pembuangan adalah sebesar selisih harga perolehan dengan akumulasi penyusutan setelah diadakan penyesuaian.

Contoh 5. Tahun 1998 dalam buku PT Purwo terdapat perkiraan mesin dengan harga perolehan Rp. 6.600.000. Pada tanggal 1 Januari 1998 tertera angka penyusutan Rp. 3.600.000, penyusutan dengan metode garis lurus. Nilai Sisa Mesin adalah Rp. 300.000,-. Taksiran umur 5 tahun. Taggal 3 Juni 1998 mesin dibuang karena tidak dapat lagi dipakai. Diminta : a. Jurnal Penyusutan 1 Jan s/d 31 Mei 1998 (sebelum dibuang 3 Juni) b. Jurnal 3 Juni 1998 untuk mencatat pembuangan mesin.

2. Dijual Bila aktiva tetap dijual maka akuntansinya sebagai berikut : a. Penyesuaian atas penyusutan pada saat diadakan penjualan yang dihitung mulai sejak awal periode akuntansi berjalan sampai saat penjualan. b. Menentukan Laba Rugi penjualan c. Bila aktiva dijual, maka perkiraan yang berhubungan dengan aktiva tersebut harus memperlihatkan saldo nihil (nol).

Contoh 6. Tahun 1998 dalam buku PT Purwo terdapat perkiraan mesin dengan harga perolehan Rp. 6.600.000. Pada tanggal 1 Januari 1998 tertera akumulasi penyusutan Rp. 3.600.000, penyusutan dengan metode garis lurus. Nilai Sisa Mesin adalah Rp. 300.000,-. Taksiran umur 5 tahun. Tanggal 1 Agustus 1998 mesin dijual dengan harga Rp.2.800.000,,Diminta : a. Jurnal Penyusutan1 Jan s/d 1 Agustus 1998 (sebelum dijual) b. Jurnal 1 Aguatus 1998 untuk mencatat penjualan mesin. 3. Ditukar

Penyingkiran harta tetap dengan jalan menukar dengan aktiva tetap yang baru: a. Harus lebih dahulu diadakan penyesuaian atas akumulasi penyusutan yang ditukar untuk masa,mulai sejak awal periode akuntansi berjalan sampai dengan saat ditukar. b. Semua perkiraan yang berhubungan dengan aktiva yang ditukar harus memperhatikan saldo nihil. c. Dalam pertukaran kemungkinan ada L/R pertukaran.Perlakuan : 1) R/L pertukaran diakui 2) R/L pertukaran tidak diakui Contoh 7. Tahun 1998 dalam buku PT Purwo terdapat perkiraan mesin dengan harga perolehan Rp. 6.600.000. Pada tanggal 1 Januari 1998 tertera angka penyusutan Rp. 3.600.000, penyusutan dengan metode garis lurus. Nilai Sisa Mesin adalah Rp. 300.000,-. Taksiran umur 5 tahun. Taggal 1 Agustus 1998 mesin ditukar dengan mesin baru yang harga perolehannya Rp.4.500.000. Pada waktu pertukaran dibayar tunai Rp. 1.800.000. Taksiran umur mesin baru ini 5 tahun dengan nilai residu Rp.500.000 Diminta : c. Jurnal Penyusutan d. Jurnal pertukaran jika L/R diakui.

Contoh 8. Tahun 1998 dalam buku PT Purwo terdapat perkiraan mesin dengan harga perolehan Rp. 6.600.000. Pada tanggal 1 Januari 1998 tertera angka penyusutan Rp. 3.600.000, penyusutan dengan metode garis lurus. Nilai Sisa Mesin adalah Rp. 300.000,-. Taksiran umur 5 tahun. Taggal 1 Agustus 1998 mesin ditukar dengan mesin baru yang harga perolehannya Rp.4.500.000. Taksiran umur mesin baru ini 5 tahun dengan nilai residu Rp.500.000 Diminta : Jurnal Penyusutan 1 Agustus 1998 dan 31 Desember 1998 Jika : a. Pada waktu pertukaran dibayar tunai Rp.1.800.000 b. Pada waktu pertukaran dibayar tunai Rp.2.200.000.

Penilaian Aktiva Tetap Berwujud Penyesuaian atas perubahan harga perolehan dan taksiran umur.

