You are on page 1of 6

ANATOMI FISIOLOGI PEMBERIAN INJEKSI

Pemberian obat secara parenteral (harfiah berarti di luar usus) biasanya dipilih bila diinginkan efek yang cepat, kuat, dan lengkap atau obat untuk obat yang merangsang atau dirusak getah lambung (hormone), atau tidak direarbsorbsi usus (streptomisin), begitupula pada pasien yang tidak sadar atau tidak mau bekerja sama. Keberatannya adalah lebih mahal dan nyeri, sukar digunakan oleh pasien sendiri. Selain itu, adapula bahaya terkena infeksi kuman (harus steril) dan bahaya merusak pembuluh atau saraf jika tempat suntikan tidak dipilih dengan tepat.

a. Subkutan (hypodermal) Injeksi di bawah kulit dapat dilakukan hanya dengan obat yang tidak merangsang dan melarut baik dalam air atau minyak. Efeknya tidak secepat injeksi intramuscular atau intravena. Mudah dilakukan sendiri, misalnya insulin pada penyakit gula. Tempat yang paling tepat untuk melakukan injeksi subkutan meliputi area vaskular di sekitar bagian luar lengan atas, abdomen dari batas bawah kosta sampai krista iliaka, dan bagian anterior paha. Tempat yang paling sering direkomendasikan untuk injeksi heparin ialah abdomen. Tempat yang lain meliputi daerah scapula di punggung atas dan daerah ventral atas atau gloteus dorsal. Tempat yang dipilih ini harus bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, dan otot atau saraf besar dibawahnya. Obat yang diberikan melalui rute SC hanya obat dosis kecil yang larut dalam air (0,5 sampai 1 ml). Jaringan SC sensitif terhadap larutan yang mengiritasi dan obat dalam volume besar. Kumpulan obat dalam jaringan dapat menimbulkan abses steril yang tak tampak seperti gumpalan yang mengeras dan nyeri di bawah kulit. Anatomi Fisiologi Lapisan Hipodermis

Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan. Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit dalam

jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur sert makin kehilangan kontur.

b. Intrakutan (di dalam kulit) Perawat biasanya memberi injeksi intrakutan untuk uji kulit. Karena keras, obat intradermal disuntikkan ke dalam dermis. Karena suplai darah lebih sedikit, absorbsi lambat. Pada uji kulit, perawat harus mampu melihat tempat injeksi dengan tepat supaya dapat melihat perubahan warna dan integritas kulit. Daerahnya harus bersih dari luka dan relatif tidak berbulu. Lokasi yang ideal adalah lengan bawah dalam dan punggung bagian atas. Anatomi Fisiologi Lapisan Dermis

Dermis

menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar

keringat, kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Dermis sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % dermis membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata dermis diperkirakan antara 1 - 2 mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki. Susunan dasar dermis dibentuk oleh serat-serat, matriks interfibrilar yang menyerupai selai dan selsel. Masing-masing saraf perasa memiliki fungsi tertentu, seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan dingin. Saraf perasa juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal yang dapat merugikan diri kita. Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastis yang dapat membuat kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan serat protein ini yang disebut kolagen. Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan penunjang, karena fungsinya dalam membentuk jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan kelenturan kulit. Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang elastis dan mudah mengendur hingga timbul kerutan. Faktor lain yang menyebabkan kulit berkerut yaitu faktor usia atau kekurangan gizi. Dari fungsi ini tampak bahwa kolagen

mempunyai peran penting bagi kesehatan dan kecantikan kulit. Perlu diperhatikan bahwa luka yang terjadi di dermis dapat menimbulkan cacat permanen, hal ini disebabkan dermis tidak memiliki kemampuan memperbaiki diri sendiri seperti yang dimiliki kulit ari. Di dalam lapisan dermis terdapat dua macam kelenjar yaitu kelenjar keringat dan kelenjar palit. a. Kelenjar keringat Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet yaitu saluran semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit membentuk pori-pori keringat. Semua

bagian tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan jasmani, emosi dan obat-obat tertentu. Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu : 1. Kelenjar keringat ekrin Kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang mengandung 95 97 persen air dan mengandung beberapa mineral, seperti garam, sodiumklorida, granula minyak, glusida dan sampingan dari metabolisma seluler. Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak kaki sampai ke kulit kepala. Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua juta dan menghasilkan 14 liter keringat dalam waktu 24 jam pada orang dewasa. Bentuk kelenjar keringat ekrin langsing, bergulung-gulung dan salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit yang tidak ada rambutnya. 2. Kelenjar keringat apokrin Hanya terdapat di daerah ketiak, puting susu, pusar, daerah kelamin dan daerah sekitar dubur (anogenital) menghasilkan cairan yang agak kental, berwarna keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang. Sel kelenjar ini mudah rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat menimbulkan bau. Muaranya berdekatan dengan muara kelenjar sebasea pada saluran folikel rambut. Kelenjar keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan yang disekresikan dari kelenjar ini. Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia akil baligh dan aktivitas kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon. b. Kelenjar palit (kelenjar sebasea) Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan dengan kandung rambut terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke dalam kandung rambut (folikel). Folikel rambut mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga kelunakan rambut. Kelenjar palit membentuk sebum atau urap kulit. Terkecuali pada telapak tangan dan telapak kaki, kelenjar palit terdapat di semua bagian tubuh terutama pada bagian muka. c. Intramuskuler (i.m) Rute IM memungkinkan absorbsi obat yang lebih cepat daripada rute SC karena pembuluh darah lebih banyak terdapat di otot. Bahaya kerusakan jaringan berkurang ketika obat memasuki otot yang dalam tetapi bila tidak berhati-hati ada resiko menginjeksi obat langsung ke pembuluh darah. Dengan injeksi di dalam otot yang terlarut berlangsung dalam waktu 10-30 menit. Guna memperlambat reabsorbsi dengan maksud memperpanjag kerja obat, seringkali digunakan larutan

atau suspensi dalam minyak, umpamanya suspensi penisilin dan hormone kelamin. Tempat injeksi umumnya dipilih pada otot pantat yang tidak banyak memiliki pembuluh dan saraf. Tempat injeksi yang baik untuk IM adalah otot Vastus Lateralis, otot Ventrogluteal, otot Dorsogluteus, otot Deltoid. Anatomi Fisiologi Lokasi Injeksi Intramuskular

