You are on page 1of 11

Laporan hasil diskusi skenario 6

Tiba-tiba Tidak Sadar Tanpa Kelemahan Anggota Gerak


Di susun oleh : Kelas A-07

1.Aris Gunawan0907101050078 2.Siti Aminah 0907101010005 3.TR. Aja Maulida Suta 0907101010069 4.Mauliza 0907101050046 5.Maryamah 0907101010122 6.Fara Meutia 0907101010050 7.Muhammad Subkhan 0907101050041 8.Cut Yulistiyani 0907101050022 9.Cut Meurah Intan 0907101010159 10.Ulfa Riyandha 0907101050062 11.Riska Anjla Harahap 0907101010032 12.Rina Zulita 0907101010106

Fakultas Kedokteran

Universitas Syiah Kuala


2011-2012

Skenario 6 Tiba-tiba tidak sadar tanpa kelemahan anggota gerak Seorang wanita usia 65 tahun dibawa keluarganya dalam kondisi tidak sadarkan diri sejak 7 jam yang lalu keunit gawat darurat pada pukul 02.00WIB. Dari anamnesis didapatkan bahwa kondisi ini dialami secara tiba-tiba, tanpa riwayat nyeri kepala dan kelemahan anggota gerak. Tidak jelas apakah pasien mendrita sebelum ini. Didapatkan juga adanya penggunaan obat fixed dose combination glibenclamide 2,5 mg/metformin 500 mg sebanyak 3 kali 1 tab yag diperoleh dari eorang petugas medis dikarenakan adanya kadar gula darah 160 mg/dl. Dari pemeriksaan fisik didapatkan; sens:sopor, TD:90/60 mmHg, Nadi:120 x per menit, T/V: -, RR:24 x per menit, TT:35,4, serta dijumpai adanya infiltrat di lapangan bawah paru kiri. Terdapat adanya keterbatasan di UGD tersebut berupa terbatasnya pemeriksaan penunjang laboratorium serta dibutuhkan waktu yang lama dalam mendapatkan hasilnya. a. Apakah masalah yang terdapat pada pasien ini serta pengkajiannya b. Bagaimana rencana dalam penegakkan diagnosis dan manajemen pengobatan secara holistik apabila saudara bertindak sebagai dokter jaga pada UGD tersebut

I.

IDENTIFIKASI ISTILAH Diabetes : Suatu sindroma kelainan metabolik, ditandai dengan hiperglikemia, akibat defek sekresi insulin, defek kerja insulin atau kombinasi keduanya. Fixed Dose Combination glibenclamide 2,5 / metformin 500 mg 3x1 tab :

Kombinasi obat antidiabetes glibenclamide 2,5 mg dan metformin HCL 500 mg pada setiap tabletnya. Infiltrat di lapangan bawah paru kiri : Gambaran radioopague (putih) dari fotothorax di lapangan bawah paru kiri Glibenclamide : golongan sulfonylurea . dapat meningkatkan pelepasan insulin dari sel pankreas. Dapat menyebabkan kenaikan berat badan atau hipoglikemia. Metformin: Suatu obat binguanid antihiperglikemik yang digunakan sendiri atau bersama sulfonylurea untuk meningkatkan efeknya. Metformin menurunkan kadar glukosa dengan memperbaiki kepekaan hati dan jaringan perifer terhadap insulin tanpa mempengaruhi sekresi insulin.

KONSEP: METABOLIK ENSEPALOPATI PADA HIPOGLIKEMI II. IDENTIFIKASI MASALAH 1. 2. Bagaimana penanganan awal pasien ini? Apa hubungan penggunaan fixed dose combination glibenclamide 2,5 mg dan metmorfin 500 mg 3x1dengankeadaanpasien? Bagaimana farmakokinetiknya? (MASALAH INTI) 3. 4. Apa masalah yang terdapat pada pasien ini serta pengkajiannya? Bagaimana rencana dalam penegakan diagnosis dan manajemen pengobatan pasien ini secara holistik apabila saudara bertindak sebagai dokter jaga pada unit gawat darurat tersebut? 5. Bagaimana patofisiologi gejala di skenario?