Selama pemakaian aktiva mungkin terjadi : a. Besarnya penyusutan yang telah dilakukan tidak sesuai, sebab taksiran umur dan nilai residu yang telah ditetapkan tidak tepat. b. Terjadinya beban-beban untuk perbaikan tidak karenakerusakan,tetapi bertujuan untuk dapat menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya yaitu, menambah nilai dan untuk menambah umur aktiva tetap yang bersangkutan. Apabila terjadi demikian maka harus diadakan penyesuaian : 1. Perubahan harga perolehan aktiva tetap. Semua beban yang dikeluarkan akan menambahnilai dan umur sehingga berakibat perubahan perhitungan penyusutannya. Contoh 9. Pada tahun 1995 PT Purwo membeli sebuah mesin dengan harga Rp. 4.000.000 dengan taksiran umur 5 tahun. Pada tanggal 2 Januari 1998 setelah mesin dipakai 3 tahun dilakukan perbaikan sebesar Rp. 600.000 Bagaimana penyesuaian dilakukan jika : a. Beban perbaikan itu tidak memperpanjang umur mesin b. Beban perbaikan memperpanjang umur mesin selama 2 tahun 2. Perbaikan menambah umur aktiva tetap Beban perbaikan yang dapat menambah umur aktiva,tidak dicatat manambah harga perolehan tetapi dicatat debit Akumulasi penyusutan. Contoh 10. Taksiran Umur sebelum perbaikan Telah Dipakai Sisa umur sebelum perbaikan Adanya perbaikan, tambahan umur Sisa umur setelah perbaikan : 5 tahun : 3 tahun 2 tahun 2 tahun 4 tahun

Harga perolehan mesin Telah disusutkan 3 x 4.000.000= 2.400.000 5 Perbaikan = (600.000)

4.000.000

1.800.000 Nilai buku dengan sisa umur 4 tahun 2.200.000

Penyusutan tiap tahun setelah perbaikan 2.200.00 4 Jurnal : Waktu pembayaran beban perbaikan Penyesuaian 31 Desember = 550.000

3. Penggantian bagian tertentu dari aktiva tetap Penggantian bagian tertentu dari suatu aktiva dalam perhitungan penyusutan harus turut serta diperhitungkan. Contoh 11. Pada tahun 1998 dibeli sebuah mesin seharga 4.000.000. Ditaksir umur 5 tahun. Setelah mesin dipakai 3 tahun, salah satu onderdil rusak dan harus diganti. Harga onderdil ditaksir 25 % dari harga perolehan mesin. Harga onderdil baru 1.200.000 dibeli tunai. Pemakaian onderdil baru ditaksir sama dengan sisa umur mesin. Onderdil lama dijual seharga Rp. 100.000 Diminta : a. Jurnal penjualan onderdil b. Jurnal pembelian onderdil baru c. Besar penyusutan setelah pemakaian onderdil baru. 4. Perubahan taksiran umur Kalau dalam proses pemakaian aktiva tidakdiketahui bahwa taksiran umur tidak tepat,pada saat taksiran umur telah berakhir akan dapat diketahui, apakah taksiran umur yang ditetapkan benar atau salah. Kesalahan perhitungan penyusutan yang dilakukan dapat dikoreksi dengan cara : a. Pada saat diketahui kesalahan, nilai buku aktiva tidak berubah, tetapi perhitungan penyusutan untuk sisa umur aktiva diadakan perubahan untukmengurangi kesalahan yang dilakukan. Contoh 12 . Sebuah mesin harga beli 4.000.000. Taksiran umur ekonomis 5 tahun. Setelah mesin dipakai 3 tahun, ditaksir mesin masih dapat dipakai 3 tahun lagi. Penyusutan dilakukan dengan metode garis lurus. Diminta a. Menghitung akumulasi penyusutan dan nilai buku pada akhir tahun 3

b. Besarnya penyusutan tahunan setelah diketahui tambahan umur aktiva c. Jurnal penyesuaian akhir tahun 4 b. Nilai buku dikoreksi agar sesuai dengan taksiran umur yang baru. Jika cara ini dilakukan, dilaksanakan sbb : Akumulasi penyusutan tahun yang lewat harus diperbaiki. Penyusutan tahun-tahun berikutnya dihitung berdasarkan taksiran umur yang baru. Jika koreksi penyusutan tahun lalu dilaporkan : Untuk laporan L/R dipakai perkiaraan koreksi laba tahun-tahun lalu Untuk Laba tak dibagi dipakai perkiraan Laba tak dibagi

DEPLESI Pengertian Deplesi Deplesi adalah turunnya/berkurangnya harga perolehan atau nilai sumber alam seperti tambang, perusahaan pengusahaan hutan, disebabkan pengolahan sumber-sumber alam bersangkutan.