1. Otot Vastus Lateralis

Otot vastus lateralis yang tebal dan berkembang baik adalah tempat injeksi yang dipilih untuk dewasa, anak-anak dan bayi. Otot ini terletak di bagian lateral anterior paha dan pada orang dewasa sepanjang satu tangan diatas lutut sampai sepanjang satu tangan dibawah trokanter femur. Sepertiga tengah otot merupakan tempat terbaik injeksi. Lebar tempat injeksi membentang dari garis tengah bagian atas paha sampai kegaris tengah sisi luar paha. Pada anak kecil atau klien kakeksia, memegang badab otot selama injeksi akan membantu memastikan obat tersimpan dijaringan otot. Untuk

membantu merelaksasikan otot, perawat meminta klien berbaringan datar dengan lutut agak fleksi rendah atau klien dalam posisi duduk.

2. Otot Ventrogluteal

Otot ventrogluteal meliputi gluteus medius dan minimus. Klien berbaring diatas salah satu sisi tubuh dengan menekuk lutut, perawat kemudian mencari otot dengan menempatkan telapak tangan diatas trokanter mayor dan jari telunjuk pada spina iliaka superior anterior panggul paha klien. Tangan kanan digunakan untuk panggul kiri dan tangan kiri digunakan untuk panggul kanan. Perawat menunjukkan ibu jarinyakearah lipat paha klien dan jari lain kearah kepala klien.

kearah bokong. Jari telunjuk, jari tengah dan krista iliaka membentuk sebuah segitiga dan tempat injeksi terletak ditengah segitiga tersebut. Klien dapat berbaring miring/tengkurap. Memfleksi lutut dan panggul membantu klien merelaksasi otot ini. Tempat injeksi terpajan ketika perawat kebelakang melebarkan sepanjang jari krista tengah iliaka

3. Otot Dorsogluteal Otot dorsogluteal merupakan tempat yang biasa digunakan untuk injeksi IM. Namun, insersi jarum yang tidak disengaja kedalam saraf siatik dapat menyebabkan paralisis permanen atau sebagian pada tungkai yang bersangkutan. Pembuluh darah utama dan tulang juga dekat tempat injeksi. Pada klien yang jaringannya kendur, tempat injeksi. Pada klien yang jaringannya kendur, tempat injeksi sulit ditemukan. Daerah dorsogluteal dapat ditemukan diatas luar kuadran atas luar bokong, kira-kira 5-8 cm dibawah krista iliaka.

Klien dapat berbaring tengkurap dengan jari-jari kaki mengarah kebagian tengah tubuh atau pada posisi berbaring miring dengan tungkai atas fleksi pada panggul dan lutut. Sebuah garis khayal ditarik diantara dua penanda anatomi. Tempat injeksi terletak diatas dan lateral terhadap garis.

4. Otot Deltoid Untuk menentukan lokasi otot deltoid, perawat meminta klien memajankan seluruh lengan atas dan bahunya. Perawat sebaiknya tidak menciba menggulung lengan baju yang ketat.

Perawat meminta klien merelaksasi lengan disamping dan menekuk sikunya. Klien dapat duduk, berdiri atau berbaring. Perawat mempalpasi batas bawah prosesus akromialis yang membentuk basis sebuah segitiga yang sejajar dengan titik tengah bagian lateral lengan atas.

Tempat injeksi terletak dibagian tengah segitiga, sekitar 2,5 sampai 5 cm dibawah prosesus akromion. Perawat juga dapat menentukan lokasi injeksi dengan menempatkan empat jari diatas otot deltoid, dengan jari teratas berada disepanjang prosesus akromion. Tempat injeksi terletak tiga jari dibawah

prosesus akromion.

d. Intravena (i.v) Injeksi dalam pembuluh darah menghasilkan efek tercepat dalam waktu 18 detik, yaitu waktu satu peredaran darah, obat sudah tersebar ke seluruh jaringan. Tetapi, lama kerja obat biasanya hanya singkat. Cara ini digunakan untuk mencapai penakaran yang tepat dan dapat dipercaya, atau efek yang sangat cepat dan kuat. Tidak untuk obat yang tak larut dalam air atau menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah. Bahaya injeksi intravena adalah dapat mengakibatkan terganggunya zat-zat koloid darah dengan reaksi hebat, karena dengan cara ini benda asing langsung dimasukkan ke dalam sirkulasi, misalnya tekanan darah mendadak turun dan timbulnya shock. Bahaya ini lebih besar bila injeksi dilakukan terlalu cepat, sehingga kadar obat setempat dalam darah meningkat terlalu pesat. Oleh karena itu, setiap injeksi i.v sebaiknya dilakukan amat perlahan, antara 50-70 detik lamanya.

Anatomi Fisiologi Lokasi Injeksi Intravena

You might also like