1. Penanganan awal A (airway) : pastikan jalan nafas terbuka B (breathing) : berikan Oksigen 2 liter/menit Periksa KGDS C (circulation) : pasang iv line dengan infus dekstrosa 10% (150-160ml) atau dekstrosa 20% (75-80ml) 6 jam per kolf, Injeksikan bolus Dekstrose 40% 50ml sebanyak 2 flakon intravena Ketika pasien sudah sadar, periksa KGDS ulang. Obat hipoglikemik dihentikan sementara. Berikan Diltiazem 3 x 1 tablet

2. Hubungan penggunaan fixed dose combination glibenclamide 2,5 mg dan metmorfin 500 mg 3x1 dan farmakokinetiknya Fixed Dose Combination adalah suatu upaya pengobatan dimana dalam 1 kapsul atau tablet terdapat dua atau lebih obat yang dikombinasikan dengan tujuan mengurangi jumlah pil yang diminum. Fixed dose combination glibenclamide 2,5 mg/ metformin HCL 500 mg Dosis ini diberikan pada terapi pasien DM yang tidak membaik dengan diet, olahraga dan terapi lini pertamanya. Digunakan untuk memperbaiki kontrol gula darah pada pasien diabetes tipe 2 dengan HbA1c >8% dengan hiperglikemik yg tidak teratasi dengan diet, olahraga dan terapi awal. Namun, dosis glibenclamide / Metformin yang diberikan terlalu besar untuk pasien yang baru terdiagnosis dengan gula darah > 160 mg/dl

Glibenclamide/ Gliburid Termasuk golongan Sulfonilurea, suatu senyawa yang telah digunakan sejak 1955 sebagai terapi NIDDM. Indikasi :Pasien non-obese dengan diabetes awitan dewasa yang ringan dimana hiperglikemi tidak berespons terhadap terapi diet. Kontraindikasi : Gangguan hati dan gangguan ginjal, wanita hamil Cara kerja: 1. 2. 3. Pelepasan insulin dari sel B pancreas Pengurangan kadar glucagon dalam serum efek ekstrapankreas utk memperkuat kerja insulin di jaringan target Lama kerja: 10-24 jam Dosis per hari: 0,00125 g -0,02 g Metabolisme : Metabolisme di hati menjadi metabolit kurang aktif Berefek hipoglikemik berat, hati-hati pada pasien dengan gangguan kardiovaskular dan pasien geriatri Generasi ke-2 sulfonilurea dgn efek hipoglikemisnya 100 kali lebih kuat dari tolbutamida. Resorpsi : Usus PP: >99% Plasma-t-12-nya k.l. 10 jam Daya kerjanya bertahan sampai 24 jam Ekskresi melalui ginjal dan defekasi. Efek Samping : ataksia,hipoglikemi Mual, muntah, vertigo, reaksi alergi, bingung,

Metformin Indikasi : Diabetes Mellitus Tipe II Kontraindikasi : Diabetes Tipe I, Diabetes dengan insufisiensi ginjal atau hati, alkoholisme, usia tua, wanita hamil Satu satunya golongan Biguanida Mekanisme kerja : menghambat pembentukan glukosa dalam hati menurunkan kolesterol LDL dan trigliserida berefek anoreksia (baik untuk pasien obese)

Resorpsi: usus tidak lengkap BA: 50-60% PP: rendah Plasma t-12-nya 3-6 jam Efek samping : Asidosis Laktat terutama pada pasien dgn gangguan ginjal dan lansia. Dosis : 3 dd 500 mg atau 2 dd 850 mg d.c. Bila perlu setelah 1-2 minggu perlahan-lahan dinaikkan sampai maksimal 3 dd 1 gram Efek FDC Gliben-Metformin Pemberian therapy ini menyebabkan efek hipoglikemik. Hipoglikemik bisa terjadi akibat lupa atau terlambat makan, atau akibat latihan fisik yang lebih berat dari biasanya tanpa suplemen kalori ataupun akibat penurunan dosis insulin. 3. Apa masalahnya yang terdapat pada pasien ini serta pengkajiannya? Pasien mengalami penurunan kesadaran 7 jam sebelum dibawa ke IGD, tanpa gejala2 stroke (nyeri kepala dan kelemahan anggota gerak tidak ditemukan)Kemungkinan pasien mengalami hipoglikemik akibat penggunaan obat kombinasi glibenclamide/metformin.