Perbedaan deplesi dan depresiasi, antara lain : a. Deplesi adalah pengakuan atas pengurangan harga perolehan sumber-sumber alam. Sedangkan Depresiasi adalah pengakuan pengurangan service atas aktiva tetap. b. Deplesi digunakan untuk aktiva yang tidak dapat diganti langsung dengan aktiva yang sama,jika aktiva tersebut habis. Sedangkan depresiasi digunakan untuk aktiva yang umumnya dapat diganti,jika aktiva tersebut habis. c. Deplesi adalah pengakuan terhadap perubahan langsung dari suatu sumber alam menjadi barang yang dapat dijual. Sedangkan depresiasi adalah alokasi harga perolehan aktiva tetap yang bersangkutan ke penghasilan/produksi pada periode yang bersangkutan untuk suatu service yang dihasilkan. 1. Metode Perhitungan Deplesi Perlu diperhatikan : a.Harga Perolehan Aktiva : harga perolehan sumber alam semua pengeluaran sejak memperoleh ijin sampai sumber alam itu diperoleh hasilnya. b. Taksiran nilai sisa,apabila sumber alam telah selesai dieksploitir c. Taksiran hasil yang secara ekonomis dapat dieksploitir. Contoh 13

PT Purwo membeli sebidang tanah yang mengandung tambang seharga Rp. 1.880.000.000. Taksiran harga tambang tersebut 1.000.000 ton. Nilai tanah setelah di eksploitir Rp. 80.000.000 Pada tahun pertama dapat dihasilkan sebanyak 60.000 ton. Diminta a. Deplesi per ton produksi b. Deplesi tahun pertama c. Jurnal deplesi tahun pertama 2. Revisi Perhitungan Deplesi Koreksi terhadap deplesi dapat dilakukan sebagai berikut : a. Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat dikoreksi,demikian juga untuk deplesi yang akan datang b. Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat tidak dikoreksi tetapi deplesi tahun-tahun yang akan datang dilakukan dengan data terakhir. Koreksi deplesi tahun-tahun lalu dan deplesi yang akan datang. Dalam hal koreksi deplesi lebih dulu dihitung deplesi per unit, setelah itu dilaksanakan koreksi : a. Bila deplesi yang lalu terlalu besar Akumulasi deplesi Laba tak dibagi b. Bila deplesi yang lalu terlalu kecil Laba tak dibagi Akumulasi Deplesi xx xx xx xx

BAB II AKTIVA TAK BERWUJUD


PENGERTIAN

Aktiva tak berwujud adalah asset nonmoneter tanpa wujud fisik. Yaitu hakhak istimewa atau posisi yang menguntungkan guna menghasilkan pendapatan. Jenis utama asset tidak berwujud adalah hak cipta, hak eksplorasi dan eksploatasi, paten, merk dagang, rahasia dagang dan goodwill. Aset jenis ini mempunyai umur lebih dari satu tahun (asset tidak lancar) dan dapat diamortisasi selama periode pemanfaatannya, yang biasanya tidak lebih dari 40 tahun.

PENGGOLONGAN AKTIVA TAK BERWUJUD

Berdasarkan masa manfaatnya, aktiva tak berwujud digolongkan menjadi : a. Aktiva tak berwujud dengan masa manfaat yang dibatasi Undangundang, peraturan. Misal tahun. b. Aktiva tak berwujud yang masa manfaatnya tidak terbatas seperti goodwill dan merk dagang. hak paten, berdasarkan UU umurnya 18

PEROLEHAN AKTIVA TAK BERWUJUD

Aktiva tak berwujud dapat diperoleh dengan : a. Membeli b. Penggabungan Perusahaan c. Dikembangkan sendiri oleh perusahaan.

METODE DAN PENCATATAN

Metode Amortisasi yang umum digunakan adalah metode garis lurus.

JENIS-JENIS AKTIVA TAK BERWUJUD 1. Hak Paten Hak paten adalah hak yang diperoleh atas suatu penemuan tertentu.Dimana atas penemuan tersebut, penemu akan memperoleh manfaat tertentu untuk kurun waktu tertentu dan dapat diperpanjang. Hak paten diamortisasi selama 18 tahun. Penemuan tersebut bisa berupa suatu produk atau rekayasa atau formula atau system atau cara tertentu. Amortisasi Paten dicatat : Amortisasi Paten...xx Paten/Akumulasi AmortisasiPatenxx Contoh 1. PT.Purwo membeli tunai hak paten atas sesuatu penemuan baru pembuatan produk sebesar Rp.24.000.000. Taksiran umur paten 14 tahun. Paten diperoleh tanggal 1 April 2000.

Diminta : a. Membuat jurnal untuk memperoleh hakpaten b. Beban Paten tahun 2000 c. Penyesuaian 31 Des 2000

2. Hak Cipta Adalah hak yang diberikan atau dijamin oleh pemerintah/undangundang kepada pengarang, pemain, artis dan lain sebagainya untuk menerbitkan, menjual atau mengawasi karangannya, music, pekerjaan pementasan, gambar peta dan lain sebagainya untuk jangka waktu tertentu dan dapat diperpanjang. Biasanya diberikan selama 28 tahun. Pencatatan : a. Atas harga perolehan sebesar biaya yang dikeluarkan : Hak Cipta..xx Kasxx b. Atas amortisasi hak cipta Amortisasi Hak Cipta..xx Hak Cipta.xx

3. Merek Dagang Harga perolehan merek dagang tertentu, hak ini bisa berupa logo, tulisan, bentuk, symbol, atau kombinasinya, yang mewakili suatu organisasi/perusahaan tertentu. Biasanya Merek dagang berlaku sampai dengan 20 tahun.

