Professional Documents
Culture Documents
MUHAMAD ALI, MT
PENDAHULUAN
Berdasarkan Standar yang dikeluarkan oleh National Electrical Manufacturers Association (NEMA) Motor Rotor sangkar dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas berdasarkan karakteristik masing-masing Masing-masing kelas adalah Motor kelas A Motor kelas B Motor kelas C Motor kelas D
3/5/2011
Motor Kelas A
Karakteristik Motor kelas A Mempunyai rangkaian resistansi ritor kecil Beroperasi pada slip sangat kecil (s<0,01) dalam keadaan berbeban Untuk keperluan torsi start yang sangat kecil
Motor Kelas B
Karakteristik Motor kelas B Untuk keperluan umum, mempunyai torsi starting normal dan arus starting normal Regulasi kecepatan putar pada saat full load rendah (dibawah 5%) Torsi starting sekitar 150% dari rated Walaupun arus starting normal, biasanya mempunyai besar 600% dari full load
3/5/2011
Motor Kelas C
Karakteristik Motor kelas C Mempunyai torsi statring yang lebih besar dibandingkan motor kelas B Arus starting normal, slip kurang dari 0,05 pada kondisi full load Torsi starting sekitar 200% dari rated Untuk konveyor, pompa, kompresor dll
Motor Kelas D
Karakteristik Motor kelas D Mempunyai torsi statring yang besar dan arus starting relatif rendah Slip besar Pada slip beban penuh mempunyai efisiensi lebih rendah dibandingkan kelas motor lainnya Torsi starting sekitar 300%
3/5/2011
3/5/2011
Motor Kelas D
Untuk mempersingkat perhitungan dan penjelasan maka dari gambar karakteristik motor induksi dipilih kondisi-kondisi ekstrim yaitu : Kondisi starting Kondisi puncak (maksimum) Kondisi beban nominal
3/5/2011
3/5/2011
Kelas A B F H
Duty Cicle
3/5/2011
Duty Cicle
3/5/2011
Class Insulation Insulation class used for the motor construction. This specifies max. limit of the motor winding temperature. NEMA Design This specifies to which NEMA design class the motor belongs to. Service Factor Factor by which the motor can be overloaded beyond the full load.
3/5/2011
10
3/5/2011
Vnl Xm 3I nl
11
3/5/2011
Re
PBR 2 3I BR
Ze
2
VBR 3I BR
2
X e Ze Re
Pengujian DC
Tujuan
Menentukan parameter RS dan RR
untuk hubungan Y
Rdc Rs
Vdc 2 I dc
R'R Re RS
12
3/5/2011
Pengaturan Kecepatan
Pengaturan Putaran dapat dilakukan dengan : Mengubah jumlah kutub Mengubah nilai frekuensi Mengatur tegangan jala-jala Mengatur tahanan luar
Pengaturan Kecepatan
13
3/5/2011
Pengaturan Kecepatan
Motor induksi tiga phasa dengan daya yang besar tidak dapat dijalankan dengan cara dihubungkan langsung ke sumber jala-jala. Hal ini disebabkan karena, akan menyerap arus yang sangat besar yaitu mencapai 6 -8 kali arus nominalnya. Hal ini disebabkan karena pada saat start besarnya slip pada motor induksi adalah sama dengan 1 (satu), sehingga di saat Slip = 1, tahanan rotor kecil.
Pengaturan Kecepatan
Arus menjadi besar dan akan merusak motor itu sendiri atau terganggunya sistem instalasi tegangan akan Drop. Di mana Drop tegangan ini mengganggu kerja dari relay, kontaktor, nyala lampu, maupun peralatan elektronik dan komputer yang ada disekitarnya.
14
3/5/2011
Pengaturan Kecepatan
Primary resistor control Transformer control Wey-Delta control Part-winding start control Electronic control
Star Delta
15
3/5/2011
Re
PBR 2 3I BR
Ze
2
VBR 3I BR
2
X e Ze Re
16