4. Bagaimana rencana dalam penegakan diagnosis dan manajemen pengobatan pasien ini secara holistik apabila saudara bertindak sebagai dokter jaga pada unit gawat darurat tersebut? Pada kasus ini , pasien merupakan penderita diabetes melitus tipe 2 yang selama ini mendapatkan terapi glibenklamid. Glibenklamid yang di konsumsi pasien merupakan golongan sulfonilurea yang sering menimbulkan hipoglikemi . Selain konsumsi glibenklamid, kurangnya asupan makanan menyebabkan hipoglikemi terjadi pada pasien ini . Managemen pengobatan pasien : diberikan infus dektrose 10% dan injeksi bolus 40% 50 ml sebanyak 2 flakon yang meningkatkan GDS dari 40 mg/dl menjadi 108 mg/dl dan gejala-gejala hipoglikemi menghilang . Dan perlu dilakukan pengawasan kadar glukosa darah sampai obat glibenklamid diekskresi sepenuhnya oleh tubuh . 5. Patofisiologi gejala di scenario Suspect DM

Obat DM

Hipoglikemi Pelepasan epinefrin Merangsang pelepasan cadangan glukosa di tubuh glukosa ke otak kerusakan otak yang permanen gang. Fungsi otak yg terjadi perlahan/tiba2 gejala yg ditimbulkan:gemetar gelisah,jantung berdebar,lapar gejala yg ditimbulkan: pusing, bingung lemah. Sakit kepala, konsentrasi turun

IV. STRUKTURISASI

Hipoglikemi pada Diabetes Akibat Penggunaan Obat Hubungan gejala dgn: -penggunaan obat Patofisiologi Gejala -gambaran infiltrate

Tidak sadarkan diri

Efek penggunaan obat: -Glibenclamide -Metmorfin

Farmakokinetik

Farmakodinamik

Penegakan Diagnosis

Manajemen pengobatan

Pencegahan

V. LEARNING OBJECTIVE

1.

Menjelaskan tahapan pemeriksaan kadar gula darah hingga dikatakan hiperglikemi

2. 3. 4.

Menjelaskan interpretasi pemeriksaan fisik pada pasien di skenario Penjelasan didapatkan adanya infiltrat pada lapangan bawah paru kiri Penjelasan Pemeriksaan penunjang yang di perlukan, terutama pemeriksaan lab

VII. PRESENTASI HASIL BELAJAR MANDIRI

1. Tahapan pemeriksaan kadar gula darah hingga dikatakan hiperglikemi?

3. Interpretasi pemeriksaan fisik pada pasien di scenario Kesadaran menurun : sopor TD : 90/60

Nadi : 120x/menit T/V RR T : kurang : 24x/menit : 35,4oC

Infiltrat pada lapangan bawah paru kiri

4. Penjelasan tentang adanya infiltrat pada lapangan bawah paru kiri Kemungkinan besar pada pasien ini diduga terdapat infeksi paru (TB/Pneumonia) yang dapat ditegaskan melalui pemeriksaan lanjutan. Kejadian infeksi ini berhubungan dengan rendahnya tingkat imunitas pada pasien DM usia lanjut.

5. Penjelasan Pemeriksaan penunjang yang di perlukan, terutama pemeriksaan lab Test Toleransi Glukosa Oral (T.T.G.O) Makan minum seperti biasa 3 hari sebelum pemeriksaan Kegiatan jasmani dilakukan seperti biasa Berpuasa 10-12 jam sebelum pemeriksaan Pagi diperiksa KGD puasa Minum larutan 75 gr glukosa dalam 250cc air (5 menit) Pasien menunggu selama 2 jam dan tidak merokok Diperiksa KGD 2 jam sesudah minum larutan glukosa TGT : KGD puasa normal. KGD 2 jam paska pembebanan 75 gram glukosa antara 140-200 mg% GDPT: KGD Puasa 110-126 mg%,KGD 2j PG Normal.

10

VII. SINTESIS Seorang wanita usia 65 tahun dengan gejala nyeri kepala dan kelemahan anggota gerak dan ditemukan pada pemeriksaan fisik : kesadaran : sopor , TD : 90/60 mmhg, Nadi : 120x/menit. T/V : kurang, RR : 24x/menit, T : 35,4 0C dengan adanya infiltrasi paru kiri . Di duga wanita tersebut menderita penyakit hypoglikemi dengan penanganan cepat dan tepat akan membuat prognosis lebih baik .

DAFTAR PUSTAKA

Davey, P. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga

Djojodibroto, D. 2009. Respirologi. Jakarta: EGC

Graber, M. A. 2006. Dokter Keluarga University of Lowa. Jakarta: EGC International Diabetes Federation. IDF Clinical Guidelines Task Force. Global guideline for Type 2 diabetes. Brussels. 2005 Katzung, Bertram Z. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik. Ed.8. Jakarta: EGC. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia tahun 2006. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi Edisi 11 2011/2012.Jakarta:BIP. Tjay,Rahardja.2008.Obat-Obat Penting.Edisi 6.Jakarta:Gramedia.

11

You might also like