4. Franchise Adalah suatu kontrak yang terjadi anatara satu pihak

(misalnya:pemerintah) dengan pihak yang lain(misalnya:swasta) dalam halini penjamin memberikan ijin kepada yang dijamin untuk mempergunakan atau mengoperasikan atau menjual barang tertentu dengan jangka waktu terbatas atau terus menerus dengan hak pencabutan kembali atau tidak. 5. Goodwill Adalah kelebihan-kelebihan , keistimewaan tertentu yang dimiliki oleh perusahaan, yang oleh karenanya menjadi dinilai lebih oleh pihak lain. Kelebihan/keistimewaan tersebut bisa karena perusahaan memiliki reputasi manajemen yang sangat bagus, menghasilkan suatu produk unggul yang sulit dicari pesaingnya,letak strategis dan lainnya. Goodwill timbul karena : a. Pembelian Perusahaan,besarnya goodwill didasarkan dengan

kemungkinan taksiran pendapatan pada masa yang akan datang. Dalam menghitung goodwill harus lebih dahulu menghitung nilai aktiva perusahaan yang dibeli atas dasar harga pasar atau harga jual aktiva yang ada. Selisih jumlah uang yang dibayarkan oleh pembeli dengan nilai aktiva bersih merupakan goodwill. Metode : 1. Lebih dahulu dihitung laba rata-rata tahun yll 2. Menetapkan taksiran nilai aktiva yaitu nilai aktiva dikurangi hutang perusahaan.

3. Menetapkan persentase hasil yang diharapkan dari investasi. b. Transaksi karena reorganisasi, perubahan bentuk perusahaan,merger, pembelian sebagian perusahaan atau perubahan pemilikan firma. 6. Biaya Pendirian Adalah biaya yang terjadi dalam proses pendirian perusahaan seperti biaya notaries,ijin, pajak, biaya cetak saham dan formulir dan lain-lain. 7. Biaya Penelitian dan Pengembangan Adalah biaya yang dikeluarkan dalam melakukan penelitian atau percobaan atau untuk memperbaiki, mengembangkan produksi maupun produknya.

8. Leasehold Adalah hak yang diperoleh atas suatu sewa aktiva tertentu (sewa tempat usaha,gedung, mesin) yang biasanya menggunakan kurun waktu tertentu, disahkan oleh pejabat pembuat akte. Contoh : Biaya sewa tanah/gedung dan mobil Soal : 1. PT Purwo membeli hak paten seharga 108 juta dengan perkiraan manfaat 9 tahun, pada tanggal 1 Juni 2000. Buatlah jurnal pembelian hak paten dan jurnal amortisasi akhir tahun 2000! 2. Pada bulan 2 Januari 1989 PT Purwo membeli paten untuk produk baru seharga 150 juta. Pada saat membeli paten tersebut layak untuk memiliki kegunaan 15 tahun. Dengan mempertimbangkan kondisi

persaingan dengan perusahaan lain, efektivitas kegunaan paten diduga hanya akan berlangsung selama 10 tahun. Tahun 1994 produk terpaksa ditarik pemerintah. Berapa jumlah yang dibebankan sebagai biaya sampai dengan tahun 1993. 3. PT Rejo berniat menjual tokonya untuk membuka usaha baru. Pendapatan komulatif selama 5 tahun terakhir sebesar 12 juta. Pendapatan tahunan atas dasar rate of return rata-rata pada kegiatan usaha yang semacam adalah 2 juta. Jika kelebihan pendapatan tersebut dikapitalisasi pada tingkat bunga 10 % berapa goodwill diakui? 4. PT Rejo membeli PT Purwo. Informasi berikut berkaitan pembelian : Harga perolehan Aktiva Bersih 4.500.000 Harga pasar Aktiva bersih 4.750.000 Laba bersih rata-rata 4 tahun terakhir 495.000 Tingkat laba bersih dalam industry yang sama 10 % a. Berapa goodwill harus dibayar PT Rejo jika kelebihan laba bersih rata-rata diatas laba normal dikapitalisasikan pada tingkat laba normal pada industry tersebut. b. Berapa jumlah yang dibayar PT Rejo untuk membeli PT Purwo jika kelebihan laba bersihdi atas laba normal dikapitalisasikan pada tingkat bunga 13 %.

BAB III INVESTASI JANGKA PANJANG TUJUAN UMUM a. Mengerti arti penanaman / investasi b. Mengerti dan memahami arti investasi jangka panjang c. Mengerti dan memahami arti investasi dalam saham dan obligasi d. Mengerti dan memahami jenis-jenis investasi jangka panjang e. Mengerti dan memahami akuntansi, penanaman dalam saham.obligasi dan dana.

PENGERTIAN Investasi atau penanaman adalah menyediakan sejumlah uang untuk suatu kegiatan tertentu dengan harapan memperoleh pendapatan atau hasil. Penanaman dalam bentuk tertentu dengan jangka waktu lebih dari operasi normal perusahaan atau satu tahun atau lebih disebut penanaman jangka panjang. Misalnya membeli saham atau obligasi.

NIS DAN TUJUAN PENANAMAN JANGKA PANJANG

Penanaman dengan jangka panjang dapat dibedakan : 1. Penanaman dalam Saham a. Penanaman modal dalam saham bertujuan : 1) Untuk mengawasi perusahaan lain sehingga dapat mengendalikan perusahaan lain. 2) Untuk mendapat Deviden 3) Untuk menjaga kontinuitas pengadaan bahan baku 4) Untuk menjamin pemasaran produk 5) Untuk menjaga hubungan baik antar perusahaan

b. Macam-macam saham Berdasarkan pembayaran deviden dan pembayaran pengembalian modal saham dibedakan : 1) Saham Preferen (Prioritas) Saham yang didahulukan pembayaran devidennya maupun pengembalian modal saham dalam hal likuidasi disebut saham prioritas/preferen. Saham preferen dibedakan menjadi :

a) Saham preferen komulatif Saham inimemperoleh persen deviden yang tetap setiap tahun. b) Saham preferen biasa. Saham ini tidak ditetapkan persen devidennya, hanya dalam pembayaran deviden dan pengembalian modal dalamlikuidasi harus didahulukan dari saham biasa. c) Saham preferen berpartisipasi Saham preferen mungkin berpartisipasi penuh atau sebagian. Saham yang berpartisipasi penuh adalah saham preferen yang berhak atas deviden dengan jumlah yang sama besarnya dengan saham biasa setelah saham biasa mendapat presentase yang sama dengan saham preferen. Saham berpartisipasi sebagian adalah saham yang memperoleh deviden sebesar persen tertentu setelah saham biasa memperoleh persen deviden dengan persen deviden saham. 2) Saham Biasa Saham ini memperoleh bagian deviden jika pemegang saham preferen telah terlebh dulu memperoleh bagian,baik dalam laba maupun likuidasi. c. Metode Pencatatan penanaman modal dalam saham 1) Cost Method Untuk metode ini perlu diperhatikan : Presentase pemilikan modal saham kurang dari 20%. Penanaman modal dalam saham disajikan di neraca sebesar harga pokok. Perkiraan penanaman modal tetap walaupun ada perubahan harga pasar. L/R pada periode akuntansib berjalan tidak dicatat pada perkiraan penanaman modal dalam saham L/R diakui saat terjadi penjualan saham.

2) Equity Method Untukmetode ini perlu diperhatikan : Presentase pemilikan modal saham 20% sampai 50% Pembelian saham yang dikeluarkan perusahaan dicatat debit Penanaman modal dalam saham atau investasi saham Setiap akhir periode harga pokoknya berubah sesuai dengan rugi atau laba yang dialami oleh perusahaan yang sahamnya dimiliki. 3) Metode LCOM (Lower Cost or Market) Untuk metode ini diperhatikan :

Presentase pemilikan modal lebih dari 50% atau seluruh modal saham yang beredar dari perusahaan lain, sehingga perusahaan berhak mengendalikan operasi dan manajemen, yang biasa disebut perusahaan induk.

d. Akuntansi Penanaman Modal dalam Saham Pencatatan dalam jurnal : 1) Pembelian Saham a) Pembelian saham preferen dengan persen tertentu Penanaman modal dalam saham..xx Pendapatan Devidenxx Kas..xx Contoh : Pada tanggal 1 Mei 2011, Purwo membeli 100 lembar saham preferen PT Rejo 9%,nominal Rp. 20.000,00 per lembar dengan kurs 102%. Biaya meterai dan provisi sebesar Rp. 120.000,00. PT Rejo membayar deviden tiap tanggal 31 Desember. Buatlah : Jurnal 1 Mei 2011 b) Pembelian saham biasa Jurnal : Penanaman modal dalam saham xx Kas ..xx Contoh : Pada tanggal 1 Mei 2011, Purwo membeli 100 lembar saham PT Rejo nominal Rp. 20.000,00 per lembar dengan kurs 108%. Biaya pembelian (termasuk meterai dan provisi) sebesar Rp. 120.000,00. Buatlah : Jurnal 1 Mei 2011 2) Penerimaan Deviden saat jatuh tempo Jurnal : Kas xx Pendapatan deviden .xx Contoh :

Pada tanggan 1 April 2011, Purwo membeli 100 lembar saham prioritas PT Rejo 8% nominal Rp. 20.000,00 per lembar dengan kurs 108%. Biaya pembelian Rp. 120.000,00. Deviden dibayar setiap tgl 31 Desember. Buatlah : Jurnal 1 April 2011 dan jurnal penerimaan deviden 31 Desember 2011.

e. Pembelian saham secara bersama (Lumpsum) Pembelian saham dua macam atau lebih dengan jumlah harga tertentu disebut pembelian saham secara lumpsum. Misalnya dengan membeli saham biasa dan preferen. 1) Diketahui harga pasar masing-masing saham yang dibeli secara lumpsum. Pembelian saham secara lumpsum dengan harga pasar masing-masing saham diketahui,maka alokasi harga beli dilakukan berdasarkan jumlah relative masing-masing saham. Perhitungan : Harga saham preferen : . lembar@Rp. . . . .=Rp.xx(A) Harga saham biasa : ...lembar@Rp. ..=Rp.xx(B) Jumlah harga pasar Harga Pokok masing-masing saham : Saham Preferen(A) x harga beli =Rp. Xx (C) Saham Preferen(B) x harga beli =Rp. Xx (C) Jurnal : Penanaman modal saham preferen xx Penanaman modal saham biasa ..xx Kas xx =Rp.xx(C)

Contoh : Purwo membeli 60 blok saham yang terdiri dari saham preferen dan saham biasa. Tiap blok terdiri dari 1 saham preferen dan 2 saham biasa. Harga beli tiap blok Rp. 12.000.000,00. Pembelian dilakukan 1 Mei 2011. Harga pasar saham preferen Rp. 22.500,00 per lembar dan harga pasar saham biasa Rp. 20.000,00 per lembar.

Hitunglah : Harga pokok masing-masing jenis saham dan jurnal. 2) Diketahui hanya harga saham prioritas Jika yang diketahui hanya harga satu jenis saham,maka harga yang diketahui diperlakukan sebagai harga pokoknya. Sisa harga beli setelah dikurangi harga pokok tersebut adalah merupakan harga pokok saham jenis lain. Contoh : Tanggal 1 Mei 2011 Purwo membeli 60 blok saham dengan harga Rp.12.000.000,00. Tiap blok terdiri dari 1 lembar saham preferen dan 2 lembar saham biasa. Harga pasar saham preferen Rp.22.500.000,00. Hitunglah : Harga pokok masing-masing jenis saham dan jurnal. 3) Tidak diketahui harga pasar masing-masing saham Apabila harga pasar salah satu saham tidak diketahui maka alokasi harga pokok masingmasing saham ditangguhkan sampai diketahui harga pasarnya. Contoh : Tanggal 1 Mei 2011 Purwo membeli 60 blok saham dengan harga Rp.12.000.000,00. Tiap blok terdiri dari 1 lembar saham preferen dan 2 lembar saham biasa. Hitunglah : Harga pokok masing-masing jenis saham dan jurnal.

f. Pendapatan Deviden Penanaman modal saham diharapkan akan memperoleh deviden ( laba yang diterima) Transaksi yang berhubungan : 1) Waktu pengumuman pembayaran : Piutang devidenxx Pendapatan deviden..xx 2) Penerimaan deviden Kas ..xx Piutang deviden.xx 3) Penerimaan deviden dan pengembalian modal yang ditanam Kas ..xx Pendapatan devidenxx Penanaman modal sahamxx

Contoh :

Purwo membeli saham PT Rejo sebesar Rp. 4.000.000,00 terdiri atas 40 lembar saham @ Rp. 100.000,00. Tanggal 1 Januari 2011 PT Rejo mengumumkan pembayaran deviden Rp. 4.000,00 per lembar yang akan dibayarkan 15 Januari 2011. Pajak Penghasilan 15%. Buatlah : Jurnal 1 Januari dan 15 Januari 2011. g. Deviden Saham (Stock Deviden) Perseroan terbatas membayarkan deviden kepada investor dapat dalam bentuk saham. Penerimaan deviden oleh investor dalam bentuk saham mungkin: 1) Saham yang diterima sebagai ganti deviden sama dengan saham yang dimiliki. Jumlah lembar saham bertambah,tetapi harga perolehan tetap, penerimaan deviden seperti ini tidak dicatat dalam jurnal,hanya dicatat dalam bentuk memo,karena ada kenaikan lembar saham. Penjualan saham setelah penerimaan deviden saham dibebani dgn harga pokok baru. Contoh :

2) Saham yang diterima sebagai ganti deviden berbeda dengan saham yang dimiliki Penerimaan saham yang berbeda dengan saham yang dimiliki,dalam hal demikian harga pokok saham yang telah dimiliki dialokasikan ke masing0pmmasing jenis saham berdasarkan nilai relatifnya. 2. Penanaman dalam Obligasi a. Pengertian Obligasi sebagai surat tanda pengakuan berutang pada pihak yang mengeluarkan kepada pihak pembeli dengan persen bunga tetap dan jangka waktu pelunasan lebih dari satu tahun secara sebagian-sebagian atau sekaligus. b. Tujuan Penanaman dalam bentuk obligasi bertujuan : 1) Memperoleh pendapatan bunga yang tetap setiap periode tertentu,yang dihitung sekian persen dari nilai nominal obligasi. 2) Untuk memperoleh uang tunai pada saat dibutuhkan dengan cara menjual surat obligasi. c. Macam-macam Obligasi Obligasi dibedakan dalam beberapa kelompok : 1) Pengelompokanatas dasar jatuh tempo Berdasarkan jatuh tempo dibedakan : a) Obligasi biasa Obligasi ini dalam hal jatuh temponya sama. b) Obligasi berseri Obligasi ini jatuh temponya secara berseri dalam beberapa periode secara berurutan. 2) Pengelompokan atas dasar jaminan Berdasarkan jaminan :

a) Obligasi dengan jaminan Obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan jaminan berbentuk aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan, disebut obligasi hipotek. b) Obligasi tidak berjaminan Pemegang obligasi ini investor mau membeli obligasi atas dasar kepercayaan terhadap perusahaan yang mengeluarkan surat obligasi. 3) Obligasi bergaransi Apabila obligasi dijamin oleh perusahaan lain dalampembayaran kembali. Misal perusahaan induk menjamin obligasi yang diterbitkan oleh anak perusahaannya. 4) Obligasi Konversi atau obligasi yang dapat ditukarkan. Obligasi ini pemegang obligasi dapat mengubah kepemilikannya ke bentuk pemilikan saham yang dikeluarkan oleh perusahaan. 5) Obligasi atas nama Dalam surat obligasi tertulis nama pemegangnya atau yang berhak menerima bunga dan pelunasan. 6) Obligasi atas kupon Jenis ini tidak atas nama. Tiap orang yang menunjukkan kupon dapat menerima bunga. 7) Obligasi tebus. Apabila obligasi dapat dilunasi sebelum jatuh temponya. Umumnya hampir semua obligasi adalah obligasi tebus. d. Pencatatan Setiap penanaman modal jangka panjang dalam bentuk obligasi dicatat sebesar harga perolehannya pada perkiraan Penanaman Modal dalam obligasi debit. Harga perolehan adalah harga kurs obligasi ditambah komisi/provisi,meterai dan lain-lain. Pembelian: Harga kurs (harga beli) obligasi XX Komisi/Provisi dan meterai XX Harga Perolehan XX Bunga Berjalan XX Jumlah yang dibayar XX

Jurnal : Penanaman modal dalam obligasi XX Pendapatan bunga obligasi XX Kas XX 1) Pembelian tepat saat jatuh tempo Contoh : Tanggal 1 Januari 2011, Purwo membeli 9% obligasi PT Rejo 60 lembar nominal Rp. 100.000,00 per lembar dengan kurs 110%. Jatuh tempo 1 Januari dan 1 Juli. Provisi dan meterai Rp. 100.000,00 Catat dalam jurnal dan Hitung pembelian obligasi. 2) Pembelian tidak tepat jatuh tempo Contoh : 1 April 2011 Purwo membeli 8% obligasi PT Rejo 60 lembar nominal Rp. 100.000,00 per lembar dengan kurs 110%. Jatuh tempo 1 Januari dan 1 Juli. Provisi dan meterai Rp. 100.000,00

Catat dalam jurnal dan Hitung pembelian obligasi dan Penyesuaian Akhir Periode Akuntansi.

e. Amortisasi Agio dan Akumulasi Disagio Obligasi 1) Amortisasi Agio Obligasi Penanaman modal dalam bentuk Obligasi menimbulkan Agio, jika harga beli obligasi lebih tinggi dari nilai nominalnya. Dicatat : Pendapatan Bunga obligasi XX Penanaman Modal dalam Obligasi XX

Contoh : Tanggal 1 Maret 2011 Purwo membeli 12% obligasi PT Rejo 100 lembar nominal Rp. 100.000,00 per lembar dengan Harga Rp. 14.000.000,00. Jatuh tempo 31 Desember 2013. Bunga dibayarkan setiap 1 Februari dan 1 Agustus. Pada tanggal Jatuh tempo 1 Juli 2014 obligasi dilunasi oleh PT Rejo. Diminta : a. Mencatat dalam jurnal pembelian obligasi. b. Mencatat penerimaan bunga 1 Agustus 2011. c. Ayat penyesuaian 31 Desember 2011 d. Ayat penyesuaian amortisasi agio obligasi 1 Maret s/d 1 Juli 2012. e. Ayat Jurnal Pembalik 1 Januari 2012 f. Ayat jurnal atas penerimaan bunga 1 Februari dan 1 Agustus 2011. g. Ayat jurnal penyesuaian 31 Desember 2012 h. Ayat jurnal pembalik 1 januari 2013. i. Ayat jurnal penerimaan bunga 1 Maret dan 1 Agustus 2013. j. Jurnal Penyesuaian 31 Desember 2013 k. Jurnal Pembalik 1 Januari 2014 l. Jurnal Penerimaan Bunga 1 Februari 2014 m. Amortisasi Agio 1 Juli 2014 Jawaban : a. 2) Akumulasi Disagio Obligasi Selisih nominal obligasi dengan harga beli/harga kurs ditambah komisi dan meterai adalah disagio obligasi. Tiap akhir periode akuntansi,disagio obligasi diakumulasikan dengan mencatat : Penanaman Modal dalam Obligasi XX Pendapatan Bunga Obligasi XX

Contoh : Tanggal 1 Juni 2011, Purwo membeli 12% obligasi PT Rejo 100 lembar dengan nominal Rp. 100.000,00 per lembar dengan harga Rp. 9.720.000,00. Jatuh tempo

pembayaran bunga 1 Mei dan 1 November. Obligasi jatuh tempo 40 bulan yaitu 1 Oktober 2014. Diminta : a. Mencatat dalam jurnal pembelian obligasi b. Jurnal penerimaan bunga 1 november 2011. c. Jurnal penyesuaian 31 Desember 2011 d. Jurnal Balik e. Jurnal penerimaan bunga 1 Mei dan 1 November 2012 f. Jurnal Penyesuaian 31 Desember 2012 g. Jurnal Balik 2013 h. Jurnal Penerimaan bunga 1 Mei dan 1 November 2013 i. Jurnal Penyesuaian 31 Desember 2013 j. Jurnal Balik k. Jurnal Penerimaan bunga 1 Mei 2014 l. Penyesuaian akumulasi disagio 1 oktober 2014 3) Penjualan Obligasi Sebelum jatuh Tempo Jatuh tempo obligasi adalah tanggal pelunasan obligasi oleh perusahaan yang mengeluarkannya. Sebelum tanggal jatuh tempo adalah tanggal sebelum pelunasan obligasi oleh perusahaan yang mengeluarkan. Penjualan obligasi sebelum jatuh tempo akan menyebabkan Laba atau Rugi. Contoh : Tanggal 1 Maret 1995, Purwo membeli 12 % obligasi PT Purwo 100 lembar, nominal Rp.100.000,00 per lembar dengan harga Rp. 14.000.000,00 (termasuk meterai dan provisi) jatuh tempo 31 Desember 1998. Jatuh tempo pembayaran bunga 1 Februari dan 1 Agustus. 1 Maret 1998 Purwo menjual obligasi harga Rp. 11.800.000,00. Diminta : Hitung L/R dan Catat jurnal penjualan.

BAB IV HUTANG JANGKA PANJANG TUJUAN UMUM a. Memahami pengertian hutang jangka panjang b. Memahami penggolongan hutang jangka panjang c. Memahami pengertian pinjaman hipotik d. Memahami Akuntansi pinjaman hipotik e. Memahami pengertian obligasi f. Memahami akuntansi yang berhubungan dengan obligasi g. Memahami penyajian hutang jangka panjang. A. PENGERTIAN Hutang yang tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun dan yang pelunasannya tidak memerlukan penggunaan sumber-sumber yang merupakan aktiva lancar digolongkan sebagai kewajiban jangka panjang. B. JENIS HUTANG JANGKA PANGJANG Termasuk jenis hutang ini adalah : 1. Hutang Hipotik Hutang hipotik adalah pinjaman dengan jaminan barang tak bergerak dan tenggang waktu pelunasannya lebih dari satu tahun atau lebih dari siklus operasional perusahaan. Contoh : Tanggal 1 April 2011, CV Purwo meminjam uang dengan ikatan hipotik sebesar Rp. 12.000.000,00. Bunga 12 % setahun. Bunga dibayar tanggal 1 April dan 1 Oktober. Biaya pinjaman tanggal 1 April 2011 Rp. 600.000,00 Diminta : a. Jurnal Pinjaman CV Purwo 1 April 2011. b. Jurnal bunga jatuh tempo 1 oktober 2011 dibayar 1 November 2011. c. Penyesuaian 31 Desember 2011.

2. Hutang Obligasi Pengertian Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh modal bagi perusahaan yang berbentuk badan hukum seperti Perseroan Terbatas. 3. S

C. A BAB V MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN

You might also like